Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gustiani
Abstrak :
Infeksi virus dengue merupakan masalah serius dengan angka kejadian yang terus meningkat setiap tahun dan hampir separuh populasi dunia beresiko terinfeksi. Infeksi sekunder virus dengue seringkali dihubungkan dengan tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkan. Oleh karenanya sangat penting untuk dapat membedakan infeksi primer dan sekunder virus dengue. Uji Hi merupakan uji serologi yang direkomendasikan oleh badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) untuk membedakan tipe infeksi tersebur. Namun selain secara teknis rnempunyai banyak kekurangan, uji ini juga seringkali kurang tepat dalam mengklasifikasikan antara infeksi primer dengan sekunder. Studi ini dilakukan untuk mengevaluasi performa uji HI dalam membedakan infeksi primer dan sekunder yaitu dengan membandingkan uji tersebut dengan PRNT. Penelitian ini juga mengeva1uasi performa ELISA lgG sebagai kandidat metode altematif. Dari 19 kasus infeksi primer berdasarkan PRNT, semua kasus (100%) juga ditetapkan sebagai infeksi primer dengan Hi dan ELISA lgG. Namun dari 73 kasus infeksi sekunder. hasil HI yang bersesuaian dengan PRNT hanya 31 5% sementara EUSA lgG sebanyak 98,6%. Dapat dikatakan HI merniliki performa yang baik dalam menentukan infeksi primer tetapi kurang baik pada infeksi sekunder. AnalisB; statistik juga memperkuat perbedaan performa uji HI dan ELISA tersebut dengan nilai p=O (p1280. Tipe infeksi pada titer H1 antara 160-640 tidak dapat didefinisikan. ......Dengue infections have become a global concern since its increasing incidence with almost half of world's population at risk. Secondary or multiple dengue virus infection is often implicated in the severity of the diseases. Therefore, discriminating dengue infection between primary versus secondary is very important. World Health Organization recommends hem-agglutination inhibition (HI) assay as the reference test to distinguish the infection. But besides its technical drawbacks, HI interpretations often misclassified between primary and secondary. In this study, we try to evaluate HI performance by comparing the assay with Plaque Reduction Neutralization Test (PRNT). We also evaluate enzyme linked immunosorbent assay (ELISA) lgG perfonnance as suggested alternative method. Of 19 primary infection cases determined by PRNT, all of them (100"/o) also defined as primary infection by both HI and ELISA lgG. From 72 of secondary infection cases, only 31.5 % of HI result that had agreement with PRNT, meanwhile ELISA lgG 98.6%. In this case, we found that HI is good in determination of primary but poor in secondary infection. Statistical analysis revealed that HI and ELISA IgG performance is significantly different with p O (p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32370
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gustiani
Abstrak :
Salah satu variasi DNA mitokondria manusia adáiidelesi 9 pasangan basa (pb) pada salah satu dari dua salman perulangan 9-pb daerah intergenik sitokrom oksidase subunit 2 dan tRNA lisin. Delesi 9-pb ml banyak dipakai sebagai penanda genetik untuk mempelajani hubungan kekerabatan antarpopulasi. Penelitian ml bertujuan untuk mengetahui nhlai persentase delesi 9-pb pada populasi suku Dayak, Tengger dan Bali. Selain itu juga ingin diketahui basa-basa yang membentuk insersi di daerah sekitar delesi 9-pb pada beberapa sampel dari ketiga suku tersebut ditambah sampel dan suku Jawa, Batak, Toraja dan Kaili. Metode yang digunakan untuk deteksi delesi 9-pb adalah metode polymerase chain reaction dan elektroforesis pada gel agarosa 5%. Untuk pengamatan insersi dilakukan pembacaan urutan basa (sequencing) berdasarkan metode dideoksi dan elektroforesis pada gel poliakrilamida 6%. Persentase delesi 9-pb ketiga suku tersebut adalah suku Dayak 35,35% dari 99 sampel, suku Tenggen 29,03% dari 93 sampel dan suku Bali 24,69% dari 81 sampel. Bentuk insersi yang ditemukan pada 13 sampel dari suku Tengger, Jawa, Kaili, Batak dan Toraja yang diteliti mempenlihatkan adanya penambahan 2 basa sitosin, 3 basa sitosin, 4 basa sitosin dan 5 basa sitosin pada salah satu dari dua salman perulangan 9 pasangan basa.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hamamah Gustiani
