Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Halimah S.
"Kegiatan PETI merupakan kegiatan ilegal yang berisiko tinggi, baik bagi para penambang maupun Lingkungan hidup. Mulai dari proses penambangan, pengangkutan, dan pengolahan emas dilakukan dengan teknik yang sangat sederhana. Pada proses penambangan, dampak negatif yang timbul adalah terjadinya longsor yang dapat mengakibatkan kematian bagi pekerja tambang. Poses pengolahan emas menggunakan bahan toksik merkuri yang dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah Proses pemanasan, menghasilkan limbah gas (uap) merkuri yang menyebabkan pencemaran udara dan gangguan kesehatan terutama pada pekerja PETI.
Salah satu sungai yang berpotensi tercemar merkuri adalah sungai Cikaniki yang mengalir melewati beberapa desa di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengolahan bijih emas langsung dilakukan di dalam sungai dengan menggunakan alat yang sederhana (gelundung). Merkuri yang digunakan rata-rata 0,5 -1 kg untuk 8 --10 kg bijih emas.
Krisis ekonomi dan meningkatnya harga emas serta ditunjang akses ke lokasi yang sangat mudah menyebabkan jumlah PER di Gunung Pongkor meningkat.
PT. Aneka Tambang Tbk melakukan penambangan emas dengan teknik tambang bawah tanah (underground mining) dan proses pengolahan emas menggunakan sianida.
Keberadaan urat-urat bijih emas yang muncul ke permukaan berupa singkapan-singkatan (outcrop) menyebabkan jumlah dan aktivitas PETI meningkat sampai ke kawasan hutan lindung (Taman Nasional Gunung Halimun) sehingga menyebabkan kerusakan hutan dan lahan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data kandungan merkuri dalam air, sedimen, biota sungai Cikaniki dan memperoleh rumusan strategi yang efektif untuk penanganan PETI di Pongkor melalui analisis SWOT.
Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda survei. Metode Pengambilan sampel sesuai SNI 06-2421. Lokasi sampling terdiri atas Lokasi A(hulu), B(Tengah) dan C(hilir) sungai Cikaniki. Analisis dilakukan di laboratorium Sarpedal, Kementerian Lingkungan Hidup.
Untuk memperoleh rumusan strategi dilakukan pengumpulan data primer para Stakeholder ( Pemda Bogor, PT. ANTAM Tbk, Pemuka masyarakat, LSM dan PETI. Analisis data menggunakan SWOT.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Kandungan merkuri dalam air, sedimen, dan ganggang di lokasi B (tengah) lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi A (hulu) dan lokasi C(hilir). Hal ini menunjukkan bahwa lokasi B yang merupakan pusat aktivitas PETI sangat berpotensi mencemari sungai Cikaniki.
2. Berdasarkan analisis SWOT, diperoleh 2 rumusan strategi prioritas untuk penanganan PETI di Pongkor yaitu strategi S-O (Strength-Opportunity) dengan nilai 3,32 dan W-T (Weakness-Threat) dengan nilai 1,77. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan PETI dan penduduk lokal dapat ditingkatkan melalui program community development. Sedangkan faktor kelemahan harus dieliminasi untuk menghindari faktor-faktor ancaman. Strategi S -T (Strength -Threat) dengan nilai 2,60 dan W-O (Weakness-Opportunity) dengan nilai 2,48, dapat digunakan sebagai strategi lanjutan setelah melaksanakan strategi S-0 dan W -T.
Daftar Kepustakaan : 37(1971-2002)
Mercury Pollution and Strategic Planning for Handling Illegal Gold Mining Activities in Pongkor, West JavaIllegal gold mining (PETI) are high risk activities. It endangers both the gold miners (prospectors) and environment, because its mining, transportation, and treatment processes are carried out using very simple techniques. Mining process generates negative impact in form of land sliding which threatens the gold worker.
During treatment process, the gold workers employ toxic mercury causing water and land pollution. On hitting process for separation of mercury and gold from the amalgam causing air pollution and health hazard for the workers.
