Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iman Sulaeman
"
ABSTRAK
Relief-relief yang dipahatkan pada kepurbakalaan abad 10 - 15 Masehi di Indonesia bergaya naturalis, dinamis maupun tokoh pipih adalah merupakan salah satu hiasan ornamental. Hal ini sesuai di dalam kitab Manasara, yang di dalamnya tidak mengatur ketentuan tentang jenis yang dipahatkan pada suatu bangunan suci, hanya disebutkan bahwa bangunan suci dapat diberi hiasan agar terlihat indah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian, timbulah pertanyaan penelitian sebagai berikut, Apakah sebagai hiasan ornamental, relief cerita terlepas dan aturan-aturan yang ada dalam masyarakat pendukungnya ?
Metode yang digunakan untuk menjawab portanyaan penelitian diatas adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan pustaka yang relevan dan memanjang data di lapangan 2. Studi lapangan dan perekaman data di lapangan. 3. 1nterpretasi data. Alasan dipilihnya kepurbakalaan abad 10 - 15 masehi dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Jenis-jenis relief cerita yang terdapat dalam periode ini lebih beragam. B. Kepurbakalaan yang berasal dari periode ini lebih banyak dihiasi oleh relief cerita. Hasil akhir dari penelitian ini adalah, walaupun hanya sebagai hiasan ornamental, relief cerita ternyata dalam pemahatannya memiliki kecenderungan-kecendenmgan sebagai berikut, 1. Dalam hal penempatan di bangunan, relief cerita tokoh manusia selalu ditempatkan lebih utama ( di atas) dibandingkan relief cerita tokoh binatang. Seandainya relief cerita tokoh manusia dan binatang pada sebuah bangunan, ada dalam posisi yang sejajar maka proporsi ruang yang diberikan pada cerita tokoh mamusia lebih besar dibanding cerita binatang. 2. Dalam hal arah pembacaan, baik relief cerita tokoh manusia maupun binatang adalah prasawya. Hal ini dimungkinkan karena tema cerita pada masa Jawa Timur adalah ruwat. Teori lain menyebutkan kebiasaan tulis dan baca sutra Jawa Kuna diterapkan dalam pembacaan relief 3. Dalam hal jumlah adegan, relief cerita tokoh manusia lebih banyak ( 463 adegan dari 15 cerita) sedangkan relief cerita tokoh binatang hanya 61 adegan dari 11 cerita. Hal ini sangat dimungkinkan karena seniman pada masa itu telah mengenal asas tema dan tata jenjang.
"
1997
S11759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Iman Sulaeman
"Rekayasa karpet yang membersihkan sendiri, anti bakteri, dan bebas bau dilakukan dengan melapisi kitosan-titania nanokomposit pada karpet bulu sintetis. Nanokomposit disintesis dengan menambahkan kitosan ke TiO2 dengan menggunakan metode impregnasi basah. Nanokomposit kemudian ditandai dengan FTIR untuk menentukan ikatan yang terjadi, UV-Vis DRS untuk menentukan celah pita energi, dan SEM-EDX untuk menganalisis morfologi dan komposisi.
Tes disinfeksi koloni E. coli dilakukan dengan menggunakan nanokomposit yang disintesis di bawah fotoreaktor akrilik untuk menganalisis kemampuan disinfektan. Setelah mendapatkan komposisi nanokomposit paling optimal berdasarkan tes, nanokomposit terbaik kemudian dilapisi di atas karpet. Serangkaian tes dilakukan pada karpet, termasuk uji pembersihan sendiri dengan mencelupkan karpet ke suspensi lumpur, uji fotodegradasi metilen biru, dan uji degradasi amonia.
Hasil karakterisasi FTIR menunjukkan bahwa sejumlah ikatan terjadi antara kitosan dan TiO2, sementara UV-Vis DRS menunjukkan bahwa nanokomposit yang disintesis memiliki nilai celah pita 3,11 eV. Tes desinfeksi E-coli menunjukkan bahwa komposisi nanokomposit terbaik adalah konsentrasi kitosan 3wt%, sedangkan pembersihan sendiri, fotodegradasi metilen biru, dan uji degradasi amonia menunjukkan bahwa penambahan 0,67v% tetraetil ortosilikat adalah penambahan paling optimal dalam pelapisan nanokomposit pada permukaan karpet.

A self-cleaning, anti bacterial, and odor free carpet engineering is conducted by coating chitosan-titania nanocomposite on a synthetic fur carpet. The nanocomposite is synthesized by adding chitosan to TiO2 by means of wet impregnation method. The nanocomposite is then characterized by FTIR to determine the bonds that occur, UV-Vis DRS to determine the energy bandgap, and SEM-EDX to analyze the morphology and composition.
An E. coli colony disincfection test is done using the synthesized nanocomposite under an acrylic photoreactor to analyze its disinfectant ability. After obtaning the most optimum nanocomposite composition based on the test, the best nanocomposite is then coated on the carpet. A series of tests is done to the carpet, including the self-cleaning test by dipping the carpet to mud suspension, methylene blue photodegradation test, and amonia degradation test.
The FTIR characterization result shows that a number of bonds occured between chitosan and TiO2, while UV-Vis DRS shows that the synthesized nanocomposite has a bandgap value of 3.11 eV. The E-coli disinfection test shows that the best nanocomposite composition is of the 3wt% chitosan concentration, while the self-cleaning, methylen blue photodegradation, and amonia degradation test shows that addition of 0.67v% tetraethyl orthosilicate is the most optimum addition in the nanocomposite coating on the carpet surface.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library