Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ihsan Wiratama
Abstrak :

Gout atau penyakit asam urat merupakan penyakit inflammatory arthritis yang dapat memberikan rasa sakit pada persendian serta mengakibatkan kelumpuhan permanen akibat penumpukan kristal monosodium urate yang disebabkan oleh hiperurisemia. Penyakit ini terjadi pada sekitar 0,1% sampai 10% orang dewasa, di mana umumnya terjadi pada kelompok usia 30-50 tahun untuk laki-laki dan pada kelompok usia pasca menopause untuk perempuan. Di Indonesia, gout merupakan salah satu dari 12 besar penyakit tidak menular.  Pengobatan yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan Allopurinol yang bekerja sebagai inhibitor kompetitif Xantin Oxidase (XO) untuk mengurangi sintesis asam urat, namun karena efek samping serta sifat inhibitor kompetitif Allopurinol, pendosisan Allopurinol menjadi kompleks, yang mana menjadikan perlunya pengembangan inhibitor XO yang bersifat non-kompetitif. Senyawa yang dapat menjadi kandidat adalah sebuah senyawa baru yang ditemukan dalam propolis dari Tetragonula biroi aff. dari golongan kumarin. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa senyawa tersebut memiliki aktifitas inhibisi XO yang mendekati Allopurinol namun bekerja secara non-kompetitif. Pada penelitian ini, senyawa baru serta senyawa turunannya tersebut dilakukan uji molecular docking secara in silico terhadap XO untuk mengetahui profil energi bebas ikatan senyawa pada allosteric site XO. Hasil penelitian mendapatkan skor energi ikatan terendah adalah pada Senyawa Turunan 1, dengan nilai -8,9 kcal/mol. Nilai ini lebih baik dibandingkan dengan senyawa baru pada -8,2 kcal/mol. Inhibisi XO terjadi karena terdapat interaksi hidrofobik ligan dengan Ser344, Val66, Phe68, ikatan hidrogen pada Lys57 dan interaksi hidrofobik dan hidrogen dengan Ser306. Senyawa Turunan 1 memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi obat anti-gout bersifat inhibitor XO non-kompetitif.


Gout is an inflammatory arthritis that could give pain on joints that could lead to permanent disability due to uric acid crystal deposits caused by hyperuricemia. Gout prevalence in adults is 0,1% to 10% which mostly happens in 30 to the 50-year-old age group for men and in post-menopause age for women. In Indonesia, Gout is one of the top 12 highest of non-infectious disease prevalence. One of the common methods to cure gout is by reducing uric acid formation, which could be done by using Allopurinol to disrupt Xanthine Oxidase (XO) enzyme in synthesizing uric acid, but since Allopurinol is a competitive inhibitor, the dosing become complex in addition to the drug’s side effect. Therefore, a non-competitive XO inhibitor needs to be developed. One of the promising candidates of non-competitive XO inhibitor is a novel compound of coumarin from propolis of Tetragonula biroi aff. Previous research found that this novel compound has non-competitive inhibitory activity against XO. In this research, we use in silico molecular docking to find the free binding energy of this novel compound and its derivate towards XO at an allosteric site. It is found that the lowest binding energy was at -8,9 kcal/mol for “Senyawa Turunan 1” (Derivate 1). This binding energy is lower than the novel compound at -8,2 kcal/mol. XO inhibition occurs due to ligand hydrophobic interaction at Ser344, Val66, Phe68, hydrogen bond at Lys57, and hydrophobic and hydrogen interaction with Ser306 This result shows that the Derivate 1 have a high potential to be developed as a non-competitive XO inhibitor for gout treatment.

2018
T52532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Wiratama
Abstrak :
Permasalahan lingkungan seperti pemanasan global dan menipisnya cadangan bahan bakar fosil menjadi sorotan dunia pada masa kini. Penelitian ini meneliti kemampuan fiksasi CO2 oleh mikroalga Chlorella vulgaris dan lipid yang dikandung oleh mikroalga, yang mana dapat digunakan untuk sintesis biodiesel. Penelitian ini dilakukan menggunaka Chlorella vulgaris dalam medium pertumbuhan berbasis pupuk organik cair, yang harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan medium pertumbuhan mikroalga, selama 204 jam. Variasi konsentrasi pupuk organik cair yang digunakan adalah 10%, 30% dan 50% dengan medium Walne sebagai kontrol. Hasil yang didapatkan adalah pertumbuhan mikroalga terbaik didapatkan pada konsentrasi pupuk organik cair 50% dengan laju pertumbuhan terbaik pada konsentrasi pupuk organik cair 30% (0,008 ± 0,001) dalam rentang waktu 204 jam. Fiksasi CO2 terbaik didapatkan pada konsentrasi pupuk organik cair 30%, (21,29% ± 28,29) dan yield lipid terbaik didapatkan pada konsentrasi pupuk organik cair 30% (0,17%) Studi ini dapat digunakan sebagai dasar dalam perbesaran skala industri biodiesel berbasis medium pupuk organik cair.
Environmental problems such as global warming and depletion of fossil fuel reserves si in the world spotlight now. This study examines the ability of CO2 fixation by Chlorella vulgaris microalgae and lipids contained by microalgae, which can be used for biodiesel synthesis. The research was conducted using Chlorella vulgaris in growth medium based on liquid organic fertilizer, which the price is more economical compared to microalgae growth medium, for 204 hours. Variations of the concentration of organic liquid fertilizer used was 10%, 30% and 50% with Walne medium as the control medium. The results obtained are the best microalgae growth occurs at 50% liquid organic fertilizer concentration with the best growth rate at 30% liquid organic fertilizer concentration (0.008 ± 0.001) after 204 hours. Best CO2 fixation occurred at 30% liquid organic fertilizer concentration (28.29 ± 21.29%) and the best lipid yield si at 30% liquid organic fertilizer concentration (0.17%) This study can be used as a basis in the upscaling of biodiesel industry based on liquid organic fertilizer medium.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library