Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Indriyana
Abstrak :
Di Indonesia, antibiotik masih sangat mudah didapatkan di apotek-apotek tanpa resep dokter. Perilaku petugas apotek menjadi faktor penting yang berperan dalam maraknya swamedikasi antibiotik di apotek. Edukasi merupakan salah satu cara untuk memperbaiki perilaku petugas apotek dalam praktek swamedikasi antibiotik. Hingga saat ini belum ditemukan jenis media yang paling efektif untuk memperbaiki praktek swamedikasi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pemasangan media banner dalam memperbaiki praktek swamedikasi di apotek. Penelitian merupakan pre-eksperimental multicenter-one group pre-test post-test design. Sampel terdiri dari 79 apotek yang tersebar di wilayah Depok. Metode pseudopatient digunakan untuk mendapatkan data berdasarkan pelayanan oleh petugas apotek atas permintaan antibiotik tanpa resep untuk penyakit ISPA tanpa komplikasi. Data yang direkam dan didokumentasikan diambil pada sebelum dan 1 bulan sesudah pemasangan banner. Data dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 18,0. Antibiotik yang paling sering diberikan adalah amoksisilin 500 mg generik. Terdapat perbedaan bermakna pada pemberian informasi obat oleh petugas apotek pada sebelum dan 1 bulan setelah pemasangan banner (p ≤ 0,05).Pemasangan media edukasi banner tidak terbukti efektif dalam memperbaiki praktek swamedikasi antibiotik di apotek. Informasi dalam media edukasi banner hanya mampu memperbaiki informasi obat yang disampaikan oleh petugas apotek dan tidak memperbaiki perilaku petugas dalam pelayanan swamedikasi antibiotik. ...... In Indonesia, antibiotics could easily be obtained without a prescription from community pharmacies. Pharmacy workers behavior can be a substantially factor impacting antibiotics self-medication practices in community pharmacies. Education is one of way to improve pharmacy workers behavior in antibiotics self-medication practices. Appropriate media used to improve antibiotics self-medication practices effectively has not provided yet. The aim of this study was to analyse the effectiveness of banner setting to improve antibiotics self-medication practices in community pharmacies. This study was pre-experimental multicenter-one group pre-test post-test design. Sample was 79 community pharmacies spread in Depok. Pseudopatient method was used to obtain data based on pharmacy worker’s behavior to dispense antibiotics without prescription for uncomplicated URTI. Data was recorded and documented before and after the 1 month intervention. Data was analysed with SPSS 18.0. Result showed that antibiotic that mostly given was generic amoxicillin 500 mg. Significant difference was seen in the type of information that provide by pharmacy worker before and after 1 month banner setting (p ≤ 0.05). Banner educational media setting were ineffective to improve antibiotics self-medication practices in community pharmacies. Information provided in banner could improve the drug information that given by pharmacy worker, but could not improve pharmacy worker’s behavior in antibiotics self-medication practices.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Indriyana
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh lama proses milling dan penggunaan jenis hardener yang berbeda pada distribusi konduktivitas listrik dan sifat mekanis komposit pelat bipolar Grafit/Epoksi untuk aplikasi PEMFC. Komposisi material yaitu 75 wt% grafit sintetis (Merck®) dan 5 wt% carbon black (CB) hasil karbonisasi serat kelapa dan 20 wt% epoksi resin (bisphenol A ® + Polyamino Amide dan bisphenol A ® + Cycloaliphatic amine) sebagai binder. Pelat bipolar dipreparasi menggunakan milling dengan media air menggunakan ball mill lalu dicetak menggunakan proses cetak panas. Proses milling dilakukan selama 1, 2, 3 dan 4 hari. Proses pencetakan dilakukan menggunakan mesin single stroke compression molding. Tekanan, suhu proses, dan waktu berturut-turut ialah 55 MPa, 100oC, dan 4 jam. Hasil menunjukkan kekuatan fleksural tertinggi terdapat pada sampel hasil milling 4 hari sebesar 44.8 MPa sementara densitas dan prositasnya ialah 3.012 gr/cm3 dan 0.665 %. Konduktivitas listrik material tertinggi terdapat pada formula F4 (milling 4 hari) yaitu sebesar 8.13 S/cm. Proses milling diketahui merupakan faktor utama yang mempengaruhi sifat pelat bipolar. Hal ini dikarenakan air meningkatkan distribusi grafit dan CB serta mampu mencegah terbentuknya aglomerasi. Pengaruh penggunaan hardener yang berbeda viskositasnya diketahui mampu meningkatkan konduktivitas listrik material pelat bipolar sebesar 15 S/cm pada sampel FX5 (100% hardener viskositas rendah). Sebaliknya, penambahan hardener viskositas rendah pada sistem komposit pelat bipolar menurunkan kekuatan mekanis material dari 44.75 MPa (0% hardener viskositas rendah) menjadi 29.5 MPa (100% hardener viskositas rendah) sementara densitas dan porositasnya ialah 2.962 g/cm3 dan 0.670 % untuk formula 0% hardener viskositas rendah, 2.548 g/cm3 dan 0.988 % untuk formula 100% hardener viskositas rendah.
