Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iswanto
"Tugas akhir ini membahas estimasi dalam penetapan cadangan klaim pada asuransi kerugian termasuk kerugian kerugian yang telah terjadi tetapi belum dilaporkan (Incurred But Not Reported disingkat IBNR) dengan menggunakan metode Chain-Ladder."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanto
"Material yang digunakan sebagai bahan struktural haruslah memiliki kekuatan luluh yang tinggi, kemampuan las yang baik dan kekuatan yang tinggi. Sehingga selama pemakaian dan perlakuan lainnya mampu berjalan maksimal. penelitian ini dilakukan agar kita dapat mengetahui sifat-sifat baja HSLA setelah perlakuan panas, seperti perubahan sifat mekanik dari material baja dan perubahan mikrostrukturnya. Baja HSLA direheating pada temperatur, waktu tahan dan media pendingin yang berbeda, yaitu 9000C dan 10000C, dengan tanpa waktu tahan dan waktu tahan 5, 20 dan 40 menit dengan menggunakan media pendingin air dan udara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin lama waktu tahan maka austenit prior yang terbentuk akan semakin besar, dimana presentase bertambahnya ukuran butir austenit berada pada kisaran 9 sampai 11%. Sedangkan temperatur dan waktu tahan yang berbeda tidaklah berpengaruh terhadap ukuran butir ferit. Namun terjadi perbedaan atau perubahan pada baja sebelum dan sesudah reheating, namun hanya pada reheating 10000C saja, dimana ukuran butir ferit mengalami perbesaran sampai 25-35%. Sedangkan untuk kekerasan, proses reheating yang dilakukan tidaklah berpengaruh terhadap perubahan kekerasannya.

Material used in structural application should exhibit high yield strength, good weld ability and high strength, thus it can shows good performance during its applications. The aim of this research is to understand the properties of HSLA steels after heat treatment, such as changes in mechanical properties and microstructure. HSLA steel was reheated on different temperature, holding time and cooling medium, which were at 900oC and 1000oC, with no holding time and holding time 5, 20 and 40 minutes, and with water cooled and air cooled condition.
The results showed that the longer the holding time, the bigger the size of prior austenite formed where the percentage of increasing of austenite grain size is in range 9 to 11%. While different on temperature and holding time showed less effect in change of ferrite grain size. But there is such a difference or change in the HSLA steel before and after reheating, particularly when reheated at 1000oC, where the grain size of ferrite having a magnification up to 25-35%. Further, reheating process applied did not affect hardness of HSLA materials
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S906
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanto
"Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kemampuan suatu masyarakat untuk beradaptasi, mengatur, serta mengolah lingkungan alam dan budaya yang memengaruhi kehidupan mereka. Penelitian yang dilakukan pada masyarakat Boti di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami ume kbubu sebagai wujud kearifan lokal masyarakat Boti dalam menjaga ketahanan pangan dan melindungi mereka dari bencana. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Karakteristik data penelitian ini tergolong dalam data penelitian sensitif, karenanya membutuhkan waktu yang lama untuk memperolehnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur ume kbubu memperlihatkan kearifan lokal masyarakat Boti dalam beradaptasi dengan lingkungan alam dan memengaruhi terbentuknya struktur permukiman masyarakat Boti yang menyebar. Selain itu, fungsi dan simbolisasi ume kbubu berkaitan erat dengan kearifan lokal masyarakat dalam menyimpan dan mengelola bahan makanan (jagung), yang menjadi kekuatan masyarakat Boti dalam menghadapi bencana krisis pangan. Struktur permukiman masyarakat Boti yang ditopang dengan aturan adat yang ketat menjadi pembatas dalam interaksi sosial yang mampu melindungi masyarakat dari bencana, misalnya penyakit menular. Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Boti ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk mengkaji berbagai aspek budaya yang bermanfaat dalam menghadapi bencana."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2021
900 HAN 4:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanto
"Pendahuluan – Kasus HIV di Indonesia dilaporkan terus meningkat setiap tahunnya, secara kumulatif kasus HIV yang dilaporkan hingga Maret 2022 sebanyak 329.581 orang atau 60% dari estimasi jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA) sebanyak 543.100 orang, sedangkan kasus AIDS sebanyak 137.397 orang atau 25%. Berdasarkan data dan pelaporan dari tahun 2022 dan Sekitar 214.819 orang memenuhi syarat untuk pengobatan ARV. Dari jumlah tersebut, hanya 180.843 orang yang mendapatkan obat ARV dan 39.543 menjalani post-absence care (LFU). Di antara pasien HIV yang menerima ARV, 21,87% adalah pasien yang tidak patuh. Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan peer group support untuk mengurangi stigma negatif dan meningkatkan kepatuhan minum obat ARV di Lapas DKI Jakarta. Metodologi/Pendekatan – Rancangan penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan pre test dan post test group. Pada penelitian ini, desain eksperimen yang digunakan adalah one group pretest posttest yang dilakukan sebelum diberikan treatment dan posttest yang dilakukan setelah diberikan treatment, sampel penelitian ini berjumlah 27 orang dengan teknik sampling purposif. Variabel bebas penelitian ini adalah intervensi peer support dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah stigma dan kepatuhan minum obat ARV. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik uji t berpasangan. Hasil: Hasil penelitian dengan uji t berpasangan menunjukkan hasil analisis bivariat sebelum dan sesudah intervensi peer support selisi rerata stigma 4,2 dengan SD 1,9 sedangkan tingkat kepatuhan selisi rerata sebelum dan setelah intervensi 4,8 dengan SD 1,3 setelah di uji statistic stigma dan kepatuhan didapat hasil uji paired tet p value 0,000<0,05 maka terdapat hubungan bermakna antara stigma dan kepatuhan sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian dengan uji t berpasangan menunjukkan hasil analisis bivariat sebelum dan sesudah intervensi peer support selisi rerata stigma 4,2 dengan SD 1,9 sedangkan tingkat kepatuhan selisi rerata sebelum dan setelah intervensi 4,8 dengan SD 1,3 setelah di uji statistic stigma dan kepatuhan didapat hasil uji paired tet p value 0,000<0,05 maka terdapat hubungan bermakna antara stigma dan kepatuhan sebelum dan setelah intervensi. Implikasi: Hasil penelitian menunjukkan peran peer group terhadap stigma dan kepatuhan pada ODHA dapat membuktikan menurunkan stigma negatif terhadap ODHA dan meningkatkanya kepatuhan minum obat ARV. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi bagi pelayanan keperawatan dalam upaya meningkatnya kepatuhan sehingga mengurangi angka dari HIV menjadi AIDS, mengurangi infeksi oportunistik, meningkatkan jumlah CD 4 dan meningkatkanya qualitas hidup.

Introduction – HIV cases in Indonesia are reported to continue to increase every year, cumulatively HIV cases reported up to March 2022 are 329,581 people or 60% of the estimated number of people living with HIV/AIDS (PLWHA) of 543,100 people, while AIDS cases are as many as 137,397 people or 25%. Based on data and reporting from 2022 and Approximately 214,819 people are eligible for ARV treatment. Of these, only 180,843 people received ARV drugs and 39,543 underwent post-absence care (LFU). Among HIV patients receiving ARVs, 21.87% were non-adherent patients. Purpose – The purpose of this study was to utilize peer group support to reduce negative stigma and increase adherence to taking ARV medication in the DKI Jakarta Prison. Methodology/Approach – The design of this research is Quasy Experiment with pre test and post test group. In this study, the experimental design used was one group pre-test post-test which was carried out before being given treatment and post-test which was carried out after being given treatment, a sample of this the study amounted to 27 people with a purposive sampling technique. The independent variable of this research is Peer support interventions and the dependent variables in this study were stigma and adherence to taking ARV medication. The data in this study were analyzed using the paired t-test statistic. Findings – The results of the study using paired t tests showed that the results of bivariateanalysis before and after peer support interventions had a mean difference of 4.2 with an SD of 1.9 while the average difference in the level of adherence before and after the intervention was 4.8 with an SD of 1.3 after being tested for stigma and statistics. Compliance was obtained from the results of the paired tet