Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henni Kusuma
Abstrak :
Laporan analisis praktek residensi ini menguraikan tentang pengalaman penulis selama satu tahun serta menganalisis peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, pendidik, manager, peneliti, dan inovator. Sebagai perawat spesialis dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan lanjut, melaksanakan fungsi konsultasi, serta melakukan penelitian dan inovasi. Pengalaman sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan menerapkan teori keperawatan Self Care Deficit Orem pada 33 pasien dengan gangguan sistem perkemihan. Gangguan sistem perkemihan meliputi renal disease, obstruksi saluran kemih, glomerular disease, keganasan pada saluran perkemihan, dan kegawatan pada sistem perkemihan. Pengalaman sebagai peneliti, penulis telah melaksanakan praktek keperawatan berdasarkan pembuktian tentang program edukasi berbasis empowerment terhadap peningkatan efikasi diri pada pasien CKD predialisis. Peran sebagai inovator, penulis bersama kelompok telah membuat suatu kegiatan inovasi tentang penerapan upaya deteksi dini dan edukasi pada klien yang beresiko terkena CKD. Kesimpulan : pasien dengan gangguan sistem perkemihan mengalami keterbatasan dalam kemampuan perawatan diri, sehingga dibutuhkan bantuan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan perawatan diri baik secara total, partial, ataupun supportif hingga pasien dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri. Hasil praktek spesialis ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan, serta menjadi bahan rujukan bagi pendidikan keperawatan dan pengembangan ilmu keperawatan. ......The specialist analysis report explained the one year of clinical experiences in performing some roles: care provider, educator, manager, reseacher, and innovator. Clinical nurse specialist must be able to provide advanced nursing care, conduct consultation function, and also conduct research and innovation. Role of care provider had performed by implementing nursing care through applying nursing theory of Orem?s Self Care Deficit Theory on 33 patients with renal disease, obstruction urinary tract, glomerular disease, carcinoma in urinary tract, and emergency of urinary system. Role of researcher had performed by applied evidence based nursing practice about education with empowerment to incrising self efficacy on patients with CKD predialysis. The role of innovator, was conducted by team which created an innovations about early detection and education on patients who had hight risk for CKD. Overall, patients with urinary system disorder have limitation of self care. Therefore, they need assistance from nurse to fulfill their self care needs which consist of wholly, partially, or supportive educative assistance / compensatory until they are able to perform their need independently. It was suggested that the specialist nursing practice have to improve quality of nursing care and be reference for nursing education and nursing sciences.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henni Kusuma
Abstrak :
Kualitas hidup pada pasien HIV/AIDS sangat penting untuk diperhatikan karena penyakit infeksi ini bersifat kronis dan progresif sehingga berdampak luas pada segala aspek kehidupan baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual. Masalah psikososial khususnya depresi dan kurangnya dukungan keluarga terkadang lebih berat dihadapi oleh pasien sehingga dapat menurunkan kualitas hidupnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara depresi dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang dan merekrut sampel sebanyak 92 responden dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kualitas hidup kurang baik (63,0%), mengalami depresi (51,1%), dukungan keluarga non-supportif (55,4%), berjenis kelamin laki-laki (70,7%), berpendidikan tinggi (93,5%), bekerja (79,3%), berstatus tidak kawin (52,2%), mempunyai penghasilan tinggi (68,5%), berada pada stadium penyakit lanjut (80,4%), rata-rata usia 30,43 tahun, dan rata-rata lama mengidap penyakit 37,09 bulan. Pada analisis korelasi didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara depresi dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup (p=0,000 & p=0,000, α=0,05). Selanjutnya, hasil uji regresi logistik menunjukkan responden yang mengalami depresi dan mempersepsikan dukungan keluarganya non-supportif beresiko untuk memiliki kualitas hidup kurang baik setelah dikontrol oleh jenis kelamin, status marital, dan stadium penyakit. Selain itu, diketahui pula bahwa dukungan keluarga merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup dengan nilai OR=12,06. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan intervensi untuk memberdayakan keluarga agar dapat senantiasa memberikan dukungan pada pasien HIV/AIDS dan upaya pencegahan serta penanganan terhadap masalah depresi agar dapat memperbaiki kualitas hidup pasien HIV/AIDS. ......Quality of life of patients with HIV/AIDS become a main concern since this chronic and progressive illness may impact in all aspects of patient?s life: physical, psychological, social, and spiritual. Psychosocial problems especially depression and lack of family support are frequently faced of this patients which effect in reducing their quality of life. The purpose of this study was to identify and to explain the relationship between depression and family support with quality of life in patients with HIV / AIDS. This study used cross-sectional study design, with a total sample is 92 respondents that recruited by purposive sampling technique. The results showed that the majority of respondents have poor quality of life (63.0%), depression (51.1%), lack of family support (55.4%), male (70.7% ), higher education level (93.5%), work (79.3%), unmarried (52,2%), have higher income (68.5%), in advanced stage of disease (80.4% ), with an average age of 30.43 years, and the average length of illness 37.09 months. Analysis of the correlation showed any significant relationship between depression and family support with quality of life (p=0,000 & p=0,000, α=0,05). Further analysis with logistic regression test demonstrated that respondents who perceive depressed and family non-supportive are at risk to have poor quality of life after being controlled by gender, marital status, and stage of disease. In addition, this analysis showed that family support is the most influential factors to the quality of life with OR=12,06. Recommendations from this study is necessary to empower family in order to continously giving support to patients with HIV/AIDS and also needs to prevent and resolve problem of depression in order to improve quality of life of patients with HIV/AIDS.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library