Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Haryanto
Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP), 1996
079.598 IGN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Haryanto
"Perjalanan sejarah Per's Indonesia, selalu menunjukkan babwa Per's selalu berhadapan dengan masalah kekuasaan Kekuasaan Yang sebenarnya juga dimiliki oleh Pers rupanya tidak terlalu mengimbangi kekuasaan lain di luar dirinya. Hubungan Pers dan Pemerintah pada masa awal Orde Baru diwarnai dengan variasi hubungan, di satu masa, tahun-tahun awal Orde Baru, ada kepentingan yang berjalan beriringan antara Pers dan Pemerintahan. Orde Baru Tetapi pada masa selanjutnya, Pers merasa ia harus kembali kepada fungsinya semula yaitu, menjadi media informasi dan di sinilah terjadi perbedaan kepentingan antara Pers di satu pihak cier'icasan Pemerintah di lain pihak. Rupanya fungsi informasi, amat ditonjolkan efek Politisnya oleh Pemerintah. Hal ini bisa dilihat pada penanganan-penanganan kasus yang tidak melalui prosedur hukum yang wajar, dan ditambah pembenaran atas kondisi darurat yang dipahami oleh remerintah pada masa awal Orde Baru. Surat kabar Indonesia Raya adalah koran yang memilikd visi yang amat jelas dalam keberpihakannya pada kepentingan masyarakat, dan menolak segalabentuk korupsi atau manipulasi yang terjadi di awal masa Orde Baru itu. Sebagai salah satu implikasi kebijakan ekonomi yang menarik modal asing ke Indonesia, maka koran ini adalah Salah satu yang paling kritis menanggapi kebijakan tersebut. Sikap tersebut tercermin jelas dalam pemberitaan dan editorial yang dipimpin oleh Mochtar Lubis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 1994
S4133
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Haryanto
Jakarta: Buku Kompas, 2014
070.4 IGN j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Haryanto
"ABSTRACT
Tidak bisa dipungkiri kalau sekarang ini media massa di berbagai wilayah tak bisa beroperasi sebagai perusahaan yang sehat sehingga tampak tidak profesional dan lebih menunjukkan ketergantungannya pada dinamika yang terjadi dalam politik lokal (mulai dari soal langganan koran oleh kantor-kantor pemerintah, iklan ucapan selamat kepada pejabat, hingga berbagai bentuk suap lainnya). Bukan berlebihan pula jika Serikat Penerbit Pers melontarkan pernyataan bahwa perusahaan pers yang sehat hanya sekitar 30 persen dari total pers yang ada. Hal ini memberikan kondisi yang membuatnya sulit menjadi media yang ideal, independen dan tak terpengaruh dari kebutuhan ekonomi perusahaan pers tersebut. Pertanyaannya siapa mendidik siapa kalau media massa berkawan setali tiga uang dengan yang berani bayar? Ujiannya ada antara ada di saat penyelenggaraan pemilihan umum."
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2015
300 RJES 20:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library