Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haris Munandar
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji proyeksi besaran kebutuhan energi primer jangka panjang untuk sektor kelistrikan Jawa Bali dari tahun 2015 s.d tahun 2050 dengan menggunakan model LEAP. Beberapa skenario proyeksi diterapkan dalam simulasinya yaitu skenario Referensi, skenario dengan variasi PDRB, skenario Optimasi Supply Side dengan variasi pada reserve margin, perbaikan susut, perbaikan efisiensi pembangkit, serta perubahan peran pembangkit gas menjadi pemikul beban dasar, dan skenario Optimasi Least Cost-Lower GHG. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa berdasarkan Skenario Referensi dengan kondisi PDRB sebesar 5,6% per tahun, susut di transmisi dan distribusi pada 9,45%, reserve margin 35%, tidak ada kenaikan efisiensi pada pembangkit baru untuk PLTU dan PLTGU, dan target bauran energi untuk gas dan EBT sesuai dengan target KEN, pada tahun 2050, kebutuhan energi listrik untuk Jawa Bali diproyeksikan mencapai 596,69 TWh, dimana untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut, produksi energi listrik yang perlu disediakan adalah sebesar 658,97 TWh dengan total kapasitas pembangkit listrik mencapai 136,90 GW. Untuk memenuhi operasional pembangkit tersebut, proyeksi total kebutuhan energi primer yang perlu disiapkan adalah sebesar 1.835,88 TWh (6,61 milyar GJ) dengan rincian: batubara sebesar 131,6 juta ton setara 3,86 milyar GJ, gas alam sebanyak 2.690,8 BBTUD setara 1,04 milyar GJ, panas bumi setara 0,84 milyar GJ, tenaga surya setara 0,47 milyar GJ, biomassa sebanyak 15,8 juta ton setara 0,25 milyar GJ, tenaga air setara 0,15 milyar GJ, dan BBM 0,006 milyar GJ setara 165,7 ribu kL. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada skenario ini secara kumulatif (100 Year-GWP) adalah sebesar 8,76 milyar ton CO2.


In this thesis, we will study the forecasting long-term primary energy demand for the Java Bali electricity sector from 2015 to 2050 using LEAP model. Some projection scenarios applied to the simulation are Reference Scenario, Scenarios with variations in GDP growth, Supply Side Optimization Scenarios with variations in reserve margin, losses improvement, and power plant efficiency, and changing the role of gas power plants to be baseload power plants, and Least Cost-Lower GHG Optimization Scenario. The results of this study found that based on Reference Scenario with following condition: GDP of 5.6% per year, a T&D losses of 9,45%, reserve margin of 35%, no efficiency improvement of additional coal-fired power plants and gas-fired power plants, and energy mix targets for gas and renewable energy in accordance with National Energy Policy (KEN) targets. In 2050, the electricity demand for Java Bali is projected to reach 596,69 TWh in, where to meet the electricity needs, the electricity production that should be provided is 658,97 TWh with a total power generation capacity reaching 136,90 GW. To fulfill the operation of the power plant, the primary energy forecasting that need to be prepared are 1.835,88 TWh (6,6 billion GJ) with details: 131,6 million tons of coal (3,86 billion GJ), 2.690,8 BBTUD of natural gas (1,04 billion GJ), 0,84 billion GJ of geothermal, 0,47 billion GJ of solar power, 15,8 million tons of biomass (0,25 billion GJ), 0,15 billion GJ of hydro-power, and 166 thousand kL of diesel oil (0,006 billion GJ). Cumulative greenhouse gas emissions (100 Years-GWP) of this scenario are 8,76 billion tons of CO2.

