Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Istiadi
"The trend of marketing approaches that used by the company recently moved so lastly. A lot of marketing approach have born so fast but a lot of them has left by the company so quickly.
The Network Marketing Concept or more known as Multi Level Marketing Concept is a Marketing Concept that known by a lot of people all over the world. The next step is the birth of concept of Multi Level Marketing Shariah, the concept of Multi Level Marketing that is based on Islamic Spirit for getting their performance according to Al-Qur'an and Sunnah.
But what we called Concept of Multi Level Marketing Shariah is a concept that still so strange in our mind. People then want to know, what concept is this and how is the application of this concept in a company? And what are the indicators of its success?
By using theory of Multi Level Da'wah by Hidayat (2003:4) and Descriptive Method of Research that consist of study of reference and field of study, the writer want to answer what is Concept of Multi Level Marketing Shariah, how is the application of this concept in the company, what are the differences with the conventional and what are the indicator of its success in the company.
At the end of this research analysis, the writer also try to give a SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) analysis on the application of this concept at PT. Ahad Net International.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13951
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiadi
"Kehadiran berbagai paket deregulasi akhir-akhir ini telah memberikan peluang yang cukup baik bagi munculnya sistem perbankan Islam yang memang telah lama dinantikan oleh sebagian masyarakat Islam di Indonesia. Disamping karena produk bank Islam menggunakan sistem bagi hasil (yang dibolehkan secara syariah Islam), juga produk-produk Bank Islam ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh produk bank konvensional. Atas dasar hal tersebut diatas maka tujuan utama dari penulisan skripsi ini adalah melihat kelebihan yang dimiliki oleh produk bank Islam yang dapat menj adi suatu kekuatan pemasaran perusahaan, dimana penulis mengambil Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai sumber penelitian oleh karena Bank ini merupakan Bank Islam Bank Umum pertama yang ada di Indonesia saat ini. Dalam menganalisis usaha-usaha pemasaran BMI, penulis membatasi tinjauan aspek produk ini pada kebijakan produk penyaluran dan penarikan dananya saja serta melihat potensi kekuatan pemasaran yang ada pada produk-produk tersebut. Analisis sebagian besar dilakukan secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan cara membandingkannya dengan produk-produk bank konven sional. Hasil analisis menunjukan bahwa secara kualitatif menunjukan bahwa produk-produk BMI memiliki berbagai kelebihan yang dapat menjadi suatu kekuatan pemasaran suatu seperti adanya aspek diferensiasi, loyalitas konsumen yang kuat dsb. Penulis berkesimpulan bahwa kebijakan produk yang dilakukan BMI akan dapat menciptakan suatu kekuatan yang lebih baik lagi bagi perkembangan bank Islam tersebut dimasa mendatang. Sehingga akan dapat meletakan dasar yang kuat bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang tajam. Penulis menyarankan BMI untuk meningkatkan hasil guna dari keqijakan produknya melalui penyediaan kotak saran , promosi yang lebih gencar lagi, perlunya merekrut tenaga-tenaga yang profesional dst."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yossa Istiadi
"ABSTRAK
Monyet pemakan daun yang termasuk sub famili Colobinae, terdiri dari 5 - 7 genus dengan 24 - 30 spesies (Struhsaker dan Leland, 1987). Di Indonesia jenis-jenis ini tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Di Sumatera Joja (Presbytis potenziani) menyebar di Kepulauan Mentawai, Kedih (Presbytis thomasi) hanya di Sumatera bagian Utara, Kokah (Presbytis femoralis) hanya terdapat di Sumatera Tengah bagian pantai Timur (Megantara, 1989), Lutung (Trachypilecus cristalus) penyebarannya merata di seluruh daratan Sumatera (Maryanto, 1995) kecuali di habitat rawa di Sumatera Selatan bagian pantai Timur (Wilson dan Wilson, 1972), serta Simpai (Presbytis melalophos) yang mempunyai populasi-populasi spesifik pada 11 wilayah zoogeografis satwa.
Di daratan Sumatera terdapat 11 sub jenis Simpai yang memiliki keragaman dalam warna tubuh. Keragaman ini diakibatkan oleh adanya penghalang-penghalang alam sebagai pembatas distribusi populasinya. Tulisan ini merupakan hasil survei dalam membandingkan variasi warna pada setiap bagian tubuh dari sub jenis Simpai (Presbytis melalophos) guna mengetahui hubungan kekerabatan sub jenis Simpai berdasarkan pengamatan gradasi warna bagian-bagian tubuh. Selain itu akan diamati apakah ada perbedaan karakter populasi pada masing-masing sub jenis tersebut.
Survei dilakukan pada bulan Februari - Mei 1997 di Taman Nasional Bukit Barisan, Bukit Nanti, Air Hitam, Kerinci Seblat, Danau Maninjau, Gunung Talamau, Cagar Alam Rimbo Panti, dan lain-lain. Perjalanan dilakukan sepanjang kira-kira 7500 km menggunakan kendaraan, dan pengamatan melalui penelusuran jalur di hutan dengan total sekitar 18 kilometer.
