Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Frans Asisi Datang
"Penelitian ini merupakan sebuah kajian bandingan tipologis atas bahasa-bahasa Flores. Penelitian ini bertujuan mengelompokkan bahasa-bahasa Flores berdasarkan pola urutan katabahasa-bahasa tersebut. Penelitian difokuskan pada 14 bahasa yang digunakan di lima kabupaten di pulau Flores dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Data untuk penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan daftar tanyaan yang terdiri atas 161 frase dan 103 kalimat. Data dianalisis dengan menggunakan parameter-parameter Greenberg (1966), sambil menerapkan hasil penelitian Sudaryanto (1933) mengenai konstruksi dalam bahasa Indonesia.
Hasil yang diperoleh setelah penelitian adalah sebagai berikut. Bahasa-bahasa Flores termasuk bahasa bertipe VO-Pr-NG-NA, dan modifier mendahului V. Selain keselerasan pola urutan kata VO-Pr-NG-NA dan modifier yang mendahului V, terdapat lima konstruksi bahasa Flores yang selaras dengan pola urutan kata VO-Pr-NG-NA dan modifier yang mendahului V tersebut, yaitu konstruksi nominal substantif, nominal lokatif, nominal lokatif-partitif, dan pradikatif berpendesak desideratif Di samping kelima konstruksi tersebut, pola urutan kata konstruksi predikatif berpendesak negatif, konstruksi komparatif kelebihan dan kepalingan, dan pola urutan kata konstruksi nominal temporal secara dominan selaras dengan pola urutan kata VO-Pr NG-NA di atas.
Dilihat dari pola urutan katanya, bahasa Flores terbagi atas dua kelompok besar, yaitu kelompok bahasa Flores Timur dan kelompok bahasa Flores Barat. Kelompok bahasa Flores Barat terbagi atas dua subkelompok, yaitu subkelompok bahasa Flores Barat (mencakup bahasa Komodo, Manggarai, dan Rembong) dan subkelompok bahasa Flores Tengah (yang mencakup bahasaNgada, Lio, Fade, Palue, Sikh., dan Muhang . Dan kelompok bahasa Flores Timur terdiri atas bahasa Lamaholot, Atadei, Horinara, Ili ape, dan Kedang.
Ciri pola urutan kata subkelompok Flores Barat secara dominan mewarnai pola urutan kata subkelompok bahasa Flores Tengah dan kelompok bahasa Flores Timur. Namur, selain ciri subkelompok Flores Barat, dalam kelompok bahasa Flores Timur terdapat cukup banyak pola urutan kata `dari Timur' (istilah Keraf, 1978: 223). Tipe urutan kata Timuritu cukup banyak ditemukan di dalam subkelompok Flores Tengah, dan sangat sedikit pada subkelompok bahasa Flores Barat: Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pola urutan asli bahasa Flores adalah pola urutan subkelompok Flores Barat.

Word Order Typology of Languages in FloresThis research is a study of word order typology of languages in Flores. The airw .of this research is to establish grouping of languages in Flores according to word order typology of these languages. The object of this research are 14 languages which are spoken in five regencies in the island of Flores and in some small island surrounding it. The data for this research is collected by a questionarry consisting of 161 phrases and 103 sentences. The data is analyzed using Greenberg's parameters (1966) and Sudaryanto's proposals (1993) on constructions of Indonesian.
The result of this research are as follows. All languages in Flores belong to VO-Pr-NGNA type and the modifier is placed before V. There is a harmony among parts of this type. Besides the harmony between VO-Pr-NG-NA order and the modifier before V VO-Pr-NG-NA order also has harmony with nominal substantive construction nominal locative construction nominal locative-partite construction and predicative construction. There are two other constructions where VO-Pr-NG-NA word order type is dominantly in harmony with i.c. comparative constructions and nominal temporal construction. Viewed from the word order type languages in Flores are divided into two groups namely West Flores group and East Flores group. The west Flores group is again divided into two subgroups, i.e. West Flores subgroup (comprising Komodo, Manggarai, and Rembong languages) and Central Flores subgroup (comprising Ngada, Lio, Endo, Palue, Sikka, and Muhang languages). The East Flores group includes Lamaholot, Atadei, Horinara, Iliape, and Kedang languages.
