Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imam Prabowo
Abstrak :
ABSTRAK
Serbuk mucilago Hibiscus rosa-sinensis L. (MHR) merupakan salah satu eksipien alami yang menjadi superdisintegran. Penelitian ini bertujuan mengkarakterisasi serbuk MHR, mendapatkan konsentrasi optimum dan membandingkan waktu disintegrasi antara formulasi tablet terdisintegrasi cepat (TDC) yang menggunakan konsentrasi optimum serbuk MHR dengan sodium starch glycolate (SSG). Serbuk MHR dilakukan karakterisasi fisik, kimia dan fungsional. TDC domperidon diformulasikan dengan memvariasikan konsentrasi serbuk MHR, digunakan SSG sebagai pembanding, kemudian hasil uji waktu disintegrasi dan pembasahannya dibandingkan. Serbuk MHR yang dihasilkan berupa serbuk kecokelatan, beraroma khas, tidak berasa, mempunyai swelling ratio 25 kali dibanding volume awal, kelarutan 0,426 ± 0,034 mg/ml, viskositas 1360 cps, ukuran partikel berkisar 0,991 ? 380 μm, tidak dapat mengalir, dan indeks kompresibilitas 26,75 ± 1,79%. Konsentrasi optimum serbuk MHR untuk pembuatan TDC domperidon adalah 1%. Evaluasi TDC domperidon menggunakan superdisintegran serbuk MHR 1% adalah waktu disintegrasi 39,67 ± 4,73 detik dan waktu pembasahan 66,33 ± 14,29 detik, waktu disintegrasi dan pembasahan tersebut lebih cepat dibanding formulasi TDC domperidon menggunakan superdisintegran SSG 1% yaitu 109,33 ± 18,8 detik dan 120,00 ±
ABSTRACT
Hibiscus rosa-sinensis L. mucilage (MHR) powder is a natural superdisintegrant. This experiment?s purposes is to characterize MHR powder, get the optimum concentration of MHR powder and compare disintegration and wetting time between fast disintegration tablet that used optimum concentration's MHR powder and SSG as superdisintegrant. Characterization was consisted of physical, chemistry and function. TDC formulation was prepared by varied MHR powder's concentrations and sodium starch glycolate as comparison and then compared its disintegration and wetting time test. Characterization?s results were brownish powder, spesific odor, tasteless, swelling ratio 25 times bigger than initial volume, solubility 0.426 ± 0.034 mg/ml, particle size 0.991 ? 380 μm, flowless, and index compressibility 26.75 ± 1.79%. Optimum concentration of MHR powder in TDC domperidon formulation was 1%. Disintegration time and wetting time of TDC domperidone that used 1% MHR powder were 39.67 ± 4,.73 seconds and 66.33 ± 14.29 seconds respectively, those results was faster than disintegration time and wetting time of formulation that used SSG 1% were 109.33 ± 18.8 seconds and 120.00 ± 3.00 seconds respectively.