test p value 0.000 <0.05, so there was a significant relationship between stigma and adherence before and after the intervention. The results of the study using paired t tests showed that the results of bivariate analysis before and after peer support interventions had a mean difference of 4.2 with an SD of 1.9 while the average difference in the level of adherence before and after the intervention was 4.8 with an SD of 1.3 after being tested for stigma and statistics. Compliance was obtained from the results of the paired tet test p value 0.000 <0.05, so there was a significant relationship between stigma and adherence before and after the intervention. Implication –The results of the study show that the role of peer groups in stigma and adherence to PLWHA can prove to reduce negative stigma against PLWHA and increase adherence to taking ARV medication. It is hoped that the results of this study will become a reference for nursing services in an effort to increase adherence thereby reducing the number of HIV to AIDS, reducing opportunistic infections, increasing the number of CD 4 and increasing the quality of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanto
"Infeksi Oportunistik TB dan Kandidiasis oral sering terjadi pada pasien HIV/AIDS, Orang dengan HIV positif memiliki risiko 30 kali lebih besar untuk terkena TB dibandingkan dengan orang dengan HIV negatif, Masing- masing infeksi, baik infeksi TB maupun HIV, akan mempercepat proses perburukan yang lain. Infeksi HIV akan mempercepat proses dari TB laten menjadi TB aktif, sedangkan infeksi bakteri TB akan memperburuk keadaan penderita HIV. Virginia Henderson mengemukakan teori kebutuhan dasar manusia yang sesuai digunakan sebagai dasar pengkajian keperawatan. Studi ini bertujuan untuk menggambarkan aplikasi teori Henderson dalam pengkajian keperawatan pasien gangguan imunitas. Metode yang digunakan adalah studi kasus sederhana dengan instrumen pengkajian berdasarkan 14 domain kebutuhan dasar manusia sesuai teori Henderson. Hasil pengkajian menunjukkan terdapat tiga kebutuhan dasar yang bermasalah yaitu kebutuhan bernafas dengan normal (pola nafas tidak efektif), kebutuhan makan dan minum (defisit nutrisi) dan risiko infeksi. Analisis kelompok data dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia didapatkan tujuh diagnosis keperawatan yang sesuai. Hasil studi menunjukkan pendekatan teori Henderson dapat digunakan sebagai model pengkajian, khususnya dalam kasus imunitas. Diperlukan studi lanjutan untuk mendapatkan bentuk baku model pengkajian keperawatan berdasarkan teori kebutuhan dasar Henderson.

Opportunistic TB infections and oral candidiasis often occur in HIV/AIDS patients. People who are HIV positive have a 30 times greater risk of contracting TB compared to people who are HIV negative. Each infection, both TB and HIV infection, will accelerate the worsening process that other. HIV infection will speed up the process from latent TB to active TB, while infection with TB bacteria will help the condition of HIV sufferers. Virginia Henderson put forward the theory of basic human needs which is suitable to be used as a basis for assessing death. This study aims to illustrate the application of Henderson's theory in the assessment of patients with immune disorders. The method used is a simple case study with assessment instruments based on 14 domains of basic human needs according to Henderson's theory. The results of the study show that there are three basic needs that are problematic, namely the need to breathe normally (ineffective breathing patterns), the need to eat and drink (nutrition deficit) and the risk of infection. Analysis of data groups using the Indonesian Nursing Diagnosis Standards obtained seven appropriate poisoning diagnoses. The research results show that Henderson's theoretical approach can be used as an assessment model, especially in the case of immunity. Further studies are needed to obtain a standard form of assessment model based on Henderson's basic needs theory."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
A. Heri Iswanto
"Rumah sakit harus berorientasi pada kemandirian pembiayaannya untuk dapat bertahan dan berkembang. Seringkali terjadi bahwa pendapatan rumah sakit belum dapat memenuhi kebutuhan keuangannya. Hal ini dikarenakan rumah sakit kurang bisa menciptakan produk / jasa yang diinginkan konsumennya atau karena harga jual dari produk / jasa telah minimal.
