Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
James Jatmiko Oetomo
New Haven, California : Yale Uiniversity Press , 1969
338.9 ABE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
James Jatmiko Oetomo
"Pada problem dua bangunan yang akan dibangun berdekatan biasanya dimiliki alternatif berupa pemberian dilatasi untuk mencegah benturan atau dengan melakukan penggabungan kedua struktur tersebut. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan elemen karet sebagai penahan benturan antar kedua struktur. Efektivitas penggunaan elemen karet menjadi objek utama dalam penelitian ini dengan parameter yang diamati antara lain peralihan titik, gaya dalam balok dan kolom, serta deformasi dan gaya dalam aksial pada karet. Pada penelitian ini, kinerja dari penggunaan elemen karet diamati dengan melakukan beberapa variasi simulasi, antara lain variasi model, variasi eksitasi beban gempa, variasi bukaan model non karet, variasi bukaan model karet, dan variasi dari kekakuan karet. Pengamatan dari respon parameter yang maksimum dilakukan pada setiap lantai struktur dimana dilakukan pembandingan antara beberapa model, yaitu pada: (1). Model gabungan dan model karet; (2). Model dengan dilatasi dan model karet; (3). Model karet dan model non karet. Permodelan non karet dalam penelitian ini dibuat dengan memberi kekakuan yang sangat besar pada elemen sambungan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan karet memiliki keuntungan dan kerugian dibandingkan dengan alternatif berupa dilatasi struktur maupun gabungan struktur. Efek benturan dari hasil simulasi tampak pada gaya dalam aksial balok. Penggunaan model gabungan menunjukkan pembesaran gaya dalam aksial yang utamanya ditunjukkan pada gaya dalam aksial balok bangunan rendah dari model berdampingan.
In structural design problem of two adjacent building, usually we usually use a dilatation as a gap between the structures or make the two structures as a compounded structure. Other alternative is by using an elastomeric rubber as a pounding resisting element between the joint of two structures. Effectiveness of applying elastomeric rubber component in adjacent structures is the main focus in this paper. We will consider following parameters: joint displacements, forces in beam and column, deformation and axial forces in elastomeric rubber. In this paper, effectiveness of an elastomeric rubber observed by using various simulation variations, there are: model variation, earthquake excitation variation, open of non elastomeric element, open of elastomeric rubber, and elastomeric rubber stiffness. Observation of maximum response parameters will be done in each story floor where this paper will compare those parameters between these models: (1). Compounded model and model with elastomeric rubber; (2). Model with dilatation and model with elastomeric rubber; (3). Model with elastomeric rubber and model with non elastomeric element. Modeling of non elastomeric element will be done by using a very high stiffness value in joint link element. Simulation results shows that using elastomeric rubber component as a pounding resisting element has various advantages as well as disadvantages compared to the other alternative. Pounding effect from the simulation showed by beam axial forces. Thus, using compounded model shows amplification in beam axial forces which is mainly affected lower story building from adjacent building model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
James Jatmiko Oetomo
"Modelisasi numerik dinding batu pecah pada umumnya dilakukan dengan menggunakan program berbasiskan elemen hingga. Pada penelitian ini, dinding batu pecah dimodelisasi dengan elemen diskrit sedemikian sehingga tegangan pada struktur dapat diskontinu dan elemen struktur memiliki bidang geser diantara elemennya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi model numerik elemen diskrit untuk modelisasi dinding penahan tanah dengan batu pecah. Modelisasi numerik dilakukan berbasiskan pada hasil eksperimen dinding penahan tanah berukuran kecil yang dibebani dengan batang duralium yang dikenal dengan Schneebeli?s rods. Setiap blok penyusun dinding dimodelisasi terlebih dahulu kemudian dilakukan uji geser langsung secara numerik yang hasilnya dibandingkan dengan hasil percobaan. Blok penyusun dinding dibuat rigid, tujuan utamanya untuk mempercepat proses kalkulasi, selain itu juga menyesuaikan dengan hasil percobaan dimana elemen blok tetap utuh sebelum dan sesudah uji pembebanan. Model numerik dinding penahan tanah dibuat dengan PFC 2D, dimana setiap blok penyusun dinding memiliki dimensi yang sama namun dengan rugositas yang berbeda. Dinding dibuat dengan menumpuk blok secara berselang-seling baris demi baris hingga tercapai tinggi dinding yang diinginkan. Pembebanan dilakukan pada salah satu muka dinding penahan tanah. Hasil simulasi menunjukkan bahwa modelisasi menggunakan metode elemen diskrit pada dinding penahan tanah dengan batu pecah mampu memberikan hasil yang relevan dengan hasil percobaan.

In past research, the modelisation of dry stone retaining used a software based on the finite element method. In this research, the dry stone retaining wall were modelized with the discrit element method, thus the stress could be discontinu and the structural element has a slip plane. This research had taken in order to confirm the numerical model using the discrit element method to model the dry stone retaining wall. Numerical model were built based on the experimental test of small-scale retainng wall which were loaded with the duralium rod named Schneebeli?s rods. Every block were modelized beforehand, then it is tested with a numerical direct shear test where the results is compared with the experimental test. The block were modelized as rigid block, so the calculation time can be reduced, furthermore it adapts the real model where the block before and after the loading test were still intact. Numerical model are modelized with PFC 2D, where every blocks of the wall has the same dimension but different rugosity. The wall were created by stacking the block consecutively until it reached the desired height of wall. Load were exerted at one of the dry stone wall faces. The simulation results shows that the modelisation using the discrit element method for dry stone retaining wall gave a reasonably good results compared to the experimental test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40765
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library