Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herman
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) terutama pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang termasuk Indonesia. Dari 15 juta kematian yang diperkirakan terjadi dikalangan anak di bawah usia lima tahun (balita) setiap tahun di negara berkembang, kira-kira 4 juta kematian (26,6 %) disebabkan oleh penyakit ISPA terutama pneumonia. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir penyakit pneumonia masih menjadi masalah kesehatan dimana dari data prosentase sepuluh penyebab kematian balita sebesar 30 % menempati urutan teratas. Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2002. Studi ini menggunakan desain kasus-kontrol. Kasus adalah balita yang menderita radang paru ditetapkan berdasarkan kriteria diagnosis Puskesmas yang di dalam registernya dinyatakan sebagai penderita pneumonia, sedangkan kontrol adalah anak balita yang bertempat tinggal dalam satu kelurahan/desa dengan tempat tinggal kasus. Data diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu balita dan dilakukan observasi dengan cara pengukuran dan pengamatan untuk mendapatkan data kepadatan rumah dan keadaan ventilasi. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara ventilasi hunian OR=4,21 (95 % CI: 2,0-8,6) p=0,000, riwayat pemberian vitamin A OR=4,14 (95 % Cl: 2,4-7,0) p=0,000 kepadatan hunian 0R=3,41 (95 % CI: 2,0-5,6) p=0,000, adanya perokok dalam keluarga OR= 2,97 (95 % CI:1,6-5,2) F0,000, imunisasi campak OR-2,21 (95 % CI: 1,3-3,6) p=0,002, dengan kejadian pneumonia pada balita. Dari hasil penelitian ini disarankan agar pemberian vitamin A secara gratis setiap bulan Februari dan Agustus diantarkan langsung oleh kader ke rumah balita, bukan ibu balita yang mengambil kerumah kader/kepala desa. Mengadakan penyuluhan kesehatan masyarakat mengenai pengaruh buruk rokok terhadap kesehatan balita, manfaat imunisasi campak dalam rangka untuk mencegah terjadinya pneumonia pada balita. Kerja sama lintas sektoral dengan Dinas Pekerjaan umum dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan perumahan terutama mengenai ventilasi hunian yang memenuhi syarat kesehatan dan kepadatan hunian. ...... Acute respiratory infection especially pneumonia, is the number one cause of mortality and morbidity of infant and children in developing countries included Indonesia. U the developing countries, about 4 millions out of 15 millions under five deaths every year are due to acute respiratory tract infection. In Ogan Komering Ilir district, pneumonia is still a major health problem and also a number one rank among ten cause of children under five years morbidity rate with 33 %. The aim of this study is to investigate factors related to pneumonia incidence in children under five years in Ogan Komering Ilir district in 20002. Design of this study is case control. The case is under-five with pneumonia that diagnosed by Puskesmas noted as pneumonia in the register book and the control is under-five children live in the same house crowdedness and ventilation condition. Data were analyzed by univariate, bivariate and multivariate analysis. Multivariate analysis show five independent variable that related to pneumonia incidence in under-five children, that is ventilation condition OR 4.21 (95 % CI: 20-8.6) p=0.0000, vitamin A consumption history OR 4.14 (95 % CI: 2.4-7.0) p=0.0000, housing crowdedness OR 3.41 (95% CI: 2.0-5.6) p=0.0000, smokers among family OR 2.97 (95% Cl: 1.6-5.2) p= 0.0000, and measles immunization OR 2.21 (95% CI: I.3-3.6) p=0.0002. Based on the research, it is suggested that free vitamin A distributed on February and August could be dropped directly to under-five children's mothers instead of picked up by under-five children's mothers to cadres of village's house. Health promotion program about smoking adverse effect to under-five children health and measles immunization advantages to prevent pneumonia incidence in under-five children should be conducted in the community. Inter-sector's coordination with the Dinas Pekerjaan Umum should be implemented in order to improve quality of housing environment especially healthy and crowdedness.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Abstrak :
