Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indri Hapsari
"Politik luar negeri Iran terhadap Amerika Serikat pada masa pemerintahan Ahmadinejad mempunyai ciri khas tersendiri yaitu konfrontatif. Politik luar negeri yang demikian ini dapat terjadi bilamana kepentingan nasional masing-masing negara tidak bisa dipertemukan atau bertentangan antara satu dengan yang lain. Konfrontatisme yang dikembangkan oleh Iran terhadap Amerika Serikat pada masa pemerintahan Ahmedinejad ini berlangsung sejak ia terpilih pada bulan Mei 2005, dan bahkan hingga dimasa awal periode kepemimpinannya yang kedua, yaitu pada setelah bulan Mei 2009. Terdapat indikator yang menunjukkan karakter konfrontasi itu antara lain disebabkan oleh sikap politik luar negeri Amerika Serikat yang cenderung berusaha mendominasi, mengembangkan unilateralisme dan menjalankan praktek hegemoni. Tipikal politik luar negeri Amerika Serikat yang demikian ini bertentangan dengan nilai dan orientasi politik luar negeri Iran yang lebih menekankan anti unilateralisme dan anti hegemoni. Konfrontatisme yang dikembangkan oleh Iran tersebut dapat dilihat ketika terjadi perdebatan pandangan yang mencolok terutama dalam memandang persoalan nuklir yang dikembangkan oleh Iran serta posisi dan status Israel sekaligus kesangsian atas peristiwa holocaust.

Iranian foreign policy toward the United States under the govemment of Ahmadinejad has its own characteristic, it is confrontational. Foreign policy can be happen when the nationai interests of each country cannot be reconcilable with each other. Confrontations which developed by Iran against the United States during the Ahmedinejad govemment since his election in May 2005, and even until the early days of his leadership of the second period after May 2009. There are indicators ihat show the character of the confrontation was partly due to the foreign policy stance of the United States tends to dominate, to develop a practice unilateralism and hegemony. The typical foreign policy of the United States is contrary to such values and orientation of Iran's foreign policy which emphasizes non-unilateralism and hegemony. Confrontations developed by Iran can be seen when there is a strong debate, especially in view of the nuclear issue which was developed by Iran and Israel's position as well as doubts over the Holocaust events."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26884
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lia Indri Hapsari
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk memperlihatkan keterkaitan ruang dengan identitas dalam novel The Leavers (2017) karya Lisa Ko yang berfokus pada tokoh bernama Deming Guo yang nantinya menjadi Daniel Wilkinson. Novel tersebut dianalisi dengan menggunakan teori Hall (1990) dan Longhurst, dkk. (2008). Hasil analisis menunjukkan adanya krisis identitas pada tokoh generasi kedua imigran Cina yang disebabkan oleh perubahan ruang dan dominasi budaya di dalamnya. Budaya dominan dalam setiap ruang menimbulkan krisis identitas pada tokoh Deming/Daniel sehingga perlu adanya upaya beradaptasi dalam ruang tersebut. Ruang homogen memberikan tekanan yang lebih berat dibandingkan dengan ruang heterogen. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya pembagian ruang publik dan ruang privat sehingga menghasilkan dominasi yang lebih longgar. Strategi negosiasi yang digunakan oleh tokoh perlu memperhatikan karakteristik ruang yang ditinggali. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan identitas bersifat cair dan sesuai dengan wadah yang menampungnya. Sifat cair yang dimiliki identitas dap

ABSTRACT
This thesis aims to explicate the linkage of space with identity crisis in Lisa Kos The Leavers (2017) which focuses on the character of Deming Guo who renamed as Daniel Wilkinson. Theories that are initiated by Hall (1990) dan Longhurst, et al. (2008) is used to analyze this novel. The result of the analysis indicates an identity crisis in the second generation of Chinese immigrants caused by changes in space and dominance in it. The dominant culture in each space forms a different identity causing an identity crisis on Deming/Daniel character. Therefore, adaptation needs to be pursued to minimize the identity crisis. Homogeneous space provides more severe pressure than heterogeneous space. This difference is caused by the division of homogeneous space into public spaces and private space resulting in more loose dominance. Negotiation strategies used need to consider the space characteristics. Identity can be formed according to the container that holds it. The nature of identity can adversely affect the awareness of identity so it needs to be negotiate"
2018
T51999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Hapsari
"ABSTRAK

