Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gazali
Yogyakarta: Fakultas Eekonomi Universitas Gajah Mada, 1963
658.5 GAZ t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gazali
Djakarta : Tintamas, 1958
899.2 GAZ l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianto Gazali
"Pembiayaan bidang kesehatan di Indonesia belum menjadi prioritas pembangunan, bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya, alokasi pembiayaan kesehatan termasuk kecil (sekitar $ 2,5 % GDP). Demikian pula halnya dengan Kabupaten Bungo, alokasi anggaran pembangunan (tidak termasuk belanja rutin) APBD Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo Tahun 2001, masih terbilang kecil, yakni Rp. 2,7 M atau 6,4 % dari total anggaran pembangunan APBD Kabupaten.
Keadaan yang dihadapi saat ini, sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, mempunyai implikasi munculnya para pemain baru (stakeholder) dalam penentuan alokasi dana pembangunan. Anggaran kesehatan daerah sekarang tergantung pada skala prioritas pembangunan daerah yang ditetapkan oleh daerah sendiri yakni Pemerintah Kabupaten dan DPRD. Oleh karena itu sangat diperlukan kemampuan ketenagaan Dinas Kesehatan untuk melakukan advokasi kepada Pemda dan DPRD, serta kemampuan menetapkan skala prioritas program kesehatan.
Dalam kaitan dengan rendahnya alokasi dana Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo, perlu diketahui bagaimana kesiapan ketenagaan Dinas Kesehatan dalam pembiayaan kesehatan di Kabupaten Bungo Tahun 2002.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang kesiapan input ketenagaan Dinas Kesehatan, proses kegiatan advokasi, penyusunan rencana program dan anggaran serta pengaruh lingkungan eksternal Bappeda dan anggaran legislatife (DPRD) dalam pembiayaan kesehatan di Kabupaten Bungo Tahun 2002.
Penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui : (1) Wawancara mendalam sebanyak 7 orang informan dari DPRD, Bappeda, Dinas Kesehatan dan RSUD, (2) Diskusi kelompok terarah, sebanyak dua kelompok yakni kelompok Kepala Puskesmas dan kelompok Kepala Seksi/Sub Bagian Dinas Kesehatan/RSUD, (3) Penelusuran data yang terdokumen.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tenaga Dinas Kesehatan Kabupaten Bungo siap menghadapi otonomi daerah, walaupun dengan kondisi kualitas tenaga yang ada saat ini masih kurang : Proses penyusunan APBD menunjukkan indikasi berdasarkan bottom up, tetapi kegiatan APBN masih bersifat 'top down. Upaya advokasi yang dilakukan Dinas Kesehatan sudah cukup berhasil yang ditandai dengan adanya peningkatan APBD Dinas Kesehatan dari Rp. 10,7 M (Tahun 2001), menjadi Rp. 13,0 M atau naik 17,36 %.
Untuk mengoptimalkan implementasi desentralisasi sistem pelayanan kesehatan dan paradigma sehat, disarankan agar Kepala Dinas mengusulkan kepada Bupati Kabupaten Bungo daftar PNS yang memenuhi syarat untuk dapat mengisi jabatan dua Kepala Sub Dinas dan empat Kepala Seksi yang masih kosong. Serta mengefektifkan Tim Perencanaan Kesehatan sebagai alternatif tidak adanya unit struktural/Sub Dinas Perencanaan dan Penyusunan Program.
Daftar bacaan : 38 (1990 - 2001)

The financing of health sector in Indonesia has not yet been the priority in National Development Program. Compared with neighbor nations, the fund allocated for the health program is considered to below (about 2,5 % of GDP). This also happens in Bingo Regency, where the fund allocated for the regional development (excluding the routine expenses) of the Health Bureau from the Regional Allocation Income and Budget (APBD) year 2001 is considered low, i.e. Rp. 2,7 billion or 6,4 % out of the of the total Regional Allocation. Income and Budget.
