Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harris
Abstrak :
ABSTRAK
Intensitas Konsumsi Energi (IKE) adalah indikator penghematan energi oleh pengguna energi. Membandingkan suatu IKE hitung dengan IKE Acuan akan memberikan indikasi efisien atau tidaknya penggunaan energi suatu objek. Penelitian ini menganalisis konsumsi energi dan IKE kelompok pelanggan P1 dan P2 bangunan kantor pemerintah untuk mengetahui tingkat efisiensinya, jumlah data 89 objek dan tahun pengamatan 2012-2014. IKE bangunan Pemerintah selama ini mengacu pada IKE yang disusun oleh ASEAN USAID tahun 1987 dengan nilai IKE 240 kWh/m2 pertahun. Nilai IKE ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan kondisi rata-rata IKE bangunan kantor Pemerintah saat ini yaitu P1 sebesar 94,83 kWh/m2 dan P2 sebesar 162,73 kWh/m2. Dengan IKE acuan ini bangunan kantor pemerintah hampir semuanya dinyatakan efisien, namun kenyataanya masih boros dengan peluang penghematan energi rata-rata P1 sebesar 22,14% pertahun dan P2 sebesar 24,74% per tahun. Untuk itu diperlukan suatu IKE spesifik bangunan kantor pemerintah sebagai acuan yang merefleksikan kondisi terkini, serta dibangun dari database IKE bangunan kantor Pemerintah, menggunakan metode nilai tengah IKE sehingga selalu ter-update.
ABSTRACT
Energy Use Intensity (EUI) is an indicator of energy savings by energy users. Comparing a count EUI with EUI Reference will give an indication of the use of energy efficient or not. This study analyzes the energy consumption and EUI customer groups P1 and P2 of government office building to determine the level of efficiency, the number of data objects is 89 and the observations from 2012 to 2014. Sofar the EUI government office buildings refers to the EUI prepared by ASEAN-USAID in 1987 with the value of the EUI is 240 kWh / m2 per year. EUI value is very high when compared to average conditions of EUI government office building today, P1 is 94.83 kWh / m2 and P2 is 162.73 kWh / m2. With this reference EUI of government office buildings almost all stated efficient, but the reality is still wasteful with energy saving opportunities average of 22.14% per year P1 and 24.74% per year P2. This requires a specific EUI government office buildings as reference that reflect current conditions, as well as built from a database EUI government office building, using the median EUI so always updated.
2016
T45159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris
Jakarta: Binacipta, 1983
346.03 HAR r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harris
Abstrak :
Ulkus peptikum adalah hilangnya sel epitel yang mencapai atau menembus mukularis mukosa dengan diameter kedalaman < 5 mm. Ulkus dapat terjadi akibat produksi mukus yang terlalu sedikit atau produksi asam yang berlebihan. Salah satu obat yang sering digunakan dalam praktek dokter dan dapat menimbulkan efek samping ulkus peptikum adalah deksametason, suatu glukokortikoid sintetik. Glukokortikoid mempengaruhi respon peradangan dengan mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien yang diakibatkan oleh aktivasi fosfolipase A2 sehingga berfungsi sebagai suatu antiinflamasi poten. Namun, glukokortikod dalam dosis besar mempunyai efek samping merangsang produksi asam dan pepsin yang berlebihan di dalam lambung dan memudahkan timbulnya ulkus peptikum. Gastroproteksi pada lambung dimediasi oleh pelepasan CGRP dari serat saraf aferen dan pembentukan NO. Capsaicin adalah suatu alkaloid yang larut dalam alkohol dan terdapat pada cabai. Capsaicin bekerja dengan merangsang pelepasan CGRP yang selanjutnya memicu pelepasan NO yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke lambung. Pada penelitian terdahulu, telah dibuktikan bahwa capsaicin dapat membantu mempercepat proses penyembuhan ulkus peptikum, namun belum pernah dilakukan pemberian capsaicin bersamaan suatu zat yang dapat menimbulkan ulkus seperti deksametason. Percobaan