Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Guspianto
Abstrak :
Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan bahwa mutu pelayanan kesehatan khususnya layanan Antenatal (ANC) masih rendah. Secara umum kematian ibu dapat dicegah apabila adanya komplikasi kehamilan dan risiko tinggi terdeteksi secara dini dengan pelayanan ANC yang baik. Selain itu, pemanfaatan layanan ANC juga berdampak pada penurunan kejadian BBLR dan merupakan satu mata rantai yang tidak kalah pentingnya dalam upaya penurunan AKI. Kebijakan Depkes dalam upaya mempercepat penurunan AKI mengacu pada intervensi strategis "Empat Pilar Safe Motherhood' salah satunya adalah meningkatkan akses dan mutu layanan ANC dan strategi MPS (Making Pregnancy Safer) dimana bagi bidan di desa terfokus dengan melaksanakan Pelayanan Kebidanan Essensial dan Pertolongan Panama Gawat-darurat Obstetri dan Neonatal (PPGON) yang salah satu kegiatannya adalah deteksi dini kasus risiko tinggi melalui pelayanan ANC. Oleh karena itu, keberadaan bidan di desa sangat strategis dan mendukung kebijakan program pengembangan "Desa Siaga Tahun 2008". Tingkat kepatuhan (Compliance Rate) bidan terhadap standar layanan ANC di Kabupaten Muam Jambi sebagai gambaran mutu pelayanan kesehatan masih di bawah standar minimal Quality Assurance (80%) yaitu pada tahun 2005 sebesar 64,9% dan tahun 2006 sebesar 66,54%. Kondisi ini diduga turut berkontribusi terhadap cakupan KI dan K4 yang masih di bawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM). Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC yaitu faktor individu meliputi variabel umur, pendidikan, pengetahuan, masa kerja, lokasi kerja, lokasi tempat tinggal, status perkawinan, dan status kepegawaian; variabel kepuasan kerja; dan faktor organisasi meliputi variabel komitmen organisasi, kelengkapan saran, supervisi, dan pelatihan. Desain penelitian yang dipilih adalah analitik kuantitatif rancangan cross sectional dengan responden yaitu bidan di desa sebanyak 141 orang pada 18 Puskesmas dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi (total sampel). Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan (observasi) dan wawancara menggunakan daftar tilik, serta menggunakan kuesioner yang dijawab atau diisi sendiri oleh responden (self administered questionaire). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar bidan di desa kurang patuh terhadap standar layanan ANC (62,4%). Rata-rata tingkat kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC sebesar 74,62% yang bervariasi antara 41,16% - 99,30%. Hasil analisis penelitian membuktikan bahwa variabel pendidikan, pengetahuan, lokasi tempat tinggal, status kepegawaian, kepuasan kerja, komitmen organisasi, kelengkapan saran, dan supervisi merniliki hubungan signifikan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC. Variabel supervisi merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC di Kabupaten Muaro Jambi. Atas dasar basil analisis tersebut, dapat disarankan khususnya kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dan Puskesmas untuk dapat melakukan upaya-upaya pengawasan dan pembanaan terhadap bidan di desa melalui kegiatan supervisi atau penyeliaan (pada program QA) yang efektif khususnya untuk meningkatkan kepatuhan bidan di desa terhadap standar layanan ANC. Supervisi dilakukan secara kontinyu dan komperhensif mulai dari pengumpulan data untuk mengukur tingkat kepatuhan petugas terhadap standar ANC, menemukan penyimpangan atau masalah terhadap standar yang telah ditetapkan, melakukan pembahasan tentang segala kegiatan dan permasalahan yang ditemukan, mencari penyebab masalah, dan merumuskan upaya perbaikan secara sederhana, dan melakukan upaya-upaya perbaikan serta memberikan umpan balik sehingga peningkatan mutu layanan ANC dapat ditingkatkan secara terus menerus. ......The high quantity of Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia shows that health service quality especially Antenatal Care (ANC) still low. Generally, maternal mortality could prohibit if pregnancy complication exist and high risk early detected with good ANC. Besides, ANC service utilization also influence BBLR issues reduction and one of the link that not less important in decreasing MMR. Department of Health policies in hastening MMR reduction is referring to strategic intervention of "Four Pillar Safe Motherhood", which one of it is improving access and quality of ANC services and MPS (Making Pregnancy Safer) strategy. Where midwife in village focused with implementing Essential Midwifery Assistance and First Aid Obstetric Emergency and Neonatal that one of the activity is early detection of high-risk cases through ANC services. Therefore, midwife in village existences are strategic and assist developing program policy of "Desa Siaga