Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irawaty Hawari
"Bagi orang dengan penyakit kronis seperti epilepsi, kesembuhan kadang sulit dicapai dan pengobatan memakan waktu lama, sehingga kualitas hidup menjadi salah satu tujuan utama. Tujuan tulisan ini adalah untuk mendapatkan skor kualitas hidup penderita epilepsi serta faktor-faktor demografik dan medik yang mempengaruhi. Penelitian potong lintang menggunakan instrumen Quality of Life in Epilepsy (QOLIE)-31 untuk menilai kualitas hidup penderita epilepsi yang berobat jalan di Poliklinik Epilepsi RSCM. Sampel diambil secara konsekutif sejak Agustus 2005-Desember 2005. Dilakukan deskripsi demografi dan medik. QOLIE-31 terdiri dari komponen kekhawatiran akan serangan, kualitas secara umum, kesejahteraan emosional, energi/fatigue, fungsi kognitif, efek pengobatan, dan fungsi sosial. Dari 145 subjek, didapatkan skor total QOLIE-31 antara 28 ? 95 (rerata = 67.6 ; standar deviasi = 14.55). Rendahnya skor total QOLIE berhubungan dengan pendidikan yang rendah, frekuensi serangan yang sering, penggunaan obat antiepilepsi (OAE) politerapi dan jenis serangan epilepsi umum. Penggunaan obat antiepilepsi politerapi merupakan faktor yang paling dominan terhadap rendahnya skor total QOLIE-31. Penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya di India, Georgia dan Korea Selatan. Di samping itu peneliti juga menemukan pendidikan sebagai faktor risiko terhadap total skor QOLIE-31. (Med J Indones 2007; 16:101-3).

Persons with chronic disease such as epilepsy, where a cure is not attainable and therapy may be prolonged, quality of life (QoL) has come to be seen as an important goal. The objective of this study was to identify scores of quality of life (QoL related to clinical factors. A cross-sectional study using QOLIE-31 instrument to identify quality of life among ambulatory epileptic patients at Epileptic Clinic of Department of Neurology-Cipto Mangunkusumo Hospital. Samples were taken consecutively from August 2005 to December 2005. Several demographic data as well as clinical were collected. QOLIE-31 components consisted of seizure worry, overall quality of life, emotional well-being, energy/fatigue, cognitive function, medication effect and social function. We found among 145 subjects the total score of QOLIE-31 ranged from 28-95 (mean = 67.6; standard of deviation = 14.55). The total score of QOLIE-31was corelated with low education, more frequent of seizures, antiepileptic drug politherapy and type of generalized seizure. antiepileptic drug politherapy was the most dominant risk factor for lowering total score of QOLIE-31. Our finding was in accordance with previous studies in India, Georgia, South Korea. In additioin we found that education was also a risk factor for total score of QOLIE-31. (Med J Indones 2007; 16:101-3)."
Medical Journal of Indonesia, 2007
MJIN-16-2-AprJun2007-101
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irawaty Hawari
"Latar Belakang: Bagi orang dengan penyakit kronis seperti epilepsi, dimana kesembuhan sulit dicapai dan pengobatan memakan waktu lama, kualitas hidup menjadi salah satu tujuan utama.
Tujuan: Untuk mendapatkan rerata skor kualitas hidup serta faktor-faktor demografik dan medik yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita epilepsi.
Metodologi: Penelitian potong lintang deskriptif menggunakan instrumen Quality of Life in Epilepsy (QOLIE)-31 untuk menilai kualitas hidup 145 penderita epilepsi yang berobat jalan di Poliklinik Epilepsi RSCM. Sampel diambil secara konsekutif sejak Agustus 2005-Desember 2005. Dilakukan deskripsi demografi dan medik, serta analisis bivariate, multivariate untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan skor total QOLIE maupun skor masing-masing komponen QOLIE (kekhawatiran akan serangan, kualitas secara umum, kesejahteraan emosional, energilfatigue, fungsi kognitif, efek obat, fungsi sosial).
Hasil: Pada penelitian ini didapatkan rerata skor total QOLIE 67.62 ± 14.55. Faktor-faktor yang mempengaruhi (p< 0.05) rendahnya skor total QOLIE-31 adalah tingkat pendidikan, frekuensi serangan dan jenis pengobatan. Tingkat pendidikan berhubungan kuat dengan kekhawatiran akan serangan; frekuensi serangan dengan kekhawatiran akan serangan dan fungsi sosial; jenis pengobatan dengan fungsi kognitif dan efek obat.
Simpulan: Tingkat pendidikan rendah, frekuensi serangan yang sering dan jenis pengobatan politerapi berhubungan kuat dengan rendahnya kualitas hidup.

Background: For persons with a chronic disease such as epilepsy, where a cure is not attainable and therapy may be prolonged, quality of life (QoL) has come to be seen is an important goal.
Objective: is determine mean scores of QoL, demographic and clinical factors that influence the epileptic patient?s QoL.
Method: Cross-sectional study using QOLIE-31 instrument to determine the quality of life of 145 ambulatory epileptic patients at Epileptic Clinic of Department of Neurology-Ciptomangunkusumo Hospital. Samples were taken consecutively from August 2005 to December 2005. Clinical and demographic data were collected Bivariate and multivariate analysis were used to determine which factors influenced QOLIE-3 either the total scores or the scores from each component of the QOLIE-31 (seizure worry, overall quality of life, emotional well-being, energy/fatigue, cognitive function, medication effect and social function).
Result: The mean total score of QOLIE-31 was 67.62 t 14.55. The variables that were most strongly predicted (p
Conclusion: low education level, high frequency of seizures, and antiepileptic polytherapy are correlated with lower QOLIE-31 scores."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T21315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library