The current situation, in Iine with the implementation of Regional Autonomy Policy, has an implication that there will be new players (stakeholders) in determining the development fund allocation. The Regional Health Allocation will now depend on the priority scale in the regional development measured by each region, in this case, the Regional Government (Pemda) and the Regional House of Representatives (DPRD). Therefore, the ability of the Health Bureau Manpower will be deeply required to show the ad vocation which will in turn up grade the priority scale of the health program.
In relation with-the low allocation in the Regional Health Bureau in Bungo, it is certainly needed to learn about the readiness of the Health Bureau Manpower in this financing matter in year 2002.
The objective of the study is to acquire important and necessary information regarding the readiness of the manpower in the Health Bureau, the ad vocation, the planning and budgeting of the program, and the Health Bureau, the ad vocation, the Development Agency (Bappeda), and the Legislative Allocation (Regional House of Representatives) in the financing of the Health Program in Bungo Regency in year 2002.
This study is qualitative. The data are obtained from, I) Intensive interview towards 7 (seven) informants from the Regional House of Representatives (DPRD), Regional Development Agency (Bappeda), Health Bureau, and Regional General Hospital (RSUD), 2) Guided Group Discussion, among (a) The Heads of Public Health Centers, (b) The Division Heads of Health Bureau/Regional General Hospital (RSUD), 3) Other documented data.
The result the study reveals that in spite of the inadequate quality of the available manpower at present time; the manpower of the Health Bureau of Bungo Regency is ready for the implementation of Regional Autonomy Policy. Bottom up process is taking place in the designing process of Regional Allocation of Income and Budget (APBD), however, the implementation of it is still top down. The ad vocation performed by the Health Bureau is quite well done. It can be seen from the allocation raise by 17,36 % from Rp. 10,7 billion in year 2001 to Rp. 13,0 billion in year 2002,
To optimize the implementation of decentralization system of the health service and healthy paradigm, it is suggested that the Heat of the Bureau propose to the regent to provide a list of qualified civil servants, from which to be selected two candidates to fill the available two positions of the Heat of Sub-Bureaus and four positions of the Heads of Divisions. It is also suggested that the Health Planning Team to be effectuated as an alternative for the absence of the structural Sub-Bureau of Health Program Planning and Designing.
Bibliography : 38 (x990 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaldeini Gazali
"Pergeseran kelas kata dapat terjadi dalam proses terjemahan karena bahasa berbeda-beda dan tidak sama dalam mengkatagorikan kata. Untuk mendapatkan terjemahan yang tepat dan wajar, ide yang diungkapkan oleh kelas kata tertentu dalam bahasa Inggris seringkali diterjemahkan menjadi kelas kata lainnya dalam bahasa Indonesia.Tulisan ini meneliti apakah pergeseran kelas kata yang terdapat dalam data telah dilakukan dengan tepat dan wajar dan apakah terjadi pergeseran makna dalam tarjemajahannya.
Dari data yang diteliti terdapat sembilan jenis pergeseran kelas kata bahasa Inggris dalam terjemahan bahasa Indonesia. Pergeseran yang paling tepat adalah pergeseran pronomina bahasa Inggris menjadi nomina dalam bahasa Indonesia. Sedangkan pergeseran yang paling sering ditermukan adalah pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi verba dalam bahasa Indonesia dan pergeseran adverbia bahasa Inggris menjadi ajektiva dalam bahasa Indonesia. Kelas kata bahasa Inggris yang tidak mempunyai padanan kelas kata yang sama dapat diterjernahkan menjadi bentuk frase. Hal ini dapat dilakukan karena bahasa yang berlainan mempunyai cara yang berbeda untuk mengungkapkan makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S13958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safarudin Gazali
"ABSTRAK
Kebutuhan akan air bersih atau air minum semakin hari semakin tinggi sejalan dengan perkembangan penduduk dan kota. Tetapi kebutuhan ini tidak seimbang dengan penyediaan air tersebut, karena pengadaan kebutuihan air bersih membutuhkan waktu yang lama dan investasi yang besar akibat tingkat pencemaran sudah tinggi. Keadaan ini menyebabkan penyediaan air bersih sudah sulit.