Rumah sakit Aneka Tambang - Kijang merupakan 1 (satu) dari 4 (empat) rumah sakit milik PT. Aneka Tambang Tbk. Rumah sakit ini menjadi Unit Swa Kelola berdasarkan Nota Dinas Direktur Utama PT. ANTAM Tbk No.161D/020/1996.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana potensi kemandirian keuangan RSAT-K. Dengan menggunakan penelitian deskriptif analitik, studi ini melakukan analisis biaya, analisis laporan keuangan dan analisis rasio keuangan untuk tahun anggaran 2000, 2001, dan 2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit produksi instalasi farmasi (perlengkapan kesehatan) memberikan kontribusi terbesar di rumah sakit, yaitu sebesar Rp. 3.403.594.168 atau (71,5%). Pendapatan dari penjualan obat terbesar didapat dari perusahaan (95.8%) dan sisanya bersumber dari pihak ketiga (4,2%). Biaya satuan aktual terbesar adalah unit kamar operasi sebesar Rp. 7.620.818 dan normatifnya sebesar Rp. 5.198.317 sedangkan tarifnya hanya Rp. 3.500.000. Unit produksi yang sudah mandiri adalah instalasi farmasi (perlengkapan kesehatan) dengan nilai CRR sebesar 123,28%.
Hasil analisis laporan keuangan tahun 2002 menunjukkan komponen aktiva lancar terbesar adalah persediaan obat sebesar Rp. 302.274.554 atau 43,4% sedangkan 91,34% pasiva bersumber dari modal. Tahun 2001 menunjukkan komponen aktiva lancar terbesar adalah persediaan obat sebesar Rp. 264.656.470 atau 61,6% sedangkan 95,9% pasiva bersumber dari modal. Tahun 2000 menunjukkan komponen aktiva lancar terbesar adalah persediaan obat sebesar Rp. 201.275.675 atau 83,1% sedangkan 98,9% pasiva bersumber dari modal. Hasil perhitungan rasio keuangan menunjukkan Rasio Likuiditas yang semakin turun dari tahun ketahun dari 10,23 pada tahun 2000 menjadi 1,98 pada tahun 2002, Rasio Leverage semakin meningkat dari tahun ketahun dari 1,01 pada tahun 2000 menjadi 8,66 tahun 2002, Rasio Aktivitas juga semakin meningkat dari 0,89 pada tahun 2000 menjadi 1,42 tahun 2002 begitu juga halnya dengan Rasio Profitability dari - 41,34% pada tahun 2000 menjadi --16,09 % tahun 2002.
Atas dasar hasil penelitian ini, potensi RS. Aneka Tambang - Kijang untuk mandiri bisa, namun harus dengan melakukan berbagai upaya seperti melakukan pengontrolan dalam pembelian investasi, menciptakan produk yang bermutu, memperbaiki prosedur yang ada dan melakukan kegiatan pemasaran yang lebih luas, agar dapat menjaring pasar yang dapat meningkatkan penerimaan.

Financial Independency Analysis of Aneka Tambang - Kijang Hospital Year 2002 in Preparation of Self Management Post Bauxite MiningHospital must be oriented to its financial independency to survive and developed. Often happened, that hospital revenue could not fulfill it financial needs. This is due to the lack of creativity of it to provide services that demanded by it customers or the price of the service itself has minimized.
Aneka Tambang - Kijang Hospital is one of four hospitals owned by PT. Aneka Tambang Tbk. This hospital has now become self-managed unit based on Nota Dinas Direktur Utama PT. ANTAM Tbk. No.16/D/020/1996.
This research objective is to obtain information of the potential limit of RSATK financial independency. The research method of Descriptive Analytical is best suited method to study cost analysis, financial report analysis, and financial ratio analysis from the year period of 2000, 2001, and 2002.
The result of this research indicates that pharmacy installation production unit (health equipment) had provided the biggest contribution for the hospital the amount of Rp. 3.403.594.168 or 71.5%. The biggest hospital revenue came from the medicine sales by the company --- PT. Aneka Tambang Tbk -- (95.8%) and the other came from the third party (4.2%).