2016
T46169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Prabowo
Abstrak :
ABSTRAK
Dewasa ini, plastik menjadi salah satu dari masalah lingkungan disebabkan karena sifat plastik yang tidak dapat terurai di alam. Masalah sampah plastik ini telah memicu para ilmuwan untuk mengembangkan material ramah lingkungan untuk meminimalisir dampak dari sampah plastik ini. Baru-baru ini penggunaan selulosa yang merupakan salah satu komponen dalam serat alam menjadi sangat massive dimana selulosa ini selain memiliki sifat yang dapat terurai di alam memiliki juga sifat mekanik dan termal yang baik sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan pencampuran dengan material plastik yang mengakibatkan meningkatnya kekuatan mekanik dan suhu serta. Pada penelitian kali ini difokuskan untuk menggabungkan antara selulosa dengan poliuretan sebagai matrik. Sayangnya, terjadi ketidakcocokan yang diakibatkan sifat yang berbeda antara kedua material, dimana selulosa bersifat hidrofilik sementara poliuretan bersifat hidrofobik. Mekanisme untuk mencampurkan kedua material yang tidak seragam ini diapat dilakukan melalui teknik cangkok melalui reaksi senyawa diisosianat dengan selulosa. Pada penelitian ini dilakukan karakteriasasi dengan menggunakan Fourier-Transform Infrared FT-IR untuk mengkonfirmasi adanya gugus fungsi pada senyawa yang terbentuk, Simultaneous Thermal Analysis STA untuk mengetahui kesetabilan dan sifat termal dari material, Scanning Electron Microscope SEM untuk memeriksa morphologi permukaan senyawa yang terbentuk serta 1H-Nuclear Magnetic Resonance 1H-NMR untuk membuktikan struktur dari material yang akan terbentuk. Hasil yang didapatkan adalah bahwa struktur dari material yang terbentuk terdiri dari selulosa sebagai chain extender dan hard segment sementara senyawa diisosianat sebagai hard segment yang mengikat antara selulosa dengan polyol sebagai soft segment. Penambahan selulosa sebanyak 2,5 gram dan HMDI sebesar 5 mol dapat meningkatkan secara berturut-turut suhu leleh pada bagian keras dari 417,92 C menjadi 460,72 C dan dari 417,92 C menjadi 467,04 C.
ABSTRACT
Nowadays, plastics, becoming one of environmental problems, cause land pollutions due to its degradability. It has led studies to develop an environmental friendly material to minimise the impacts of those land pollutions. Recently, the usage of cellulose to reduce the land pollution becomes popular in our societies because of its biodegradability and availability. Cellulose, the largest main component of natural fibers besides hemicellulose, lignin, and pectin, has the high strength and specific modulus and lightweight material. Hence, it can be combined into the polymeric material as a filler to improve not only the strength but also degradability of material. This research was focused to combine cellulose and polyurethane as a matrix. Unfortunately, cellulose and polyurethane have different properties in which polyurethane is polar while cellulose is non polar so resulting poor compatibility. The mechanism, however, to enhance the compatibility through interface reaction between isocyanate and cellulose is known as grafting technique. Apart from increasing the compatibility between two different materials, the focus of this research is to investigate the addition of diisocyanate and cellulose on the properties of hybrid polyurethane cellulose material. The experiments were conducted by using Fourier Transform Infrared FT IR to confirm the functional functions, Simultaneous Thermal Analysis STA to investigate thermal stability, Scanning Electron Microscope SEM to examine the surface morphology and 1H Nuclear Magnetic Resonance 1H NMR to probe the structure of hybrid material. The result reveals that the structure of hybrid material consists of cellulose as chain extender in hard segment which connect two diisocyanate compounds and polyol as soft segment. Furthermore, the addition of diisocyanate and cellulose affect the thermal stability of hybrid material in which the addition of cellulose could increase whereas the addition of diisocyanate could decrease the thermal stability. The addition of 2.5 gram of cellulose and 5 mole of diisocyanate can increase hard segment rsquo s temperature from 417,92 C to 460,72 C and from 417,92 C to 467,04 C respectively.
[, ]: 2017
T48180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Prabowo
Abstrak :
ABSTRAK Dewasa ini masalah pencemaran yang disebabkan material petropolimer menjadi perhatian banyak kalangan. Penggunaan material ramah lingkungan sudah mulai dikembangkan. polylactid acid dan serat ijuk adalah salah satu dari material tersebut. Penggunaan kedua material tersebut diharapkan akan mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Penelitian ini menggunakan kedua jenis material tersebut. Masalah yang menjadi perhatian adalah kompatibilitas antara keduanya. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan modifikasi permukaan alkalinisasi. Alkalinisasi dengan larutan NaOH 0,25 M selama 30 menit diharapkan dapat meningkatkan kompatibilitas antara serat terhadap matriks. Jika kompatibilitas meningkat maka sifat mekanik akan bertambah. Hasil pengujian menunjukan bahwa terjadi peningkatan sifat mekanik hingga fraksi volum serat sebesar 20% kemudian mengalami penurunan lalu kembali mengalami kenaikan pada fraksi volum serat 40%. Sifat mekanik menunjukan kenaikan pada komposit dengan serat yang telah dilakukan alkalinisasi. Hal ini diakibatkan karena meningkatnya kompatibilitas.
