Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Ikromi
"Perkembangan praktek akuntan publik begitu pesat dalam dasawarsa terakhir ini. Banyaknya akuntan publik yang terkena sanksi profesi membuat organisasi profesi dan regulator semakin memunculkan aturan-aturan yang baru dan lebih ketat lagi untuk mengatur praktek akuntan publik. Tujuan dari diciptakannya aturan ini adalah untuk melindungi para pemakai laporan keuangan hasil auditan oleh akuntan publik dari adanya asymetry information yang dapat menyebabkan adverse selection dan juga moral hazard. Dalam penelitian ini digunakan 5 variabel, yaitu: Jumlah SKP, Gender, Jumlah Profesional, Jenis KAP, Umur. Sedangkan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 103 akuntan publik, baik yang terkena sanksi maupun yang tidak terkena sanksi. Data yang diperoleh merupakan data yang sifatnya very confidential. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel jumlah SKP, gender, dan jumlah profesional erpengaruh terhadap pemberian sanksi yang diberikan terhadap akuntan publik. Pada hasil terbukti bahwa akuntan yang memiliki SKP<30 cenderung untuk terkena sanksi dibanding akuntan yang memiliki SKP 30 ≥ . Sedangkan untuk variabel gender, bila dibandingkan dengan kategori akuntan yang tidak terkena sanksi, akuntan yang berjenis kelamin laki-laki cenderung untuk menerima sanksi dibanding akuntan perempuan. Jumlah profesional juga mempengaruhi pemberian sanksi yang diberikan. Artinya bila dibandingkan dengan kategori yang tidak terkena sanksi, jumlah profesional KAP menentukan kecenderungan jenis sanksi yang diberikan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T 25290
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Muhammad Ikromi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi biaya listrik sektor industri melalui penambahan daya PLTS sebagai sumber energi alternatif. Berbagai skenario load management dibandingkan untuk mendapatkan keuntungan optimal dengan mempertimbangkan penggunaan baterai, Time of Use (ToU) Tariff, waktu operasional pabrik serta Feed in Tariff (FIT). PLTS tanpa baterai lebih menguntungkan dibandingkan PLTS dengan baterai karena mampu menghemat tagihan listrik sebesar 24% dengan IRR 10,7%, NPV sebesar Rp.36,4 Miliar serta mampu mengembalikan investasi hanya dalam 9 tahun. Selain itu, PLTS jenis ini memiliki biaya perawatan tahunan yang rendah dan secara teknis lebih mudah untuk diterapkan.
This research aimed to reduce industrial electricity cost by injecting PV system as an alternative power generator. Various load management scenarios were compared to obtain optimum savings by considering battery usage, the time of use (ToU) tariff, factory working hours and feed in tariff (FIT). Most profitable result was shown by PV system without battery with 24% of cost reduction, 10,7% of IRR, Rp.36,4 Billion of NPV and able to recoup investment within 9 years only. Besides, this type of PV had low annual maintenance cost and easier to be implemented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library