Persaingan dalam bidang industri akan terus berlangsung secara terus menerus, untuk memperebutkan pangsa pasar di berbagai wilayah di belahan bumi ini. Pada saat ini persaingan antar perusahan telah mencapai pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu keunggulan produk, distribusi, informasi, teknologi, dan efisiensi. Suatu perusahan akan segera tertinggal dan mati jika tidak dapat mengikuti arus perubahan, yang terus diusahakan oleh setiap perusahaan dalam memenangkan persaingan. Salah satu cara untuk melakukan hal di atas adalah dengan menerapkan strategi perubahan manajemen. Aktivitas perubahan manajemen dapat dilakukan dengan melalui aktivitas QCC, yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh team work (kelompok kerja) dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan. Di antara peningkatan kinerja yang dapat dilakukan oleh kelompok kerja tersebut adalah: meningkatkan produktivitas, kualitas dan tingkat kepuasan pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam tesis ini adalah: untuk melihat seberapa besar peningkatan kinerja perusahaan yang diperoleh PT.CMKS INDONESIA dalam melakukan QCC. Pengukuran yang dilakukan oleh penulis adalah melalui perbandingan tingkat produktivitas yang dicapai oleh perusahaan pada waktu sebelum aktivitas QCC, dengan tingkat produktivitas yang dicapai oleh perusahaan pada waktu sesudah aktivtas QCC. Dalam bidang kualitas pengukuran yang dilakukan adalah sama seperti pada bidang produktivitas, tetapi satuan yang digunakan adalah tingkat kerusakan PCB sebagai produk yang di hasilkan selama proses produksi. Sedangkan untuk mengukur tingkat kepuasan Pelanggan, penulis melakukan survey dengan mengajukan serangkaian pertanyaan terhadap persepsi dan harapan Pelanggan terhadap perusahaan. Dari hasil penelitian atas dampak aktivitas QCC di dalam perusahaan, dapat diketahui bahwa: pada bidang produktivitas, terjadi kenaikan tingkat produksi sesuai dengan yang ditargetkan oleh perusahaan; pada bidang kualitas, terjadi penurunan tingkat kerusakkan PCB selama proses produksi. Sedangkan pada tingkat kepuasan Pelanggan, diketahui bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh adalah 80 dari skala 100. Nilai ini cukup tinggi meskipun belum mencapai 100% dari semua yang dikehendaki Pelanggan. Alternatif yang dapat diajukan adalah:. aktivitas QCC hendaklah terus dilakukan secara berkala dengan tema dan waktu yang disesuaikan pada kondisi perusahaan. Masih terdapat peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas yang lebih tinggi lagi, sehingga diperoleh tingkat yang maksimal, serta tingkat kerusakan mencapai 0%. Demikian juga dalam bidang pelayanan, melalui kajian-kajian yang lebih mendalam tentang keinginan dan harapan Pelanggan, serta potensi yang dimiliki, perusahaan masih.dapat memberikan apa yang menjadi keinginan Pelanggan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T 2844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Abstrak :
Program imunisasi merupakan program yang mempunyai daya ungkit besar terhadap Angka Kematian Bayi, oleh karena itu perlu adanya Sumber Daya Manusia yang potensial dan berdedikasi. Penelitian ini bersifat cross sectional dengan analisis deskripsi kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja petugas penanggung jawab imunisasi puskesmas dan faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Hasil penelitian menunjukan 51,8 % petugas mempunyai kinerja baik dan sisanva 48,2 % kinerjanya kurang. Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan motivasi dengan kinerja petugas penanggang jawab imunisasi puskesmas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, dapat dikemukakan beberapa saran antara lain :
  1. Kegiatan tambahan di puskesmas untuk meningkatakan kejujuran, tanggung jawab, kerja sama dan inisiatif.
  2. Job Training diharapkan tidak hanya pada sisi pengetahuan kerja, mutu pekerjaan atau pemanfaatan waktu saja akan tetapi lebih menitik beratkan perilaku kerja.
Demikian gambaran penelitian ini dan semoga hasilnya dapat merupakan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis dalam rangka meningkatkan kinerja. ......The immunization program is a program, which has a great influence on the Infant Mortality Rate due to this; potential and dedicated Health Human Resources for health is a must. This Scientific Research is cross sectional with a quantitative and qualitative description analysis with the aim and purpose to abstain true a picture regarding the performance Health Care Immunization Coordinated and the relating factor. The outcome of this and research indicated that 51,8 % of the Immunization Coordinated are in a good performance, while the remaining 48,2 % are not. There exist, a significant correlation between the level of education Immunization Coordinated and performance, also between motivation and performance of the Immunization Coordinated Health Care. Based on the above research several advices, recommendation on put forward:
  1. Additional activities in the Health Center should be implementation to increase honesty, responsibilities, collaboration and initiatives.
