Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indreswari
Abstrak :
Tesis ini mengenai analisa perilaku besi terlarut [Fe2+] terhadap Dissolved Oxygen [DO], pH, Amonia [NH3] dan [Organik] sepanjang WTC. Fe2+, DO, pH, Amonia dan zat organik merupakan parameter kunci dalam penentuan kualitas badan air. Kualitas badan air sepanjang WTC sangat penting diperhatikan karena WTC merupakan pensuplai air baku air minum untuk wilayah Jakarta. Permasalahan dalam tesis ini adalah besarnya [Fe2+] dalam WTC yang dirasa cukup mengganggu untuk air baku air minum sehingga tujuan dari diambilnya parameter-parameter tersebut adalah dengan diketahuinya hubungan dari masing-masing parameter tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi [Fe2+] dalam badan air maupun air yamg diolah dalam sistem pengolahan air minum. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan, laboratorium, dan kepustakaan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusalena Sophia Indreswari
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Eksaserbasi pada PPOK mempunyai kontribusi yang besar terhadap derajat keparahan dan progresivitas PPOK. Identifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan eksaserbasi PPOK banyak diteliti di luar negeri. Dengan mempertimbangkan terdapatnya perbedaan karakteristik pasien di Indonesia, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan eksaserbasi pada pasien PPOK di Indonesia.

Tujuan: Mengetahui prevalensi eksaserbasi pada pasien PPOK di RSCM selama kurun waktu 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2012 serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan eksaserbasi pasien-pasien PPOK yang berobat di RSCM baik rawat jalan maupun rawat inap.

Metode: Penelitian ini merupakan studi dengan desain potong lintang pada pasien PPOK yang berobat di RSCM selama tahun 2010–2012. Data klinis dan penunjang selama perawatan diperoleh dari rekam medis. Analisis bivariat dilakukan pada variabel kelompok usia, riwayat merokok, komorbiditas, derajat PPOK, riwayat pengobatan dengan kortikosteroid, dan frekuensi eksaserbasi dalam satu tahun sebelumnya.Variabel yang memenuhi syarat akan disertakan pada analisis multivariat dengan regresi logistik.

Hasil: Sebanyak 184 pasien diikutsertakan dalam penelitian ini. Didapatkan prevalensi eksaserbasi PPOK sebesar 70,7%. Derajat PPOK , riwayat perokok, frekuensi eksaserbasi satu tahun sebelumnya, pengobatan kortikosteroid sistemik, dan komorbid merupakan variabel yang berbeda bermakna pada analisis bivariat. Faktor risiko independen yang bermakna pada analisis multivariat adalah frekuensi eksaserbasi PPOK dalam satu tahun sebelumnya ≥ 2 kali (OR 27,39; IK 95% 3,30 sampai 227,29; p = 0,002), perokok aktif (OR 5,11; IK 95% 1,07 sampai 24,35; p = 0,041), PPOK derajat III dan IV (OR 4,71; IK 95% 1,59 sampai 13,97; p = 0,005), dan komorbid dengan nilai Charlson Comorbid Index lebih dari dua (OR 4,09; IK 95% 1,37 sampai 12,18; p = 0,011). Sedangkan pengobatan dengan kortikosteroid sistemik merupakan faktor proteksi terhadap eksaserbasi PPOK (OR 0,12; IK 95% 0,03 sampai 0,54; p = 0,006).

Simpulan: Prevalensi eksaserbasi pasien PPOK di RSCM pada tahun 2010 sampai dengan 2012 adalah 70,7%. Faktor risiko eksaserbasi PPOK adalah frekuensi eksaserbasi PPOK pada satu tahun sebelumnya lebih dari sama dengan dua kali, perokok aktif, PPOK derajat III dan IV serta komorbid dengan Charlson Comorbid Index . Sedangkan pengobatan dengan kortikosteroid sistemik merupakan faktor proteksi terhadap eksaserbasi PPOK.
ABSTRACT
Background. Exacerbation in chronic obstructive pulmonary disease (COPD) contributes greatly to the severity and progression of COPD. Identification of factors associated with exacerbation of COPD has widely studied abroad with varying results. Due to difference in patient characteristic, it is necessary to study on the factors associated with exacerbation of COPD in Indonesia.

