Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Hans Wijaya
"Aditif bensin seperti TEL atau MTBE digunakan untuk menaikkan angka oktan agar pembakaran menjadi lebih baik. Aditif tersebut mulai dihindari karena memiliki efek yang berbahaya bagi lingkungan dan juga kesehatan manusia. Maka dari itu, pada penelitian ini aditif dibuat menggunakan bahan baku minyak sawit melalui tahap reaksi transesterifikasi. Kemudian dilakukan proses perengkahan menggunakan katalis H-zeolit dan reaksi nitrasi. Sehingga diharapkan terjadi produk sintesa yang memiliki angka oktan yang tinggi karena memiliki cabang nitrat. Pada penelitian ini proses pembuatan produk perengkahan dilakukan menggunakan alat berreaktor PFR yang berisi katalis H-zeolit dengan tujuan agar kontak antar katalis dengan umpan metil ester dapat terjadi dengan merata. Tujuan dari perancangan alat perengkahan secara semi-kontinyu adalah untuk dapat menghasilkan produk perengkahan yang seefisien mungkin sehingga dapat dikembangkan untuk skala masal (skala pabrik). Berdasarkan hasil penelitian, reaksi perengkahan terjadi pada suhu 320 _C yang ditandai dengan penambahan gugus C-H pada spektrum dengan nomor gelombang antara 3000-2840 cm-1 yang dibandingkan terhadap spektum antara 1750-1735 cm-1 yaitu gugus ester C=O. Kemudian pada uji densitas dan viskositas menunjukkan penurunan yang merupakan indikasi terjadinya perengkahan. Pada aditif bensin terjadi proses nitrasi yang ditandai dengan adanya spektrum FTIR antara 1661 sampai 1499 cm-1. Hasil harga O.N. dari pencampuran 5 % aditif terhadap bensin premium menyebabkan kenaikan angka oktan sebesar 4 poin yaitu dari 85 untuk bensin premium menjadi 89 setelah pencampuran aditif dimana hasil ini didapatkan dari percobaan menggunakan mesin uji CFR-F1 dengan metode uji ASTM D 2699 pada LEMIGAS Jakarta. Harga angka oktan aditif adalah 165 bila menggunakan perhitungan persamaan linier. Sedangkan dengan persamaan yang dikembangkan oleh Nasikin. M. adalah sebesar 123.83 O.N.-nya.
Gasoline additive such as TEL or MTBE is used to increase octane number so that the combustion become better. The additive began to be avoided because it have dangerous effects for environment and human being. Therefore, in this research the additive was produced using palm oil as its raw material through transesterification reaction. Then the cracking process used H-zeolit as catalyst and nitration reaction. So that it may has prospect to produce synthesized product which has high octane number because of the nitrate branch. In this research, the process to produce cracking products was using machine with PFR reactor which contain H-zeolit catalyst in order to reach a comprehensive contact between catalyst and methyl ester. The aim of designing semi continued cracking machine is for producing cracking products as efficient as possible so it can be developed for mass production. According to the result of this research, the cracking reaction occurred at 320 _C of temperature which marked by addition of C-H group at spectrum with wave number approximately 3000-2840 cm-1 compared with ester C=O group which spectrum?s wave number approximately 1750-1735 cm-1. Afterwards, a decrease was showed at density and viscosity test, indicating cracking process was happenned. In gasoline additive, occured nitration process which is marked by FTIR spectrum approximately 1661-1499 cm-1. O.N. value from mixing 5% additive to premium gasoline increasing octane number 4 points, from 85 for premium gasoline to 89 after the mixing of additive and premium gasoline. This result obtained from a test using CFR-F1 testing machine with ASTM D 2699 test method at LEMIGAS Jakarta. The additive octane number value was 165 if it is calculated with linear equation, while with the equation developed by Nasikin. M. the octane number is 123.83."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49838
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hans Wijaya
"
ABSTRAKPada Tesis ini dibahas studi kelayakan pabrik LNG berbahan baku gas metana batubara (GMB) melalui proses pemurnian dan pencairan. Input data yang dikaji adalah komposisi GMB sehingga diperoleh teknologi pemurnian & pencairan yang cocok digunakan, keekonomian pendirian pabrik dan analisa sensitivitas serta grafik berupa patokan harga jual LNG berdasarkan IRR yang ditargetkan. Pada harga bahan baku GMB senilai $3/MMBTU, harga jual produk LNG $8/MMBTU didapat harga IRR untuk perkiraan pembangunan pabrik LNG berbahan baku GMB pada tahun 2015 didapat sebesar 24,34 % dengan NPV sebesar $ 438.031.452,06 dan payback period selama 5,49 tahun dari mulai masa konstruksi atau 3,49 tahun setelah pabrik beroperasi.
ABSTRACTThis thesis discus about feasibility study LNG plant with coalbed methane as a feed through purification process and liquefaction. The input data uses coalbed methane compositions so that purification process technology and liquefaction technology can be selected. The economic analysis using sensitivity analysis and also graph in showing competent price directive if the suitable price of LNG based on targeted IRR. At the price of coalbed methane raw material $3/MMBTU the price for LNG product is about $8/MMBTU, the estimate IRR value for the development of LNG plant from coalbed methane gas in the year 2015 is equal to 24,34 %, NPV is equal to $ 438.031.452,06 and payback period during 5,49 year from starting the construction period or 4,73 year after plants operates."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41175
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library