Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heri Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Pada tahun 2007 Pemerintah menetapkan kebijakan nasional tentang Penanggulangan Bencana Alam dengan menerbitkan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Alam, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan BNPB di tingkat pusat dan BPBD di tingkat Kabupaten/Kota. Penanggulangan Bencana Alam tidak hanya merupakan tanggung jawab Pemerintah dalam hal ini BNPB/BPBD saja, akan tetapi merupakan tanggung jawab seluruh komponen bangsa termasuk TNI. Dalam penanggulangan bencana banjir Garut, TNI memainkan peran yang cukup signifikan karena BPBD Garut merupakan organisasi bentukan yang termasuk baru, sehingga mempunyai kekurangan kapabilitas dalam penanggulangan bencana . Namun karena aspek legal yang tidak mendeskripsikan peran TNI secara jelas dalam hal pendanaan, durasi waktu penugasan dan model perbantuan hal ini menimbulkan kesulitan dilapangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang ditujukan untuk menganalisis sinergitas antara TNI dengan instansi terkait dalam masa tanggap darurat bencana banjir bandang di Garut, teori yang digunakan terutama adalah teori yang berkaitan dengan koordinasi dan sinergitas. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa landasan hukum dalam penanggulangan banjir perlu di adakan perubahan, karena belum menyentuh aspek pendanaan operasional, durasi penugasan dan bentuk perbantuan. Dalam hal sinergitas, masih belum setara/seimbang, karena faktor kultur kerja, pengalaman dan koordinasi.
ABSTRACT
In 2007 The Indonesian Government set a national policy about national disaster management by publishing No. 24 of 2007 On Disaster Management Act, which is then followed up with formation of National Disaster Management Agency BNPB Regional Disaster Management Agency BPBD at the district city level. Natural disaster management is not just Government responsbility but it is the responsbility of all components of the Nation including Indonesian Armed Forces TNI . In overcoming of Garut Flashflood TNI plays a significant role due to BPBD Garut is a new formation so that lack of professionalism and leadership acording to disaster management. But the unclear of TNI job description according to financing, time duration and form assistance it make several problems during the activity. This study used qualitative approach aimed at analyzing the sinergy of TNI with related parties in the emergency response Garut flash flood management. The result revealed that in Garut relief disaster management, the legal basis for the involvement of Indonesian Army in the handling of natural disasters need to be change, and according synergy is not balanced due to of work culture, experience and coordination.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Hidayat
Abstrak :
Bertambanya penduduk Kota Bandung baik yang dari dalam maupun luar akan berpengaruh terhadap perubahan penggunaan tanah. Beralihnya fungsi ruang hijau menjadi tutupan lahan lain yang permukaannya tertutup bangunan (artificial) akan ikut berkontribusi terhadap meningkatnya suhu di Kota Bandung. Beragamnya tutupan lahan dan sebaran vegetasi akan memberikan gambaran sebaran suhu permukaan di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi suhu permukaan Kota Bandung serta kaitannya dengan tutupan lahan dan kerapatan vegetasi pada tahun 1991dan 2001 dengan menggunakan tehnologi penginderaan jauh citra satelit landsat 5 TM perekaman tanggal 28 Juli 1991 pukul 14.27 WIB dan landsat 7 ETM+ perekaman tanggal 12 Mei 2001 Pukul 15.10 WIB. Hasil penelitan menunjukan bahwa distribusi suhu cukup tinggi yaitu diatas 230C tersebar merata pada bagian tengah daerah penelitian baik itu tahun 1991 maupun 2001 dengan jenis tutupan lahan berupa lahan terbangun dan lahan yang termasuk kelas kerapatan non vegetasi. Sedangkan suhu yang lebih rendah sebarannya pada bagian utara, timur, dan selatan dengan jenis tutupan lahan selain lahan terbangun dan lahan yang termasuk kelas kerapatan jarang hingga sangat rapat.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Hidayat
Abstrak :
Karakterisasi hasil pengolahan bijih besi dapat dilakukan dengan metode Rietveld dan analisis kimia. Metode Rietveld adalah suatu metode permodelan menggunakan persamaan kuadrat terkecil. Beberapa penelitian terdahulu menemukan bahwa metode Rietveld dapat digunakan dalam analisis kuantitatif suatu fasa yang telah diketahui komposisinya, namun hal ini belum pernah dicoba untuk menentukan komposisi fasa dalam bijih besi. Menggunakan software GSASĀ® (General Structure Analysis System), data difraksi sinar X diiterasi selama beberapa siklus sehingga didapatkan hasil kurva observasi dan kurva kalkulasi yang nilainya mendekati, dan didapatkan fraksi berat dari masing-masing fasa pada bijih besi. Untuk analisis kimia, metode yang digunakan adalah titrimetri. Parameter yang dapat ditentukan yaitu Fe total dan Fe2+, selanjutnya menggunakan kalkulasi matematis komposisi fasa-fasa pada bijih besi dapat diketahui. Hasil yang didapat dari analisis kimia dan metoda Rietveld memiliki perbedaan. Perbedaan ini disebabkan karena dalam sampel bijih besi terdapat fasa-fasa lain dengan konsentrasi yang kecil sehingga tidak terdeteksi sebagai fasa menggunakan sinar X. Selain dari itu, iterasi menggunakan metode Rietveld belum sepenuhnya selesai karena terdapat parameter iterasi yang perlu dieksplorasi lebih lanjut. ......Characterization of product resulting from iron ore processing can be performed by using both Rietveld and chemical analysis methods. Rietveld method is a model that uses a least square function. It has been discovered that Rietveld method has a validity to determine quantitative phase analysis if the composition is known, but this method has never been used to determine the quantity of iron phase from iron ore processing. In this work, X-ray diffractograms were refined by using GSASĀ® (General Structure Analysis System) until convergence was achieved in which observation and calculation curves have close value. Weight fraction from each phase was then obtained from this refinement. Titrimetric method was used in chemical analysis. Parameters obtained were Fe total and Fe2+. Composition of iron phases were then determined by using mathematic calculation. There has been a discrepancy between Rietveld and chemical analysis results. The difference is expected to be due to small concentration of other phases containing in iron ore, which is beyond detection limit of XRD. In addition, GSAS refinement was not completely successful due to unknown parameters.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44632
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library