Tahun 2008". Midwife compliance rate toward ANC service standard at Muaro Jambi Regency as health service quality representation is still below minimal standard of Quality Assurance (80%) that is in the year of 2005 equal to 64,9% and 2006 equal to 66,54%. This condition estimated also giving contribution toward K1 and K4 exposure that still below target of Minimal Service Standard (SPM). Generally, this research intend to get midwife in village compliance representation toward ANC service standard and factors that related with midwife in village compliance toward ANC service standard that are individual factors covering variable of age, education, knowledge, work period, work location, residence location, marriage status, and employee status; work satisfactory variable; and organization factor that covering organization commitment variable, medium equipments, supervision, and training. Research design that selected is cross sectional quantitative analytical design with respondent that is midwife in village equal to 141 people in 18 Public Health Center at Muaro Jambi Regency area (total sample). Data gathering done by observation and interview using visit list, and using questioner that answered or self-filled by respondent (self-administrated questionnaire). Research result shows that most of midwife in village are less compliance toward ANC service standard (62,4%). Average rate of midwife in village compliance toward ANC service standard equal to 74,62% that varying from 41,16% - 99,30%. Research analysis result shows that variables of education, knowledge, residence location, employee status, work satisfactory, organization commitment, medium equipments, and supervision have significant relation with midwife in village compliance toward ANC service standard. Supervision variable is the most dominant factor that related with midwife in village compliance toward ANC service standard at Muaro Jambi Regency. Based on those analysis results, suggested especially to Muaro Jambi Regency Health Agency and Public Health Center to perform observation efforts and midwife in village comprehension through supervision activity or management (in QA program) that effective especially to improve midwife in village compliance toward ANC service standard. Supervision done continually and comprehensively started from data gathering to measure official compliance level toward ANC standard, finding deviation or problems toward settled standard, doing clarification about every activity and problems found, finding problems cause, abbreviating simple restoration effort, and doing restoration efforts along with giving feedback so that development of ANC service quality could be increased continually.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T19084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guspianto
Abstrak :
Implementasi manajemen mutu menjadi sangat penting khususnya bagi organisasi rumah sakit guna meningkatkan proses, memecahkan masalah, mengurangi variasi dan kesalahan dalam pelayanan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan model manajemen mutu rumah sakit yang terintegrasi dari TQM dan Six Sigma sebagai ?Model Aliansi Manajemen Mutu (QMA)? meliputi enam konstruk: Praktek Manajemen (MP); Praktek Infrastruktur TQM (IPTQM); Praktek Inti TQM (CPTQM); Praktek Infrastruktur Six Sigma (IPSS); Praktek Inti Six Sigma (CPSS); dan Kinerja Rumah Sakit (KRS). Desain studi adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 863 responden yaitu karyawan dari delapan rumah sakit di provinsi Jambi yang diambil secara acak proporsional. Pengumpulan data melalui survei menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden dan dianalisis menggunakan Structural Equation Model (SEM). Penelitian ini membuktikan bahwa model QMA layak dan dapat diterapkan untuk mengukur implementasi manajemen mutu rumah sakit di Provinsi Jambi, dengan model pengukuran fit, dan variabel serta indikator yang valid dan reliabel. Hasil analisis model struktural, diperoleh sebelas kerangka hubungan yang signifikan yaitu MP terhadap IPTQM (t=11,17); IPTQM terhadap CPTQM (t=2,10); IPTQM terhadap KRS (t=4,23); CPTQM terhadap KRS (t=3,36); MP terhadap IPSS (t=20,94); IPSS terhadap CPSS (t=11,77); CPSS terhadap KRS (t=7,27); IPTQM terhadap CPSS (t=15,90); IPSS terhadap IPTQM (t=10,03); IPSS terhadap CPTQM (t=2,41); CPSS terhadap CPTQM (t=3,77), sedangkan kerangka hubungan yang tidak signifikan adalah CPSS terhadap KRS (t=0,29). Studi ini merekomendasikan kepada manajemen rumah sakit untuk dapat menerapkan Model QMA secara optimal guna meningkatkan kinerja, dan memanfaatkannya sebagai instrumen evaluasi (self assessment) pelaksanaan manajemen mutu untuk membangun budaya mutu dan membantu memenuhi standar akreditasi rumah sakit.