  2. It is that the job training would not only cover the working aspect, quality of work or time utilization, but also all the more emphasize on working behavior.
It is hoped that this research outcome to become an input for this personal performance improvement.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Abstrak :
Tax as one of revenue of the country has a strategic role in funding the government operation: whether routine or development funding. As for regulator it could be used 1w the government as an accelerator of economic development by giving a conclusive stimulus for effort field. Tax as an obligation of citizen to the state, which could be forced by law generating, contain in the implementation. The contrary generated in the form of the effort that done by the taxpayer to keep minimizes the tax payment. The contrary of the taxpayer on the tax collection is caused by the nature of the tax that does not have direct impact to the party who spend the cost. The tax planning is an initial stage of tax management that is integrated part of the strategic management of the entire company. Therefore that will be necessary if the tax planning conducted has the contribution to determine the success of strategic management made by the company. Income tax-article 21 is one of direct taxes that the third party conducts the collection by deducting the obliged or paid amount. The employer shall account, deduct, and report the amount of the deducted tax. In this thesis, writer discusses the planning of income tax article 21 that conducted by PT. XYZ. The planning of income tax article 21 conducted is to minimize the tax burden especially corporate income tax as minimum as possible. The main problem of the research could be formulated as: How PT. XYZ conducting the planning of income tax article 21 so that the main objective of the planning which is to minimize tax burden could be obtained and to avoid the wasting of the company's resources optimally caused by administrative sanction in the form of fine, interests, or the tax increase and criminal sanction. The objective of this thesis writing was to explain the terms of taxation law affected and to find out whether tax planning could minimize the amount of tax burden that should be paid by PT. XYZ. Writing method of the thesis is descriptive analyze, which is, by description the existing data then analyzing them to resolve the main problem of the research. At the end, conclusion and suggestion will be given. Conclusion contains whether the tax planning that conducted by PT. XYZ has already accord to the terms of affecting tax and reach the objective of the planning itself and the suggestions contains a thought contribution from writer for the implementation of tax planning in PT. XYZ to be better and more effective.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22066
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini dilakukan pada SMA Negeri 4 Kendari, karena berdasarkan uji kompetensi yang diadakan oleh Kementerian pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2012, guru-guru di sekolah ini kompetensinya masih rendah dengan rata-rata hanya 44,58. Selain rendahnya kompetensi tersebut, pada Januari 2013, sekolah ini dikembalikan statusnya menjadi sekolah regular dari sebelumnya berstatus sebagai RSBI. Oleh karena itu diperlukan upaya peningkatan kompetensi serta penyempurnaan kesiapan SMA Negeri 4 Kendari pasca beralih status SMA Negeri 4 Kendari menjadi sekolah regular. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menjadikan sekolah ini menjadi organisasi pembelajar. Tesis ini mengangkat 4 permasalahan yaitu; Seberapa siap SMA Negeri 4 Kendari untuk menuju organisasi pembelajar?; Seberapa siap individu guru dan staf administrasi pada institusi pendidikan SMA Negeri 4 Kendari?; Seberapa siap sistem organisasi pembelajar pada institusi pendidikan SMA Negeri 4 Kendari? ; Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat institusi pendidikan SMA Negeri 4 Kendari untuk menjadi organisasi pembelajar? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori learning organization yang dari Peter Senge dan Marquardt. Penelitian ini menggunakan paradigm positivism dengan pendekatan kuantitatif, dengan teknik survey yang dikombinasikan dengan wawancara mendalam serta studi dokumen. Survey tersebut dilakukan terhadap guru dan staf administrasi SMA Negeri 4 Kendari dengan menggunakan dua variabel yang terdiri dari sepuluh indikator; lima indikator berhubungan dengan kesiapan individu, yaitu: dinamikan pembelajaran individu, disiplin mental model, disiplin personal masteri, disiplin berbagi visi serta disiplin berpikir sistemik serta lima indikator lagi berhubungan dengan sistem organisasi pembelajar, yaitu; dinamika pembelajaran tim, transformasi organisasi, sistem pemberdayaan manusia, sistem pengelolaan pengetahuan, dukungan aplikasi teknologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapan guru lebih baik bila dibandingkan dengan