Untuk menjawab kondisi tersebut, maka perlu menemukan suatu metoda yang sederhana dan memanfaalkan air yang tidak layak untuk air bersih atau air minum yaitu air tanah yang mengandung garam akibat resapan air iaut. Nletoda atau sistem yang dipilih adalah sistem reverse osmosis. Sistem reverse osmosis dipilih karena instalasi oukup sederhana, investasi yang tidak terlalu mahal, dan dan mudah dirancang dan dirakit.
Keunggulan lain dari sistem reverse osmosis yaitu dapat menurunkan kadar garam sehingga air menjadi tawar, juga membuat air menjadi soft. Diharapkan juga membran yang terdapat pada sistem reverse osmosis dapat menahan mikroorganisme yang membahayakan manusia.
Alat pengolah yang menggunakan sistem reverse osmosis ini terdiri dari membran, pompa tekanan tinggi, dan peralatan pendukung Iainnya. Membran RO memiliki syarat tertentu untuk digunakan, maka air baku harus mengalami pengoiahan awal terlebih dahulu sebelum diianiutkan ke sistem reverse osmosis.
Alat pengolah ini dapat dijadikan saiah satu altematif pemecahan masalah Iingkungan terutama masaiah pengadaan air bersih atau air minum.

"
1996
S36685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Fiandri Gazali
"Semakin meningkatnya kebutuhan akan sumber energi dan dengan semakin menipis pulanya sumber energi maka dibutuhkan sebuah alternatif energi yang baru. Diharapkan dengan penelitian Thermoelement ini dapat membantu menyelesaikan permasalahan akan energi tersebut. TEG adalah sebuah modul yang dapat merubah energi panas menjadi energi listrik dengan memanfaatkan perbedaan kecepatan kecepatan aliran elektron dari dua material semikonduktor untuk menghasilkan beda potensial. Prinsip ini dikenal dengan nama efek Seebeck prinsip kerjanya sendiri merupakan kebalikan dari efek Peltier pada Thermoelectric Cooling element (TEC). Dan fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar daya yang dapat dihasilkan TEG dengan memanfaatkan panas gas buang kendaraan bermotor. Penelitian kali ini memanfaatkan motor bakar 100cc 4 langkah, menggunakan 8 modul TEG, dan motor tersebut disimulasikan bergerak dengan kecepatan rata-rata 20 km/jam dengan 3 jenis variasi putaran motor (idle, menengah, tinggi) dan 3 jenis variasi rangkaian (serial, parallel, dan kombinasi). Dan hasilnya didapat daya 3,15 Watt pada rangkaian serial dengan ?T 65.56 _C.

The increasing of demand for energy sources and the decreasing of fossil energy sources then needed new alternative energy sources. And from this research, the use of Thermoelectric Generator (TEG) is one solution for this issue. TEG is a module that can convert heat energy into electrical energy by utilizing the velocity difference between each electron of the two types of semiconductor which conduct different potential. This principle is known as Seebeck effect that reversing way of Peltier effect on Thermoelectric Cooling (TEC). And the focus of this research is to know the power generated efficiency of TEG by using exhaust waste gas of motorcycle as a source of heat. This research is applied to 100 cc 4 steps motorcycle, using the 8 TEG modules, and the motorcycle will be simulated run steadily up to speed 20 km/ hour with 3 kinds of variations RPM. This research gives maximum power output 3.15 W at ?T of 65.56 _C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50750
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zalyati Gazali
"Seperti diketahui Iran bagi Amerika memiliki arti sangat penting baik dari segi geopolitis militer ekonomi dan minyak Hubungan erat telah terjalin sejak Perang Dunia II dengan ikut sertanya Iran dalam persekutuan militer CENTO sampai berkembang merijadi hubungan khusus (Special Relationship) sejak akhir 1960an Dan Amerika juga rnempunyai komitmen terhadap Shah dalam menghadapi baik musuh eksternal maupun musuh-musuh internal Amerika merancang kudeta pada tahun 1953 untuk mengembalikan Shah ke tahtanya.
