Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibnu Wahyudi
Abstrak :
Pada abad ke-19 telah terbit karya-karya sastra dalam bahasa Melayu di Hindia Belanda dalam bentuk puisi, prosa, dan drama. Populasi semua genre sastra itu sekitar 70 karya yang terbit mulai pertengahan abad ke-19. Sebagian besar karya belum pernah dibahas, baik secara populer maupun ilmiah padahal banyak gambaran sosiologis dan kultural di dalamnya. Berdasar kenyataan ini maka disertasi ini dikerjakan dengan berfokus pada lima antologi puisi karya Bangsjawan (Boek Saier oetawa Terseboet Pantoen, 1857), H.G.L., (Pantoon Melajoe sama Tjerita Aneh-aneh, 1858), Maradjalan (Saër Nasehat Orang Berboeat Djahat dan Saër Negri Batawi, 1866), Pattinama (Sair Kadatangan Sri Maharaja Siam di Betawi, 1871/2000), dan Tan Teng Kie (Sya’ir Jalanan Kreta Api,1890/2000). Karya lima pengarang ini dipilih dari 44 antologi puisi berdasarkan kenyataan bahwa dalam karya mereka telah tergambar adanya modernitas. Mengingat pula bahwa karya-karya ini terbit dalam bahasa Melayu sebagai ekses dari ideologi kolonial yang tidak mengajarkan bahasa Belanda kepada penduduk terjajah, maka konsep ideologi kolonial ini dipakai sebagai pemicu analisis. Untuk memahami makna primer dan makna sekunder dari antologi-antologi puisi ini, dimanfaatkan teori signifikasi Barthes dan pendekatan sosiologi sastra. Melalui analisis kemudian dapat dinyatakan bahwa karya-karya syair mereka menunjukkan adanya modernitas kolonial, jelas sebagai sastra modern, serta bagian integral dari sastra Indonesia modern. ......In the 19th century, literary works in Malay in the Dutch East Indies were published in the form of poetry, prose, and drama. The population of all literary genres is about 70 works published in the mid-19th century. Most of the works have never been discussed, either popularly or scientifically, even though there are many sociological and cultural images in them. Based on this fact, this dissertation has been carried out by focusing on five anthologies of poetry by Bangsjawan (Syair boek or called pantun, 1857), HGL, (Malay pantun and strange stories, 1858), Maradjalan (Advice poetry so that people do not do evil and Syair about Batawi, 1866), Pattinama (Syair about arrival of Sri Maharaja Siam in Betawi, 1871/2000), and Tan Teng Kie (Syair about railroad construction, 1890/2000). The works of these five authors were selected from 44 poetry anthologies based on the fact that their works have depicted the existence of modernity. Also considering that these works were published in Malay as an excess of colonial ideology which did not teach Dutch to the colonized people, the concept of colonial ideology was used as a trigger for analysis. To understand the primary and secondary meanings of these anthologies of poetry, Barthes' theory of signification and the sociological approach of literature are used. Through analysis, it can be stated that their poetry shows the existence of colonial modernity, is clearly seen as modern literature, and is an integral part of modern Indonesian literature.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Di akhir penulisan skripsi ini sudah pada tempatnya apabila diajukan beberapa kesimpulan. Kesimpulan-kesimpul_an berikut ini sudah barang tentu didasarkan atas pengum_pulan dan pelacakan data karya-karya F. Sengodjo yang tersebar di berbagai majalah atau harian, serta didasarkan atas analisis terhadap cerpen-cerpennya.