Model perencanaan perjalanan telah berkembang dari faktor kuantitatif yaitu pencapaian waktu tersingkat menjadi faktor kualitatif yaitu pencapaian kepuasan. Kepuasan ini didapatkan dari kunjungan ke sejumlah tempat yang dianggap penting, kritis, atau favorit sesuai lingkup model tersebut. Penerapan dalam bidang pariwisata akan membantu wisatawan dalam pembentukan rute perjalanan pariwisata yang layak dan berkualitas tinggi. Model yang dikembangkan pada penelitian ini adalah Team Orienteering Problem with Time Windows (TOPTW). Pada model awal dilakukan penyusunan rute dengan memperhatikan prioritas wisatawan, maksimum total waktu yang dimiliki wisatawan, lokasi awal yang sama dengan lokasi akhir, serta jam operasional destinasi wisata (time window). Penelitian perencanaan perjalanan wisata ini mengubah model awal dengan melakukan penyesuaian kebutuhan wisatawan yang belum terpenuhi dan mencapai tujuan kedua yaitu minimum total waktu yang dibutuhkan. Model usulan memperhatikan waktu kedatangan yang diinginkan wisatawan, lokasi awal dan akhir yang berbeda, serta toleransi waktu yang ditetapkan wisatawan terhadap jam buka dan jam tutup suatu destinasi, serta hari operasional destinasi wisata. Wisatawan juga dapat mengubah waktu kunjungan (service time), skor destinasi yang menunjukan tingkat kefavoritan, dan menentukan waktu kedatangan ke destinasi wisata.

            Metode yang digunakan bertujuan untuk mencari keseimbangan (equilibrium solution) antara hasil yang optimal dengan proses perhitungan yang lebih efisien. Metode pencarian hasil akan diawali dengan kontruksi heuristik untuk mengakomodasi destinasi favorit terlebih dahulu dalam rute, dilanjutkan dengan tahapan local search untuk mendapatkan pengaturan terbaik dari rute-rute tersebut. Metode yang digunakan adalah Iterated Local Search (ILS) yang disesuaikan, yaitu Adjusted ILS (AILS). AILS terdiri dari tahapan permutasi dan reversed untuk setiap rute, dan terakhir adalah perturbasi untuk semua rute yang terbentuk. Pada setiap tahapan akan dibandingkan total skor dan total waktunya, dan yang terbaik akan melanjutkan ke tahapan berikutnya. Setiap tahapan ini akan melalui diverifikasi untuk menjamin kelayakan hasil.

            Selain itu dilakukan perbandingan metode antara AILS dan metode metaheuristik lain seperti Multi-start Simulated Annealing (MSA), Simulated Annealing (SA), Artificial Bee Colony (ABC) dan ILS. Hasil dari uji statistik menyatakan adanya perbedaan hasil di antara metode AILS dan metode-metode lainnya. Metode AILS memiliki keunggulan lebih tingginya skor per destinasi yang berarti lebih banyak destinasi favorit yang dikunjungi yaitu rata-rata sebesar 26% untuk metode MSA, SA, dan ABC, dan 21% untuk metode ILS. Running time pada AILS lebih singkat 537% daripada metode MSA, SA dan ABC, dan lebih lama 42% dibandingkan metode ILS. Semua metode yang dibandingkan tidak memiliki total waktu seperti yang telah dilakukan dalam AILS. Setelah itu dibuat sistem rekomendasi bernama ROSTER (Routing System Recommendation)  untuk kemudahan penggunaan dan pemahaman hasil.


ABSTRACT

 


The travel planning model has expanded from quantitative factor with the achievement of the shortest time, into a qualitative factor with the achievement of satisfaction. The satisfaction is obtained from visiting a number of destinations that are considered important, critical, or favorite. Application in the tourism industry will help tourists to develop an appropriate and high-quality travel routes. The development model in this study is Team Orienteering Problem with Time Windows (TOPTW). In the initial model, route planning considers tourist priorities, the maximum total time owned by tourists, the same initial location as the final location, and the operational hours of each destination or time window. This research develop the initial model by adjusting more demand of tourists and achieve the second goal, the minimum total time. The proposed model consider arrival time of tourists, different initial and final locations, time tolerance from tourists to destination operational hours, and operational days of the destinations. Tourists can also adjust the time of visit or service time, destination scores that indicate the level of favorability, and determine the time of arrival to tourist destinations.