One river that is potentially mercury polluted is the Cikaniki River that passes through several villages in Nanggung District, Bogor Regency, West Java. Gold ore treatment had been done direct in the river using a very simple equipment called gelundung, the mercury usage are 0.5-1 kg for 8-10 kg of gdd ore.
In accordance with the strike of economic crisis in Indonesia since 1997, the rise of gold price and the availability of easy access to the site, PETI activities at Gunung Pongkor increased significantly. In the middle 1993 the gold prospectors were about 6000 people (PT. Aneka Tambang,1999).
PT, Aneka Tambang is a government-owned company that found the Pongkor site in 1987. This company applied underground mining and used cyanide compound during processing phase. The presence of gold pitch blend appeared on the surface in form of out crop causes an increase in number and activities of illegal gold mining close to PT Aneka Tambang's sites and the Halimun Mountain National Park. This situation leads to serious environmental degradation.
Objective of the study are to get data of mercury concentration in water, sediment, and biota of the Cikaniki River and to develop effective strategy planning for handling the illegal mining in Pongkor.
Method of this study using survey method. Sampling method based on the Indonesian National Standard No. 06-2421. Sampling was carried out the three different location; up stream, middle stream and down stream of Cikanild River, with five sampling points for each locations. The samples were analyzed in laboratories of Sarpedal under the Environment Ministry using a mercury analyzer.
For Strategic Planning was collected data from the stake holders at Local Government in Bogor and Nanggung regency by questioner list and analyzed by using SWOT instrument.
Based on this study, might be concluded as follow:
1. The mercury content in the water, sediment, and algae samples taken from the middle stream (B) are higher than those of the samples obtained from the up stream (A) and down stream (C). This concludes that the main source of mercury contamination in the Cikaniki River in location B which is the central site of illegal mining.
2. Based on SWOT analysis, two strategies have been formulized to handle Pongkor illegal gold mining. Those are S-0 (Strength-Opportunity) with score 3,32 and W -T (Weakness-Threat) with score 1,77. It shows that the strength factors of PEf1 and Local Community could be optimized through the community development Other wise, the weaknesses factor should be eliminated to avoid the threat factors. Beside S-0 and W -T strategies , the S-T (Strength Threat) with score 2,60 and W-0 (Weakness-Opportunity) with score 2,48 could be used as next strategies .
Number of References : 37 (1971-2002)
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang implementasi jaminan kesehatan karyawan PT
Jasa Marga (Persero) tahun 2006-2010, dengan jenis penelitian kualitatif dan
metode analisis deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
umum implementasi jaminan kesehatan karyawan PT Jasa Marga berjalan cukup
baik. Namun biaya jaminan kesehatan karyawan yang dikelola sendiri ini
mencapai 10,77% gaji karyawan per bulan dan memiliki perbandingan total biaya
dua kali lipat dari pada iuran JPK Jamsostek (3% gaji karyawan lajang dan 6%
karyawan berkeluarga). PT Jasa Marga (Persero) akan ikut serta dalam Jaminan
Kesehatan Semesta yang telah diamanahkan sekaligus melaksanakan efisiensi
biaya kesehatan dan tetap memberikan jaminan kesehatan yang lebih baik.

ABSTRACT
This study discusses the implementation of the employee health insurance
of PT Jasa Marga (Persero) in 2006-2010, with qualitative research and
comparative descriptive analysis method. The results showed that in general
implementation of the employee health insurance of PT Jasa Marga was good.
