Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indri Neforawati
Abstrak :
Dalam beberapa tahun ini, minat dalam pencapaian pengkodean suara toll-quality pada data laju kurang atau sama dengan 4 kbps makin meningkat. Penerapan speech coding yang semakin meluas, seperti pada jaringan nirkabel ketiga dalam sistem LEO (Low Earth Orbit), mendorong dilakukannya penelitian-penelitian. Kualitas pengkodean suara berbasis CELP (Code Excited Linier Prediction) menurun dengan cepat pada laju data 6 kbps, sehingga kurang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. ITU (International Telecommunication Union) juga belum menetapkan standar pengkode suara untuk data 4 kbps dengan kualitas toll, sehingga penelitian di bidang ini masih terbuka. Salah satu kandidat pengkode suara untuk memenuhi kebutuhan di atas ialah Wave Interpolation Coder (WIC/Pengkode Interpolasi Gelombang). Pengkode ini pertama kali dikembangkan di AT&T pada tahun 80-an. Tujuan utama tesis ini ialah untuk meningkatkan kinerja pengkode WI dengan meningkatkan kineija pitch estimator. Pada tesis ini akan diujikan pitch estimator usulan yang dikembangkan dari pitch estimator rekornendasi ITU-T G.729 dan EVRC. Kinerja pengkode WI disimulasikan dengan menggunakan bahasapemprograman Matlab. Simulasi yang dilakukan meliputi pengukuran level SQNR, level segSNR dan rekonstruksi sinyal suara. Pada level SQNR didapatkan harga rata-rata negatip dan level segSNR menpunyai harga kurang dari 5 db , hal ini menunjukkan kinelja WIC lebih ditentukan oleh periodesitas sinyal. Rekonstruksi sinyal menunjukkan hasil yang lebih baik dengan menggunakan filter pitch. Hasil simulasi dengan menggunakan estimator pitch rata-rata menunjukkan peningkatan meskipun tidak signifikan.
Recently the interest of speech code achievement of near-toll-quality at rates of 4 kbps or below increases. The application of speech coding, such as third generation wireless network and Low Earth Orbit (LEO) as well has encouraged the motivation research in this field. In fact, the Quality based on Code Excited Linear Prediction (CELP) ,decreasing at rates 6 kbps and not appropriate with this need. Speech coding standard for the rates of4 kbps and below hasn't obtained recommend ITU-T, and the research in this field is still open. One of the candidates to fulfill that Waveform Interpolation (WI) coder, the code was developed at the first time by AT & T in l980. The primary objective of this research is to increase of WI code by developing pitch estimator performance. In this research will test the proposed of pitch estimator which developed by from pitch estimator recommended by ITU-T G.729 and EVRC. Simulation performance WIC used MATLAB program, and will be measure SQNR level , segSNR level, and speech reconstruction is analyze. The result of SQNR level giving average negative value and segSNR level have less than 5 dB, this is proved that WIC performance more depend of signal periods not power level.Signal reconstruction used pitch estimator which proposed and pitch filter look more better than another both pitch estimator.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16114
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Neforawati
Abstrak :
Konsep dasar dari kontrol kongesti cerdas (intelligent congestion control} adalah sebuah sumber trafik atau SES (source end system) mentransmisikan sel dengan suatu nilai ACR (allowedcell rate) berdasarkan kontrak trafik yang telah disepakati pada waktu connection setup. Kemudian switch secara simultan akan mengestimasi suatu kecepatan yang optimal bagi SES dalam bentuk modified-ACR (MACR). Hasil perhitungan di switch akan di feedback ke SES sebagai informasi kontrol yang dibawa oleh sebuah sel RM (resource management cell). Sebelum satu round trip time (RTT) maka SES akan melakukan kontrol secara internal dan setelah satu RTT maka SES akan menerima sel RM yang pertama untuk kemudian membandingkan kecepatannya dengan nilai kecepatan yang dibawa oleh sel RM tersebut. Jika tidak terjadi kongesti maka SES akan terus meningkatkan kecepatannya dalam usaha mencapai kecepatan puncak sesuai dengan nilai kecepatan yang telah disetujui pada kontrak trafik sedangkan jika kongesti terjadi maka SES harus mendrop kecepatannya sesuai dengan nilai kecepatan yang di hitung di switch. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sel yang masuk ke jaringan sehingga antrian di switch dapat dikurangi dan durasi teijadinya kongesti dapat dipersingkat. Dalam tugas akhir ini dibuat suatu simulasi dengan model konfigurasi peer-to-peer untuk mencari nilai ACR berdasarkan variabel jarak, ICR dan jumlah sumber yang aktip. Adapun hasil yang didapat menunjukkan bahwa jarak link mempengaruhi kecepatan dan jumlah data yang ditransmisikan. Sementara besarnya ICR akan mempengaruhi pencapaian kecepatan maksimal yang diijinkan dan jumlah sumber yang berbeda berakibat pada jatah bandwidth yang diperoleh.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library