Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eduardus Gilang Putra
Abstrak :
ABSTRAK
Karsinoma serviks menduduki tempat pertama keganasan di Indonesia lebih dari separuh penderita karsinoma serviks datang berobat dalam stadium lanjut sehingga hasil pengobatan tidak seperti yang diharapkan. Penentuan stadium karsinoma serviks didasarkan pada keadaan klinis dan hasil histopatologi meskipun begitu penentuan prognosis masih memperlihatkan kekurangan dan ketidaksesuain dengan keadaan pasien. Oleh karena itu sangat penting untuk mempertimbangkan pencarian pendekatan prognosis baru. MicroRNAs miRNAS adalah regulator yang penting pada ekspresi gen yang terlibat dalam banyak jalur intraselular yang penting sebagai gen supresor tumor atau onkogen. Disregulasi ekspresi miRNA telah ditemukan pada banyak keganasan manusia. Beberapa studi fokus pada miRNA sebagai biomarker untuk diagnosis kanker dan berhasil mendapatkan hasil yang menjanjikan. Tujuan memberikan gambaran ekspresi miRNA-21 pada sel dan serum sebagai marker prognosis. Metode penelitian dilakukan dengan mengisolasi miRNA-21 dari sampel serum dan sel serviks pasien KSS dan menggunakan RT-PCR untuk menilai ekspresi miRNA-21. Hasil RT-PCR 15 sampel Stadium awal dan lanjut didapatkan ekspresi miRNA-21 pada serum pasien karsinoma serviks stadium awal dan lanjut lebih tinggi dari sampel normal. Stadium awal didapatkan nilai RQ lebih tinggi 3.84 1.02 10.40 kali dari serum normal dan stadium lanjut lebih tinggi 3.94 1.81 6.55 kali dari serum normal sedangkan pada sel didapatkan hasil pada stadium awal didapatkan nilai RQ 2.1 1.06 30.55 lebih tinggi dari sel normal. Pada stadium lanjut didapatkan nilai RQ 0.7 0.12 4.28 yang artinya nilai ekspresi miRNA-21 pada sel lebih rendah 1.42 kali dibanding dari sel normal. Pada penelitian ini miRNA-21 jaringan dengan miRNA serum tidak ada perbedaan bermakna untuk menentukan kanker serviks dengan p>0.05 dengan t-test 0.594 serta ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara miRNA 21 dengan PDCD4 dengan korelasi kuat p
ABSTRACT
Cervical carcinoma was first place in malignancy in Indonesia for more than half of cervical carcinoma patients visit for treatment in advanced stages those medical can rsquo t be expected. Staging of cervical carcinoma based on clinical features and histopathological results despite that prognosis was still showing deficiencies and non conformance with the patient 39 s condition. Therefore it was very important to consider finding a new approach to prognosis. MicroRNAs miRNAs were important regulators in the expression of genes involved in many intracellular pathways that were important as tumor suppressor genes or oncogenes. Dysregulation of miRNA expression has been found in many human malignancies. Some studies focus on miRNA as a biomarker for the diagnosis of cancer and managed to get promising results. This study aims to provide an overview miRNA 21 expression in the cell and serum as a prognostic marker. This research method was done by isolating miRNA 21 serum samples from patients with SCC and cervical cells and using RT PCR to assess the expression of miRNA 21. Results for 15 samples Stadium early and late obtained miRNA 21 expression in the serum of patients with early stage cervical carcinoma and advanced higher than the normal sample. Early stage values obtained RQ higher 3.84 1 02 10 40 times the normal serum and advanced higher 3.94 1.81 6 55 times the normal serum while the cell was obtained at an early stage values obtained RQ 2.1 1 06 30.55 more higher than normal cells. At an advanced stage RQ values obtained 0.7 0 12 4 28 which means that the value of the expression of miRNA 21 in cells was lower than the 1 42 time of normal cells. In this study, miRNA 21 network with miRNA serum no significant difference to determine cervical cancer p 0.05 with t test 0.594 , and found a significant correlation between miRNA 21 with PDCD4 p
2017
T55650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Putra
Abstrak :
Pisang mas merupakan buah yang popular karena merupakan salah satu sumber dari vitamin dan mineral bagi tubuh manusia. Meskipun demikian, pisang mas tergolong komoditas yang sangat mudah rusak diakibatkan bakteri pembusuk. Ozon dapat berfungsi sebagai disinfektan yang tidak berbahaya dan telah diterapkan dalam pengawetan makanan. Pada penelitian ini, pisang mas sebagai sampel diawetkan dengan memanfaatkan gas ozon dengan variasi durasi kontak dan frekuensi penyemprotan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyemprotan ozon dalam menjaga kualitas pisang mas. Sampel diozonasi dengan dosis 3 ppm, variasi durasi kontak 3 menit, 5 menit, dan 10 menit dan frekuensi penyemprotan 1 kali, 2 kali, dan 3 kali. Parameter kualitas yang dievaluasi berupa nilai Total Bakteri Mesofil Aerobik, kandungan kalium, perubahan massa, total padatan terlarut, dan organoleptik. Sampel disimpan selama 7 hari untuk melihat perkembangan karakteristiknya. Gas ozon dengan durasi 10 menit dan frekuensi 1 kali menghasilkan nilai yang lebih rendah (3,45x103 CFU/g) dibandingkan sampel kontrol (6,20x104 CFU/g) dan menekan penurunan kekurangan massa dan total padatan terlarut sebesar 5,33% dan 16,67 % dalam penyimpanan 168 jam. Selain itu, gas ozon mampu menaikkan jumlah kandungan kalium sebesar 23% dan menghasilkan nilai organoleptik yang lebih baik dibandingkan sampel kontrol ......Lady finger banana is a popular fruit which is source of vitamins and minerals for the human body. Lady finger bananas are classified as a commodity that is easily damaged by rotting bacteria. Ozone can function as a disinfectant that is not harmful and has been applied in food preservation. In this study lady finger bananas as a sample were preserved to extend its shelf life using ozone with variations in contact duration and frequency of spraying. This study aims to determine the effect of ozone spraying on maintaining the quality of lady finger bananas. Sample was ozonated at dose of 3 ppm, contact duration of 3 minutes, 5 minutes and 10 minutes and frequency of 1 time, 2 times, and 3 times. The quality parameters evaluated by its total mesophyll aerobic bacteria, potassium content, fresh matter loss, total soluble solid, and organoleptic. Sample was stored for 7 days to see the development of its characteristics. Ozone gas with duration of 10 minutes and frequency of 1 time resulted lower values (3,45x103 CFU/g) than the control (6,20x104 CFU/g), suppress the decrease in fresh matter loss and total soluble solid up to 5.33% and 16.67% in 168 hours storage. In addition, ozone gas increased the amount of potassium content up to 23 % and resulted a higher organoleptic test value than the control
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library