Aim.To determine the prevalence of COPD exacerbations in RSCM during 2010 until 2012. And to identify factors associated with exacerbation of COPD patients who seek treatment at Cipto Mangunkusumo Hospital, both inpatient and outpatient.

Methods. This study was a cross sectional study design in COPD patients who seek treatment at CiptoMangunkusumo Hospital, both inpatient and outpatient, during 2010-2012. Clinical data, supportive data, and outcome (exacerbation or stable) data during treatment were obtained from medical records. Bivariate analyses were performed on age, history of smoking, comorbidity, severity of COPD, history corticosteroids treatment, and frequency of exacerbations in the previous year. Variables that were eligible would be included in the multivariate analysis in the form of logistic regression.

Results. A total of 184 patients enrolled in this study. Prevalence of COPD exacerbation was 70.7%. Severity of COPD, history of smoking, frequency of previous exacerbations, history of systemic corticosteroid treatment, and comorbidity were variables found to be significantly different in bivariate analysis. Independent risk factors that were found to be significant in multivariate analysis were ≥ 2 times of COPD exacerbation in the previous year (OR 27.39; 95% CI 3.30 to 227.29; p = 0.002), current smoker (OR 5.11; 95% CI 1.07 to 24.35; p = 0.041), grade III and IV of COPD (OR 4.71; 95% CI 1.59 to 13.97; p = 0.005), and comorbid with charlson comorbid index value more of two (OR 4.09; 95% CI 1.37 to 12.18; p = 0.011). While treatment with systemic corticosteroid is protective factor against COPD exacerbations (OR 0.12; 95% CI 0.03 to 0.54; p = 0.006).

Conclusion. The prevalence of COPD exacerbations in RSCM during 2010 to 2012 is 70.7%. Risk factors for COPD exacerbation are more than or equal to two times of COPD exacerbation in the previous year, current smokers, grade III and IV of COPD and comorbid with charlson comorbid index value more of two. While treatment with systemic corticosteroid is protective factor against COPD exacerbations.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gitta Indreswari
Abstrak :
Aljabar Lie sederhana merupakan aljabar Lie dengan karakteristik khusus, yaitu tidak abelian dan tidak memiliki ideal sejati yang tak nol. Dalam penelitian ini, dikenalkan suatu aljabar Lie sederhana yaitu sl fr infin;,K yang merupakan subaljabar Lie dari gl fr infin;,K . Aljabar Lie sederhana sl fr infin;,K memiliki dimensi yang tidak berhingga dengan basis yang tak terhitung. ...... Simple Lie algebra is Lie algebra with special characteristics, which is not abelian and not having any nonzero proper ideal. In this study, a simple Lie algebra sl fr infin ,K is introduced, which is a sub Lie algebra from gl fr infin ,K . Simple Lie algebra sl fr infin ,K has an infinitely dimension with an uncountably basis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Indreswari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S5020
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Andarini Indreswari
Abstrak :
Tuberkulosis paru masih merupakan masalah dunia. Indonesia menempati peringkat ke tiga di dunia pada tahun 2012. Target nasional Case Detection Rate tahun 2012 adalah 70%, sedangkan pencapaian Jawa Tengah sebe- sar 58,48%. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh batas kadar inter- feron (IFN) γ pada orang kontak serumah dengan penderita tuberkulosis paru sebagai dasar diagnosis dini penyakit tuberkulosis. Penelitian di- lakukan secara kohort selama dua tahun (2011 - 2013) di Balai Kesehatan Masyarakat Paru Semarang. Pada akhir penelitian, terdapat 12 responden kontak dan 13 tidak kontak serumah. Uji Wilcoxon menunjukkan perbe- daan bermakna rerata kadar IFN-γ antara kelompok kontak dengan kelom- pok tidak kontak serumah ( nilai p= 0,004). Rerata kadar IFN-γ pada kon- tak serumah mengalami penurunan pada sebagian besar kasus (75%). Pada kelompok kontak serumah, 25% menunjukkan gejala klinis suspek tu- berkulosis paru. Pemeriksaan mikrobiologis menunjukkan 100% negatif pa- da kedua kelompok. Hasil reciever operating characteristic kadar IFN-γ ter- hadap status klinis, diperoleh nilai area under the curve sebesar 70,4% (95% CI= 40,8% - 99,9%). Nilai cut off point IFN-γ yang optimal secara sta- tistik yaitu pada nilai ≥3,277. Diperoleh hasil sensitivitas dan spesifisitas sebesar 67,7%. Pemeriksaan kadar IFN-γ dapat digunakan dalam kegiatan skrining untuk mendeteksi secara dini penularan pada kontak serumah de- ngan penderita tuberkulosis paru, sebagai pilot project pada daerah dengan prevalensi tuberkulosis paru yang tinggi.