The method used aims to find a balancing (equilibrium solution) between optimal results with  more efficient running time. The method will begin with a heuristic construction to accommodate the favorite destinations in advance on the route, followed by the local search to get the best routes. The method used is modification of Iterated Local Search (ILS) and being Adjusted ILS (AILS). AILS consists of permutation and reversed stages for each route, and perturbation for all routes formed in previous stages. At each stage the total score and total time will be compared, and the best routes will proceed to the next stage. Each of these stages will be verified through to ensure the feasibility of the results.

A comparison method was conducted between AILS and other metaheuristic methods such as Multi-start Simulated Annealing (MSA), Simulated Annealing (SA), Artificial Bee Colony (ABC) and ILS. The results of the statistical test revealed differences in results between the AILS method and other methods. The AILS method has the advantage of higher scores per destination which means more favorite destinations visited are on average 26% for the MSA, SA, and ABC methods, and 21% for the ILS method. Running time on AILS is 537% shorter than MSA, SA and ABC methods, and 42% shorter than ILS method. All the previous methods do not have the minimum total time that was reached in AILS. A recommendation system named ROSTER (Routing System Recommendation) was made for user convenience.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D2714
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Hapsari
"Reaksi oksidasi parsial metana merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi masalah pada reaksi reformasi kukus dan CO2 yang digunakan untuk menghasilkan gas sintesis. Katalis yang umum digunakan pada reaksi oksidasi parsial metana adalah logam golongan VIII. Nikel merupakan katalis yang lebih disukai namun terdapat kendala pada katalis ini yakni deaktivasi yang sangat cepat akibat pembentukan karbon pada permukaan terutama pada Nikel dengan loading tinggi. Masalah ini dapat diatasi dengan berbagai-cara, diantaranya adalah perbedaan pada metode dan kondisi preparasi maupun jenis promotor dan penyangga yang digunakan. Perbedaan presipitan yang digunakan dan perlakuan ultrasonik untuk meningkatkan luas permukaan dan dispersi inti aktif katalis serta keseragaman partikel merupakan salah satu alternatif untuk memperbaiki kinerja katalis berbasis Nikel pada reaksi oksidasi parsial metana menghasilkan gas sintesis.
Pada penelitian ini digunakan katalis 5% Ni/CeO2-MgO-La2O3/Al2O3 yang dipreparasi dengan metode presipitasi dan perlakuan ultrasonik dengan variasi presipitan yang digunakan yaitu Na2CO3 dan NH4OH. Uji aktivitas katalis dilakukan pada tekanan atmosferik, suhu reaksi 800 °C, rasio umpan CII4/O2; = 1,67 selama 8 jam reaksi.
Penggunaan presipitan NH4OH menghasilkan katalis dengan aktivitas katalitik yang lebih baik bila dibandingkan dengan penggunaan presipitan Na2CO3. Hal ini disebabkan oleh adanya senyawa yang menguap yakni NH3, yang meninggalkan rongga pada katalis selama perlakuan kalsinasi, sehingga katalis lebih bersifat porous. Sedangkan perlakuan ultrasonik memberikan luas permukaan katalis yang lebih besar, peningkatan dispersi dan keseragaman partikel katalis sehingga diperoleh katalis dengan aktivitas yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S49381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Indri Hapsari
"ABSTRACT
This study investigated the impact of remittances on education
outcome of children in migrant household using cross sectional data from ongoing longitudinal survey International Family Life Survey fifth wave that collected in 2014. The study controls household characteristics and individual characteristics and endogeneity problem using Instrumental Variables estimation. This research using Instrumental Variable Probit Estimation. The remittance is the main variable and the married status, sex category, age of household head, household head education, and wealth as control variable. This research finds that remittance has negative and significant effect on
probability of having higher education on children in migrant households. "
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2019