ABSTRACT
An investigation is made of influences of milling time and different types of hardener to the distribution of electrical and mechanical properties of Carbon/Epoxy composites as bipolar plate in proton-exchange membrane fuel cells (PEMFC). The material composition of bipolar plate was 75 wt% synthetic graphite (Merck®) and 5 wt% carbon black (CB) from carbonization of palm oil fibers with epoxy resin (bisphenol A ® + Polyamino Amide and bisphenol A ® + Cycloaliphatic amine) as binder in the amount of 20 wt%. Bipolar plate were prepared by compounding using water as grinding media in ball mill and followed by compression molding. Ball milling is performed both for mixing and milling process, this process was carried out for 1, 2, 3 and 4 days. The compounding method was conducted using single stroke compression molding machine. The process parameters, such as pressure and temperature, were set respectively 55 MPa for 4 hours at 100oC. The results indicate that there is an optimum range of milling time (3-4 days) with respect to the distribution profile of electrical conductivity and mechanical properties of bipolar plate. The highest flexural strength was 44.8 MPa whilst the density and porosity of the bipolar plate respectively were measured 3.012 gr/cm3 and 0.665 %. Bipolar plate have resulted relatively low electrical conductivity up to 8.13 S.cm−1 but it shows good distribution in all area along the plate. The grinding process was found as one major factor affecting the properties of bipolar plate. Since water acts as grinding media to increase uniformity and distribution of graphite and CB during grinding process and also act as an agent to prevent agglomeration. The effect of using different types of hardener was found can improve the conductivity up to 15 S/cm. On the other hand, the flexural strength and % deflection were reduced in the presence of low viscosity hardener, from 44.75 MPa (0%wt low viscosity hardener) to 29.5 MPa (100%wt low viscosity hardener) whilst the density and porosity of the bipolar plate respectively were measure 2.962 g/cm3 and 0.670 % for formula 0%wt low viscosity hardener, 2.548 g/cm3 and 0.988 % formula 100%wt low viscosity hardener.
2013
T34820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Indriyana
Abstrak :
Krisis ekonomi global tahun 2008 telah menyebabkan terjadinya gejolak harga pangan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat responsiveness permintaan bahan pangan pokok terhadap perubahan harga bahan pangan pokok itu sendiri, harga barang lain, serta pendapatan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis dampak perubahan harga pangan pokok terhadap kesejahteraan masyarakat di Indonesia yang disebabkan oleh krisis global tahun 2008. Penelitian ini menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2008 dan 2013 serta data Potensi Desa (Podes) tahun 2008 dan 2011 dan diestimasi dengan menggunakan model log-log (double log). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa harga bahan pangan pokok bersifat inelastis terhadap permintaan bahan pangan pokok itu sendiri. Sementara, permintaan seluruh bahan pangan pokok sangat responsif terhadap pendapatan. Di sisi lain, kenaikan harga bahan pangan pokok yang terjadi dari tahun 2008 ke 2013 telah menyebabkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara total menurun sebesar Rp. 68.899.320.413 selama kurun waktu tersebut. ......The 2008 global economic crisis has led to the volatility in food prices in Indonesia. This study aims to examine the responsiveness of the staple food demand to the price changes of staple food itself, the price of other foods, and incomes. In addition, the purpose of this study is to analyze the impact of the staple food price changes on household welfare in Indonesia caused by the 2008 global economic crisis. This study uses the household survey data of the National Socioeconomic Survey (Susenas) of 2008 and 2013 as well as data of Village Potential (Podes) of 2011 and 2013, and is estimated using a double log model. The results from this study indicate that the price of the staple food to the demand for staple food itself is inelastic. Meanwhile, the demand of staple food is responsive to income. On the other hand, with the increase in staple food prices that occurred from 2008 to 2013 has led to the decrease on Indonesian household welfare in total Rp. 68.899.320.413 during this period.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meilanie Indriyana
Abstrak :
