Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
Herdiantyara Mardhika
"Ideologi gender yang mengacu pada peran-peran gender telah dikonstruksi dan memisahkan peran laki-laki dan perempuan dengan istilah feminitas dan maskulinitas. Ketika pandangan ideologi gender dipercaya oleh masyarakat kemudian membentuk sebuah hegemoni. Hegemoni juga disebarkan melalui budaya populer film. Seringkali, film memunculkan ketidaksetaraam gender dan membentuk perempuan sebagai kaum marginal di bawah dominasi kaum laki-laki. Namun fenomena hegemoni menciptakan pihak oposisi yang disebut dengan intelektual organik yang menciptakan suatu resistensi akan dominasi yang ada melalui film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana counter-hegemony digambarkan dalam film Barbie (2023). Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, pendekatan kualitatif serta analisis wacana kritis yang digunakan untuk membedah teks dalam film dengan menempatkan posisi subjek-objek dan posisi penonton film Barbie (2023). Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa film Barbie (2023) menayangkan hegemoni yang terjadi ketika digambarkan oleh pemeran lawan seperti film-film pada umumnya. Kemudian muncul resistensi yang dilakukan oleh sutradara film yang juga merupakan intelektual organik melalui gagasan feminis yang disampaikan pada film Barbie dan kemudian menggambarkan counter-hegemoni stereotip gender dalam film Barbie (2023)
Gender ideology which refers to gender roles has been constructed and separates the roles of men and women usingĀ the terms femininity and masculinity. When the views of gender ideology are believed by society, then hegemony is formed. Hegemony is also spread through popular film culture. Often, films raise gender inequality and shape women as marginal people under male domination. However, the phenomenon of hegemony creates an opposition party called organic intellectuals who creates resistance to existing domination through film. This research aims to find out how against hegemony depicted in the film Barbie (2023). This research uses a critical paradigm, a qualitative approach and Sara Mills' critical discourse analysis which is used to dissect the text in the film by placing the subject-object position and the position of the audience in the film Barbie (2023). From the results of the analysis carried out, it is known that the Barbie film shows the hegemony that occurs when portrayed by opposing actors, like films in general. Then resistance emerged by the film director who is also an organic intellectual through the feminist ideas conveyed in the film Barbie (2023) and then depicting counter-hegemony in the film Barbie (2023)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library