330 JPP 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Hapsari
"Autisma merupakan gangguan perkembangan yang kompleks dan berat, yang ditandai dengan gejala-gejala tertentu yang muncul sebelum usia tiga tahun. Gejalagejala yang diperlihatkan oleh penyandang autisma berupa defisit pada perkembangan bahasa, pada interaksi sosial, dan adanya perilaku-perilaku repetitif. Kelainan ini menyebabkan penyandang autisma mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain dan berhubungan dengan dunia luar. Anak penyandang autism memiliki hambatan yang nyata dalam interaksi sosial. Ketrampilan sosial anak penyandang autisma dapat ditingkatkan melalui interaksi yang intensif dengan saudara sekandung.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif mengenai peran saudara sekandung terhadap perkembangan interaksi sosial anak autis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai alat pengumpul data utama serta observasi sebagai alat pengumpul data penunjang. Subyek penelitian adalah keluarga yang memiliki anak penyandang autisma yang berusia prasekolah dan memiliki saudara sekandung dengan jarak usia dekat. Yang menjadi subyek untuk diwawancara adalah ibu dan saudara sekandung anak autis.
Berdasarkan hasil penelitian ternyata peran saudara sekandung cukup besar dalam meningkatkan interaksi sosial. Namun peran saudara sekandung ini ditentukan sekali oleh peran ibu dalam melibatkan saudara sekandung dan adiknya yang autis. Ditemukan ibu dengan disiplin yang tinggi dan memberikan tanggung jawab yang cukup besar bagi saudara sekandung untuk selalu berinteraksi dengan adiknya maka interaksi keduanya menjadi cukup intensif dan terlihat peningkatan interaksi sosial yang signifikan dari anak penyandang autisma. Namun ibu yang memiliki kontrol yang lemah terhadap hubungan antar saudara sekandung, ditemukan interaksi keduanya sangat sedikit, dan ini memiliki pengaruh terhadap perkembangan interaksi sosial anak penyandang autisma yang tetap minim tanpa peningkatan. Namun faktor -faktor seperti: jarak usia, perilaku dan taraf kemampuan anak penyandang autisma, sikap dan perasaan saudara sekandung terhadap perlakuan khusus kepada anak penyandang autisma, konteks keluarga secara keseluruhan berkontribusi dalam menentukan peran saudara sekandung tersebut.
Ditemukan juga dalam penelitian bahwa saudara sekandung tidak hanya berperan pada bidang interaksi sosial anak autis tetapi juga turut membantu terapi adiknya yang berupa kemandirian dalam bidang bina diri, kemampuan akademis serta terapi okupasi. Ini berhubungan dengan subyek anak autis yang berusia prasekolah dan sedang melakukan terapi intensif sehingga ibu sering memberikan tugas kepada saudara sekandung yang berhubungan dengan membantu terapi.
Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan observasi sebagai metode utama kedua sehingga dapat diperoleh gambaran peran saudara sekandung dalam kesehariannya secara utuh. Dalam pemilihan subyek penelitian juga bisa saudara sekandung dan anak autis yang berusia remaja. Selain itu mungkin penting untuk mendapatkan informasi yang memadai mengenai kehidupan perkawinan keluarga yang diteliti sehingga didapatkan gambaran dalam lingkungan keluarga seperti apa saudara sekandung ini berada. Selain itu sebaiknya penelitian yang akan datang dapat memfokuskan kepada keluarga yang memiliki status ekonomi menengah ke bawah."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S2851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Happy Indri Hapsari
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi perbedaan pengetahuan, sikap dan
ketrampilan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui
multimedia. Desain penelitian ini adalah quasi-experimental pre test and post test
nonequivalent control group design dengan pengumpulan data secara non
probability sampling dengan metode consecutive sampling dan berjumlah 36
responden. Sampel penelitian ini adalah orang tua yang mempunyai anak
leukemia yang sedang kemoterapi di RS Kanker Dharmais Jakarta. Tingkat
pengetahuan dan sikap terdapat perbedaan yang signifikan, sedangkan
ketrampilan tidak terdapat perbedaan yang signifikan Pendidikan kesehatan
sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan, sehingga dapat merubah perilaku orang
tua.