Revolusi Islam Iran tahun 1978-1979 berhasil mengakhiri kekuasaan Shah Negara yang sebelumnya sangat pro menjadi berbalik memusuhi Amerika 3atuhnya Shah melumpuhkan strategi Teluk Persia Amerika dan memberikan dampak geopolitis sangat serius bagi kedudukan Amerika di dunia internasional karena berpengaruh nyata terhadap perimbangan kekuatan di Timur Tengah dan perimbangan strategis Timur Barat. Akibatnya Presiden Carter dikecam baik di dalam maupun luar negeri karena dianggap tidak memberikan dukungan secara nyata untuk menyelamatkan Sha sehingga komitmen Amerika terhadap sekutunya dipertanyakan.
Skripsi mi oerusana memoahas kebijakan Carter di Iran terutama antara tahun 1978-1979 Walaupun hak asasm mewarnam kebijakan politik luar negeri Amerika masa tersebut tapi dalam praktek kebi:iakan Carter di Iran tetap konsisten dengan para pendahulunya karena arti penting Iran mengatasm berbagai pertimbangan moral Walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam birokrasi tapi didalam kenyataan kebijakan Amerika masa Carter tetap menekankan pada perlmndungan kepentingan strategis Amerika Carter tetap melanjutkan supplam senjata dan menyuarakan dukungan-dukungannya Tidak pernah ada usaha sistimatis mendorong Shah untuk melakukan proses demokratiSaSi dan tidak pernah ada ancaman penarikan dukungan Juga terjadi pelunakan krmtik terhadap berbagai kebijakan represif Shah.
Ternyata bentuk kebijakan Amerika selarna tiga dekade yang bertujuan melindungi kepentingan vitalnya di Iran mempengaruhi persepsi perumus kebijakan dalam memandang permasalahan di Iran dan cara kerja dinas intellijen Amerika sehingga antisipasi keadaan tak mampu dilakukan Ketika menyadari kegawatan keadaan di Iran pada masa revolusi tahun 1978-1979 kekuatan oposisi sudah sedemikian besar sehingga kemungkinan untuk menyelamatkan Shah sudah tidak ada lagi karena sedikitnya alternatif-alternatif yang ada yarg semi.anya meierlukan biaya dan resiko yang tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1986
S7764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartanto Reza Gazali
"ABSTRAK
Kecamatan Bayah merupakan wilayah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) dan sering mengalami kejadian luar biasa. Upaya paling efektif untuk menanggulangi DBD adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) maka masyarakat perlu dibekali pengetahuan PSN melalui penyuluhan. Agar berhasil dengan baik penyuluhan diberikan sesuai tingkat pengetahuan dan karakteristik demografi masyarakat karena itu perlu dilakukan survei untuk mengetahui tingkat pengetahuan PSN dan karakteristik demografi mereka. Penelitian dilakukan pada murid Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Bayah dengan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan PSN pada 107 murid yang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan murid MTs yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah 25 orang (23%), cukup 54 orang (51%) dan kurang 28 orang (26%). Responden paling banyak berusia lebih dari 13 tahun yaitu 64%, kelas VII 51% dan 57% perempuan, mendapat informasi mengenai PSN dari 2 sumber 35% dan sumber informasi paling berkesan adalah media elektronik (60%). Uji chi square menunjukkan perbedaan bermakna antara pengetahuan PSN dengan jenis kelamin tetapi tidak berbeda bermakna dengan usia, sumber informasi dan tingkat pengetahuan. Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai PSN murid MTs tergolong rendah dan berhubungan dengan jenis kelamin tetapi tidak berhubungan dengan usia, sumber informasi dan tingkat pengetahuan.