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa polifenol yang terkandung dalam tanaman rimpang kunyit dan menentukan aktivitas farmakologisnya. Beberapa penelitian telah mengungkap bioaktivitas kurkumin sebagai antioksidan, antibakteri, antifungi, anti-inflammatory, anti tumor, dan anti kanker. Meskipun kurkumin memiliki bioaktivitas yang luas, kurkumin memiliki bioavailabilitas yang rendah terkait dengan kelarutan kurkumin dalam tubuh yang rendah dan cepatnya metabolisme eksresi kurkumin dari dalam tubuh. Modifikasi struktur kurkumin dilakukan untuk meningkatkan lipofilitas senyawa kurkumin sehingga diharapkan dapat meningkatkan bioaktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi gugus hidroksi pada senyawa kurkumin melalui reaksi O-etilasi dengan dietil karbonat yang ramah lingkungan. Senyawa kurkumin diisolasi dari hasil sokhletasi rimpang kunyit dengan metode kromatografi kolom gravitasi (KKG) berupa silika gel. Isolat kurkumin diperoleh sebesar 20 % kemudian dikarakterisasikan. Isolat kurkumin ini dimodifikasi menjadi dietil kurkumin dengan katalis basa K2CO3 pada kondisi refluks selama 5 jam dengan persen hasil 21 %. Katalis transfer fasa TBAB ditambahkan pada sistem reaksi ini dan terbukti meningkatkan persentase produk sintesis. Produk sintesis telah diperoleh ketika reaksi berlangsung selama 1 jam dan terus mengalami kenaikan sampai waktu optimum selama 4 jam diperoleh persen hasil sebesar 89,15 %. Kurkumin dan senyawa turunannya ini dimurnikan dengan metode KKG dan dikarakterisasi dengan KLT, UV-Vis, FTIR, dan MS. Kemudian dilakukan pengujian antibakteri dengan metode difusi terhadap bakteri Gram positif Staphylococcus aureus dan bakteri Gram negatif Escherichia coli. Dietil kurkumin dan kurkumin dalam penelitian ini memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Gram negatif Escherichia coli, namun tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Gram positif Staphylococcus aureus. 
Curcumin is a polyphenol compound contained in turmeric rhizome plants, and determines its pharmacological activity. Several studies have revealed the bioactivity of curcumin as an antioxidant, antibacterial, antifungal, anti-inflammatory, anti-tumor, and anti-cancer. Although curcumin has extensive bioactivity, curcumin has a low bioavailability associated with rapid metabolism of its excretion from the body. Modification of curcumin structural have been explored to increase the lipofility of the curcumin compound so that it is expected to enhance its bioactivity. This study aims to modify hydroxyl groups in curcumin by O-ethylation with diethyl carbonate that is environmentally friendly. Curcumin was isolated by soxhletation of turmeric rhizome followed by column chromatography (CC) on silica gel. It was resulted in pure curcumin 20 %. Curcumin was modified into diethyl curcumin with a K2CO3 base catalyst under reflux conditions at 130 oC for 5 hours with a yield of 21%. TBAB, as a Phase Transfer Catalyst (PTC), is added to this reaction system and has been shown to improve the synthesis results. The products have been obtained when the reaction lasts for 1 hour and continues to increase, until the optimum time for 4 hours has obtained percent yield of 89.15%. Diethyl curcumin was also purified by CC method on silica gel. Curcumin and diethyl curcumin were characterized by TLC, UV-Vis, FTIR, and MS. Antibacterial testing was then carried out using the diffusion method against Gram positive Staphylococcus aureus and Gram negative Escherichia coli bacteria. Curcumin and diethyl curcumin had inhibitory zone against E.coli, but did not have inhibitory zone against S.aureus
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ebrinda Daisy Gustiani
Abstrak :
Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat siklus bisnis dari beberapa negara yang menjadi sampel seperti (Arab Saudi, Brunei Darussalam, Indonesia, Iran, Malaysia, Pakistan, dan Turki) maka nantinya dapat diketahui tingkat kesesuaian pembentukan Currency Union di negara-negara tersebut sehingga diharapkan negara-negara tersebut dapat segera mempersiapkan diri. Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis contemporaneous correlation siklus bisnis di antara negara negara Islam, dalam penelitian ini adalah Arab Saudi, Brunei Darussalam, Indonesia, Iran, Malaysia, Pakistan, dan Turki, Menganalisis pergerakan siklus bisnis, sinkronisasi siklus bisnis, respon siklus bisnis antara negara-negara Islam, kontribusi siklus bisnis, kemungkinan terjadinya currency union pada negara-negara Islam dan menganalisis negara yang siap membentuk currency union. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan multivariate time-series beberapa negara Islam, yaitu: Arab Saudi, Brunei Darussalam, Indonesia, Iran, Malaysia, Pakistan, dan Turki dengan periode rentang waktu (triwulanan) tahun 1995:1 sampai tahun 2010:4. Pada awalnya negara ? negara yang akan menjadi objek penelitian adalah negara- negara yang tergabung dalam OKI, tetapi karena sebagian negara OKI memiliki cakupan wilayah yang kecil, maka jika negara ? negara tersebut diikutsertakan pengaruhnya menjadi tidak signifikan. Oleh karena itu, dipilihlah negara ? negara yang mewakili asia tenggara dan timur tengah. Variabel yang digunakan adalah Gross Domestic Product (GDP) sektor yang dikumpulkan dari CEIC dan IFS. