Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Harry Farinuddin
"Artikel ini menganalisis pemberitaan surat kabar Berita Yudha dalam melawan propaganda komunis Indonesia pasca terjadinya Gerakan 30 September (G30S) 1965. Berita Yudha adalah surat kabar afiliasi TNI-AD yang bertugas sebagai penghubung antara TNI-AD kepada masyarakat, serta secara propagatif mempertinggi ketahanan perjuangan Indonesia. Alasan Berita Yudha menjadi kompetitor media komunis karena surat kabar ini didirikan oleh mantan pegawai-pegawai Berita Indonesia. Adapun Berita Indonesia dahulu tergabung sebagai bagian dari aliansi Badan Pendukung Sukarnoisme (BPS) yang dibubarkan dan media afiliasinya dibredel karena sikap antikomunisnya. Dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa Berita Yudha berhasil menghalau propaganda PKI karena mampu memberitakan peristiwa G30S secara faktual yang telah diputarbalikkan Harian Rakjat sebagai media afiliasi PKI. Kebaruan dalam historiografi Indonesia oleh penelitian ini dapat dilihat dari temuan bahwa berdirinya Berita Yudha dapat memanfaatkan posisinya sebagai satu dari dua surat kabar yang diperbolehkan menerbitkan surat kabarnya untuk memberitakan G30S secara faktual yang menunjukkan PKI sebagai dalang di balik aksi. Topik pembahasan yang menjadikan Berita Yudha sebagai episentrum penelitian belum banyak dibahas karena penelitian-penelitian sebelumnya masih berfokus pada G30S. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah surat-surat kabar Berita Yudha dan Harian Rakjat, serta berbagai buku, majalah, dan jurnal penelitian terkait yang diperoleh secara daring maupun luring. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kejelasan mengenai dinamika BPS, serta peran media afiliasi TNI-AD dalam penanggulangan pasca peristiwa G30S.
This article analyses the news coverage of Berita Yudha newspaper in dismissing the propaganda of Indonesian Communist Party (PKI) after the 30th September Movement of 1965 (G30S). Berita Yudha is a TNI-AD affiliated newspaper that serves as a liaison between the TNI-AD and the public, as well as propagatively enhancing the resilience of the Indonesian struggle. The reason why Berita Yudha became a competitor of communist media was because the newspaper was founded by former employees of Berita Indonesia. As for Berita Indonesia, it used to be part of the alliance of the Sukarnoism Supporting Agency (BPS), which was disbanded, and its affiliated media banned due to its anti-communist stance. This research found that Berita Yudha succeeded in containing PKI propaganda because they were able to factually report the G30S events that had been distorted by Harian Rakjat as a PKI-affiliated media. The novelty in Indonesian historiography by this research can be seen from the finding that the establishment of Berita Yudha was able to utilise its position as one of the two newspapers allowed to publish its newspapers to report the G30S in a factual manner that showed the PKI as the mastermind behind the action. The topic of discussion that makes Berita Yudha the epicentre of research has not been widely discussed because previous studies have focused on the G30S. This research uses the historical research method which consists of four stages, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The sources used in this research are the newspapers Berita Yudha and Harian Rakjat, as well as various books, magazines, and related research journals obtained online and offline. It is hoped that this research can provide clarity on the dynamics of BPS, as well as the role of TNI-AD affiliated media in the post G30S countermeasures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Harry Farinuddin
"Penelitian ini mengkaji transformasi Lauw Djin Hwee (流真会) menjadi Yayasan Dharma Bhakti Sariputra, sebuah lembaga masyarakat Buddha-Tionghoa di Cikarang. Lauw Djin Hwee didirikan pada tahun 1952 dengan tujuan utama mengelola tanah pemakaman dan melestarikan tradisi kematian masyarakat Tionghoa di Cikarang. Transformasi organisasi ini dipicu oleh kebutuhan untuk memperluas peran sosialnya, termasuk penyediaan layanan pendidikan dan keagamaan. Dengan menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi, penelitian ini memanfaatkan dokumen arsip, wawancara dengan saksi sejarah, serta studi pustaka. Pendekatan struktural-fungsional diterapkan untuk menganalisis peran agen dan struktur dalam memengaruhi dinamika organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lauw Djin Hwee berhasil mempertahankan keberlanjutan dan eksistensinya melalui adaptasi terhadap perubahan sosial-politik. Transformasi ini diwujudkan melalui pendirian sarana pendidikan seperti Sekolah Sariputra pada 1989, pembangunan sarana ibadah seperti Wihara Sariputra pada 1993, serta integrasi dengan Wihara Dhamma Metta pada 1987 dan Wihara Tirta Bhakti pada 1999. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Yayasan Dharma Bhakti Sariputra tidak hanya melayani kebutuhan komunitasnya tetapi juga memperkuat identitas budaya, solidaritas, dan resiliensi masyarakat Tionghoa-Buddha di Cikarang. Penelitian ini memberikan kontribusi pada kajian sejarah lokal Cikarang dan sejarah masyarakat beragama Budha di Indonesia dengan menyoroti peran organisasi berbasis komunitas dalam menjaga tradisi dan beradaptasi terhadap perubahan zaman.
This research examines the transformation of Lauw Djin Hwee (流真会) into the Dharma Bhakti Sariputra Foundation, a Buddhist-Chinese community institution in Cikarang. Established in 1952, Lauw Djin Hwee initially aimed to manage burial grounds and preserve Chinese death rituals in Cikarang. The transformation was driven by the need to expand its social roles, including providing educational and religious services. Employing historical methods, including heuristics, source criticism, interpretation, and historiography, this research draws on archival documents, interviews with historical witnesses, and literature studies. The structural-functional approach is applied to analyse the roles of agents and structures influencing organisational dynamics. The findings reveal that Lauw Djin Hwee successfully sustained its existence through adaptation to socio-political changes. This transformation was marked by the establishment of educational facilities, such as Sariputra School in 1989, the construction of religious facilities, including Sariputra Monastery in 1993, and the integration of Dhamma Metta Monastery in 1987 and Tirta Bhakti Monastery in 1999. This research concludes that the Dharma Bhakti Sariputra Foundation not only serves the needs of its community but also strengthens the cultural identity, solidarity and resilience of the Chinese-Buddhist community in Cikarang. This research contributes to the study of Cikarang local history and the history of Buddhist communities in Indonesia by highlighting the role of community-based organisations in maintaining traditions and adapting to changing times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library