But the cost of employee which managed by self, has reached 10.77% of employee
salaries per month and has a ratio of total cost twice as much of the dues of JPK
Jamsostek (3% single and 6% with family). PT Jasa Marga (Persero) must
participate in the National Health Insurance that has been mandated as well as
implement cost-efficiency of health and still provide better health insurance for
employees."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"Angka harapan hidup di Indonesia meningkat dan tahun-talom sebelumnya akibat meningkatnya akses dan pelayanan kesehatan. Tahun 2004, jumlah tansia telah miencapai 16,5 juta jiwa, 52,6 persen adalah perempuan dan laimnya adalah lakt-laki. Masalah kesehatan yang paling banyak dihadapi oleh lansia perempuan adalah osteoporosis. Insidens osteoporosis pada perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan mempunyai kecenderungan terkena osteoporosis yaitu 1 dari 3 perempuan dan wumumnya pada perempuan pascamenopause dan laki-laki insidensnya lebih kecil, yaitu 1 dari 7 laki-faki.
Tujuan penelitian im untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan pada remodeling uatuk meningkatkan densitas mineral tulang 1,5% dan 3% pada tiga Iokasi pengukuran (lumbal, femur, radius) secta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang pada pasien osteoporosis yang memeriksakan tulangnya di kink Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FK UT. Penelitian ini merupakan studi /ongitudinal dalam mang lingkup ufi klinik, dengan analisis data sekunder yang memanfaatkan data yang ada pada catatan medik (Medical Record). Sampel berjamlah 52 pasien osteoporosis. Analisis data menggunakan aplikasi analisis survival mengpunakan variabel waktu (time) dan kejadian (event), dengan waktu pengamatan pasien dimulai dari Januari 2004-Desember 2007. Analisis mencakup analisis univartat, bivaniat metoda Kaplan-Meier, dan analisis multivanat dengan regresi cox ganda.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu remodeling adalah stendar operating prosedur (SOP) pengobatan , dan indeks massa tubuh. Pada SOP pengobatan di klinik Makmal waktm pertumbuhan lebih cepat dan berbeda bermakna dibanding SOP poli lain pada Jeambal (event 1,5% dan 3%), dan femur (event 15%). Begitu juga pada variabel IMT, waktu pertumbuhan tulang lebih cepat pada kelompok IMT <25 bila dibandingkan pada kelompok IMT >25 pada femur pertumbuhan 1.5%. Namun berbeda pada kelompok kontrasepsi dan usta pasien yang tidak memberikan waktu remodeling yang berbeda pada kelompok tersebut pada ketiga lokasi pengukuran.
Faktor penentu pettumbuhan milang adalah SOP pengobatan disampmng IMT pada /umbal dan femur pada event 1,5%. Hazard ratio SOP pada fumial adalah 3,359, artinya pasien yang mendapatkan terapi di Klinik Makmal 3,36 kali berpeluang untuk mencapai pertumbuhan tulang Jubal 1,5%. Dan hazard ratio SOP pengobatan pada femur event 1,5% adalah 2,182 artinya pasien yang mendapatkan SOP pengobatan klintk Makmal akan berpeivang 2,18 kali untuk mencapai pertumbuhan tulang fermr 1,5%. Faktor penentu pertumbuhan tulang radius adalah SOP pengobatan dan konirasepsi pada pertumbuhan 3% sesta SOP dan usia pada pertumbuhan 1,5%. Namun hasil multivariat pada tulang tangan mi tidak bermakna secara statistik.

Life expectancy in Indonesia is increasing every year as impact of access to health services. On 2004, number of elderly people is 16.5 million, 52.6% is female. The most health problem facing by female elderly is osteoporosis that it proved by incidence of osteoporosis among female is higher than male. In fact of that one out of three female tends to have osteoporosis; meanwhile the incidence among male is one out of seven.
The objective of this study is to know the length of time for bone development in order to increase the mineral bone denstty up to 1.5 % and 3 percentages in three measurement locations (/umbal, femur, radius). The study has probed as well as the influence factors of bone growth among the osteoporosis patients who were examinated their bone at Klinik Makmal Terpadu Imunoendokrinologi FK UI. This is a longitudinal study with scope in clinical area which include the secondary data analysis form medical record data. The total sample is 52 osteoporosis patients. Analysis survival application is performed for data analysis by using variable time and event form January 2004 to December 2007. The analysis in this study is univariate, bivariate, Kaplan-Meier method, and multivariate with double regresi cox.