Dari Uji hirarki menunjukkan adanya hubungan kekerabatan pada populasi yang berada pada wilayah geografis satwa yang berdekatan berdasarkan pola gradasi perubahan warna tubuh (Diskriminan dengan indeks Wilk Lamda 0,60657 p < 0,00). Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh populasi antar sub jenis, dan pengaruh antara populasi dari jenis Presbytis lain yang mempunyai wilayah geografis satwa yang berdekatan.
Gradasi perubahan warna juga dapat disebabkan oleh pengaruh radiasi ultra violet, terutama faktor jarak terhadap garis ekuator dan faktor ketinggian elevasi. Semakin mendekati garis ekuator dan semakin tinggi elevasi daerahnya maka degradasi warna berubah ke arah pucat. Tapi dari hasil penelitian ini tidak menunjukan adanya korelasi antara skor warna dengan ketingian elevasi (R -0,615 p >0,01), dan tidak menunjukan korelasi antara jarak dengan skor warna (R= 0,135 p>0,01). Perubahan degradasi warna menurut Hershkovith (1968 dalam Wilson dan Wilson, 1972) didasarkan atas 2 pola, yaitu eumelanin (Hit= -- Abu-abu (coklat) - Putih), dan pheomelcmin (Merah Oranye - Kuning - Putih). Perubahan tersebut disebabkan oleh reduksi gen-gen fotopigmen karena proses adaptasi, dan kejenuhan pigmentasi selama masa pergantian rambut.
Dalam karakter populasi, kelompok dalam sub-sub jenis tidak mempunyai berbedaan yang berarti dengan populasi yang lain, baik antar sub fens, maupun dengan presbytis lainnya. Namun beberapa karakter yang perlu ditelaah lebih lanjut adalah adanya dimorfisme seksual pada sub Denis Presbytis melalophos aurata di Blok Pasaman, yaitu individu jantan mempunyai warna dorsal tangan dan kaki yang sedikit oranye. Juga faktor penggunaan habitat oleh populasi Simpai yang lebih banyak berada di habitat yang dekat dengan aktifitas manusia, seperti perladangan, perkebunan masyarakat, semak dan belukar, serta hutan sekunder di tepi jalan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Indrayani Istiadi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan instrumen keuangan hybrid dapat dianggap sebagai bentuk penghindaran pajak di Indonesia, apakah ketentuan perpajakan Indonesia telah mengatur, mengetahui apakah tax treaty Indonesia dengan Belanda dan India telah mampu digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dari penggunaan transaksi hybrid dalam cross border financing serta untuk mengetahui ketentuan penghindaran pajak yang saat ini dirumuskan oleh DJP apakah secara efektif mampu mencegah penggunaan transaksi hybrid sebagai abusive tax planning. Berdasarkan analisis yang dilakukan disimpulkan bahwa Indonesia belum memiliki ketentuan pencegahan penghindaran pajak baik secara khusus maupun umum yang dapat menangkal praktik penghindaran pajak atas instrumen keuangan hybrid. Ketentuan perpajakan Indonesia juga tidak secara spesifik mengatur perbedaan utang dan modal. Dengan tidak adanya peraturan yang dapat digunakan sebagai batasan antara utang dan modal menjadi kendala bagi kepastian hukum untuk menjustifikasi kewenangan otoritas pajak untuk merekarakterisasi instrumen hybrid. Rumusan dalam tax treaty Indonesia dengan India dan Belanda terkait definisi dividen dan bunga tidak dapat mengatasi masalah reklasifikasi karena masih memungkinkan terjadinya perbedaan interpretasi atas pengklasifikasian instrumen hybrid. Pencegahan penghindaran pajak atas instrumen hybrid membutuhkan harmonisasi kebijakan antarnegara sehingga jika ketentuan penghindaran Indonesia hanya diformulasikan dalam skala domestik maka efek negatif penggunaan instrumen keuangan hybrid masih tetap muncul.

ABSTRACT
This study aims to determine whether the use of hybrid financial instruments can be regarded as a form of tax avoidance in Indonesia, whether Indonesian tax regulations have regulate, determine whether Indonesian tax treaty with the Netherlands and India have been able to be used to solve the problems of the usage of hybrid transactions in cross-border financing and to determine the tax avoidance provisions that are currently defined by the DJP is effectively able to prevent the use of hybrid transactions as an abusive tax planning. Based on the analysis, it is concluded that Indonesia does not have a provision of tax avoidance prevention either specifically or generally to counteract tax avoidance practices on hybrid financial instruments. Indonesian tax regulations do not specifically regulate the differences in debt and equity. The absence of rules that can be used as the boundary between debt and equity becomes an obstacle for the rule of law to justify the authority of tax authorities to re-characterise the hybrid instruments. Formulation in Indonesian tax treaty with India and the Netherlands in the definition of dividends and interest can not solve the problem because it still allows the reclassification of the different interpretations of the hybrid instruments classification. Prevention of tax avoidance on hybrid instruments requires a state of harmonisation on policies between countries so that if Indonesia simply formulated tax avoidance provisions in the domestic scale, the negative effects of the usage of hybrid financial instrument will still persist."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octa Istiadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library