ABSTRACT Today, the pollution caused non-degradable material has attracted many researcher to solve this problem. The development of environmental-friendly material are already being used. Polylactid acid and ijuk fiber is one of the material. This material is expected to reduce the impact of environmental pollution. This study uses two types of these materials. The problem is compatibility between them. Alkalization is method to modify surface to solve this problem. Alkalization with 0.25 M NaOH solution for 30 minutes is expected to improve the compatibility between the fibers of the matrix. If compatibility increases the mechanical properties will increase. The tensile test results showed that an increase in the mechanical properties of fiber volume fractions until 20% then decreased and increased again to volume fraction 40%. Mechanical properties shows an increase after alkalization. It is caused due to the increased compatibility.
2014
S54299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Prabowo
Abstrak :
Tablet terdisintegrasi cepat merupakan salah satu teknologi farmasi yang sedang berkembang saat ini. Tablet terdisintegrasi atau FDT (fast disintegrating tablet) merupakan tablet yang ketika diletakkan pada lidah akan terdisintegrasi secara instan serta melepaskan obat dengan bantuan saliva. Teknologi ini dapat memecahkan permasalahan pemberian obat secara oral pada pasien-pasien seperti pediatri, geriatri ataupun pada keadaan dimana pasiennya tidak dapat menelan tablet secara konvensional dengan bantuan air. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi kecepatan disintegrasi dan rasa pada tablet terdisintegrasi dengan memvariasikan konsentrasi sodium starch glycolate dan manitol. Optimasi kecepatan disintegrasi menggunakan sodium starch glycolate dengan konsentrasi 8%, 12% dan 16% dan kemudian diuji waktu disintegrasinya. Setelah diketahui kecepatan disintegrasi yang paling optimum maka dilakukan optimasi rasa dengan menggunakan manitol pada konsentrasi 32%, 36% dan 40%. Evaluasi tentang rasa dilakukan dengan menggunakan uji kesukaan (hedonitas) dan dianalisis dengan yang baik pada tablet terdisintegrasi cepat adalah 27±1 detik. Waktu disintegrasi paling baik tercapai pada tablet yang mengandung konsentrasi sodium starch glycolate sebesar 16%. Tidak ada perbedaan bermakna antara formulasi tablet yang mengandung konsentrasi manitol 32%, 36% dan 40% sehingga tidak dapat diketahui formulasi tablet yang disukai konsumen. ......Fast disintegrating tablet is one of advanced pharmaceutical technologies. Fast disintegrating tablets is a tablet when placed on the tongue will be instantly disintegrated and releases the drug with the help of saliva. This technology can solve the problem of using oral drug in patients such as pediatrics, geriatrics or in circumstances where the patient can not swallow tablets conventionally with the help of water. The purpose of this study was to optimize the speed of disintegration and to optimize taste in fast disintegrating tablet formulations both with varying concentrations of sodium starch glycolate and mannitol. Optimization the speed of disintegration was done by using sodium starch glycolate with concentration of 8%, 12% and 16% and then disintegration time was tested. After the optimum speed decided, the next step was optimizing the taste using various manitol concentration of 32%, 36% and 40% and evaluation of the taste was conducted by using hedonity test and analyzed with SPSS program. Disintegration of good fast disintegrating tablet was 27 ± 1 second. The best disintegration time was achieved in tablet using sodium starch glycolate of 16%. No significant taste differences among tablet formulations that contain manitol concentrations of 32%, 36% and 40%, thus it can’t be decided which one of tablet formulation was preffered by customers.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S110
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library