staf administrasi sekolah serta tingkat kesiapan sistem organisasi pembelajar pada SMA Negeri 4 Kendari berada pada posisi siap dan lebih baik bila dibandingkan dengan kesiapan individu guru dan staf administrasi SMA Negeri 4 Kendari, namun kedua variabel tersebut belum mencapai tingkat kesiapan yang sempurna pada nilai modus 5,00 atau pada posisi siap menyeluruh atau sempurna. Penelitian ini menyarankan agar institusi pendidikan SMA Negeri 4 Kendari melakukan perbaikan dan penyempurnaan pada disiplin mental model dan disiplin personal mastery bagi guru serta seluruh indikator pada variabel kesiapan untuk staf administrasi. SMA Negeri 4 Kendari juga perlu meningkatkan kesiapan dukungan teknologi. Untuk meningkatkan tingkat kesiapan individu tersebut, diperlukan system penilaian dan pengawasan terhadap aktivitas pembelajaran, terutama penilaian dan pengawasan implementasi hasil pelatihan sehingga aktivitas observe, asses, design dan implement (OADI) dapat terjadi sebagai suatu siklus yang berkaitan dan berkelanjutan bukan sesuatu yang parsial. Selain aktivitas aktivitas observe, asses, design dan implement (OADI) tersebut diperlukan adanya perimbangan pembelajaran terutama pelatihan antara guru dengan staf . SMA Negeri 4 Kendari dapat melakukan perbaikan yang berkelanjutan dengan melakukan survey kesiapan menuju organisasi pembelajar . (learning organization) secara berkala
ABSTRACT
The rationale of this study applied at Public Senior High School 4 Kendari is based on the competence test developed by Ministry of education in 2012. Teachers at this school still get low competence under the achievable average 44.58. Besides the entire low competence, in January 2013, this institution was returned the status to become regular school which was previously as International oriented based school. Therefore, it needs some efforts to increase the competence and improve the readiness of Public Senior High School 4 Kendari post-reform status to become a regular school. An effort being done is that, to develop the entire school becomes a learning organization. This thesis applies 4 basic problems; How far is the readiness of Public Senior High School 4 Kendari towards organization learning?; How far is the readiness of individual teacher and administrative staffs at the educational institution of Public Senior High School 4 Kendari?; How far is the readiness of learning organization system at educational institution of Public Senior High School 4 Kendari?; What factors which affect educational institution of Public Senior High School 4 Kendari to become learning organization? Theory which is developed in this study is learning organization theory from Peter Senge and Marquardt. This study is applied using positivism paradigm through quantitative approach, in developing survey technique which is combined with in depth interview and then documentary study. Survey is applied towards teachers and administrative staffs of Public Senior High School 4 Kendari using two variables which consist of ten indicators; five indicators are related to individual readiness, namely: individual learning dynamics, discipline of mental model, personal mastery, shared vision and then disciple of systems thinking ; while other five indicators are related to the system of learning organization, namely; team learning dynamics, organizational transformation, human empowering system, knowledge management system, technological application support. The result of the study shows that the level of teacher?s readiness is more better than school administrative staffs and then the level of learning organization system at Public Senior High School 4 Kendari is ready and is better than individual readiness of teachers and school administration staffs of Public Senior High School 4 Kendari, however, both variables do not achieve the readiness level perfectly on mode value 5.00 or at the whole perfect readiness position. This study suggested educational institution of Public Senior High School 4 Kendari to do improvements on the discipline of mental model and discipline of personal mastery towards teachers then all indicators of variable readiness towards school administrative staffs of Public Senior High School 4 Kendari and it should develop the provision of technological support. In order to improve the individual readiness, there has to be evaluation system and monitoring towards instructional activity, specifically the implementation of evaluation and monitoring of training result in order that the activities to observe, asses, design and implement (OADI) could happen as a cycle which is interrelated and continues not as a partial matter. Besides those entire activities, observe, asses, design and implement (OADI), there has to imbalance learning through training for teachers and school administrative staffs. Public Senior High School 4 Kendari could do continues improvement through developing survey readiness towards (learning organization periodically.
