Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabriel Fajar Sasmita Aji
Abstrak :
Tesis ini menyajikan fenomena munculnya sekelompok masyarakat imigran yang muncul sebagai "masyarakat baru" dalam kategori masyarakat pascakolonial. Pada umumnya masyarakat pascakolonial merupakan representasi dari Dunia Ketiga, namun VS. Naipaul lewat karya-karyanya mengungkapkan bahwa telah muncul pula kelompok masyarakat pascakolonial yang masuk dalam kategori Dunia Kelima. Pemisahan kategori ini terjadi karena identitas yang mereka sandang memang berbeda, bahkan dalam representasinya masyarakat imigran menunjukkan upaya resistensi justru terhadap identitas kultural nenek moyang, yang merupakan masyarakat dari kategori Dunia Ketiga. Di samping upaya resistensi, masyarakat baru ini pun merepresentasikan diri pula lewat upaya rekonstruksi demi berdiri sejajar dengan mereka yang ada dalam kelompok bangsa kolonial. Lewat dua karya VS Naipaul, An Area Of Darkness dan A Way In The World, tesis ini mengkaji upaya-upaya resistensi dan rekonstruksi yang telah dijalani masyarakat imigran tersebut untuk muncul sebagai "masyarakat baru". Bahwa figur sang pengarang sendiri, VS Naipaul, sebagai seorang imigran keturunan India menjadikan kajian persoalan masyarakat imigran dilihat dalam perspektif "suara imigran" daripada perspektif mengenai imigran. Novel pertama, An Area Of Darkness, merupakan kampus guna mengkaji secara mendalam upaya masyarakat keturunan imigran dalam berproses menuju suatu hibriditas bagi identitasnya. Di sini sang pengarang mencoba mengetengahkan suatu realitas yang terjadi pada masyarakat imigran yang telah tercerabut dari tanah leluhurnya, teristimewa secara kultural. Ketercerabutan ini telah menciptakan kondisi teralienasi baik dengan budaya nenek moyang maupun dengan orang-orang yang masih memiliki budaya tersebut sebagai identitas kulturalnya. Kondisi teralienasi ini hanya salah satu aspek saja yang mengantar mereka pada sikap penolakan atau resistensi terhadap budaya nenek moyangnya. Aspek yang lain ialah stereotip masyarakat Timur (East) yang merupakan representasi akan keterbelakangan dan "masa lampau". Aspek kedua ini sangat penting bagi masyarakat imigran untuk melakukan upaya resistensi pula terhadap dominasi kolonial, sehingga mereka tidak lagi berada dalam bayang-bayang masyarakat yang dikuasai oleh kolonial. Dalam novel kedua, A Way In The World, VS Naipaul kembali menegaskan pentingnya upaya rekonstruksi sebagai proses untuk bangkit dan melepaskan diri dari inferioritas karena dominasi kolonial. Rekonstruksi ini dapat diamati lewat beberapa proses, misalnya proses memutus hubungan dengan "nenek moyang", proses membuat sejarah sendiri bersama-sama dengan kelompok imigran dari etnik lain, dan juga proses memperluas wawasan dengan dunia luar dalam kerangka melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik demi masa depan bangsa. Upaya rekonstruksi ini memang melampaui proses yang panjang dan waktu yang juga lama karena tujuan utamanya ialah melahirkan bagi mereka suatu identitas yang pasti. Bahwa identitas yang mereka bentuk merupakan proses dialog baik dengan identitas kultural nenek moyang maupun kolonial membuktikan upaya mereka untuk memiliki posisi mereka sendiri, khususnya dalam merepresentasikan diri di tengah-tengah bangsa yang lain. Muncul pula berbagai kecurigaan tentang fenomena ini, karena seolah-olah masyarakat ini merupakan bentukan masyarakat kolonial yang bermaksud melestarikan hegemoninya setelah dekade dekolonialisme. Namun demikian, identitas yang dilahirkan oleh masyarakat imigran ini, yakni suatu hibriditas, dapat menunjukkan salah satu kelebihannya dalam menghadapi budaya kolonial. Budaya kolonial bukanlah "hantu" yang harus ditakuti, karena sikap yang demikian justru bakal melanggengkan hegemoninya. Budaya kolonial bukanlah musuh, melainkan sesama untuk bersama-sama melakukan dialog bagi kemajuan masa depan. Hibriditas identitas merupakan upaya untuk menihilkan superioritas kolonialisme. Maka, demikianlah mereka lahir sebagai fenomena baru dalam kajian masyarakat pascakolonial.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T11240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriel Fajar Sasmita Aji
Abstrak :
[ABSTRAK
“Dunia Baru” mendekonststruksi paradigma dari para penjelajah Eropa yang datang ke Karibia, dan ini merupakan ideologi dari para poskolonialis Karibia. Omeros, sebuah epik karya Derek Walcott, dan The Enigma of Arrival, sebuah novel otobiografi karya VS Naipaul, mengangkatnya sebagai upaya membangun identitas dan kontestasi melawan hegemoni kolonial. Masing-masing menerapkan strategi dalam mengadaptasi pandangan-pandangan Eropa sebagai salah satu elemen fiksinya. Namun demikian, keduanya ternyata mengusung berbagai makna ambivalen demi makna-makna yang hendak dikemukakan dalam kaitannya dengan poskolonialitas Karibia. Bagaimana masing-masing mengetengahkan makna-makna dekonstruktif tersebut merupakan fokus dari disertasi ini. Juga, dipaparkan di sini analisis terhadap masing-masing perspektif dalam mengangkat ideologi tersebut.