ABSTRACT
The objective of this research is to identify the difference of knowledge, attitude
and skills before and after the health education using multimedia. Quasiexperimental
pre test and post test nonequivalent control group design was used to
collect data by using non-probability sampling and consecutive sampling method
and total respondent is 36. The sample of this research is parents who has children
suffering from leukemia and is undergoing chemotherapy at Dharmais Cancer
Hospital Jakarta. There is a significant difference between level of knowledge and
attitude, whereas there?s no difference in skills. It is recommended that health
education be given continually in ordered to succeed in changing parents?
abilities"
2012
T30625
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Hapsari
"Autisma merupakan gangguan yang kompleks dan berat yang dicirikan oleh
abnormalitas pada fingsi sosial, bahasa dan komunikasi serta adanya perilaku dan minat yang tidak biasa (Mash & Wolfe, 1999). Keterlambatan atau fungsi abnormal pada salah
satu dari ketiga area tersebut muncul sebelum usia tiga tahun (APA, 2000 pada Sattler, 2002). Gangguan perkembangan ini menyebabkan kekurangan pada tiga area yaitu area interaksi sosial, area komunikasi serta area perilaku. Kelcurangan pada area interaksi sosial
ini merupakan hal yang amat rnenjadi keluhan orang tua dan rnempakan ciri utama yang menyadarkan orang ma untuk curiga mengenai kemungkinan adanya gangguan pada anaknya
Dalam berinteraksi sosial dibutuhkan sebuah kemampuan yang disebut social understanding, yaitu kemampuan untuk membaca pikiran, memahami keyakinan, gagasan, pikiran serta perasaan yang dimiliki orang lain (Howlin, 1998). Sementara anak
penyandang autisma memiliki kekurangan dalam social understanding. Padahal
Kekurangan social understanding pada anak penyandang autisma menyebabkan mereka tidak mampu hidup mandiri bila sudah dewasa kelak (Pediatric Advisor, 2002). Untuk itu
peneliti tertarik utuk meneliti mengenai social understanding anak penyandang autisma agar dapat digunakan sebagai basis untuk intervensi.
Alat ukur yang peneliti gunakan adalah Picture Arrangement yang merupakan salah satu subtes dari aspek performa pada WISC-R yang secara non verbal mengulcur social understanding Penelitian dilalcukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
dengan observasi dan wawancara sebngai alat penunjang analisis data Sampel yang diambil adalah dua anak penyandang autisma ringan yang berusia, masing-mining, 6 tahun dan 8 tahun. '
Dari hasil penclitian didapatkan bahwa subyek memang memiliki kemampuan
social understanding yang kurang Masing-masing subyck memiliki kekhasan dalam menunjukkan kekurangan mereka dalam social understanding tersebut. Misalnya pada subyek l masih berada pada tahap encoding yaitu memperhatikan aspek tertentu dari
penampilan dan perilaku seseorang atau sesuatu lalu menyimpan informasi tersebut ke dalam working memory, sodangkan subyek 2 sudah pada tahap representation yaitu
menginterpretasikan fenomena sosial yang mercka observasi dengan mengelaborasi informasi yang mereka peroleh melalui hal-hal yang telah mereka pelajari mengenai human nature. Perbedaan antara kedua suhyek ini kemungkinan banyak dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan intervensi yang diberikan kepada mereka_ Intervensi
perilaku dan pendidikan yang terus menerus sangat berguna untuk memperbaiki kekurangan penyandang autisma pada berbagai area terutama area interaksi sosial."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Indri Hapsari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek dari remitansi pada pendidikan anak pada keluarga dengan kiriman uang. Penelitian ini manggunakan data dari International Family Life Survey IFLS gelombang kelima yang dilaksanakan pada tahun 2014, data ini berbentuk cross section dan data yang dipakai adalah data berkelanjutan. Penelitian ini manontrol krakteristic individu dan karakteristik rumah tangga dan masalah endogenitas dengan menggunakan estimasi instrumental variable. Metode estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah IV-Probit estimasi. Remitansi sebagai variabel utama dan status pernikahan jenis kelamin, umur kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga dan harta sebagai variabel control. Penelitian ini menemukan bahwa remitansi mempunyai dampak negatif dan signifikan terhadap kemungkinan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi pada anak di keluarga yang mendapatkan remitansi. Penelitian ini menunjukan adanya dampak negative terhadap pembentukan anak akibat absennya orangtua di keluarga.

ABSTRACT
This study investigated the impact of remittances on education outcome of children in migrant household using cross sectional data from on going longitudinal survey International Family Life Survey fifth wave that collected in 2014. The study controls household rsquo s characteristics and individual characteristics and endogenity problem using Instrumental Variables estimation. Using Instrumental Variable Probit IV Probit regression, the estimates is now not spurious, significant and large. The remittance is the main variable and the married status, sex category, age of household rsquo s head, household rsquo s head education, and wealth as control variable. This research finds that remittance has negative and significant effect on probability of having higher education on children in migrant households. This study shows the trade off of parents leaving households influence negatively on human formation on children. "
2017
T49666
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library