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian adalah Microsoft Excel 2007 untuk mengelompokkan data kemudian diolah menggunakan program E-views 6. Berdasarkan analisis contemporaneous correlation siklus bisnis di antara negara negara Islam diketahui bahwa di antara negara-negara Islam terdapat korelasi siklus bisnis yang cukup kuat. Korelasi siklus bisnis yang cukup kuat di antara negara-negara Islam dapat dilihat dari nilai dari matriks korelasi yang signifikan antara lain; Arab Saudi dengan (Brunei Darussalam, Iran dan Malaysia), Brunei Darussalam dengan (Iran dan Malaysia), Indonesia dengan (Iran, dan Turki), Iran dengan Malaysia, dan Malaysia dengan Turki. Hal ini menggambarkan bahwa pembentukan currency union di negara-negara Islam memungkinkan terjadi mengingat siklus bisnis yang semakin tersinkron dapat mengurangi biaya akibat asimetris shock. Negara yang memiliki pergerakan siklus bisnis yang sama atau berbarengan adalah antara Arab Saudi dengan Brunei Darussalam dan antara Indonesia dengan Turki. Pembentukan OCA di negara-negara Islam dapat dimungkinkan karena memiliki siklus bisnis yang cenderung simetris sehingga akan mengurangi cost akibat pembentukan OCA. Berdasarkan analisis Decomposition of Forecasting Error Variance dapat disimpulkan bahwa negara-negara Islam yang sangat memenuhi kandidat untuk OCA adalah Arab Saudi, Iran, Pakistan dan Turki. Hal ini dapat dijelaskan bahwa saat ini negara-negara tersebut sudah menggunakan sistem ekonomi yang sama yaitu sistem ekonomi syariah yang berbeda dengan Indonesia dan Malaysia yang masih menggunakan sistem ekonomi kapitalis. ......The purpose of this study was to determine the nature of the business cycle from several countries into the sample as (Saudi Arabia, Brunei Darussalam, Indonesia, Iran, Malaysia, Pakistan, and Turkey) will later be known to the suitability of the formation of Currency Union in those countries so that these countries are expected to be immediately prepared. Stages are conducted in this study is to analyze contemporaneous correlation of business cycles among the countries of Islam, in this study are Saudi Arabia, Brunei Darussalam, Indonesia, Iran, Malaysia, Pakistan, and Turkey, to analyze the movement of business cycles, business cycle synchronization, the response cycle business among Islamic countries, the contribution of the business cycle, the possibility of currency union in Islamic countries and analyze the state who are ready to form a currency union. The types of data used in this research is secondary data which is a multivariate time-series some Islamic countries, namely: Saudi Arabia, Brunei Darussalam, Indonesia, Iran, Malaysia, Pakistan, and Turkey with a period of time span (quarterly) in 1995:1 until in 2010:4. At first the country - a country that would become the object of research are the countries who are members of the OIC, but because of some OIC countries have a small coverage area, then if the country - the country included the effect becomes insignificant. Therefore, the chosen countries - countries that represent the southeast asia and middle east. Variable used is the Gross Domestic Product (GDP) sectors were collected from the CEIC and IFS. The software used in research is Microsoft Excel 2007 to classify the data was processed using the program E-views 6. Based on the analysis of contemporaneous correlation of business cycles among the countries of Islam is known that among the Islamic countries there is a correlation of business cycles are sufficiently strong. Correlation of business cycles is quite strong among the Islamic countries can be seen from the value of a significant correlation matrix, among others; Saudi Arabia (Brunei Darussalam, Iran and Malaysia), Brunei Darussalam (Iran and Malaysia), Indonesia with (Iran, and Turkey), Iran and Malaysia, and Malaysia with Turkey. This illustrates that the formation of currency union in Islamic countries allow happen to remember that the more synchronized business cycles can reduce costs due to asymmetric shock. Countries that have the same movement of business cycles or concurrent with Saudi Arabia is between Brunei Darussalam and between Indonesia and Turkey. The establishment of the OCA in Islamic countries can be made possible because they have business cycles that inclined symmetrical so it will reduce the cost due to the formation of the OCA. Based on the analysis of Forecasting Error Variance Decomposition can be concluded that the Islamic countries are very much on the candidates for the OCA is Saudi Arabia, Iran, Pakistan and Turkey. This can be explained that currently these countries are already using the same economic system of the Islamic economic system is different from Indonesia and Malaysia are still using the capitalist economic system.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29911