The factors related with time of remodeling bone are medication standard operating procedure (SOP), and body mass index (BMI). Medication SOP in Klink Makmal has faster time of remodeling bone and significant result comparing with SOP in other clinic; on fwnbal (event 1.5 % and 3%), and femur (event 1.5%). Patiens with BMI < 25 has faster time remodeling bone than patiens with BMI > 25 on femur 1.5%. Contraception group and patient’s age have not enough provided the different time of remodeling bone in those measurement.
SOP hazard ratio on /zanbal is 3.359, it means patient who receives therapy in Klinik Makmal has 3.36 times chance to have lumbal remodeling bone up to 1.5%, Meanwhile, medication SOP hazard ratio on femur event is 1.5% is 2.182, means patient who receives medication SOP in Klinik Makmal has chance 2.18 times to have femur bone development 1.5%. Radius bone are medication SOP and contraception on development 3%, and SOP and age on development 1.5%. However, multivariate result does not show statistic significant on radius bone.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34271
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"Imunisasi dapat menimbulkan reaksi simpang yang dikenal dengan istilah kejadian ikutan pasca imunisas ( KIPI). KIPI dapat berupa demam, nyeri,bengkak dan kemerahan dilokasi penyuntikan. Reaksi ini tidak banyak terjadi pada bayi pasca imunisasi, namun kurangnya pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menangani KIPI dapat menimbulkan dampak yang lebih berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu dan keterampilan ibu dalam menangani reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi. Metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survei pada 55 sampel di puskesmas Citeureup. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu tentang KIPI baik (65,5%) dan tingkat keterampilan ibu dalam menangani reaksi KIPI cukup baik ( 61,8%). Disarankan agar perawat puskesmas melakukan kunjungan keluarga pada kasus KIPI.

Immunization can cause intersection reaction which known as adverse events following immunization (AEFI). AEFI can cause fever reaction, pain, swelling,and redness in the baby. Mother lack of knowledge about the incidence of it and how to handle the reaction of adverse events following immunization can make heavier affect. The aim of this study is to know a description about the level of mother’s knowledge and skills is occurring adverse events following immunization reaction. This research method using description with survey approach of 55 sample in puskesmas Citeureup. The result from this research about mother’s knowledge of adverse events following immunization is good (65,5%) and the level of mother’s skill is quite well (61,8%).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"Karya ilmiah ini membahas asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien anak di RSUP Fatmawati dengan kasus demam berdarah dengue. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menyampaikan hasil praktik pemberian asuhan keperawatan pada pasien anak dengan DBD yang mengalami masalah kesehatan demam dengan tindakan keperawatan pemberian tepid sponge yang disertai pemberian antipiretik untuk mengatasi demam. Metode yang digunakan penulis adalah metode studi kasus terhadap anak S dengan DBD yang menjadi pasien kelolaan selama lima hari perawatan. Selama perawatan pasien memperoleh tindakan keperawatan tepid sponge dan pemberian antipiretik. Setelah intervensi tersebut diperoleh gambaran anak mengalami penurunan suhu tubuh setelah 60 menit pemberian tepid sponge yang disertai dengan pemberian antipiretik. Namun walaupun demikian perlu dilakukan penelitian tentang pengetahuan orangtua terhadap tepid sponge dalam menurunkan demam pada anak.