The West Flores word order type dominates both Central Flores subgroup and East Flores group's word order type. In East Flores group there are also some word order types originated from Farther East, outside of Flores (Keraf 1978: 223). These word order type from the East are also found in West Flores subgroup languages. It could be concluded that the original word order in the languages in Flores is that of the West Flores.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
"Preposisi bahasa Indonesia selalu terdapat dalam konstruksi preposisional. Perilakunya dapat ditinjau secara morfologis, sintaktis dan semantis. Secara morfologis, ada sejumlah preposisi dasar, juga ada preposisi turunan pindahan kelas dan preposisi turunan gabungan, serta preposisi berkorelasi. Secara sintaktis, preposisi bahasa Indonesia berfungsi sebagai penanda Obyek tak Langsung, Pelengkap dan Keterangan, serta sebagai Pengungkap Predikat. Sedangkan secara semantis, preposisi berfungsi sebagai penanda peran tertentu dan sebagai Pengungkap Predikator. Berdasarkan perilaku semantis-sintaktis preposisi seperti itu, maka konstruksi preposisional bahasa Indonesia dibagi atas konstruksi preposisional praP+P+pascaP dan konstruksi preposisional P+pascaP. Konstruksi preposisional pertama dibagi lagi atas dua, berdasarkan sifat satuan semantis praP dan pascaP-nya, yaitu konstruksi preposisional praP+P+ pascaP Tipe A dan konstruksi preposisional praP+P+pascaP Tipe B. satuan semantis DWIPIHAK, TEMPATAN, PENERIMAAN, dan PENGGENAPAN dalam konstruksi preposisional praP+P+pascaP menentukan penggunaan preposisi tertentu dalam konstruksi preposisional praP+P+pascaP Tipe A; sedangkan dalam konstruksi preposisional praP+P+pascaP Tipe B tak ada satuan semantis seperti itu yang menentukan penggunaan preposisi, maka kedua satuan semantis (praP dan pascaP) sama-sama berpengaruh menentukan penggunaan preposisi dalam konstruksi preposisional. Oleh karena itu, yang menentukan penggunaan preposisi bahasa Indonesia sebenarnya bukan hanya tergantung pada jenis kata satuan semantis pascaP tetapi terutama terlebih dahulu ditentukan oleh sifat satuan semantis praP. Itulah perilaku unik preposisi bahasa Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
"ABSTRAK
Komik Panji Koming merupakan salah satu bentuk wacana, yang mengandung unsur verbal dan nonverbal. Unsur verbalnya, yang terdiri atas dialog antartokohnya. memiliki koherensi lokal dan global. Koherensi lokal terlihat dari adanya hubungan antar proporsi secara kondisional, yaitu berupa hubungan kausal, kontras, dll, dan secara fungsional, karena proposisi yang satu membataai fungsi proposisi yang lain.
Koherensi global nampak dalam tema yang konsisten yang disajikan dalam tiga wacana sampel penelitian ini. Ketiga wacana itu, dengan caranya sendiri, meperolok dan mengeritik keadaan sosial maayarakat di Indonesi.a yang tidak adil. tidak manusiawi, dan tidak pancasilais. Keadaan sosial yang demikianlah yang selalu menjadi sasaran kritik Dwi-Koen melalui. hampir setiap wacana komik yang dikarangnya.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
"ABSTRAK
Penelitian mengenai redupilkasi dalam bahasa-bahasa Austronesia merupakan suatu keharusan jika hendak mendeskripsikan bahasa-bahasa tersebut secara lengkap. Reduplikasi di dalam bahasa-bahasa Austronesia, merupakan suatu unsur yang hampir selalu ada. Sebenarnya gejala reduplikasi merupakan gejala umum yang ada dalam banyak bahasa di dunia.
Bahasa Manggarai sebagai bagian dari bahasa-bahasa Austronesia juga mempunyai bentuk reduplikasi. Namun, bagaimana wujudnya belum belum diketahui. Itulah yang menjadi masalah utama mengapa penelitian ini perlu dilakukan.
Tujuan pokok penulisan laporan penelitian ini adalah membahas reduplikasi dalam bahasa manggarai, dialek manggarai Barat: Kempo. Sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia, bahasa Manggarai perlu dikenal dengan baik. Dengan rampungnya penelitian ini, diharapkan diperoleh gambaran yang jelas mengenai bentuk reduplikasi dalam bahasa Manggarai dan dapat dibandingkan dengan bahasa Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deduktif. Berdasarkan pengetahuan saya mengenai teori reduplikasi dan bentuk reduplikasi dalam bahasa Indonesia, saya mencoba menguraikan bentuk reduplikasi dalam bahasa Manggarai.
Sumber data yang tersedia cukup banyak terdapat dalam teks-teks dan kamus bahasa Manggarai yang telah disusun oleh peneliti terdahulu. Disamping menggunakan teks-teks bahasa Manggarai tersebut, sebagai penutur asli bahasa tersebut data juga digali secara intuitif.