Implementation of quality management is particularly important for hospital organizations to improve processes, solve problems, reduce variations and errors in service. This research aims to develop a hospital quality management model is an integrated of TQM and Six Sigma as "Model Alliance Quality Management (QMA)" includes six constructs: Practice Management (MP); Infrastructure Practice TQM (IPTQM); Core Practice TQM (CPTQM); Infrastructure Practice Six Sigma (IPSS); Core Practice Six Sigma (CPSS); Hospital Performance (KRS). The study design was cross-sectional with a sample of 863 respondents are employees of eight hospitals in Jambi Province are taken random proportionally. Data collection through survey using questionnaires filled out by the respondents and analyzed using Structural Equation Model (SEM). This study proves that the model QMA feasible and can be applied to measure hospital quality management implementation in Jambi Province with the measurement model fit, and the variables and indicators are valid and reliable. The results of the structural model analysis, found eleven significant relationship framework that MP to IPTQM (t=11.17); IPTQM to CPTQM (t=2.10); IPTQM to KRS (t=4.23); CPTQM to KRS (t=3.36); MP to the IPSS (t=20.94); IPSS to CPSS (t=11.77); CPSS to KRS (t=7.27); IPTQM to CPSS (t=15.90); IPSS to IPTQM (t=10.03); IPSS to CPTQM (t=2.41); CPSS to CPTQM (t=3.77), whereas no significant relationship framework is CPSS to KRS (t=0.29). The study recommends to the hospital management to implement the model QMA optimally to improve performance, and using it as an instrument of self-assessment for implementation of quality management to build a quality culture and to meet accreditation standard hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
D2127
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guspianto
Abstrak :
Upaya menurunkan kematian ibu menjadi prioritas utama program pem- bangunan kesehatan nasional. Pelayanan antenatal care (ANC) menjadi bagian dari ?Empat Pilar Safe Motherhood? sebagai kebijakan Kementerian Kesehatan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu (AKI). Kualitas layanan ANC dari aspek kinerja bidan di desa diukur antara lain dengan parameter tingkat kepatuhan terhadap standar ANC dalam mem- berikan kepuasan kepada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menge- tahui berbagai faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan di desa terhadap standar ANC. Desain penelitian cross sectional ini menggunakan data sekunder Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dengan sampel 165 bidan di desa. Penelitian ini menemukan tingkat kepatuhan bidan di de- sa terhadap standar ANC masih di bawah standar minimal sekitar 74,28%. Berbagai faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan bidan di desa ter- hadap standar ANC adalah supervisi, pengetahuan, dan komitmen organi- sasi. Supervisi merupakan faktor yang paling dominan dan faktor penge- tahuan merupakan perancu hubungan faktor supervisi dan komitmen or- ganisasi dengan tingkat kepatuhan terhadap standar ANC. Disarankan un- tuk melaksanakan upaya supervisi secara kontinu dan komprehensif di- awali dari pengukuran tingkat kepatuhan, mengidentifikasi permasalahan, melakukan upaya perbaikan, dan memberikan umpan balik sehingga mutu pelayanan kesehatan khususnya ANC dapat terus ditingkatkan.

Efforts to reduce maternal mortality is national health development program priority. Antenatal care (ANC) became part of the ?Four Pillars of Safe Motherhood? as a policy of the Ministry of Health to accelerate the reducing of maternal mortality rate (MMR). The quality of ANC in terms of perfor- mance of services are measured by village midwives compliance towards the ANC standards in giving satisfaction to pregnant women. This study aimed at identifyng factors that influenced compliance rate of village mid- wifes towards ANC standards. This is a cross sectional study using se- condary data from District Health Office Muaro Jambi, using 165 village mid- wifes as sample. This study found that compliance rate of village midwifes is still below the minimum ANC standard, 74,28%. This study proved that factors that influence compliance of village midwifes to ANC standards are supervision, knowledge, and organizational commitment. Supervision is the most dominant factor and knowledge is the confounder factor in the rela- tionship between supervision and organizational commitment to compli- ance towards ANC standards. It is recommended to carry out continuously and comprehensive supervision by measuring compliance, identify prob- lems, make improvements, and provide feedback so that quality of health care especially ANC could continously improved.
Bidang Perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library