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yesi Gustiani
Abstrak :
Remaja sebagai bagian dari keluarga yang rentan terhadap berbagai masalah remaja perlu mendapat perhatian khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran fungsi afektif keluarga dan perilaku seksual remaja di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Depok. Metode penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 114 siswa dan siswa yang dipilih secara cluster sampling. Instrumen perilaku seksual remaja diadopsi dari penelitian Agustini (2003), sedangkan instrumen fungsi afektif keluarga memodifikasi dari penelitian Amalia (2009). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki fungsi afektif keluarga adekuat dan perilaku seksual remaja berisiko rendah. Direkomendasikan adanya konseling fungsi afektif keluarga pada orangtua serta penyuluhan kesehatan reproduksi pada siswa dan siswi oleh tenaga kesehatan untuk menghindari perilaku seksual berisiko pada remaja. ......Adolescent as a part of a family that is susceptible to adolescent various problems, needs a special attention. The purpose of this research was to describe the family's affective functions and the adolescent's sexual behavior in one of public vocational high schools in Depok City. The study method was simple descriptive with cross sectional approach, involving 114 students, selected by cluster sampling. Adolescent's sexual behavior instrument was adopted from Agustini's research in 2003, whereas family's affective function instrument was modified from Amalia's research in 2009. The result showed that the majority of students had an adequate family's affective function and a low risk of adolescent's sexual behavior. Researcher recommended parents to have a counseling of family's affective function and health professionals to give a reproductive health education to students in order to reduce the risky sexual behaviors in adolescents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59646
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hamamah Gustiani
Abstrak :
Lengkeng (Dimocarpus longana) merupakan tanaman yang sedang dibudidayakan di Indonesia. Tanaman lengkeng banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat dan kosmetik, serta industri lainnya. Biji lengkeng merupakan salah satu sumber minyak nabati yang belum diketahui sifat fisiko-kimianya, sehingga pemanfaatan biji lengkeng belum maksimal dan hanya merupakan limbah pertanian. Pada penelitian ini, minyak biji lengkeng diperoleh dari ekstraksi menggunakan metode sokhletasi dengan pelarut nonpolar n-heksana. Hasil ekstraksi berupa minyak berwarna jingga kecoklatan diproses kembali untuk menghasilkan minyak lebih murni dengan penetralan dan dekolorisasi, sehingga diperoleh minyak lengkeng berwarna kuning. Minyak hasil ekstraksi tanpa dan dengan pemurnian tersebut dianalisis sifat fisiko-kimianya. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari minyak biji lengkeng hasil pemurnian diketahui dengan peralatan kromatografi gas. Komposisi asam lemak dari minyak biji lengkeng adalah asam linoleat 26,73 %; asam oleat 22,08 %; asam linolenat 8,59 %; asam palmitat 19,78 %; asam stearat 3,41 %; asam kaprilat 0,48 %; asam laurat 0,18 %; asam miristat 0,09 %; dan asam kaprat 0,06 %.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30421
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yesi Gustiani
Abstrak :
ABSTRAK
Anemia merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah di masyarakat perkotaan. Anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologi dasar yang diuraikan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Perawat berperan penting dalam pemberian edukasi untuk mencegah rehospitalisasi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia. Salah satu intervensi yang diberikan yaitu edukasi. Edukasi yang diberikan kepada pasien berupa penjelasan tentang anemia dan anjuran diet. Hasilnya, pasien mampu mengenal masalah, memutuskan perawatan, dan bersedia melanjutkan perawatan. Dengan demikian, edukasi dan evaluasi berkelanjutan perlu dilakukan oleh perawat untuk mencegah rehospitalisasi.
ABSTRAK
Anemia a one of diseases that commonly occurs in urban society. Anemia is not a diagnosis but a reflection of basic pathophysiological changes described through a history taking, physical examination, and laboratory examinations. Nurses play an important role in the provision of education to prevent re-hospitalization. This paper aimed to provide an overview of nursing care in patients with anemia. One of the interventions given was an education related to anemia including diet. As a result, the patient was able to recognize the problem, determined treatment, and was willing to continue treatment. It is recommended that patient education and continuous evaluation must be carried out by nurses to reduce the rehospitalization.