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelusuran teori tentang reduplikasi pada umumnya. Berdasarkan teori tersebut, saya mencoba mengumpulkan data-data bentuk reduplikasi dalam bahasa Manggarai dalam teks-teks berbahasa Manggarai-- yaitu "Manggarai Text" jilid XVI. Data yang telah terkumpul diklasifikasikan dengan menggunakan kriteria penggolongan tertentu. Kemudian data yang terklasifikasi, dianalisis untuk memperoleh gambaran mengenai bentuk reduplikasi dalam bahasa tersebut.
Dari hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut. Ada enam bentuk reduplikasi dalam bahasa Manggarai Kempo. Makna yang didukung masing-masing reduplikasi adalah BANYAK, SEMAKIN KE, EKSLUSIFITAS, KOLEKTIFITAS, INTENSITAS, KETIDAK-SENANGAN, DENGAN LEBIH, LEBIH DARI BIASANYA, PERBUATAN YANG DILAKUKAN DALAM WAKTU YANG RELATIF LAMA, dan KEBIASAAN MELAKUKAN PERBUATAN. Makna-makna ini berpadu dengan kelas atau kategori kata dasar setiap reduplikasi"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
"Topik penelitian ini adalah mengenai pronomina terikat dalam bahasa Manggarai. Meskipun bahasa Manggarai merupakan bahasa isolatif, ada dua jenis pronomina terikat yang menempel pada hampir semua kelas kata dalam bahasa itu. Dalam disertasi ini, kedua jenis pronomina terikat tersebut disebut Nom dan Gen. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui perilaku sintaktis Nom dan Gen dalam bahasa Manggarai, menjelaskan perbedaan perilaku sintaktis antara Nom dan Gen dalam bahasa Manggarai, dan menjelaskan pendesak yang menyebabkan menempelnya Nom dan Gen pada kata atau frasa dalam bahasa Manggarai. Data penelitian ini merupakan data rekaman percakapan sehari-hari di dalam rumah tangga dan dalam pertemuan arisan keluarga Manggarai di Depok. Selain itu, digunakan data teks yaitu Manggarai Texts yang dikumpulkan oleh Verheijen sekitar tahun 1960 1970. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori-teori sintaksis, khususnya mengenai argumen, diatesis, dan pronomina terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nom dan Gen sama-sama dapat menempel pada semua kelas kata dalam bahasa Manggarai, kecuali konjungsi. Akan tetapi, secara sintaktis Nom mengemban fungsi sintaksis sebagai subjek; sedangkan Gen, di samping menjadi pemilik dalam frasa nominal-posesif, juga menjadi bagian dari kata polimorfemis yang mengemban fungsi tertentu dalam kalimat. Pada kalimat yang berpredikat verba berargumen satu, Nom dan Gen menempel pada verba tesebut; sedangkan pada kalimat yang berpredikat verba berargumen dua dan berdiatesis aktif, Nom dan Gen menempel pada fungsi sintaksis objek kalimat. Pada kalimat berdiatesis pasif, Nom dan Gen menempel pada verba atau pada kata atau frasa berpemarkah pasif. Temuan lain adalah adanya konstruksi genitif d- yang berperilaku sintaktis mirip dengan Gen.

The topic of this research is about the bound pronouns in Bahasa Manggarai. Although Bahasa Manggarai is an isolating language, there are two types of bound pronouns which attach to almost all classes of words in the language. In this dissertation, these two types of bound pronouns are called Nom and Gen. The main objective of this study is to determine the syntactic behavior of Nom and Gen in Bahasa Manggarai, to explain the difference of syntactic behavior between Nom and Gen in Bahasa Manggarai, and to explain suppressor that causes attachment of Nom and Gen to words or phrases in Bahasa Manggarai. The data of this research is the data recording of daily conversations at home and in family gatherings in Manggarai Depok. In addition, the research also used text data found in Manggarai Texts collected by Verheijen around 1960 1970. The theories used are the theories of syntax, particularly striking argument, diathesis, and pronouns bound.
The results showed that the Nom and Gen are alike. They can attach to all classes of words in Bahasa Manggarai, except conjunctions. However, syntactically Nom carries syntactic function as a subject whereas Gen, in addition to being the owner of the nominal possessive phrase, also beccomes a part of the polymorphemic word which bears a specific function in the sentence. In sentences that the predicate verb has one argument, Nom and Gen are attached to the verb while in sentences that the predicate verb has two arguments and active diathesis, Nom and Gen are adhared to the object of the sentence. In passive sentences, Nom and Gen are attached to the verb or the word or passive marker. Another discovery was the genitive construction d which behaves syntactically is similar to Gen."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D1725
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library