Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haidar Bagir
Jakarta: Mizan Media Utama, 2016
808.81 HAI m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
Jakarta: Noura , 2015
808.81 HAI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
"Buku ini secara relatif populer memaparkan epistemologi dalam suatu aliran yang biasa disebut Isyr�qiyyah atau Hikmah, yang di dalamnya pengalaman tasawuf�yang biasanya dianggap tak terperikan (ineffable)�berusaha dipahami secara filosofis-rasional dan kemudian diekspresikan dalam bahasa (proposisional) logis biasa. Tokoh utama yang pemikirannya dianalisis dalam buku ini adalah Mulla Shadra (dan Suhrawardi). Dalam pemikiran keduanya, bukan saja pengalaman tasawuf dipercayai dapat dikomunikasikan, melainkan juga terbuka kemungkinan penyelidikan lebih jauh ke arah pemahaman akan pengalaman mistis sebagai sumber dan metode perolehan ilmu-pengetahuan yang memenuhi syarat-syarat filsafat ilmu modern."
Bandung: Mizan Media Utama, 2017
121 HAI e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
"ABSTRAK
Minat penulis terhadap persoalan ini sesungguhnya bukan baru
saja terbentuk. Sejak Iebih dari lima tahun yang Ialu, penulis bersama
beberapa rekan telah mendirikan Pusat Pengembangan Tasawuf Positif
llMaN. Sejak pertama kali dicanangkan, pusat ini memang memfokuskan
perhatian pada pengembangan tasawuf-mistisisme Islam-yang di
samping tidak antiaktivitas-duniawi, juga bersifat rasional dan memiliki
apresiasi terhadap sains. Pelekatan kata ?positif" sebagai ajektif bagi kata
?tasawuf" memang dimaksudkan untuk menekankan aspek-aspek tersebut
di atas seraya membedakannya dengan jenis tasawuf yang secara negatif
menyangkai rasionalitas dan sains. Dalam rangka itu, tugas penulisan
disertasi, sebagai persyaratan untuk meraih gelar doktor ini, penulis
anggap sebagai wahana yang tepat untuk mengembangkan minat penulis
itu ke tataran ilmiah yang Iebih tinggi.
Minat penulis juga didorong oleh kenyataan, sejauh pengetahuan
penulis, bahwa selama ini belum ada studi khusus mengenai masalah ini,
khususnya yang terkait dengan (perbandingan antara) pemikiran Mulia
Shadra dan Heidegger yang menjadi fokus disertasi ini. Kalaupun selama
ini sudah ada studi yang membandingkan antara pemikiran Mulia Shadra
dan Heidegger, kesemuanya berfokus pada pembandingan aspek
ontologis kedua filosof. Lebih dari itu, pemikiran Heidegger yang disoroti
pun terbatas pada Heidegger awal. Fokus disertasi ini pada gagasan
Heidegger tentang berpikir (thinking)-yang menandai pemikiran
Heidegger Ianjut-ini kiranya sekaligus dapat mengkaji apa yang disebut-
sebut sebagai ?pembelokan" (tuming)? yang disebut-sebut telah terjadi dalam pemikiran tokoh ini di masa-masa yang Iebih belakangan dalam
hidupnya.
Rumusan Masalah
Disertasi ini secara khusus akan menyoroti persoalan pengalaman mistis
dilihat dari sudut pandang epistemologi Mulia Shadra untuk kemudian
dibandingkan dengan hal yang sama dalam gagasan Heidegger tentang
berpikir (denken).
Seperti akan diungkapkan dalam subbab konsep-konsep dasar di
bawah ini, ada cukup bahan yang menunjukkan betapa pemikiran Mulia
Shadra dan Heidegger, yang terpisah oleh dua budaya yang berbeda dan
masa yang merentang sepanjang lebih dari tiga abad itu, terdapat cukup
butir-butir mendasar yang bisa diperbandingkan. Selain dari ontologi
keduanya yang sama-sama memajukan kajian atas ada (being atau
wujud) sebagai poros filsafat, dalam aspek epistemologi pun tergambar
jelas adanya kesejajaran-kesejajaran mendasar. Yakni, sifatnya yang
bukan saja mentransendensikan pendekatan diskursif-analitis, melainkan
malah mengandalkan pada metode iluminatif, kalau tak malah
sepenuhnya mistis. Facia Mulia Shadra, hal ini mengambil bentuk teorinya
tentang pengetahuan presensial, sedangkan pada Heidegger pada gagasannya tentang berpikir (denken) yang memujikan pemahaman
poetik.
Beberapa pertanyaan kunci yang hendak dijawab dalam penelitian
disertasi ini adalah:
1. Mungkinkah menjelaskan pengalaman mistis, yang biasanya
dianggap tidak terperikan, melalui bahasa dan aturan-aturan berpikir yang
bisa diverifikasi secara publik, khususnya dalam kerangka epistemologi
Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir; dan, jika bisa,
seperti apa bentuknya?
2. Adakah kemungkinan bagi alternatif metode perolehan
pengetahuan yang bersifat mistis?
3. Adakah sifat-sifat atau unsur-unsur mistis dalam pemikiran
Heidegger, khususnya yang kemudian?
4. Apa sajakah kesejalanan-kesejalanan dan perbedaan-perbedaan
antara epistemologi mistis Mulla Shadra dan gagasan Heidegger tentang
berpikir?
Tujuan Penelitian
1. Melanjutkan kajian intelektual tentang hakikat pengalaman mistis yang, betapapun juga, dirasakan masih sangat kurang-sekaligus
mengkaji kemungkinan alternatif metode perolehan pengetahuan
(knowledge acquisition) yang bersifat mistis, melalui penelitian atas
epistemologi Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir.
2. Menggali Iebih jauh sifat mistis pemikiran Heidegger.
3. Mencari titik-titik kesejalanan dan juga perbedaan antara epistemologi
mistis Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memperkaya upaya-upaya dialog antara pamikiran Barat dan Timur,
khususnya islam.
2. Mendukung upaya pengembangan spiritualisme atau mistisisme
yang menghargai rasionalitas dan, dengan demikian, membantu
mencegah penyalahgunaannya oleh para pseudomistik untuk
membodohi masyarakat yang mengikutinya.
3. Khusus dalam hubungannya dengan kajian atas gagasan Heidegger
tentang berpikir yang bersifat poetik, memperkaya bahan-bahan bagi
analisis Iiterer (kesusastraan) terhadap karya-karya sastra-baik
yang nyata-nyata mengambil bentuk puisi maupun prosa-yang
menggunakan bahasa-bahasa yang benar-benar bersifat poetik-
imajinatif dan nonproposisional, yang menandai banyak di antara
karya-karya sastra modern dan pascamodern."
2004
D650
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
Bandung: Mizan Media Utama, 2016
891.551 1 HAI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
"Sebagai orang beriman, kita yakin bahwa agama berasal dari Tuhan. Tapi, agama juga mengambil bentuk sebagai agama manusia, segera setelah ia berpindah dari khazanah ketuhanan kepada wilayah kemanusiaan. Artinya, manusia tidak pernah bisa bicara tentang agama, kecuali dalam konteks manusia. Menyadari hal itu, maka seorang penganut agama mestinya tidak terkejut dan gagap untuk menerima kenyataan bahwa di kalangan agama yang sama terdapat begitu banyak perbedaan pendapat."
Bandung: PT Mizan Pustaka, 2019
297.71 HAI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
Bandung: Mizan Media Utama, 2015
899.221 3 HAI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library