2019
T52289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Munandar
Abstrak :
ABSTRAK
Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN) mempu nyai peran yang cukup berarti dalam melayani masyarakat, karena tugas KPKN adalah menyalurkan pembiayaan yang ber sumber dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dengan tepat waktunya serta tepat besaran dana yang diba yarkannya. Karena KPKN menyalurkan dana yang bersìfat pem biayaan pembangunan, maka KPKN juga mempunyai tanggung jawab yang kuat dengan kelangsungan pernbangunan Nasional. Salah satu masalah penting yang dihadapi oleh KPKN ialah semakin lama beban kerja semakin tinggi, namun di lain pihak sangat terasa sekali fasilitas kerja yang tidak mengiringi kenaikan beban pekerjaan demikian pula segi kewenangan yang belum .terasa adanya peningkatan yang berarti. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis hubungan serta pengaruh faktor ketersediaan fasilitas kerja dan faktor memadai tidaknya kewenangan yang dimiliki dalam bekerja terhadap efektivitas pelaksanaan tugas. Faktor fasilitas kerja dalam hal komponennya mengikuti model dan penelitian Pusat Penelitian sumber Daya Manusia Universitas Padjadjaran ? Bandung, sedangkan segi kewenangan dalam hal komponennya mengacu teori yang ditetapkan dan para pakar organisasi di antaranya Richard Hall dan lain-lain. Berdasarkan teori tersebut maka disusunlah hipotesis, bahwa terdapat pengaruh antara ketersedian fasilitas kerja serta kewenangan yang dimiliki terhadap efektivitas pelaksanaan tugas. Untuk menguji hipotesis tersebut, kuesioner dan wawancara disebar dan dilakukan terhadap 252 responden yang seluruhnya adalah karyawan dan 4 KPKN yang semuanya berlokasi di Jakarta, agar jawaban dan responden yang terdiri dan karyawan KPKN dapat diyakini kebenarannya maka terhadap pengguna jasa KPKN juga dimintakan pendapat nya, selanjutnya untuk mendapatkan informasi dan para pengguna jasa KPKN maka kuesioner telah diedarkan kepada 85 responden yang terdiri dari para Bendaharawan. Hasil tersebut dianalisis secara komputerisasi dengan mempergu nakan program sss (Statistical Package for Social Sciences), yang hasilnya sebagian terbesar mempunyai hubungan yang signifikan. Berdasarkan temuan dan penelitian ini maka penulis mencoba memberi saran agar segi fasilitas kerja dan kewenangan mendapat perhatian yang utama untuk lebih ditingkat kan, hal tersebut diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi efektivitas pelaksana tugas berkenaan dengan beban tugas yang semakin lama semakin bertambah seiring dengan bertambahnya irama pembangunan dan memperkecil kesalahan? kesalahan.
1992
T4194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Munandar
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Haris Munandar
Abstrak :
Pengaruh dari penambahan co-flow nitrogen (N2) terhadap nyala difusi pada medan aliran berlawanan telah diteliti secara eksperimental. Propana sebagai bahan bakar disuplai dari nosel bagian bawah dan udara sebagai oksidator disuplai dari nosel atas dengan diameter nosel yang sama, yang dilengkapi dengan honeycomb untuk membuat aliran udara yang seragam. Sementara itu, aliran co-flow nitrogen juga dialirkan dari sisi nosel bawah, dimana saluran nitrogen tersebut terletak koaksial dengan saluran bahan bakar (nosel bawah merupakan nosel koaksial). Pada penelitian ini digunakan juga vortex generator yang diletakkan pada jarak 2d dari ujung nosel untuk meningkatkan turbulensi sehigga dapat dicapai pencampuran reaktan yang optimal. Dua parameter utama yang diatur dalam penelitian ini adalah parameter geometri (diameter dalam nosel, rasio gap-diameter nosel) dan dinamika fluida (rasio debit QN2/Qf). Hasil eksperimen menunjukan bahwa semakin besar rasio debit QN2/Qf atau rasio fluks momentum ?N2/?f yang digunakan, maka limit stabilitas nyalanya akan menurun. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan adanya aliran nitrogen yang menyelubungi daerah reaksi mencegah terjadinya difusi dengan udara sekitar sehingga suplai udara yang menunjang terjadinya pembakaran hanya berasal dari nosel udara. Lalu dapat disimpulkan juga bahwa penurunan dari kondisi non co-flow ke kondisi rasio 80/20 menyebabkan limit stabilitas nyala menurun rata-rata sekitar 27% dari kondisi non co-flow.
Effects of nitrogen co-flow on stability limit of diffusion flames formed in a counter flow field have been investigated experimentally. Propane as a fuel gas was supplied upward through a nozzle, and air as oxidator was supplied downward through a similar nozzle, which was equipped with honeycomb to produce a uniform velocity in the issuing air. Then, nitrogen co-flow was supplied upward through a bottom nozzle, where nitrogen's outlet is located coaxially with fuel's outlet (bottom nozzle is coaxial nozzle). In this experiment, also used vortex generator which located in 2d gap near nozzle outlet, to increases turbulence, so that optimal mixing of reactants can be achieved. Two main parameters that had been set up in this experiment were fluid dynamics (momentum flux of air and fuel based on flow rate ratio QN2/Qf) and geometry parameters (inner diameter of nozzle, ratio of gap-nozzle diameter). Experiment result showed that stability limit decreases with increasing rate of flow rate ratio QN2/Qf or increasing rate of momentum flux ratio ?N2/?f. It can be explained that nitrogen coaxial flow will covers coaxially the reaction zone so it prevent from the diffusion with surrounding air. The need of air for combustion was only provided by upper nozzle. We also concluded that stability limit decreases 27% from non co-flow condition if we applied QN2/Qf = 80/20 ratio experiment.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50749
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Basri; Haris Munandar
Jakarta: Indonesia R search and Strategic Analysis, 2019
336.598 FAI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library