This paper was discussed about the nursing care given to one patient of children in Fatmawati’s Hospital with dengue hemorrhagic fever (DHF) case. The purpose of paper is to present the results of nursing care for pediatric patient with DHF who experienced fever health problem with tepid sponge nursing actions are combined the provid of antipyretic. The method used by the author is a case study of children S with DHF be patient for five days of managed care. During the act of nursing care, patients gained tepid sponge with antipyretic. Having obtained a description of intervention, children decreased body temperature after 60 minutes of administration of tepid sponge with combined of antipyretic administration. But nevertheless needed to do research on parental knowledge of the tepid sponge in reducing fever in children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"[ABSTRAK
Anak talasemia sering mengalami masalah perubahan perilaku. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan perilaku anak talasemia. Metode penelitian ini adalah metode potong lintang menggunakan kuesioner pada 105 orang tua dan anak talasemia usia 6-18 tahun. Hasilnya tidak terdapat hubungan antara faktor karakteristik anak, hospitalisasi berulang, multitransfusi, dan faktor orang tua terhadap kecemasan dan penurunan perhatian. Usia anak, jenis kelamin, suku, dan hospitalisasi berulang berhubungan dengan masalah sosial. Hasil analisis regresi menyatakan bahwa remaja beresiko 0,4 kali mengalami masalah sosial sedangkan ekonomi rendah 2,37 kali meningkatkan resiko masalah penurunan perhatian. Perawat bertanggung jawab untuk mengidentifikasi perubahan perilaku pada anak talasemia.

ABSTRACT
Children with thalassemia often have behavioral changes. The study aims is to identify factors related to behavioral changes in thalassemia?s children. This cross sectional study consist of 105 children respondent (6-18 years old) and their parents to filled questionnaire. The results shown that there are no associaton between children caracteristic, repeated hospitalization, multitransfusi, and parents factors with anxiety and attention deficits. Age, sex, ethnic, and repeated hospitalization have significant association with social problem. Regression analysis states that adolescents affecting social problem 0,4 times and low economic affecting attention deficits 2,37 times. Nurses responsible to asses behavioral change in thalassemia?s children, Children with thalassemia often have behavioral changes. The study aims is to identify factors related to behavioral changes in thalassemia’s children. This cross sectional study consist of 105 children respondent (6-18 years old) and their parents to filled questionnaire. The results shown that there are no associaton between children caracteristic, repeated hospitalization, multitransfusi, and parents factors with anxiety and attention deficits. Age, sex, ethnic, and repeated hospitalization have significant association with social problem. Regression analysis states that adolescents affecting social problem 0,4 times and low economic affecting attention deficits 2,37 times. Nurses responsible to asses behavioral change in thalassemia’s children]"
2015
T43593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"Nyeri merupakan salat satu ketidaknyamanan yang sering dialami bayi yang dirawat di rumah sakit. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan rasa nyaman neoantus dengan Non-nutritive Sucking (NNS) dan pijat ekstremitas berdasarkan penerapan Model Konservasi Levine. Model ini mempertimbangkan konservasi bayi saat prosedur ketidaknyamanan, peningkatan adaptasi bayi untuk mencapai keutuhan. Lima bayi dengan berbagai kondisi yang mengalami masalah nyeri akut diberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan model konservasi Levine. Masalah keperawatan lain yang ditemukan adalah ketidakefektifan pola nafas, ketidakefektifan termoregulasi, ikterik neonatus, risiko cidera, risiko pertumbuhan tidak proporsional, ketidakcukupan ASI, dan risiko keterlambatan perkembangan. Masalah-masalah tersebut berisiko meningkatkan ketidaknyamanan dan menghambat proses adaptasi neonatus dalam mencapai keutuhan.

Pain is a discomfort sensational that felt by hospitalized neonates. The purpose of this case study is to get description about the fulfill comfort of neoantus with Non Nutritive Sucking (NNS) and extremities massage based Levine Conservation Model application. This model considers the conservation of the baby during discomfort procedures, increased infant adaptation to achieve the wholeness. Five infants with various conditions experienced acute pain problems given nursing care with levine conservation model approach. Another nursing problems found were ineffective breathing patterns, neonatal jaundice, ineffective thermoregulation, risk of injury, risk of disproportionate growth, insufficient breastfeeding and risk of developmental delay. Such problems are at increased risk of discomfort and inhibit the neonatal adaptation process in achieving neonatal wholeness."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"13 Reasons Why 2017 merupakan sebuah serial drama web TV dari Netflix yang bercerita mengenai seorang remaja bernama Hannah Baker yang bunuh diri dan meninggalkan 13 kaset rekaman berisi cerita dan alasan dibalik kematiannya. Artikel ini berfokus pada kasus bullying yang terjadi antara laki-laki ke perempuan dan bagaimana kasus tersebut berhubungan dengan teori objektifikasi seksual yang menjadi akar dari masalah ini. Dengan menggunakan teori objektifikasi seksual dari Fredrickson dan Robert, serta teori existensialisme dari Sarte, artikel ini bertujuan untuk menggali kasus-kasus yang ada dan memberikan pandangan yang berbeda dalam melihat aksi bunuh diri dari karakter Hannah sebagai bentuk kebebasannya dari masalah-masalah yang ada.

