Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Malika
Abstrak :
Dewasa ini jumlah wanita yang terjun dalam dunia pekerjaan kian meningkat. Berbagai alasan mendasari keputusan wanita untuk bekerja, seperti: tetap adanya stimulasi intelektual, tambahan kontak sosial dan perasaan berharga. Selain itu, juga karena penghasilan yang didapat dapat menjadi tambahan penghasilan keluarga. Selanjutnya, ketika seorang wanita bekerja telah menikah dan memiliki anak maka ia akan menjalani peran ganda secara bersamaan, yaitu perannya dalam keluarga dan perannya dalam pekerjaan. Status bekerja yang dimiliki oleh wanita yang telah menikah dan memiliki anak ini, sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap area tugasnya, yaitu: pengaruh terhadap hubungan dengan suami, pengaruh terhadap anak, pengaruh terhadap pekerjaan dan pengaruh terhadap dirinya sendiri (Hoffman, 1984). Adapun peran dalam keluarga yang kerap dituntut dari seorang wanita yang telah menikah dan memiliki anak terkait dengan interaksi yang mereka Iakukan yaitu terhadap suami (peran sebagai istri) dan anak (peran sebagai ibu). Peran sebagai ibu ini juga semakin dirasakan ketika usia anak masih berusia bayi (0-I 8 bulan) karena di usia ini kelekatan (attachment) ibu dengan anak berpengaruh pada perkembangan anak di masa yang akan datang. Selain peran dalam keluarga tersebut, seorang wanita bekerja juga harus memenuhi perannya dalam pekerjaan. Ia diharapkan dapat memenuhi tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam pekerjaan yang ia geluti. Ia juga dituntut untuk memberikan komitmen yang baik terhadap pekerjaannya. Adanya tuntutan atau role expectation dari kedua peran (dalam keluarga dan dalam pekerjaan) inilah yang kemudian dapat menimbulkan konf1ik peran pada wanita bekerja yang menikah dan memiliki anak. Secara lebih khusus, konflik peran yang terjadi karena adanya tuntutan pekerjaan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan tuntutan dari keluarga disebut sebagai workfamily conflict (Thomas & Ganster, 1995). Penelitian ini bermaksud untuk melihat lebih lanjut mengenai fenomena work family conflict, yang dialami oleh wanita bekerja yang menikah dan memiliki anak usia bayi (0-18 bulan). Penelitian ini diawali dengan pendekatan kuantitatif terhadap 34 subjek untuk menyaring 3 subjek dengan skor workfamily conflict yang tertinggi. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan pendekatan kualitatif berupa wawancara terhadap ketiga subjek tersebut untuk menggali keunikan dan kekhasan work family conflict yang dialami subjek. Hasil kuantitatif yang didapatkan menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan cukup valid dan reliabel dalam mengukur workfamily conflict (WPC) sescorang. Selain itu skor tertinggi yang didapat subjek dalam penelitian ini adalah 89 dan skor terendah adalah 41, sedangkan rata-rata dari skor yang diperoleh subjek adalah 66,4. Hasil penelitian kualitatif berupa wawancara terhadap 3 orang subjek dengan skor WFC tertinggi menunjukkan bahwa status wanita bekerja yang menikah dan memiliki anak dapat memberikan pengaruh, baik positif maupun negatif, terhadap hubungan mereka dengan suami, anak, pekerjaan dan wanita itu sendiri. Adapun hal yang dapat menyebabkan munculnya WPC pada subjek penelitian ini adalah job stressors dan/ atau family srressors dan adanya family involvement yang besar. Dampak dari WFC yang timbul adalah adanya gejala-gejala job distress, family distress maupun depresi yang dialami subjek. Kemudian dalam menghadapi WFC tersebut, dilakukan beberapa strategi, seperti mendefinisikan ulang keputusan untuk bekerja dan mendelegasikan tugas dalam keluarga selama sedang bekerja di kantor.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Malika
Abstrak :
Permasalahan remaja, baik yang berdampak buruk terhadap remaja itu sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya, tenis mengalami peningkatan. Hal ini terkait dengan adanya kekhasan karakteristik perkembangan remaja yang menipakan masa transisi dalam rentang kehidupan manusia. Pada masa ini, seorang remaja diharapkan mampu memenuhi tugas perkembangan yang ada dan menyelesaikan konflik dalam beberapa aspek hidupnya agar mampu mencapai keseimbangan psikologis dan membentuk jati diri yang utuh. Salah satu aspek tersebut, yang sekaligus mampu membimbing aspek-aspek lain dalam perkembangan remaja adalah aspek ideologi yang diantaranya berupa agama. Penelitian ini bertujuan unuk mendapatkan gambaran mengenai perkembangan keberagamaan yang dialami remaja beserta faktor-faktor yang berperan di dalamnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga atau pihak-pihak yang telah dan akan melakukan bimbingan atau intervensi lainnya dalam rangka membantu perkembangan remaja, khususnya pada aspek agama. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan subyek sebanyak 4 orang siswa kelas 2 dan kelas 3 SMU, dalam rentang usia 16-17 tahun, yang beragama Islam. Alasan pemilihan tersebut adalah untuk memperkecil rentang usia dan mendapatkan kesamaan latar belakang agama antar subyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan keberagamaan yang dominan dialami subjek dalam penelitian ini (lebih dari dua orang) adalah religious awakening (peningkatan keberagamaan), religious douht (keraguan beragama) dan changes in religious beliefs (perubahan dalam keyakinan beragama). Sedangkan changes in religious observances (perubahan dalam ritual agama) terlihat secara jelas hanya pada 1 subjek dan increase in religious tolerance (peningkatan toleransi beragama) muncul pada 2 orang subjek. Adapun faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan keberagamaan, yang dominan dialami subjek dalam penelitian ini adalah faktor kognitif, keluarga (bagian dari faktor sosial), dan faktor personal. Sedangkan peer (teman sebaya), sekolah dan budaya sebagai bagian lain dari faktor sosial hanya berperan bagi 1 atau 2 subjek. Begitupun halnya dengan peran dari pengalaman maupun kebutuhan-kebutuhan yang tidak teipenuhi. Penelitian ini akan lebih baik dan lebih kaya hasilnya jika ruang lingkup penelitian diperluas, misalnya latar belakang agama yang lebih heterogen. Selain itu, rentang usia yang beragam yaitu remaja awal dan remaja akhir juga dapat dilakukan untuk mendapatkan perbandingan mengenai perkembangan keberagamaan yang dialami beserta faktor-faktor yang berperan dalam di dalamnya.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library