Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imelda Ika Dian Oriza
Abstrak :
Penyalahgunaan dan ketergantungan zat di Indonesia telah berlangsung sejak awal tahun 1970. Masalah ini kian serius, tampak dari jumlah pemakainya yang kian lama kian meningkat. Selain risiko tindakan kriminalitas, gangguan ini juga membawa dampak kesehatan yang serius karena perilaku mereka yang berisiko tinggi. Di antaranya adalah berbagi jarumm suntik. Berbagi jarum suntik meningkatkan risiko penularan penyakit seperti Hepatitis C dan HIV/AIDS. Lebih daripada itu, gangguan ini menuntun pada kematian akibat kelebihan dosis. Untuk mengenali kemungkinan seseorang terlibat penyalahgunaan obat perlu dipahami kepribadian individu yang bersangkutan. Untuk memahami dinamika kepribadian individu biasanya dilakukan pemeriksaan psikologis. Pemeriksaan psikologis biasanya dilengkapi dengan seperangkat instmmen/alat tes. Sebuah alat tes dapat membantu mengenaii karakteristik kepribadian seseorang yang mungkin menyalahgunakan zat asal ala! tes tersebut mampu membedakan individu yang ketergantungan zat dari yang tidak. Mengingat tes DAP banyak digunnkan dalam praktek pemeriksaan psikologis, maka dipilihlah tes ini untuk membedakan individu yang ketergantungan heroin dari yang tidak, Namun, beberapa penelitian mengenai tes DAP memperoleh hasil yang kurang menyokong pemanfaaian tes DAP karena nilai validitas yang rendah. Akan tetapi disadari bahwa sifat tes DAP yang khusus, yaitu kualitatif-subyektif mungkin menyebabkan metode penelitian validasi menjadi kurang tepat. Dalam penelitian ini kedua pendekatan kualitatif-subyektif dan kuantitatif-obyektif digabungkan. Penelitinn ini menggunakan dua kelompok subyek. Kedua kelompok itu adalah kelompok yang terdiri dari individu yang ketergantungan heroin dan kelompok yang tidak tergantung Tujuannya untuk membandingkan hasil gambar dua kelompok tersebut Teknik yang digunakan merupakan pengembangan dari teknik impresionislik-holistik. Hasil gambar dari kedua kelompok diacak dan dibagi berdasarkan kriteria pembagi yang sudah ditetapkan. Dari 21 kriteria pembagi yang diteiapkan unluk membagi selmuh subyek menjadi dua. kelompok, hanya 2 kriteria yang secara signifikan dapat membedakan antara subyek yang ketergantungan Za! dan yang lidak, yaitu dalam ha] sikap berdiri (mantap-melayang) signifikan pada l.o.s 0,05 dan kesan rnenyeluruh (aneh-wzgiar) sigfinikan pada l.o.s 0,01. Dari aspek-aspek lain, yaitu ekspresi wajah, ukuran, gerakan, simetri, letak (kiri-kanan, atas-bawah), sikap berdiri (kaki tertutup-kaki terbuka), bentuk garis (putus-putus-kontinyu), tekanan garis (kuat-lemah, rata-tidak rata), keberadaan langan, keberadaan kaki, penyederhanaan kepala, penyederhanaan tubuh, distorsi proporsi, keberadaan gambar lain selain figur utama, tokoh identifikasi, komentar-reaksi-pertanyaan, kesesuaian usia tokoh dengan subyek tidak bisa membedakan individu yang ketergantungan heroin dad individu yang tidak ketergantungan zat. Ada berbagai kemungkinan yang menuntun pada hasil yang kurang memuaskan ini Untuk kepentingan penelitian lanjutan meperbanyak sampel, mengontrol karakteristik sampel, terutama intelegensi, menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan karakteristik tes, memperbanyak rafer. Berkaitan dengan hasil penelitian, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah sikap hati-hati balk dalam administrasi maupun dalam interpretasinya. Adminislrasi tes DAP sebaiknya diiaksanakan sebaik-baiknya agar mendapat hasil yang lebih komprehensiftentang individu yang membual gambar, terutama dalam hal kelengkapan gambar dengan deskripsi atau asosiasi cerita.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Ika Dian Oriza
Abstrak :
Memberikan sesuatu sebelum meminta memperbesar peluang untuk dikabulkan. Kebanyakan penelitian menggunakan pemberian dan permintaan yang bersifat normatif. Belum diketahui kesediaan mengabulkan jika pemberian ataupun permintaan kontranormatif. Tiga studi eksperimental dilakukan untuk memeriksa manakah di antara tipe pemberian dan tipe permintaan yang berpengaruh terhadap kesediaan mengabulkan. Penelitian ini juga memeriksa dua mekanisme potensial yang berperan dalam kesediaan mengabulkan, yaitu terima kasih dan utang budi. Studi pertama bertujuan untuk mengetahui efek biaya pemberian (low-cost, medium-cost, hi-cost) dan sifat permintaan (normatif vs. kontranormatif) terhadap kesediaan mengabulkan. Ditemukan semakin tinggi biaya, semakin dikabulkan pemberian. Studi kedua bertujuan menguji efek sifat pemberian (normatif vs. kontranormatif) dan sifat permintaan (normatif vs. kontranormatif) terhadap kesediaan mengabulkan. Hasil menunjukkan orang yang menerima pemberian kontranormatif, lebih bersedia mengabulkan permintaan. Meskipun demikian, permintaan normatiflah yang cenderung dikabulkan. Hasil juga menunjukkan semua pemberian (baik normatif maupun kontranormatif) menimbulkan rasa terima kasih dan utang budi. Ada indikasi utang budi memprediksi kesediaan mengabulkan permintaan normatif. Studi ketiga bertujuan untuk mengetahui respon emosi manakah (terima kasih vs. utang budi) yang berpengaruh terhdap kesediaan mengabulkan. Utang budi memprediksi kesediaan mengabulkan permintaan kontranormatif. Dapat disimpulkan, pemberian biaya tinggi dan pemberian kontranormatif meningkatkan kesediaan mengabulkan meskipun orang cenderung mengabulkan permintaan yang normatif saja. Utang budilah yang berperan dalam kesediaan mengabulkan permintaan normatif dan kontranormatif. ......Studies have suggested that giving favor before asking for a request is more effective that request alone. Experiments have showed consistent results, in which favor and request exemined were limited to procosial-normative favor and request only. Little is known on how much a person is willing to comply to request that violates the norms after benefit from favor that also violates the norms (counternormative). Three experiments were conducted to investigate the types of favor and types of request that influence compliance. These experiments examined two potential mechanism contributed to compliance: gratitude and indebtedness. Experiment one was conducted to examine the effect of favor cost (low-cost, medium-cost, hi-cost) and type of request (normative and counternormative request) on compliance. Results found that the favor cost increased the compliance. Experiment two was conducted to examine the effect of type of favor (normative and counternormative favor) and type of request (normative and counternormative request) on compliance. The result found that counternormative favor increased compliance. However, normative request tended to be granted. Results also suggested that all favor evoked gratitude and indebtedness, however only indebtedness predicted compliance toward normative request. Experiment three was conducted to examine the role of gratitude and indebtedness on compliance. Results suggested that indebtedness predicted compliance toward counternormative request. In conclusion, hi-cost and counternormative favor increased compliance. Normative request was more to be granted than counternormative request. Indebtedness was found as a predictor for compliance toward normative as well as counternormatif request.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library