dilakukan dengan menginduksi ulkus pada lambung tikus kemudian tikus diberi capsaicin dan deksametason per oral pada hari yang sama. Hasil menunjukkan perbedaan luas ulkus pada tiap kelompok percobaan, namun perbedaan tersebut tidaklah bermakna. Hal ini kemungkinan disebabkan jumlah sampel yang terlalu sedikit, sehingga diperlukan penelitian lanjutan dengan teknik yang serupa menggunakan jumlah sampel yang lebih besar. ......Peptic ulcer is the loss of epithelial cell through muscularis mucosa with diameter of depth less than 5 mm. Peptic ulcer can be caused by lack of mucous or excess of acid production. In clinical practice, there are a lot of drugs can induce peptic ulcer, e.g dexamethsone. Dexamethasone is one of syntethic glucocorticoid. Glucocorticoid, a potent anti-inflammatory, effect inflammatory reaction by decrease prostaglandin and leukotrien synthesis caused by activation of fosfolipase A2. However, large amount of glucocorticoid has side effect to increase acid and pepsin production then induce peptic ulcer. Stomach has own self-defence mechanism which mediated by CGRP release from afferent nerve and produce nitric oxide (NO). Capsaicin is an alcohol solved material which is contained in chili. Capsaicin stimulates the release of CGRP moreover stimulates release of nitric oxide (NO) that increase blood supply to the stomach. On the previous research, it has been proven that capsaicin can accelerate ulcer healing process. However, the interaction of the capsaicin with other drugs which induce peptic ulcer e.g. dexamethasone has not been tested yet. The test was started with induction of ulcer on rat?s stomach moreover it?s given with capsaicin and dexamethasone per oral in the same day. The results shown difference of ulcer size from every group, however, the difference is not significant. It possibly caused by small number of the tested sample so it needs continous research with similar technique but larger number of sample.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Harris
Abstrak :
Krisis moneter yang berlangsung saat ini sulit diperkirakan sebelumnya sehingga banyak menimbulkan dampak negatif terhadap pelbagai aspek kehidupan bangsa. Untuk mengatasi dampak negatif dari krisis moneter ini, pemerintah cukup tanggap terhadap masalah kesehatan keluarga miskin, dengan program yang sangat strategis, yang bersifat upaya penyelamatan ( rescue ) yaitu program jaring perlindungan sosial bidang kesehatan (JPS-BK ). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mendalam tentang bagaimana pelaksanaan dan hambatan-hambatan JPS-BK di Kabupaten DT II Tasikmalaya, yang untuk selanjutnya dapat digunakan oleh pengelola program, sebagai masukan dalam memperbaiki pelaksanaannya. Penelitian yang menggunakan metode penelitian kualitatif ini adalah untuk menganalisa pelaksanaan JPS-BK di Kabupaten Tasikmalaya, mulai dari tingkat Kabupaten dan berjenjang sampai tingkat desa dengan jumlah sampel sebanyak 77 orang yang terdiri dan 1 orang pengelola JPS-BK Kabupaten, 30 orang kepala puskesmas yaitu satu kecamatan diambil satu kepala puskesmas, sebagai pelaksana tingkat kecamatan, 30 bidan di desa yaitu satu bidan perkecamatan, sebagai pelaksana tingkat desa dan 16 orang petugas yang melakukan pendataan sasaran (tim desa ). Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indephi interview ), Focus group diskusi (FGD) dan kajian dokumen. Dari hasil penelitian terlihat bahwa data sasaran yang merupakan hal penting dalam pelaksanaan program JPS-BK, ternyata tidak akurat karena kriteria Gakin yang kurang jelas, sebagian besar pendataan sasaran dilaksanakan oleh bidan desa dan kader, bukan oleh tim desa, tidak adanya alokasi dana untuk pendataan dan petunjuk pelaksanaan yang ada terlalu kaku sehingga diperlukan modifikasi yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Disamping itu hal lain yang penting adalah kurangnya kerja sama lintas sektoral sehingga penanganan Gakin tidak terpadu dan pada akhirnya, mengakibatkan kurang berhasilnya suatu program. Untuk meningkatkan keberhasilan program JPS-BK maka disarankan koordinasi lintas sektoral yang lebih balk, sehingga adanya keterpaduan antar sektor terkait, adanya kriteria Gakin yang mudah diimplementasikan di iapangan dan adanya kesepakatan pelaksanaan untuk melengkapi petunjuk pelaksanaan yang kurang jelas.