Tuberculosis remains a global problem. In 2012, Indonesia has the third biggest tuberculosis cases in the world. The national target in Case Detection Rate for tuberculosis in 2012 was 70%, whereas Jawa Tengah reached only 58.48%. This research aimed to find interferon (IFN) γ level among households contact with tuberculosis patient that used a new screening method of finding tuberculosis cases. The research design was Diagnosis Dini Tuberkulosis pada Kontak Serumah dengan Penderita Tuberkulosis Paru melalui Deteksi Kadar IFN-γ Early Diagnosis of Tuberculosis Infection for Household Contact with Patients of Pulmonary Tuberculosis Use Interferon (IFN-γ) Level Detection Sri Andarini Indreswari, Suharyo a two-year cohort study (2011 - 2013) took place in pulmonary community health centers Semarang. In the end of research, found 12 participants household contact and 13 participants nonhousehold contact. Wilcoxon test result showed significant differences IFN-γ level between contact group and noncontact group (p value= 0.004). IFN-γ among household contact group decreased in most cases (75%). Among household contact group showed 25% had a clinical symptom of tuberculosis. Microbiology diagnostic showed 100% had negative result in both group. Result of receiver opera- ting characteristic IFN-γ level toward clinical status, had value area under curve 70.4% (95% CI= 40.8%-99.9%). Cut off point of IFN-γ value have op- timal result in ≥3.277, with sensitivity and specificity value 67.7%. IFN-γ le- vel test can be used in screening program to early detection of infected among household contact with new tuberculosis cases, as a pilot project in high prevalence of new tuberculosis cases.
Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Fakultas Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Arini Diah Indreswari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah intervensi pelatihan servant leadership dan peningkatan awareness pada pimpinan dapat meningkatkan motivasi kerja pegawai di Balai Besar POM Propinsi X. Intervensi didasarkan pada penelitian motivasi kerja 46 pegawai. Servant leadership pada pimpinan BBPOM Propinsi X diukur melalui Servant Leadership Scale (Barbuto dan Wheeler, 2006). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa motivasi kerja pegawai ditentukan oleh 88,6% servant leadership dan 90% kepuasan atas gaji. Peneliti merancang pelatihan servant leadership pada pimpinan dengan fokus pada dimensi organizational stewardship dan persuasive mapping yang rendah agar semua dimensi servant leadership yang dimiliki pimpinan lengkap, dan dapat berfungsi optimal. Oleh karena itu, disarankan untuk meninjau besaran gaji pegawai secara periodik. Dengan adanya intervensi pelatihan servant leadership akan dapat meningkatkan semangat dan motivasi kerja selama memberikan pelayanan yang baik dan optimal kepada masyarakat. Pimpinan juga perlu menyadari bahwa motivasi kerja pegawai dipengaruhi juga oleh kepuasan atas gaji.
The research aimed determine the effect of servant leadership's training and increasing awareness for leaders as intervention program will increase the employee's work motivation in Balai Besar POM Propinsi X. The intervention based on work motivation's research of 46 employees. Servant leadership for leaders in BBPOM Propinsi X measured by Servant Leadership Scale's instrument (Barbuto and Wheeler, 2006). The result of analysis regression shows that employee's work motivation determined by 88,6% servant leadership and 90% pay satisfaction. Researcher designs servant leadership's training for leaders focusing on lower result of organizational stewardship and persuasive mapping dimension, in order to servant leadership's dimensions that owns by the leaders is comprehensive and can be functioned optimally. With the servant leadership's training intervention, it will be able to improve encouragement and work motivation during giving good and optimal service to the public. Leaders also have to aware that employee's work motivation affected by pay satisfaction. Thus, the suggestion is to look deeper on how much the employee's salary and review it periodically.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library