Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanida
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian pengaruh penambahan beberapa konsentrasi natrium asetat dalam medium Beneck terhadap pertumbuhan Chioreila pyrenoidosa Chick telah dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi FMIPA UI. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan beberapa konsentrasi natrium asetat terhadap kerapatan sel C. pyrenoidosa saat peak dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai peak. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 pert akuan konsentrasi natrium asetat, yaitu: 0% (kontrol), 0.2%, 0.4%, 0.6%, 0.8%, dan I % dengan 4 ulangan pada masing-masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatan set saat peak tertinggi (48 x 106 sel/ml) diperoleh pada perlakuan 0.2% dan kerapatan set terendah (22.8 x 106 sel/mI) dicapai oleh kontrol. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai peak berkisar dari 7.5 hail pada perlakuan 0.4% sampai 30 hari pada pertakuan kontrol. Uji Kruskal Wallis pada a = 0.05, menunjukkan bahwa enam variasi perlakuan konsentrasi natrium asetat tidak berpengaruh nyata terhadap kerapatan sel C. pyrenoidosa saat peak maupun waktu yang dibutuhkan set untuk mencapai peak.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wika Hanida
Abstrak :
[ABSTRAK
Latar Belakang. Pendekatan holistik di bidang Psikosomatik menekankan faktor spiritualitas dan dukungan pada sisi spiritualitas dapat meningkatkan pelayanan serta memperbaiki kondisi psikologis pada pasien. Selama prosedur hemodialisis respon inflamasi akan meningkat dibuktikan dengan peningkatan konsentrasi interleukin-6 (IL- 6). Aspek spiritual yang dapat menurunkan respon inflamasi masih perlu diteliti. Tujuan. Untuk mengetahui gambaran aspek spiritual pasien yang menjalani hemodialisis kronik dan untuk mengetahui korelasi aspek spiritual dengan kadar IL-6 serum pada pasien yang menjalani hemodialisis kronik. Metode. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dilakukan pada 51 pasien hemodialisis kronik di unit Hemodialisis RSUP. H. Adam Malik dan RSU. Dr. Pirngadi Medan mulai bulan Juli-Agustus 2014. Pemeriksaan kadar IL-6 serum diukur dengan metode quantitative enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dilakukan pengambilan sampel darah dan pengukuran spiritual dilakukan dengan pengisian kuesioner FACIT Sp-12 pada pagi hari 30 menit sebelum hemodialisis berlangsung. Hasil. Skor subskala meaning (makna) 10.67 (SB 2.66), peace (damai) 9.63 (SB 2.19) dan faith (iman) 11.47 (SB 2.91). Nilai median kadar IL-6 serum pada penelitian ini adalah adalah 5,63 (1,48-28,88) pg/mL. Nilai median FACIT Sp-12 adalah 30,00 (18-48). Hasil uji korelasi antara tingkat spiritual dengan kadar IL-6 serum menunjukkan koefisien korelasi -0,330 dengan nilai p = 0,018 yang secara statistik menunjukkan korelasi negatif yang lemah. Simpulan. Spiritual pada pasien hemodialisis kronik tinggi. Terdapat korelasi negatif yang lemah antara aspek spiritual dengan kadar IL-6 pada pasien hemodialisis kronik.
ABSTRACT
Background: Holistic approach in psychosomatic focus on spirituality factor and spiritual support is expected to improve services and psychological condition of the patients. Inflammatory response during haemodialysis procedure hence increased with the evidence of increasing level of serum interleukin-6 (IL-6). Further research is still needed to see the spiritual factors that can decrease the inflammatory factors. Objective: To assess spiritual aspect of chronic haemodialysis patients and to assess correlation between serum IL-6 level and spiritual aspect in chronic haemodialysis patients. Methods: Cross sectional study on 51 chronic haemodialysis patients at RSUP. H. Adam Malik and RSU dr. Pirngadi Medan between July-August 2014. Serum IL-6 was measured using quantitative enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) methods. Blood samples and spiritual aspect assessment by handing out FACIT Sp-12 questionnaire to patients were taken in the morning, 30 minutes before haemodialysis. Results: . Subscale meaning 10.67 (SB 2.66), peace 9.63 (SB 2.19) and faith 11.47 (SB 2.91). Median serum IL-6 level is 5,63 ( 1,48-28,88 ) pg/mL. Median FACIT Sp-12 is 30,00 (18-48). Correlation test between serum IL-6 level and spiritual aspect have shown statistically weak negative correlation (correlation coefficient -0,330, p = 0.018). Conclusion: spirituality level in chronic hemodialysis patients are higher. Weak negative correlation between serum IL-6 level and spiritual level on chronic haemodialysis patients was found in this study.;Background: Holistic approach in psychosomatic focus on spirituality factor and spiritual support is expected to improve services and psychological condition of the patients. Inflammatory response during haemodialysis procedure hence increased with the evidence of increasing level of serum interleukin-6 (IL-6). Further research is still needed to see the spiritual factors that can decrease the inflammatory factors. Objective: To assess spiritual aspect of chronic haemodialysis patients and to assess correlation between serum IL-6 level and spiritual aspect in chronic haemodialysis patients. Methods: Cross sectional study on 51 chronic haemodialysis patients at RSUP. H. Adam Malik and RSU dr. Pirngadi Medan between July-August 2014. Serum IL-6 was measured using quantitative enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) methods. Blood samples and spiritual aspect assessment by handing out FACIT Sp-12 questionnaire to patients were taken in the morning, 30 minutes before haemodialysis. Results: . Subscale meaning 10.67 (SB 2.66), peace 