2013
T35307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Abstrak :
Vorteks adalah topologi defect yang pertama kali dipelajari dalam kaitanya dengan superkonduktor tipe II, memiliki fluks magnetik terkuantisasi tetapi tidak memilki muatan listrik. Vorteks pada model Chern-Simons memiliki muatan listrik. Solusi analitik telah dikerjakan melalui persamaan Bogomol 39;nyi dengan menggunakan metode On-Shell. Jika solusi analitiknya memiliki energi berhingga dapat diaplikasikan pada bidang condensed matter.
Vortices is a topological defect was first studied in relation to type II superconductivity, magnetic flux is quantized but have no electric charge. Vortices in Chern Simons Generalized models have electric charge. Analytic solution has been worked through Bogomol 39 nyi equations using the On Shell method. If the analytic solution has a finite energy can be applied to condensed matter physics.
2016
T46985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Abstrak :
Perkembangan perdebatan sistem kepartaian di Indonesia, adalah antara yang ingin mempertahankan sistem multipartai banyak partai saat ini dengan pihak yang ingin memiliki jumlah partai politik (parpol) yang lebih sederhana. Ini adalah perdebatan lama, sejak pendirian Republik Indonesia antara Presiden Soekarno yang menginginkan sistem partai tunggal dengan Wapres Bung Hatta yang ingin sistem banyak partai dengan mengeluarkan Maklumat No.X Tahun 1945. Akan tetapi pertanyaan yang paling mendasar adalah bagaimana bentuk sistem kepartaian di Indonesia saat ini, apakah sistem kepartaian saat ini sudah benar dan efektif, bagaimana derajat keterbelahannya (fragmentasi). Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan tersebut dengan menganalisis pengukuran sistem kepartaian yang efektif. Perspektif teori yang digunakan adalah model Laakso-Taagepera (1979) dan Indeks Rae (1970) beserta klasifikasi model Coppedge (1999), Duverger (1954) dan Sartori (1976). Tujuan penelitian ini adalah berusaha mengetahui sistem kepartaian yang lebih menjamin efektivitas kepartaian, sehingga tidak terperangkap pada jumlah parpol yang hanya bersifat formal legal atau aspek jumlah (numerologi) riil parpol yang ada. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan meneliti hasil pemilu pada tahun 1999 dan pada tahun 2004. Penelitian ini menemukan : (1) berdasarakan hasil pemilu 1999 bercorak multipartai moderat (nilai ENPP 4.72) dan derajat fragmentasi 0.79, sedangkan berdasarkan hasil pemilu 2004 berubah menjadi multipartai ekstrim (ENPP 7.07) dengan fragmentasi makin buruk menjadi 0,86. (2) terjadi paradoks, walaupun jumlah parpol menurun dari 48 parpol di 1999 menjadi 24 parpol di 2004 namun jumlah partai yang efektif naik dari sistem lima parpol di 1999 menjadi sistem tujuh parpol di 2004. (3) bahwa sedikit atau banyaknya jumlah partai, belum merupakan indikator baik buruknya suatu sistem kepartaian, yang terlebih penting berapa jumlah partai yang efektif dan seberapa luas derajat fragmentasinya. (4) semakin efektifnya suatu sistem kepartaian akan menunjang penerapan sistem presidensial dan semakin memperkokoh ketahanan nasional dan semakin rendah fragmentasinya maka semakin rendah potensi ancaman terhadap ketahanan nasional, model pengukuran tersebut dapat berperan sebagai sistem peringatan dini dalam mengatasi AGHT dalam mewujudkan pemerintahan yang efektif, stabil dan demokratis
The debate on Party Systems has become classic as has long been argued since the formation of The Republic of Indonesia in 1945. The former President Soekarno favoured Single Party System, whereby Vice Prsident Moh Hatta more inclined towards Multyparty Systems. The current debate is still between those favour multyparty systems and those favour simple party systems. But the fundamental questions that should be asked, regardless of the number of party, what is the current party systems in Indonesia, what is the real systems that is appropriate and needed by the Indonesian democracy and what is the degree of fragmentation of the current systems. Effective party systems that work well can serve multi functions in democracies. This research attempts to examine aspect of the party systems and to provide the appropriate answers. For