The current monetary crisis, unpredictably causes negative impacts in many life aspects. The Indonesian government has given a good respond to overcome this situation, particularly concerning the health problems of poor families, by implementing a very strategic rescue program called the Social Protection Sector Development Program on Health sectors (SPSDP-HS). The research conducted is aimed to obtain detailed information regarding the program implementation and any obstacles found during the time of implementation in Tasikmalaya regency. The findings can be of benefits to improve the future program. Cross sectional design in used in this study, with qualitative approach, to analyze SPSDP-HS implementation from the regency level, stratified to the village level. Number of respondents are 77 individuals : one person as the manager of SPSDP-HS, 30 head of Puskesmas ( one representative is the person in charge for sub-district level ), 30 village midwives ( one representative as the person in charge for village level ), and ] 6 person as members of the data collection teamwork. Data is obtained by indepth-interview technique, Focus group Discussion, and document analysis. In conclusions, baseline data of the targeted population, one of the most important key for the success of all program implementations, is inaccurate due to unclear criteria for determining poor families; most of the baseline data of the targeted population-supposed to be collected by the village team-has been obtained by the midwives and cadres; no funds allocated for data collections and an inflexible guidance for the implementation. Such a guidance should be more understandable and practical, therefore there is a need for simplification. In addition, a minimum effort of inter sector collaborations with result of inadequate action to rescue poor families-seems to be the reason for unsuccessful program implementations. To increase the success of SPSDP-HS program a better inter sectors collaborations should be maintained to achieve an integrated action for rescuing poor families, and gaining a better understanding to clarify the implementation guidance.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan John Harris
Abstrak :
ABSTRAK
Badan hukum adalah tujuannya. Pembuatan akta pendirian PT adalah jalannya. Prosesnya dengan cara membuat akta pendirian PT di hadapan notaris, dan ada sejumlah hal dan pembayaran - pembayaran yang harus dilakukan oleh para pendiri PT. Tindakan pengurusan ini ternyata mengakibatkan timbulnya beberapa kewajiban dan kendala yang harus dihadapi oleh para pendiri dan notaris. Kewajiban yang timbul misalnya membuat surat keterangan domisili, NPWP, SIUP, TDP, dan bukti setor bank. Kewajiban notaris adalah membayarkan access fee untuk Sisminbakum, PNBP, dan biaya pengumuman di TBNRI. Kendala dalam proses pengesahan adalah biaya administrasi yang cukup besar, keinginan para pendiri yang belum kuat, dan sistem online yang terkadang belum memberikan kepastian. Metode penelitian yang dipakai adalah wawancara dan studi dokumen.
2008
T37145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairus Harris
