Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanna Zakiyya
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan baja tahan korosi cuaca pada aplikasi struktural tidak lepas dari proses penyambungan terutama pengelasan. Tesis ini membahas perubahan sifat ketahanan korosi cuaca akibat aplikasi pengelasan. Penelitian dilakukan menggunakan pengujian sembur garam dan polarisasi terhadap material yang telah dilas dengan metode GTAW. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah lebur memiliki laju korosi paling tinggi. Daerah ini juga memiliki potensial korosi yang paling negatif diikuti oleh daerah terpengaruh panas dan logam induk. Hal ini memungkinkan terjadinya efek galvanis pada saat material terekspos lingkungan. Peningkatan masukan panas memperlihatkan ferit Widmastatten yang lebih dominan. Ferit Widmanstatten dapat mempercepat terjadinya reaksi katodik. Pada percobaan peningkatan laju reaksi katodik diperlihatkan oleh pergeseran kurva polarisasi menjadi lebih negatif. Namun demikian, pengamatan visual pada pengujian sembur garam tidak memperlihatkan perbedaan produk korosi pada material yang dilas. Peningkatan masukan panas menyebabkan pergeseran potensial korosi kearah yang lebih negatif. Sebaliknya, rapat arus korosi mengalami penurunan akibat peningkatan masukan panas.
ABSTRACT
The used of Weathering steel on structural demand has increased by its superior weathering performance. Join method, especially welding is often used for maintaining structural application. So that, this research take a focus on examining the corrosion performance change of weathering steel (BTKC A) by welding (GTAW) application. Salt spray test and polarization has been used for performance examination. The result showed slightly corrosion potential different of weathering material by heat input change. However, welding pool had more negative corrosion potential than heat affected zone and base metal. So do its current density. The more negative corrosion potential means the more anodic surface. It may be galvanic effect take place on this bulk surface, due to large cathode and narrow anode on material surface. The review on the microstructure, showed that the higher heat input the more dominant Widmanstatten ferrite on the structure. Widmanstatten was known as the cathodic reaction speed trigger. It was proofed by the change of the polarization curve to be more negative by the increasing of heat input. There was no visual different on corrosion product of weld area, but the variation of exposure showed the different product. It must be conclude that the higher heat input, the more negative corrosion potential of the metal.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhira Hanna Zakiyya
Abstrak :
Kabupaten Banyuwangi adalah wilayah yang kerap diromantisisasi citranya sebagai replika keragaman yang harmonis di ujung timur Pulau Jawa. Keistimewaan wilayah ini ada pada proses panjang sejarah yang telah menjadikan komposisi masyarakatnya kaya akan keragaman berdasarkan latar belakang sejarah migrasi, etnisitas, agama, dan sebagainya. Meski keragaman itu berpendar dari pusat kota hingga ke desa, tidak menggoyahkan permukaannya yang tampak tenang jauh dari goncangan konflik. Penelitian ini berfokus di wilayah Banyuwangi selatan. Argumen utama saya adalah bahwa ada tatanan normatif yang melandasi bagaimana masyarakat mempersepsikan dan mempraktikkan hidup bersama secara harmonis. Etnografi ini dilakukan dengan proses observasi secara langsung terhadap enam medium komensalitas untuk mengamati interaksi masyarakat Banyuwangi dalam keadaan yang senyatanya, antara lain: pesta pernikahan, slametan tahlil, slametan pamitan haji, muludan, baritan, dan arisan. Dalam prosesnya saya menggunakan kerangka konseptual konvivialitas yang berbicara tentang mode kebersamaan manusia sebagai makhluk sosial yang saling bergantung terhadap satu sama lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Banyuwangi mengkonstruksikan interaksi yang konvivial berdasarkan acuan prinsip normatif kesopanan. Di dalamnya terdapat perbedaan dalam bagaimana masyarakat desa dan kota mengoperasikan gagasan kesopanan. ......Banyuwangi Regency is a region that often romanticizes its image as a harmonious replica of diversity on the eastern tip of Java. The speciality of this region lies in the long historical process that has made the composition of its people rich in diversity based on historical migration backgrounds, ethnicity, class, religion, and so on. Even though this diversity glows from the city centre to the villages, it does not shake its surface, which seems calm and far from the turmoil of conflict. This research focuses on the southern Banyuwangi region. My main argument is that there are normative institutions that underlie how society perceives and practices living together in harmony. This ethnography is carried out by direct observation of the six commensality medium to observe the interactions of the Banyuwangi people in real situations, namely: weddings, slametan tahlil, haj farewell slametan, muludan, baritan, and arisan. In the process, I use the conceptual framework of conviviality which talks about the modes of human togetherness. In the process, I use a conceptual framework of conviviality that talks about the mode of human togetherness as socially interdependent beings. The results of this study indicate that the people of Banyuwangi construct convivial interactions based on the normative principles of civility. Therein lies a difference in how rural and urban communities operate on notions of civility.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library