13 Reasons Why 2017 is a Netflix web TV series about a girl named Hannah Baker who commits suicide and leave 13 audio tapes that reveal the truth behind her death. This article is focusing on bullying issue related to the sexual objectification which becomes the beginning of her suicide and how the suicide is represented as well as depicted as her liberation from these issues. By using Fredrickson and Robert rsquo;s framework of sexual objectification, and Existentialism from Sartre, this article aims to discover the bullying and rape issues in Hannah rsquo;s case and how it leads to her suicide through Freud rsquo;s death drive which embodies her liberation from her problematic situation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Halimah
"Telah dilakukan penelitian terhadap empat spesies pohon yang berpotensi sebagai pohon penyerap polusi udara di dua lokasi berbeda yaitu Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dan Kampus Universitas Indonesia (UI). Penelitian bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan anatomi daun Cerbera odollam, Polyalthia longifolia, Swietenia macrophylla, dan Terminalia mantaly di dua lokasi tersebut, sehingga dapat memberikan informasi spesies yang memiliki kemampuan yang paling baik dalam penyerapan polutan udara. Tiga individu dari masing-masing spesies pohon dipilih secara acak di kedua lokasi, dan dari tiap individu diambil dua helai daun untuk dibuat sampel sayatan anatomi. Sayatan melintang daun dibuat dengan hand sliding microtome, sedangkan sayatan paradermal dibuat dengan metode pengerikan (scraping). Berdasarkan pengukuran parameter lingkungan, TPST Bantargebang memiliki iklim mikro yang lebih panas, kering, dan terang serta cenderung memiliki polusi udara yang lebih tinggi dibandingkan di Kampus UI. Hasil pengamatan anatomi menunjukkan, T. mantaly memiliki ketebalan kutikula, kutikula, dan indeks stomata yang lebih rendah di TPST Bantargebang dibandingkan Kampus UI. Ketebalan lapisan kutikula dan epidermis mengindikasikan pertahanan terhadap polutan, kekeringan dan pembelokan sinar matahari berlebih agar tidak merusak jaringan internal daun. Oleh karena itu, diduga T. mantaly sensitif terhadap perubahan lingkungan. Spesies C. odollam dan S. macrophylla memiliki ketebalan dari lamina, epidermis adaksial dan abaksial, mesofil, tinggi parenkim palisade, dan kerapatan stomata yang lebih tinggi di TPST Bantargebang dibandingkan Kampus UI (P<0,05). Kerapatan stomata tertinggi terdapat pada S. macrophylla dan memiliki indeks stomata yang lebih tinggi di TPST Bantargebang. Kerapatan dan indeks stomata dapat menjadi parameter tumbuhan disebut sebagai penyerap polutan udara dan bioindikator. Semakin tinggi kerapatan dan indeks stomata di area terpolusi menunjukkan tumbuhan tersebut merupakan bioindikator yang baik. Spesies dengan kategori paling baik sampai kurang baik sebagai penyerap polutan dan bioindikator yaitu S. macrophylla, C. odollam, P. longifolia, dan T. mantaly.