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai upaya yang dilakukan kreditor separatis melakukan eksekusi atas jaminan hak kebendaan yang dimilikinya dalam jangka waktu yang ditentukan Undang-Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Permasalahan dalam penulisan ini mengenai kedudukan kreditor separatis dalam proses kepailitan dan proses eksekusi jaminan yang dilakukan kreditor separatis dengan adanya pembatasan jangka waktu. Penelitian hukum yang dilakukan adalah penelitian normatif, dengan metode pengolahan data yang bersifat kualitatif. Dalam proses kepailitan terdapat batasan-batasan terkait hak yang dimiliki kreditor separatis untuk mengeksekusi sendiri jaminan hak kebedaan. Pembatasan yang utama mengenai jangka waktu untuk memulai melaksanakan haknya dalam melakukan eksekusi jaminan tersebut.
This thesis discusses the efforts made by separatist creditors in order to execute their security right of goods in the prescribed period by law of Bankruptcy and Suspension Of Obligation For Payment Of Debts. Problems are regarding the separatist creditor in a process of bankruptcy and the process of execution by separatist creditor in restriction period. The legal research was carried out through normative research with qualitative data processing. In a process of bankruptcy, there are limitations imposed related to the separatist creditor's rights, to execute by himself the security right of goods that his owned. The main limitation is the defined time period for separatist creditor to begin exercising his rights to execute that security right.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Harris
Abstrak :
Konsep War Room yang berawal dari dunia militer mulai diterapkan kedalam dunia bisnis dan diadopsi oleh Telkom agar perusahaan mampu bergerak lebih cepat dan lebih fleksibel dari pesaingnya. Terdapat tiga fungsi utama War Room Telkom yaitu Command Center, Competition Center dan Crisis Center. Menurut Departemen Pertahanan Amerika Serikat, ada dua faktor yang meningkatkan fungsi Command & Control yaitu kemampuan dasar dan kemampuan kolaboratif. Sedangkan faktor lainnya adalah dukungan sistem informasi karena sifat alamiah War Room sebagai pusat pengumpul Informasi. Karya Akhir ini meneliti bagaimana hubungan faktor-faktor keberhasilan kinerja War Room menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dan hasilnya adalah faktor dukungan sistem informasi memiliki pengaruh yang paling besar dibandingkan faktor lainnya. Fakta ini menujukkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan kemudahan akses informasi membuat War Room harus memiliki lebih dari kemampuan dasar dan kemampuan kolaboratif untuk membuat perusahaan tetap kompetitif. ...... The concept of war room which originates from the military was implemented into the business environment and was adopted by Telkom in order to trigger moving faster and flexible than its competitor. There are three main functions of Telkom War Room namely Command Center, Competition Center and Crisis Center. According to the U.S. Department of Defense, there are two factors that increase the Command & Control functions, are basic and collaborative capabilities. While the other factor is information systems support for the War Room as the nature of information collection center. This thesis examines how relationship success factors of War Room performance using Structural Equation Modeling (SEM) and the result is a factor of the information systems support have the greatest influence than other factors. This finding shows that the development of information technology and easy access to information makes War Room must have more than basic and collaborative capabilities to make the company remains competitive.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Harris
Abstrak :
ABSTRAK
Didalam beberapa tahun terakhir ini, peranan sistem informasi dalam perusahaan menjadi semakin penting. Jika pada tahun-tahun sebelumnya peranan sistem informasi bagi perusahaan hanyalah sebagai "back office processing" dengan titik berat pada efisiensi dari berbagai fungsi perusahaan, maka pada beberapa tahun terakhir ini peranannya telah berubah menjadi semacam "Strategic Weapon" yang digunakan perusahaan untuk memenangkan persaingan.

Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan strategi untuk melakukan pemilihan sistem dan teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Diperlukan suatu kejelian dalam penyusunan perencanaan strategis di tingkat manajemen puncak sebagai persyaratan mutlak dalam menyusun pedoman pengembangan sistem informasi perusahaan yang terintegrasi dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan.

Pada Tesis ini dipergunakan metodologi Rekayasa Informasi sebagai pedoman penyusunan rencana strategi sistem informasi. Sementara didalam pembuatan formulasi perencanaan strategi tersebut digunakan pendekatan Multiple Methodology serta juga mempergunakan model Strategic Planning Framework sebagai kerangka berfikir.

Analisa dan pembahasan yang dilakukan pada Tesis ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian pokok yaitu pertama analisa mengenai kebutuhan bisnis perusahaan akan sistem informasi dan kedua analisa mengenai sistem informasi yang ada sekarang di perusahaan.

Pada bagian pertama dari tahapan analisa dan pembahasan, diidentifikasian fungsi-fungsi bisnis yang ada dalam perusahaan dan kemudian dilanjutkan dengan penjabaran sasaran strategi bisnis menjadi sasaran-sasaran dari masing-masing fungsi bisnis. Setelah sasaran dari masing-masing fungsi bisnis dapat ditetapkan maka dilakukanlah pengidentifikasian permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing fungsi bisnis tersebut dalam pencapaian sasaran-sasaran tersebut. Akhimya pada bagian ini dilakukan analisa untuk menentukan faktor-faktor penentu yang bersifat kritis dalam pencapaian dari sasaran masing-masing fungsi bisnis yang ada didalam perusahaan, dan juga dilakukan analisa kebutuhan informasi bisnis dan pendukungnya terhadap tiap-tiap faktor kritikal tersebut.

Pada bagian kedua dari tahapan analisa dan pembahasan, dilakukan evaluasi dan analisa mengenai dukungan sistem informasi yang dimiliki oleh perusahaan pada saat ini. Pembahasannya dibagi kedalam 3 pilar Sistem Informasi yaitu: .. Infrastruktur Teknologi Informasi.

.. Pembahasan akan meliputi arsitektur jaringan, manajemen data dan komunikasi data.

.. Sistem Informasi. .. Pembahasan akan meliputi aplikasi sistem informasi dan perangkat lunak aplikasi.

.. Manajemen Sumber Daya Informasi.

.. Pembahasan akan meliputi pengelolaan segala aspek sumber daya informasi yang mencakup teknologi, sumber daya manusia dan hubungannya.

Dari hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan pokok sistem informasi pada P.T. TSP (PERSERO) yaitu: .. Peranan sistem informasi bagi manajemen

.. Peranan sistem informasi bagi kegiatan operasional perusahaan.

.. Infrastruktur jaringan komunikasi data.

.. Infrastruktur manajemen data.

.. Organisasi dan sumber daya manusia di bidang sistem & teknologi informasi.

Penentuan solusi bagi permasalahan diatas yang tersebar diseluruh unit kerja mengkristal pada kebutuhan adanya suatu perencanaan strategi sistem informasi sebagai pedoman dalam pembangunan dan pengimplementasian sistem informasi pada perusahaan.

Rencana Strategi Sistem Informasi yang menjadi topik dari Tesis ini merupakan usulan strategi sistem informasi serta rencana induk implementasinya yang diharapkan dapat berguna bagi P.T TSP (Persero) dalam mengembangkan sistem informasinya. Sebagaimana dalam tahap analisa dan pembahasan, maka rencana strategi serta pengimplementasiannya ini disusun menurut tiga pilar sistem informasi yaitu:

.. Infrastruktur Teknologi Informasi

Menjelaskan infrastruktur teknologi informasi meliputi perangkat keras, perangkat lunak sistem, database serta perangkat jaringan komunikasi data yang harus tersedia untuk menghasilkan sistem informasi yang dibutuhkan. Strategi ini adalah untuk mendukung kegiatan proses bisnis P. T. TSP (Persero) dan interaksi antara fungsi bisnis yang ada melalui teknologi informasi. Tujuan utama dari strategi infrastruktur teknologi informasi ini adalah:

.. Mendukung kegiatan proses bisnis dari perusahaan dan interaksi antara fungsi yang ada. .. Dapat memberikan kontribusi strategis pada proses bisnis perusahaan.

.. Sistem lnformasi

Menjelaskan tentang informasi-informasi apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan, baik yang menyangkut kebutuhan operasional maupun kebutuhan manajemen dengan dimensi yang luas. Hal ini direpresentasikan dengan pembangunan aplikasi-aplikasi sistem informasi perusahaan. Tujuan utama dari strategi sistem informasi ini adalah: .. Meyakinkan semua aplikasi berguna untuk mendukung semua fungsi bisnis, kegiatan proses bisnis.