that purpose the theoretical approach was implementing the Laakso-Taagepera Model and Rae Index. This model has become the most well known used among researchers to measure party systems or to specify the ?effective? number of political parties in a party systems where parties vary substantially in their vote and/or seat shares This research applying quantitative methods and purposively research the results of the 1999 general election and the 2004 general election in Indonesia. This research revealed that the party systems after the 1999 election was the moderate multiparty systems with the ENPP value at 4.72 with the degree of fragmentation of 0.79. It was categorized as the five effective-party systems. And the party systems after the 2004 election was the extreme multiparty systems with the ENPP value at 7.07 with the degree of fragmentation of 0.86. It was categorized as the seven effective-party systems. The real number of political parties doesnot related directly with the effectiveness of party systems. The more effective the party systems would contribute to the effective implementation of the presidential systems and to reinforce the national resilience. The model of Laakso-Taagepera and Rae Index could serve or function as an early warning systems to the implementation of the national resilience and toward the development of effective, stable and democratic government.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Abstrak :
Sistem Kepartaian Di Indonesia Dilihat Dari Model Laakso-Taagepera dan Indeks-Rae dan Kaitannya Dengan Ketahanan Nasional Perkembangan perdebatan sistem kepartaian di Indonesia, adalah antaxa yang ingin mempertahankan sistem multipartai banyak partai saat ini dengan pihak yang ingin memiliki jumlah partai politik (parpol) yang lebih sederhana. Ini adalah perdebatan lama, sejak pendirian Republik Indonesia antara Presiden Soekamo yang menginginkan sistem partai tunggal dengan Wapres Bung Hatta yang ingin sistem banyak partai dcngan mcngcluarkan Maklumat No.X Tahun 1945. Akan tetapi pertanyaan yang paling mendasar adalah bagaimana bentuk sistem kepartaian di Indonesia saat ini, apakah sistcm kepartaian saat ini sudah benar dan efektif, bagaimana derajat keterbelahannya (iiagmentasi). Penelitian ini benxsaha menjawab pertanyaan tersebut dengan menganalisis pengukuran sistem kepartaian yang efektiti Perspektif teozi yang digunakan adalah model Laakso-Taagepera (1979) dan Indeks Rae (1970) beserta klasinkasi model Coppedge (1999), Duverger (1954) dan Sartori (1976). Tujuan penelitian ini adalah berusaha mengetahui sistem kepartaian yang lebih menjarnin efelctivitas kepartaian, sehingga tidak terperangkap pada jumlah parpol yang hanya bersifat formal legal atau aspekjum1ah(numerologi) riil pm-pol yang ada. Mctode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan meneliti hasil pemilu pada tahun 1999 dan pada tahun 2004. Penelitian ini menemukan : (1) berdasarakan hasil pemilu 1999 bercorak multipartai moderat (nilai ENPP 4.72) dan derajat fragmentasi 0.79, sedangkan berdasarkan hasil pemilu 2004 berubah menjadi multipartai eksuim (ENPP 7.07) dengan Ragmentasi makin burulc menjadi 0,86. (2) teljadi paradoks, walaupun jumlah parpol menurun dari 48 parpol di 1999 menjadi 24 parpol di 2004 namun jumlah partai yang efektif naik dari sistem lima parpol di 1999 menjadi sistem tujuh parpol di 2004. (3) bahwa sedikit atau banyaknya jumlah partai, belum rnerupakan indikator baik buruknya suatu sistem kepartaian, yang terlebih penting berapa jumlah partai yang efektif dan seberapa luas derajat Ragrnentasinya. (4) semaldn efektifnya suatu sistem kepanaian akan menunjang penerapan sistem presidensial dan semakin memperkokoh ketahanan nasional dan semakin rendah fragmentasinya maka semakin rendah potensi ancaman terhadap ketahanan nasional, model pengukuran tersebut dapat berperan sebagai sistem peringatan dini dalam mengatasi AGHT dalam mewujudkan pemcrintahan yang efelc1if§ stabil dan demokratis. ......The debate on Party Systems has become classic as has long been argued since the formation of The Republic of Indonesia in 1945. The former President Soekamo favoured Single Party System, whereby Vice Prsident Moh Hatta more inclined