The biggest actual unit cost is surgery unit that costly Rp.7.620.818,- and normative Rp.5.198.317 with its tariff only Rp.3.500.000,-. The production unit that already independent is pharmacy installation (health equipment) with 123.28% of CRR rate. The financial report of the year 2002 indicates the biggest liquid asset component of the hospital is the medicines stock which is Rp. 302.274.554 or 43.4% while its 91.34% fixed assets with the hospital capital as it sources. In the year of 200I indicates that the biggest liquid asset components of the hospital is the medicines stocks which is Rp_264.656.470,- or 61.6% while its 95.9% fixed assets came from the hospital capital. And in the year 2000, the biggest liquid asset component is the medicines stocks which are Rp.201.275.675,- or 83.1% fixed assets came from the hospital capita.
The calculation result of financial ratio indicates that liquidity ratio decreasing within years, start from 10,23 in the year of 2000 decrease into 1.98 in the year of 2002. Leverage ratio increasing within year from 1.01 in the year 2000 increase into 8.66 in the year 2002. Activity ratio also increasing within years, start from 0.89 in the year 2000 increase into 1.42 in the year 2002, the same thing also happened to Profitability ratio from (41.34%) increase into (16.69%) the year 2000 until 2002.
Based on this result, Aneka Tambang - Kijang Hospital is potential to be independent, somehow it has to do significant actions such as controlling in purchasing for investment, providing best services, renewing the current operational procedures, and intensify marketing activities to gain more customers which generate hospital revenues."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Iswanto
"Perkembangan dunia perbankan di Indonesia saat ini, menunjukkan trend yang tidak jelas. Sejak krisis perbankan periode Tahun 1997 - 1998, kinerja perbankan sampai saat ini semakin tidak jelas dan cenderung makin sulit untuk diidentifikasi. Itu ditandai dengan banyaknya kredit bermasalah yang ada dalam sistem perbankan. Sementara proses restrukturisasi dan penyehatan perbankan sampai saat ini, belum memperlihatkan hasil - hasil yang cukup signifikan.
Perkembangan sektor perbankan yang belum jelas, ternyata memberikan dampak yang sangat mendalam terhadap perkembangan di sektor riil. Sebelum adanya krisis, mayoritas kegiatan sektor riil didukung oleh sistem pendanaan dari perbankan. Namun, dengan kegagalan perbankan menghadapi krisis ekonomi, mengurangi kemampuannya untuk menjadi penggerak perekonomian. Akibatnya, hampir semua proyek yang sebelumnya banyak mengharapkan kucuran kredit, harus ditunda atau mencari sumber - sumber lainnya.
Sumber kegagalan perbankan dalam mengatasi krisis, sebenarnya telah dimulai dengan adanya liberalisasi perbankan melalui Paket Deregulasi Perbankan Oktober 1988 (Pakto 88).
Dasar pemikiran dari Pakto tersebut sebenarnya mendorong perbankan untuk lebih mampu mandiri, kompetitif dan sehat. Namun, dalam perkembangannya, pengelola perbankan tidak mampu menerjemahkan ataupun mengikuti harapan dari Pakto tersebut. Perbankan hanya melihat deregulasi tersebut sebagai peluang untuk melakukan ekspansi dalam berbagai bidang.
Ekspansi perbankan tersebut diarahkan kedalam berbagai sektor ekonomi, tanpa disertai dengan kemampuan manajerial, pengawasan dan visi yang memadai. Itu sangat terlihat pada unsur pengelola perbankan, pemerintah dan bahkan Bank Indonesia sebagai pengawas keberadaan perbankan. Pengelolaan perbankan umumnya didominasi oleh;
? Pihak - pihak yang kurang memahami bisnis perbankan, dan cenderung menyamakannya dengan usaha perdagangan
? Manajemen yang tidak profesional (belum berpengalaman ataupun kemampuannya yang memang tidak memadai)
? Penghimpunan dana melalui cara - cara yang tidak wajar.