ABSTRACT
Bayah village is an endemic area of Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) where outbreak has been reported. Most effective effort to reduce DHF is mosquito breeding control (MBC) so it is necessary to give education to the community through health promotion. To get a good result, health promotion is given based on their knowledge level and its related factors thus a survey is needed to know their knowledge about MBC and demographic characteristics. This cross-sectional study was conducted in Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Bayah. The data was collected on August 12th-14th 2009 using questionnaire to 107 students randomly. The results showed students who have good knowledge were 25 people (23%), fair were 54 people (51%) and bad were 38 people (26%). Most respondents over the age of 13 years were 64%, seventh graders 51% and 57% girls, they get information about MBC from 2 sources 35% and the most impressive source is electronic media (60%). Chi-square test showed significant differences between MBC knowledge with sex but not significant with age, source of information and educational level. In conclusion, MTs students? knowledge level about PSN is bad and associated with sex but not associated with age, source of information and educational level. "
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Pangestu Gazali
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan dari biaya pengeluaran Corporate Social Responsbility dilihat dari variabel ukuran dewan komisaris, kepemilikan saham institusi, dan karakteristik perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode pengamatan (2013). Variabel karakteristik perusahaan terdiri dari ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Tipe model regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Total akhir sampel penelitian adalah 99 perusahaan selama periode 1 tahun.
Hasil penelitian uji statistik menunjukkan seluruh variabel independen mempengaruhi biaya pengeluaran CSR. Pada uji t, variabel independen kepemilikan saham institusi memiliki pengaruh negatif signifikan, dan profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap biaya pengeluaran CSR. Sedangkan ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan,dan leverage tidak berpengaruh terhadap biaya pengeluaran CSR.

This reserach define to analyze the determinants of Corporate Social Responsibility expenditure view of variables board of commisioner, Instutional Ownership, and firm characteristics, all of above mentioned listed on the Indonesia Stock Exchange during the observation period (2013). variable of firm characteristics consists of firm size, leverage and profitability.
Data collection method used in this research is purposive sampling method. Type regression model used is multiple regression analysis. The final total sample is 99 companies over a period of 1 year. Results of the study showed statistical test all independent variables affecting CSR expenditure.
The result of t test showed independent variable institutional ownership had a significant negative and profitability had a significant positive effect on CSR expenditure. Whereas board size, firm size, and leverage do not affect the cost of CSR expenditure.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Dwiyani Gazali
"ABSTRAK
Notaris mempunyai tugas utama yaitu melayani pembuatan akta bagi masyarakat.
Akta merupakan produk utama dalam pelayanan yang diberikan oleh notaris.
Notaris mempunyai kewajiban untuk menyimpan akta dalam bentuk minuta
selama menjalankan jabatannya. Semakin banyak akta yang disimpan oleh notaris
akan semakin besar risiko yang harus ditanggungnya. Saat ini, tidak terdapat
standar mengenai cara penyimpanan akta notaris, juga tidak terdapat asuransi
yang dapat melindungi akta secara khusus di Indonesia. Penelitian akan dilakukan
dengan metode hukum normatif menggunakan data sekunder. Notaris harus
bertanggungjawab atas risiko yang terjadi pada akta notaris, karena hal tersebut
adalah kewajibannya sebagai notaris. Namun apabila risiko terjadi karena sesuatu
hal yang berada di luar kekuasaannya (keadaan memaksa), maka notaris tidak
perlu bertanggung jawab akan risiko tersebut. Dengan demikian notaris harus
melakukan tindakan preventif untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi

ABSTRACT
Notary have main task to oblige deeds needs for the community. Deed is the main
product from the service that notary did. Notary has an obligation to keep the deed
in authentic form throughout their carrier as notary. The more deeds that they
kept, the bigger risk they have to bear. Currently, there are no standards about
how to keep the deed and also no insurance that can cover the deed specifically in
Indonesia. Research will be conduct with normative legal method by using
secondary data. Notary must be responsible for the risk which happened to the
deed because it was their responsibility. But if the risk happened because of
unpredictable situations (force majeure), the notary was not responsible for that
risk. Therefore, the notary must do preventive action to avoid the risk that might
have happened"
2016
T46398
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>