Kesimpulan pertama: P. Sengodjo memang pantas diang_gap sebagai sastrawan Indonesia, dan oleh karena itu ber_hak atas penyertaan namanya di dalam sejarah sastra Indo_nesia. Sebagai sastrawan, P. Sengodjo telah menghasilkan dan mempublikasi berbagai bentuk karyanya, yaitu sajak, cerpen, novelet, drama, esai sastra-budaya, esai musik, dun tulisan-tulisan lain yang berupa timbangan buku. Bera_gamnya karya yang dihasilkan itu, menunjukkan bahwa bidang perhatian P. Sengodjo terhadap dunia penciptaan sas_tra cukup luas. Wawasan pengetahuannya pun mampu membuktikan bahwa ia adalah seorang yang tanggap dan mau belajar. Di samping sebagai sastrawan yang kreatif dalam mencari _
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S11292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016
808.81 IBN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016
808.81 IBN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Depok: Kutu Buku, 2005
899.212 IBN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Jakarta: Kata Media, 2007
KOR 495.78 IBN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Jakarta: Artiseni, 2009
808.81 IBN h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Depok: Bukupop, 2009
808.1 IBN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Yogyakarta: Citra Aji Parama, 2010
899.232 08 IBN n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul "Perkembangan Novel Indonesia Sebelum Balai Pustaka" ini berusaha mengungkap khazanah novel yang pernah terbit - di Indonesia, sebelum berdirinya Balai Pustaka, tahun 1917. Sejauh kepustakaan yang dapat dirunut, terbukti belum pernah ada ahli atau -pengamat kesusastraan Indonesia yang berusaha mengungkap khazanah kesusastraan sebelum Balai Pustaka tersebut, secara menyeluruh dan khusus. Seandainya pun pernah ada yang melakukan, rata-rata terbatas pada topik-topik yang sangat spesifik. Dalam hubungan ini pantas disebut, misalnya, penelitian yang lebih dari memadai yang pernah dilakukan oleh Claudine Salmon, berjudul Literature in Malay by the Chinese of Indonesia: A Provisional Annotated Bibliography (1981), atau yang dilakukan oleh Nio Joe Lan dengan bukunya Sastera Indonesia-Tionghoa, atau seperti juga yang dilakukan oleh John B. Kwee dengan disertasinya berjudul Chinese Maley Literature of the Peranakan Chinese in Indonesia 1880-1942 (1977). Ketiga peneliti tersebut jelas sekali hanya mengkhususkan pembicaraannya pada khazanah kesusastraan yang ditulis oleh pengarang Peranakan Cina.

Peneliti lain yang pernah mencoba menunjukkan khazanah kesusastraan Indonesia dari sisi yang lain hampir-hampir belum pernah ada, dan masih sangat sedikit. Dari yang sedikit ini, tampak hanya Pramoedya Ananta Toer yang cukup mempunyai perhatian, khususnya dalam mengungkap khazanah novel sebelum Balai Pustaka yang ditulis oleh pribumi atau peranakan Eropa. Dua buah buku Pramoedya yang masing-masing berjudul Tempo Doeloe (19E2) dan Sang Pemu1a (19P5), menunjukkan perhatiannya itu.

Dalam hubungan ini perlu dijelaskan sedikit bahwa sebenarnya ada beberapa ahli yang mempunyai cukup perhatian mengenai khazanah kesusastraan Indonesia sebelum Balai Pustaka yang melihat tidak hanya sesisi saja. Hanya sayang sekali, para ahli tersebut agaknya belum melakukan penelitian yang mendalam, sehingga mereka pada umumnya hanya dapat menuliskannya dalam bentuk artikel kecil di sebuah majalah. Di antara para ahli yang sedemikian itu, dapat disebutkan disini misalnya C.W. Watson dalam "Some Preliminary Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian Literature" (dalam Bra, 1971), W.Q. Sykorsky dalam "Some Additional Remarks on the Antecedents of Modern Indonesian literature" 1980), dan beberapa tulisan Jakob Sumardjo yang tersebar di berbagai penerbitan.

Penelitian ini setidaknya ingin melengkapi atau ingin mengungkap khazanah kesusastraan Indonesia sebelum Balai Pustaka itu, secara menyeluruh dan 1engkap, yang tentu saja bertolak dari data-data yang berhasil diperoleh dan di temukan selama dilangsungkannya penelitian yang enam bulan ini. Sudah barang tentu dengan waktu yang sesingkat itu belum akan diperoleh hasil yang sempurna dan memuaskan (bandingkan dengan penelitian Claudine Salmon yang menghabiskan waktu sekitar 10 tahun), tetapi inilah hasil maksimal yang dapat dilaporkan.

Dalam penelitian ini dapat dijumpai deskripsi secara cukup lengkap mengenai khazanah kesusastraan Indonesia sebelum Balai Pustaka (Bab II: "Pengarang dan Karyanya", serta pada lampiran: "Rekonstruksi Kronologis Novel Indonesia sebelum Balai Pustaka"), mengenai masalah kesejarahan kesusastraan Indonesia yang hingga kini masih simpang siur dan belum berpatokan pada pijakan yang realistis (Bab I: "Pendahuluan"), serta mengenai kecendrungan tema novel-novel sebelum Balai Pustaka yang banyak mengangkat kejadian-kejadian yang sungguh terjadi pada masa itu atau masa-masa sebelumnya (Bab III: "Tema Novel Indonesia Sebelum Balai Pustaka"). Penelitian ini diakhiri dengan kesimpulan (Bab IV) yang mencoba memberi gambaran ringkas tentang apa yang sudah dibicarakan di bab-bab sebelumnya, sehingga dapat dilihat masalah-masalah apa saja yang esensial dan perlu mendapat perhatian kita semua.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>