Research has been conducted on four tree species that have the potential to absorb air pollution at two locations, namely Bantargebang integrated waste management site (landfill) and Universitas Indonesia (UI) campus. This study aims to determine and analyze the anatomical differences of the leaves of Cerbera odollam, Polyalthia longifolia, Swietenia macrophylla, and Terminalia mantaly in Bantargebang landfill and UI campus to provide information on species that have the best ability to absorb air pollutants. Three individuals were selected randomly from each species at each location, and two leaves were taken from each individual. Cross section of leaf anatomy was made using the hand sliding microtome, while paradermal section were made using the scraping method. Based on the measurement of environmental parameters, Bantargebang landfill has a microclimate that is hotter, drier, and brighter and tends to have higher air pollution than the UI campus. The results of anatomical observations showed that T. mantaly had a lower cuticle thickness, cuticle, and stomatal index in Bantargebang landfill compared to UI Campus. The thickness of cuticle and epidermis layer indicates a defense against pollutants, and also helps the plant to retain leaf moisture and deflect excess sunlight from damaging the leaf tissue. Therefore, it is suspected that T. mantaly is sensitive to environmental changes. Cerbera odollam and Swietenia macrophylla had a thickness of lamina, adaxial and abaxial epidermis, mesophyll, palisade parenchyma height, and higher stomatal density in Bantargebang landfill than UI Campus (P<0.05). The highest stomatal density was found in S. macrophylla and had a higher stomatal index in Bantargebang landfill. Stomatal density and stomatal index can be used as plant parameters, which are known as air pollutant absorbers and bioindicators. The higher the density and the stomatal index in the polluted area, the more suitable the plant are to be used as absorber of air pollution and biondicator. The results showed that species with good to poor categories as as pollutant absorbers and bioindicators were S. macrophylla, C. odollam, P. longifolia, and T. mantaly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Halimah
"Berbagai bentuk perilaku menyimpang di kalangan remaja, merupakan suatu proses untuk beradaptasi di dalam menghadapi berbagai perubahan, baik perubahan yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal dan berhasil tidaknya seseorang di dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi antara lain oleh kondisi dan situasi keluarga di mana remaja tersebut berada. Kemampuan keluarga di dalam menyampaikan nilainilai dan norma-norma akan menjadi pedoman tingkah laku dalam hubungan antar anggota keluarga dan sekaligus akan menjadi perisai atau benteng di dalam kehidupan mereka di dalam masyarakat yang sangat diperlukan, agar mereka dapat beradaptasi.
Kasus kenakalan remaja yang diteliti dalam tesis ini, berasal dari keluarga yang gagal dalam menciptakan kebudayaan keluarga. Keluarga tersebut tidak mampu menerapkan sistem nilai dan norma-norma keluarga, sehingga mereka tidak memiliki pedoman yang mengatur pola-pola hubungan antar anggota keluarga. Akibatnya keluarga tersebut tidak dapat menjalankan peranan dan fungsi-fungsinya dengan baik, juga tidak mampu menciptakan komunikasi yang terbuka antar anggota keluarga. Kondisi keluarga seperti itu, melahirkan hubungan yang tidak harmonis dan penuh dengan konfiik, sehingga tidak tercipta ketentraman lahiriah maupun batiniah, yang menghambat penyaluran rasa tentram dan rasa aman di dalam keluarga, terutama pada anak-anak yang menginjak masa remaja.
Anggota keluarga yang telah menginjak remaja mulai mengikat diri dengan kelompok teman sebaya (peer up). Ia mengidentifikasikan diri dengan peer group. Ia naila-i_? mencari dan memenuhi apa-apa yang tidak diperblehnya di dalam keluarga, pada teman-teman sebayanya. Kelompok teman sebaya, menjadi sangat penting untuk memperoleh,dan mempelajari keterampilan dan belajar strategi sosial. Penelitian ini menjadi penting, di dalam mengungkap betapa besar andil keluarga terhadap munculnya berbagai bentuk perilaku menyimpang tersebut. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode wawancara riwayat hidup, observasi, dan observasi partisipasi dengan cara berkunjung dan tinggal selama kurang lebih 3 bulan bersama keluarga yang diteliti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T2576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>