Pola perkembangan kota dipengaruhi oleh berbagai hat, salah satu yang sangat mempengaruhi perkembangan tersebut secara fisik yaitu perkembangan transportasi. Bagitu pula dengan kota-kota di Amerika. dengan adanya perkembangan transportasi maka kotakota di Amerika mengalami perkembangan yang sangat drastis. Radius kota menjadi dua kali lebih Iuas dengan menggunakan teknologl yaitu streetcar, sebuah kendaraan umum mssal. Muncullah pusat kota sebagai pusat dari kegiatan pemerintahan, perdagangan, perindustrian, perkantoran, dan budaya, sedangkan pinggiran kota sebagai daerah pemukiman. Pinggiran kota terus berkembang sehingga jarak antar daerah tersebut menjadi sangat berjauhan yang mangakibatkan timbulnya ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan. Teknologi terus berkembang, muncul mobil yaitu sebuah kendaraan pribadi. Pada awalnya kendaraan pribadi ini adalah sebuah hal yang Iangka, tetapi pada tahun 1915 Ford rnengeluarkan sebuah sari secara masal yang sangat murah_ Hal ini menyebabkan tingkat kepemilikan kendaraan pribadi yang terus meningkat secara cepat dikarenakan tingkat mobilitas masyarakat dari tempat kerjanya di pusat kota sampai tempat tinggalnya di pinggiran kota, selain dari suatu daerah ke daerah lain karena pada saat itu jarak antar daerah sudah semakin jauh dan tidak dapat di tempuh dengan berjalan kaki_ Dengan adanya kendaraan-kendaraan tersebut memungkinkan kota untuk berkembang dengan luasnya selain itu muncul jalan jalan baru untuk menghubungkan satu daerah ke daerah lain, tetapi tingkat pertumbuhan jaringan jalan tidak sejalan dengan tingkat kepemilikan kandaraan pribadi, hal ini menyebabkan kemacetan lalu lintas yang sangat parah bahkan menjadi sebuah ciri khas dari kota-kota besar. Melihat hal tersebut maka pemerintah menerapkan transportasi masal dan pembangunan yang terpadu sehingga dapat menekan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan. Pada saat ini kota jakarta juga mengalami hal yang sama yaitu kemacetan yang dikarenakan tingkat pengadaan jaringan jalan tidak dapat mengimbangi tingkat kepemilikan kendaraan pribadi yang sangat pesat. Melihat hal tersebut maka pemerintah juga mulai menerapkan konsep mass tranportation dengan moda bus yaitu Trans Jakarta Busway. Dalam penerapannya sistem ini mendapatkan kritikan dari berbagai pihak, selain itu telah terbukti sistem ini tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang ada karena di sepanjang jalan yang dilaluinya tetap terjadi kemacetan pada ""peak hours"". Dalam skripsi ini Penulis mencoba untuk menelaah Iebih dalam permasalahan transportasi Kota Jakarta dalam tinjauan perkotaan, sehingga dapat ditemukan solusi yang terbaik dan sistem transportasi yang sesuai dengan pola Kota Jakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Indriyana
Abstrak :
Pada teknologi Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC), pelat bipolar merupakan komponen penting yang berfungsi sebagai media pengumpul dan pentransfer elektron dari anoda menuju katoda. Penelitian ini difokuskan dalam pemilihan material serta fabrikasi komposit berbasis matriks polimer dengan penguat karbon. Bahasan utama penelitian ini ialah studi mengenai pengaruh penambahan fraksi volum penguat Multi Wall Carbon Nano Tubes (MWCNT) sebesar 0.1%; 0.5%; dan 1% dan penambahan fraksi volum tembaga (Cu) sebesar 0.1%, 0.2%, dan 0.5% terhadap konduktivitas listrik dan sifat mekanis material pelat bipolar berbasis nano komposit MWCNT/PP-Cu. Material dikarakterisasi melalui pengujian tarik, pengujian tekuk, pengujian densitas, pengujian porositas, pengujian konduktivitas listrik, analisa gugus fungsi dengan menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan pengamatan permukaan patahan tekuk material pelat bipolar menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan fraksi volum penguat MWCNT dan Cu dapat meningkatkan nilai konduktivitas listrik, kekuatan tarik, modulus elastisitas, elongasi, kekuatan tekuk serta mereduksi densitas dan porositas material pelat bipolar.
In Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell (PEMFC) technology, bipolar plate is used to collects and transfers electron from the anode to the cathode. This research focuses on material selection of composite based on polymeric matrix and carbon reinforcements to fabricate the bipolar plate material. The main discussion in this research is the analysis of addition of volume fraction multiwall carbon nano tubes (MWCNT) reinforcement equal to 0.1%; 0.5%; 1% and addition of volume fraction of copper reinforcement equal to 0.1%; 0.2%; and 0.5% to the mechanical and electrical conductivity properties of bipolar plate material based on nano composite MWCNT/PP-Cu. The material is characterized using tensile testing, flexural testing, density testing, porosity testing, electrical conductivity testing, functional groups analysis using Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), chemical composition analysis using Energy Dispersed Spectroscopy (EDS), and observation of flexural fracture of bipolar plate using Scanning Electron Microscope (SEM). The results of this research show that addition of volume fraction multiwall carbon nano tubes (MWCNT) and copper (Cu) reinforcement increases the electrical conductivity, ultimate tensile testing, modulus of elasticity, elongation at break, flexural strength and also reduces the density and porosity of bipolar plate material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1737
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library