Pada saat yang sama, Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral melakukan tugasnya sebagai pengawas bank komersial. Dalam prakteknya, BI tidak mampu melaksanakan salah satu tugasnya tersebut, ini disebabkan oleh beberapa hal;
n Nuansa politis
n BI ikut menjadi pemain/pengelola bank
n Karyawan yang kurang profesional
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T18850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Paska Ariandy Iswanto
"Pembangunan kota memicu kontrasnya suhu antara daerah rural dan urban yangdikenal sebagai efek Urban Heat Island (UHI). Mengambil studi kasus pada Kota Pangkalpinang yang perkembangannya sangat pesat, studi ini menggunakan citra Landsat untuk mengetahui pola spasial suhu permukaan di Pangkalpinang pada tahun 2000 dan 2006 dan hubungan suhu permukaan dengan tutupan lahan, kerapatan vegetasi (NDVI) dan kerapatan lahan terbangun dan/atau lahan terbuka (NDBI).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi pertambahan wilayah UHI, tutupan lahan urban dan lahan terbuka mempunyai suhu permukaan tertinggi, antara suhu permukaan dengan kerapatan vegetasi berkorelasi negatif, dan antara suhu permukaan dengan kerapatan lahan terbangun dan/atau lahan terbuka berkorelasi positif.

Urbanization can induce the urban-rural contrast in temperature. This phenomenon is known as Urban Heat Island (UHI) effect. Taking Pangkalpinang City as a case study due to its rapid development, this study utilized Landsat images to analyze the spatial patterns of surface temperatures for years 2000 and 2006 and surface temperature - land cover, vegetation density (NDVI), built-up and/or bare land density (NDBI) relationships.
The results showed that UHI regions increased, urban and bare land had the highest mean surface temperatures, vegetation density and surface temperature correlated negatively, and built-up and/or bare land density and surface temperature correlated positively.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34064
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Iswanto
"Perilaku seks pranikah pada remaja merupakan salah satu permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Pasalnya, perilaku seks pranikah pada remaja kian mengalami peningkatan. Hasil SDKI 2017 menunjukkan sebanyak 8% remaja pria usia 15-24 tahun pernah melakukan hubungan seksual. Perilaku seks pranikah apabila tidak dibarengi dengan pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi dapat berdampak pada resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) dan Kehamilan Tak Dikehendaki (KTD) yang dapat berujung pada aborsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran keluarga dan sekolah sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi terhadap perilaku seks pranikah remaja usia 15–24 tahun di Indonesia berdasarkan dara SDKI 2017. Jenis Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari SDKI 2017. Analisa data menggunakan analisa univariat yaitu uji proporsi dan bivariat yaitu uji Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran keluarga dan sekolah dengan perilaku seks pranikah. Hubungan karakteristik individu dengan perilaku seks pranikah menunjukkan variabel umur, tingkat pendidikan, status ekonomi, pengetahuan kesehatan reproduksi, dan pengetahuan kb berpengaruh signifikan dengan perilaku seks pranikah, sedangkan variabel wilayah tempat tinggal dengan perilaku seks pranikah tidak berhubungan.

Premarital sex behavior in adolescents is one of the problems of adolescent reproductive health. Premarital sex behavior in adolescents has been increasing. The results of the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2017, premarital sex behavior in young men aged 15-24 years old are 8%. Premarital sex behavior, which not accompanied by information about reproductive health having a risk contracted by sexually transmitted diseases (STDs) and unwanted pregnancy which can lead abortion. The purpose of this study is to determine the role of family and school as source of reproductive health information for young men’s premarital sex behavior aged 15-24 years old in Indonesia based on IDHS 2017. This research used a cross sectional design from the IDHS 2017. The analysis is carried out by univariate and bivariate analysis using chi-square. Bivariate analysis done by chi-square showed that there was a significant relationship between the role of family and school with premarital sex behavior. The relationship between individual characteristics and premarital sex behavior showed that the variables such as age, education level, economic status, knowledge of reproductive health, and knowledge of contraception are related with premarital sex behavior. Meanwhile, the variable of residence is not related with premarital sex behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>