.. Meyakinkan semua aplikasi di rancang dan diimplementasikan untuk kebutuhan dan perkembangan bisnis perusahaan.

.. Manajemen Sumber Daya Informasi.

Menjelaskan tentang pengelolaan seluruh sumber daya sistem dan teknologi informasi meliputi organisasi, sumber daya manusia dan berbagai faktor lainnya yang berkaitan dengan penerapan sistem informasi yang dibangun. Strategi ini didasarkan atas beberapa pokok pemikiran yang perlu dipertimbangkan: .. Persaingan bisnis kedepan.

.. Lintas fungsional dan lintas organisasi.

.. Lingkup penerapan sistem & teknologi informasi yang semakin luas dan bervariasi.

.. Pergeseran fokus dari operasional ke manajerial dan strategis.

.. Data dan informasi sebagai sumber daya utama perusahaan.

.. Semakin kompleksnya sumber daya informasi yang digunakan.

Pada akhir tulisan ini juga dikemukakan beberapa hal-hal penting yang hams diperhatikan di dalam penyusunan dan pengimplementasian rencana strategi ini yaitu: .. Sosialisasi program-program sistem dan teknologi informasi secara intensif yang didukung kajian nilai ekonomis bagi P. T. TSP (Persero) untuk meningkatkan dukungan manajemen puncak.

.. Hasil yang optimal dari perencanaan strategi sistem informasi diharapkan akan dapat menempatkan fungsi sistem dan teknologi informasi dalam struktural organisasi P.T. TSP (Persero) dan masuknya penanggung jawab fungsi sistem dan teknologi informasi dalam jajaran eksekutif perusahaan.

.. Adanya pengkajian secara detail dan up-date terhadap program-program perencanaan strategi sistem informasi tanpa keluar dari kerangka kerja perencanaan strategi tersebut.
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh Harris
Abstrak :
Diabetes melitus dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang menyebabkan hendaya, salah satunya adalah ulkus kaki diabetikum (UKD). Kadar vitamin D diketahui berhubungan dengan penyembuhan luka dan resistensi insulin. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar vitamin D serum dan derajat keparahan UKD. Tiga puluh pasien UKD dengan nilai ankle brachial index normal dikelompokkan sesuai derajat keparahannya sesuai klasifikasi Wagner diikutkan dalam studi ini. Kadar vitamin D serum diperiksa menggunakan metode immunoassay. Hubungan antara kedua variabel dianalisis. Pasien terdiri dari 18 orang laki-laki (60%) dan 12 orang perempuan (40%) dengan rerata usia 57 tahun. Rerata kadar vitamin D serum adalah 10,58 ng/mL. Korelasi kuat ditemukan antara kadar vitamin D serum dan derajat keparahan UKD (p<0,001, r=0,901). Pemeriksaan penyaring kadar vitamin D serum pada pasien UKD menunjukkan hasil yang rendah dan berkorelasi kuat dengan derajat keparahan UKD ......Diabetes mellitus can cause various disabilitating complications including diabetic foot ulcer (DFU). Vitamin D levels are known to be correlated with wound healing and insulin resistance. This cross-sectional study aimed to determine the correlation between serum level of vitamin D and the severity degree of DFU. Thirty DFU patients with normal ankle brachial index, grouped into degrees according to the Wagner classification, were included in this study. Their serum level of vitamin D were examined using the chemiluminescent immunoassay method. Correlation between these two variables was analyzed. Patients were 18 males (60%) and 12 females (40%) with an average age of 57 years. The average serum level of vitamin D was 10.58 ng/mL. Strong correlation was found between serum level of vitamin D and the severity of DFU (p<0.001, r=0.901). Serum level of vitamin D screening in DFU patients were low and were strongly correlated with the degree of DFU.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55522
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Harris
Universitas Indonesia, 2008
T25292
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>