Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hafizh Fazha
Abstrak :
Voice scrambler dapat diimplementasikan secara real time dengan menggunakan prosesor DSP yang terintegrasi pada suatu stater kit, yakni DSP Starter Kit TMS320C6713. Metode voice scrambler yang digunakan dalam implementasi ini adalah dengan menggunakan frequency inversion. Frequency inversion adalah suatu metode yang mengubah frekuensi rendah menjadi frekuensi tinggi dan sebaliknya. Voice scrambler ini menghasilkan karakter output yang dapat dianalisis dengan menggunakan bantuan garfik FFT (Fast Fourier Transform). Analisis performa dilakukan dengan menggunakan frekuensi sampling pada codec, yaitu 8, 16, 32, 48, dan 96 kHz. Dalam percobaan yang dilakukan didapat hubungan pengaruh besarnya frekuensi sampling codec terhadap performa voice scrambler. Hubungannya, semakin besar frekuensi sampling codec, maka akan semakin banyak jumlah frekuensi efektif voice scrambler. Sehingga dengan semakin banyaknya jumlah frekuensi efektif scrambling tersebut, menyebabkan semakin baik performa voice scrambler tersebut.
Voice scrambler can be implemented on DSP procesor using DSP Starter Kit TMS320C6713. The scrambling method used is frequency inversion. The frequency inversion is change the low frequency to the high frequency, and vice versa. Voice scrambler generate the output character, that can be analyzed by using FFT (Fast Fourier Transform) method. The Performance analysis using codec frequency sampling, that is 8, 16, 32, 48, and 96 kHz. The result of the experiment is the relationship between codec frequency sampling with voice scrambler performance. The relation is if the codec frequency sampling increase, then the sum of efective scrambling frequency is increase too. This point will be make voice scrambler better.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Fazha
Abstrak :

Pengaturan terkait pengembangan energi menjadi kajian yang penting dilakukan, disebabkan energi menjadi hal yang vital dikuasai dan dilindungi karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Adanya tumpang tindih regulasi, ketidakpastian hukum, pajak, tenaga kerja, perizinan, serta infrastruktur menyebabkan Indonesia tertinggal dalam mendapatkan investasi asing. Dengan metode penelitian hukum normatif serta aspek ilmiah terhadap legal issue yang diteliti menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual, ditemukan bahwa pengaturan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) belum mendukung pertumbuhan ekonomi, regulasi yang ada masih berfokus pada pemanfaatan EBT, dan pengaturan tarif EBT yang akan berdampak pada kenaikan tarif listrik akan memicu peningkatan inflasi sehingga akan mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain adanya regulasi pemenuhan pemakaian produk dalam negeri membuat BPP Pembangkit EBT semakin tinggi, ditambah lagi regulasi tarif yang dibawah BPP pembangkit EBT menimbulkan risiko ketidakpastian pengembalian investasi, sehingga kondisi ini tidak mendukung peningkatan investasi EBT di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan kebijakan Negara dalam pengaturan EBT, supaya EBT tidak menjadi beban baru bagi keuangan Negara. Selain itu, perlu dibentuk kebijakan EBT setingkat undang-undang yang akan memberikan payung hukum dari kebijakan Negara dalam pengembangan EBT


Regulation related on energy became an important task to conduct, it is because of energy as a vital part should be managed and protected as it involves many human lives. Overlapping regulation, uncertainty of law, taxes, workers, permitance and infrastructure makes Indonesia left behind and difficult to obtain a foreign investment. With normative law research method and scientific aspect regarding legal issue which examined using a statutory approach and a conceptual approach, it was found that regulation of New & Renewable Energy (NRE) governance has not supported economic growth, existing regulation still focus on NRE utilization and NRE tariff that creates a higher electricity tariff will trigger an inflation and affect economic growth. On the other side, Local Content regulation will increase the energy tariff from NRE sector, also the ceiling price regulation  for NRE power producer can not exceed the exsisting cost of electricity, creates a risk of uncertainty in investment returns, so this condition does not support the increase in NRE investment in Indonesia. Therefore, a state policy is needed in regulating NRE, so NRE will not become a state financial burden. In addition, it is necessary to establish an NRE policy at the level of a law that will provide a legal protection for State's policy in developing NRE

Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library