Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Guntur Agus Triwibowo
"Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti juga merupakan pembawa virus chikungunya dan demam kuning. Pemberantasan A.aegypti berarti juga memberantas tempat perindukan agar dapat memutus siklus hidup nyamuk ini secara efektif. Diketahui bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat menggunakan air selain air bersih sebagai tempat perindukan. Tujuan penelitian ini mengetahui pengamatan terhadap kemampuan telur Aedes aegypti menetas dan kemampuan pertumbuhan Aedes aegypti dari stadium telur sampai stadium dewasa pada air tanah sebagai kontrol, air hujan, air cucian pakaian, air limbah kamar mandi, air hujan dengan tanah 80 gram, air hujan dengan tanah 160 gram, air cucian pakaian dengan tanah 80 gram, air cucian pakaian dengan tanah 160 gram, air limbah kamar mandi dengan tanah 80 gram, air limbah kamar mandi dengan tanah 160 gram,. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Setiap kontainer dimasukkan telur Aedes aegypti sebanyak 25 buah dalam setiap kontainer air tercemar, setiap perlakuan diulang sebanyak tiga. Hasil penelitian dianalisa dengan melihat grafik hasil dari pengamatan didapatkan hasil bahwa Aedes aegypti mampu berkembangbiak di media air yang kontak langsung dengan tanah. Rata-rata jumlah larva yang dapat hidup paling banyak terdapat pada air limbah kamar mandi dengan tanah 160 gram yaitu rata-rata 18 pada stadium larva, 18 stadium pupa dan 18 stadium dewasa. Dari analisis dapat disimpulkan bahwa nyamuk Aedes aegypti dapat berkembang biak pada air tercemar dan kontak langsung dengan tanah, maka disarankan kepada pemerintah untuk melakukan kajian lebih mendalam mengenai perubahan perilaku tempat berkembang biak Aedes aegypti agar program pengendalian Aedes aegypti lebih tepat sasaran.

Aedes aegypti is type of mosquito that carries dengue virus causes dengue fever. Aedes aegypti is also a carrier for chikungunya virus and yellow fever. Eradication of Aedes aegypti also means eradicate breedingsites in order to break the life cycle of mosquitoes effectively. It’s known that Aedes aegypti can use water in addition clean water for a breeding place. The purpose of this study is to determine the ability of observation hatch the eggs of Aedes aegypti and growth ability of Aedes aegypti from the egg fase to the adult fase on ground water as a control, rain water, clotes washing water, waste water of showers, rain water with 80 grams of soil, rain water with 160 gram of soil, clotes washing water with 80 grams of soil, clotes washing water with 160 grams of soil, waste water with 80 grams of soil, waste water with 160 grams of soil. This study was quasi experimental. Each containers was inserted Aedes aegypti eggs as many as 25 pieces in each container of contaminated water, each treatment was repeated three times. Result were analize by looking at the graph of result from observation its known that Aedes aegypty is able to multiply in aqueous media which have direct contact with the ground. Average number of larvae that can live most was in the waste water of shower with 160 grams of soil. Which is an average 18 on larvae phase, 18 on pupa phase, and 18 on adult phase. From the analysis can be concluded that the Aedes aegypti can breed in polluted water and direct contact with the ground/soil. It is recommended for the government to have depth study for changes in behavior of Aedes aegypti breeding to make control programs more effective."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Agus Triwibowo
"Bandara Internasional Soekarno Hatta secara rutin melakukan pengendalian vektor dengan fogging setiap bulan untuk mematuhi International Health Regulation (IHR) 2005. Sejak tahun 2019, insektisida Sipermethrin untuk mengendalikan nyamuk. Namun, penggunaan berulang insektisida ini dapat menyebabkan nyamuk menjadi resisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap Sipermethrin di bandara tersebut. Studi menggunakan desain eksperimental post-test only with control group dan metode uji kerentanan sesuai dengan WHO. Sampel nyamuk berasal dari ovitrap di 8 titik pengamatan, dengan total 960 nyamuk digunakan untuk pengujian. Nyamuk betina berumur 3-5 hari yang kenyang gula dipaparkan selama 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50, 60 menit dan pengamatan 24 jam dengan Sipermethrin 0,05%. Hasilnya menunjukkan bahwa pada 5 menit tidak ada kematian, namun kematian meningkat seiring dengan durasi paparan: 10 menit (16%), 15 menit (30%), 20 menit (56%), 30 menit (63%), 40 menit (70%), 50 menit (81%), 60 menit (92%), dan setelah 24 jam (93%). Hasil akhir menunjukkan bahwa nyamuk Aedes aegypti di Bandara Soekarno Hatta memiliki status "Terduga Resisten" terhadap Sipermethrin 0,05%.

Soekarno Hatta International Airport routinely conducts vector control through monthly fogging to comply with the International Health Regulation (IHR) 2005. Since 2019, they have used Sipermetrin insecticide to control mosquitoes. However, repeated use of this insecticide can lead to mosquito resistance. This study aims to identify the resistance of Aedes aegypti mosquitoes to Sipermetrin at the airport. The study employed a post-test only with control group experimental design and vulnerability testing methods in accordance with WHO guidelines. Mosquito samples were collected from ovitraps at 8 observation points, with a total of 960 mosquitoes used for testing. Female mosquitoes aged 3-5 days, fed with sugar, were exposed to Sipermetrin 0.05% for durations of 5, 10, 15, 20, 30, 40, 50, 60 minutes, and observed after 24 hours. Results showed no mortality at 5 minutes, but mortality increased with exposure duration: 10 minutes (16%), 15 minutes (30%), 20 minutes (56%), 30 minutes (63%), 40 minutes (70%), 50 minutes (81%), 60 minutes (92%), and after 24 hours (93%). The final results indicate that Aedes aegypti mosquitoes at Soekarno Hatta Airport are "suspected resistant" to Cypermethrin 0.05%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library