Pendekatan yang digunakan ialah poskolonial, dan sebagai kajian sastra metodologi yang diterapkan ialah analisis tekstual. Pemahaman dan interpretasi secara kualitatif terhadap teks-teks merupakan hal yang utama dalam mengerjakan kajian di sini. Karena pada dasarnya sastra Karibia ada dalam ranah atau konteks poskolonial, beberapa teks penting lainnya dibahas demi keperluan pembahasan permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam korpus penelitian, Omeros dan The Enigma of Arrival. Dalam hal ini sumbangan pikiran dari Stuart Hall tentang identitas kultural menjadi landasan penting bagi pembahasan berbagai fenomena yang terjadi di Karibia, di samping juga teoriteori mendasar mengenai poskolonialisme itu sendiri. Akhirnya, beberapa temuan sebagai hasil kajian penelitian disertasi ini. Pertama, strategi adaptasi terhadap pandangan Eropa oleh Omeros diterjemahkan ke dalam ide tentang Eden Baru, dan The Enigma of Arrival mengungkapkannya dalam Kebun Jack. Keduanya menjadi representasi cara baru dalam membangun identitas, yang menekankan masa depan karena masa lalu hanya menjadi mitos yang mengganggu dan sekadar memenuhi memori. Kedua, ada beberapa aspek yang dimiliki Eden Baru dan Kebun Jack, yakni perubahan, perbedaan, dan masa depan. Ketiga, bagi Omeros cara menghadapi masa depan ialah berani dan bijak mengadaptasi pandangan Eropa untuk disesuaikan dengan kondisi lokal. Bagi The Enigma of Arrival cara menghadapi masa depan ialah berdiri sejajar dengan dunia Eropa sehingga inferioritas warisan masa lalu tidak menghambat kemajuan.;
ABSTRACT
“New World” is to deconstruct the paradigm owned by the European explorers of Caribbean. It is the ideology of Caribbean postcolonialists. Omeros, by Derek Walcott, and The Enigma of Arrival, by VS Naipaul, mounted it as an establishment of identity and contestation against the colonial hegemony. Each underwent a strategy, especially in adapting European views as one of its fictious elements. However, they provided ambivalent meanings in order to bring their own messages due to Caribbean post coloniality. How each of them deconstructed those views is the focus of this dissertation. It also analysed the perspective of each in uplifting the ideology.

The approach applied was postcolonial and as a literary study the methodology of this dissertation was textual analysis. Qualitatively understanding and interpreting the texts were the main conduct to undergo the study. Since the Caribbean literature belongs to the realm of postcolonial context, several important texts were worth discussing in order to analyze the problems found in the main corpus of study, Omeros and The Enigma of Arrival. Stuart Hall’s notions on cultural identity was an important basis in providing any concepts dealing the Caribbean phenomena, besides also several significant theories about postcolonialism. Finally, there are some findings in the dissertation. First, the strategy of adapting European views in Omeros provided a notion of New Eden and in The Enigma of Arrival a notion of “Jack’s Garden.” Both represented a new way of establishing identity, in which the emphasis was mainly on the future life because the past stood as the myth which burdened with only memories. Secondly, some aspects of both New Eden and Jack’s Garden were change, difference, and future. Thirdly, for Omeros the way of facing the future was by adapting it into the local conducts, and not by imitating European views. Meanwhile, for The Enigma of Arrival the way of facing the future was to stand as high as Europe in order to abolish inferiority given by the past., “New World” is to deconstruct the paradigm owned by the European explorers of Caribbean. It is the ideology of Caribbean postcolonialists. Omeros, by Derek Walcott, and The Enigma of Arrival, by VS Naipaul, mounted it as an establishment of identity and contestation against the colonial hegemony. Each underwent a strategy, especially in adapting European views as one of its fictious elements. However, they provided ambivalent meanings in order to bring their own messages due to Caribbean post coloniality. How each of them deconstructed those views is the focus of this dissertation. It also analysed the perspective of each in uplifting the ideology. The approach applied was postcolonial and as a literary study the methodology of this dissertation was textual analysis. Qualitatively understanding and interpreting the texts were the main conduct to undergo the study. Since the Caribbean literature belongs to the realm of postcolonial context, several important texts were worth discussing in order to analyze the problems found in the main corpus of study, Omeros and The Enigma of Arrival. Stuart Hall’s notions on cultural identity was an important basis in providing any concepts dealing the Caribbean phenomena, besides also several significant theories about postcolonialism. Finally, there are some findings in the dissertation. First, the strategy of adapting European views in Omeros provided a notion of New Eden and in The Enigma of Arrival a notion of “Jack’s Garden.” Both represented a new way of establishing identity, in which the emphasis was mainly on the future life because the past stood as the myth which burdened with only memories. Secondly, some aspects of both New Eden and Jack’s Garden were change, difference, and future. Thirdly, for Omeros the way of facing the future was by adapting it into the local conducts, and not by imitating European views. Meanwhile, for The Enigma of Arrival the way of facing the future was to stand as high as Europe in order to abolish inferiority given by the past.]
2014
D1934
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library