9.63 (SB 2.19) and faith 11.47 (SB 2.91). Median serum IL-6 level is 5,63 ( 1,48-28,88 ) pg/mL. Median FACIT Sp-12 is 30,00 (18-48). Correlation test between serum IL-6 level and spiritual aspect have shown statistically weak negative correlation (correlation coefficient -0,330, p = 0.018). Conclusion: spirituality level in chronic hemodialysis patients are higher. Weak negative correlation between serum IL-6 level and spiritual level on chronic haemodialysis patients was found in this study., Background: Holistic approach in psychosomatic focus on spirituality factor and spiritual support is expected to improve services and psychological condition of the patients. Inflammatory response during haemodialysis procedure hence increased with the evidence of increasing level of serum interleukin-6 (IL-6). Further research is still needed to see the spiritual factors that can decrease the inflammatory factors. Objective: To assess spiritual aspect of chronic haemodialysis patients and to assess correlation between serum IL-6 level and spiritual aspect in chronic haemodialysis patients. Methods: Cross sectional study on 51 chronic haemodialysis patients at RSUP. H. Adam Malik and RSU dr. Pirngadi Medan between July-August 2014. Serum IL-6 was measured using quantitative enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) methods. Blood samples and spiritual aspect assessment by handing out FACIT Sp-12 questionnaire to patients were taken in the morning, 30 minutes before haemodialysis. Results: . Subscale meaning 10.67 (SB 2.66), peace 9.63 (SB 2.19) and faith 11.47 (SB 2.91). Median serum IL-6 level is 5,63 ( 1,48-28,88 ) pg/mL. Median FACIT Sp-12 is 30,00 (18-48). Correlation test between serum IL-6 level and spiritual aspect have shown statistically weak negative correlation (correlation coefficient -0,330, p = 0.018). Conclusion: spirituality level in chronic hemodialysis patients are higher. Weak negative correlation between serum IL-6 level and spiritual level on chronic haemodialysis patients was found in this study.]
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loria Hanida
Abstrak :
Wanprestasi antara debitur dengan kreditur merupakan hal yang sering terjadi, baik disebabkan oleh debitur maupun kreditur yang disebabkan oleh berbagai sebab. Seperti debitur dalam perkara ini disebabkan tidak dapat mengembalikan kredit sesuai waktu yang ditentukan dan telah di tegur dengan berbagai cara. Akibatnya perjanjian kredit perbankan menjadi macet dan diajukan ke Pengadilan dengan alasan wanprestasi, yang disertai tuntutan ganti rugi maupun denda terhadap tunggakan angsuran hutang yang belum terbayar Wanprestasi dapat terjadi walaupun perjanjian tersebut telah melalui bermacam tahapan dan telah dilakukan analisa oleh kreditur terhadap kelayakan debitur, baik dari segi ke per cayaan, kelayakan usaha. Namun kenyataannya sering apa yang telah disepakati tidak ditepati yang akhirnya mengakibatkan wanprestasi, yang dalam hal tulisan ini dilakukan oleh Debitur. Pokok permasalahan yang dapat dikemukakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu (l) Apakah yang menjadi azas-azas dan dasar hukum perjanjian kredit perbankan (2) Apakah perjanjian kredit perbankan diatur dalam KUH Perdata (3) Apakah yang menjadi dasar hukum dan akibat hukumnya terhadap seseorang dikatakan melakukan wanprestasi/ingkar janji terhadap suatu perjanjian yang telah disepakati (4) Apakah dasar dan pertimbangan hukum yang diterapkan oleh hakim dalam memutus perkara wanprestasi telah sesuai dengan bukti dan fakta yang ada, sesuai dengan tuntutan perdata yang diajukan kreditur. Tujuan penulisan skripsi adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalahan hukum yang timbul dengan adanya wanprestasi antara debitur bank dengan kreditur yang ada dalam pokok permasalahan dengan mengambil dari berbagai buku yang berkaitan dengan perjanjian, kredit perbankan, dan bahan hukum lain serta mempelajari kasus wanprestasi yang terjadi antara kreditur, debitur dan kantor Pengacara yang menangani perkara tersebut untuk mengetahui aturan hukum yang dipergunakan dalam kasus wanprestasi.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
S21038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inez Hanida
Abstrak :
Latar Belakang : E. faecalis merupakan bakteri yang mampu membentuk biofilm dan banyak ditemukan pada kasus kelainan periapeks. Tujuan : Mengetahui perbandingan daya antibakteri ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon l.) dan klorheksidin 2% terhadap biofilm E. faecalis dari isolat klinis. Metode : Menilai kekeruhan larutan biofilm E. faecalis pasca pemaparan bahan uji, dengan ELISA reader. Hasil : Terdapat daya antibakteri ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon l.) terhadap biofilm E. faecalis tetapi tidak terdapat perbedaan bermakna dengan klorheksidin 2% (p>0.05). Kesimpulan : Daya antibakteri ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon l.) terhadap biofilm E. faecalis sebanding dengan klorheksidin 2%. ......ackground : E. faecalis has the ability to form biofilm and is often found in cases of periapical lesions. Aim: To compare the effectivity of lemon peel extract and 2% chlorhexidine against biofilm of E. faecalis. Method : Score the turbidity of E. faecalis biofilm after immersion in antibacterial agent, with ELISA reader. Result : Lemon peel extract has antibacterial effectivity against E. faecalis biofilm but has no significant difference compared to 2% chlorhexidine (p>0.05). Conclusion : Antibacterial effectivity of lemon peel extract against E. faecalis biofilm is equal to2% chlorhexidine.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library