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yesi Gustiani
Abstrak :
ABSTRAK
Remaja adalah populasi yang rentan mengalami masalah seksual dan perlu mendapat perhatian khusus. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran fungsi afektif keluarga dan perilaku seksual remaja di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Depok. Metode penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan desain cross sectional, melibatkan 114 siswa yang dipilih dengan cluster sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen perilaku remaja dan instrumen fungsi afektif keluarga yang dimodifikasi dari penelitian sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki fungsi afektif keluarga adekuat dan perilaku seksual remaja berisiko rendah. Direkomendasikan adanya konseling fungsi afektif keluarga kepada orangtua serta penyuluhan kesehatan reproduksi pada siswa dan siswi oleh tenaga kesehatan untuk menghindari perilaku seksual berisiko pada remaja.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Gustiani
Abstrak :
Film cepat hancur merupakan bentuk sediaan lapis tipis yang dapat segera hancur dalam mulut tanpa memerlukan air. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengevaluasi film cepat hancur ekstrak meniran, dengan protein kedelai tersuksinilasi (PKS) sebagai eksipien. Protein kedelai (PK) disuksinilasi dengan anhidrida suksinat sebanyak 100% b/b PK (PKS1) dan 250% b/b PK (PKS2), dalam suasana basa dengan medium berair. Film cepat hancur dibuat dengan metode solvent casting dan dievaluasi. Berdasarkan pengujian dengan FTIR, PKS memiliki intensitas yang lebih tinggi pada bilangan gelombang 1697,41 cm-1 yang menunjukkan gugus karboksilat, dan pada bilangan gelombang 1653,05 cm-1 yang menunjukkan gugus karboksil amida yang terbentuk pada ikatan antara gugus amin dari asam amino lisin dengan gugus karboksil dari suksinat, serta tidak ditemukannya spektrum untuk PKS2 pada 2359,02 cm-1 yang menunjukkan bahwa gugus amin primer pada PKS2 seluruhnya telah digantikan oleh suksinat. PKS1 memiliki derajat suksinilasi 35,741 ± 0,380%, dengan daya larut 0,3437 ± 0,0081 gr/100ml pada pH 6,8. Sementara PKS2 memiliki derajat suksinilasi 100,380 ± 0,380%, dengan daya larut yang lebih tinggi pada pH 6,8 yaitu 0,4390 ± 0,0111 gr/100ml. Evaluasi film cepat hancur menunjukkan bahwa F3 memiliki kriteria yang terbaik sebagai film cepat hancur, dengan waktu hancur in vitro 11,27 ± 1,050 detik. Hasil uji kesukaan menunjukkan 80% responden menyukai penampilan dan rasanya. Rata-rata waktu hancur di rongga mulut responden adalah 10,6 ± 2,513 detik. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa protein kedelai tersuksinilsi dapat digunakan sebagai eksipien untuk film cepat hancur. ...... Fast disintegrating film (FDF) is a thin layer dosage form which is rapidly disintegrated without water in oral cavity. The aim of this study was to formulate and evaluate FDF containing Phyllanthus niruri extract, using succinylated soybean protein (SSP) as excipient. Soybean protein (SP) was succinylated using succinic anhydride 100% w/w SP (SSP1) and 250% w/w SP (SSP2), in basic condition of aqueous medium. FDF was formulated using solvent casting method and evaluated. FTIR results of SSP showed higher intensity at 1697.41 cm-1 which attribute to carboxylic group, and 1653.05 cm-1 which attribute to amide carbonyl group which is formed on bound between amine group from lysine, and carboxyl group from succinic, there was also no spectrum found for SSP2 at 2359.02 cm-1 which showed that all of primary amine from lysine has substituted by succinic. SSP1 has 35.741 ± 0.380% as its substitution degree, with 0.3437 ± 0.0081 g/100ml as its solubility at pH 6.8. SSP2 has 100.380 ± 0.380% as its substitution degree, with higher solubility with 0.4390 ± 0.0111 g/100ml as its solubility at pH 6.8. Evaluation of FDF showed that F3 had the best characteristics as FDF, with 11.27 ± 1.050 seconds disintegration time. The hedonic test results showed that 80% responders like FDF's appearance and taste. The average of FDF's disintegration time in responders' oral cavity was 10.6 ± 2.513 seconds. Based on the research results, it can be concluded that succinylated soybean protein can be used as excipient for FDF.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library