towards Multyparty Systems. The current debate is still between those favour multyparty systems and those favour simple party systems. But the fundamental questions that should be asked, regardless of the number of party, what is the current party systems in Indonesia, what is the real systems that is appropriate and needed by the Indonesian democracy and what is the degree of fragmentation of the current systems. Effective party systems that work well can serve multi functions in democracies. This research attempts to examine aspect of the party systems and to provide the appropriate answers. For that purpose the theoretical approach was implementing the Laakso-Taagepera Model and Rae Index. This model has become the most well known used among researchers to measure party systems or to specify the ‘effective’ number of political parties in a party systems where parties vary substantially in their vote and/or seat shares. This research applying quantitative methods and purposively research the results of the 1999 general election and the 2004 general election in Indonesia This research revealed that the party systems alter the 1999 election was the moderate multiparty systems with the ENPP value at 4.72 with the degree of fragmentation of 0.79. It was categorized as the five effective-party systems. And the party systems after the 2004 election was the extreme multiparty systems with the ENPP value at 7.07 with the degree of fiagmentation of 0.86. It was categorized as the seven effective-party systems. The real number of political parties doesnot related directly with the effectiveness of party systems. The more effective the party systems would contribute to the effective implementation of the presidential systems and to reinforce the national resilience. The model of Laakso-Taagepera and Rae Index could serve or function as an early warning systems to the implementation of the national resilience and toward the development of effective, stable and democratic government.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T33896
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman
Abstrak :
Pembentukan ester (sukrosa oktaoleat, fruktosa pentaoleat, sukrosa oktastearat, dan fruktosa pentastearat) antara senyawa karbohidrat (sukrosa dan fruktosa) yang diesterifikasi asam lemak (asam stearat dan asam oleat) dan masing-masing ester tersebut memiliki fungsi sebagai minyak goreng diet karena dl dalam tubuh keempat ester tersebut tidak dapat dimetabollsme oleh tubuh dan dapat menarik kolesterOl dan asam lemak bebas keluar dari tubuh. , Penelitian dllakukan untuk menyelidlkl adanya perbedaan antara minyak goreng biasa (bimoli) dengan minyak goreng diet (keempat ester hasil sintesis) baik sifat fisik maupun sifat kimianya Proses pembentukan ester cleat (sukrosa oktaoleat dan fruktosa pentaoleat) dllakukan dengan melarutkan karbohidrat (sukrosa dan fruktosa) dan asam cleat dengan pelarut DMF dan diberl katalis HCI pekat (hanya untuk fruktosa) yang kemudian direfluks pada temperatur 45°C, sedang proses pembentukan ester stearat (sukrosa oktastearat dan fruktosa pentastearat) dllakukan dengan melarutkan karbohidrat (sukrosa dan fruktosa) dan asam stearat dengan pelarut DMF dan diberl katalis HCI pekat (hanya untuk fruktosa) yang kemudian direfluks pada temperatur 85°C. Dengan cara konvensional, ester fruktosa dan ester sukrosa diperoleh dalam waktu 96 jam dan 112 jam. Dari hasil pengukuran dengan IR, hasil IR antara masingmasing ester dengan minyak bimoli memliki serapan yang sama pada daerah gugus fungsional, yang berbeda hanyalah pada daerah sidik jari. Dari hasil pengukuran titik didih, terlihat bahwa keempat ester hasil sintesis mempunyai titk didih yang lebih besar dari minyak bimoli. Dari hasil pengukuran angka peroksida, terlihat bahwa angka peroksida minyak bimoli lebih besar dari angka peroksida sukrosa oktaoleat dan fruktosa pentaoleat. Dari hasil pengukuran angka iodium, telihat bahwa angka iodium minyak bimoli lebih besar dari sukrosa oktaoleat dan fruktosa pentaoleat. Dari hasil pengukuran angka asam, terlihat bahwa angka asam minyak bimoli lebih besar dari angka asam ester cleat maupun ester stearat
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>