Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Franciscus D. Suyatna
Abstrak :
Farmakologi yang merupakan suatu disiplin ilmu yang secara luas mempelajari sumber, aspek biokimia, biologi dan fisiologi, kinetik dan dinamik obat telah berkembang sangat cepat. Perkembangan luar biasa ini disebabkan karena farmakologi sejak 2-3 dekade terakhir telah menghilangkan sekat keilmuannya dan ikut mempelajari berbagai induk keilmuan lain; di antaranya kimia, biomedis dan klinis. Mengamati perkembangan ini, maka kita perlu berbenah diri dan bekerja keras agar dapat ikut berpartisipasi berkarya dalam dunia pengetahuan (kedokteran) yang semakin kompetitif ini. Salah satu cabang farmakologi yang perlu dikembangkan adalah Farmakologi Dasar dengan penekanan pada Farmakologi Biokimiawi dan Molekuler, karena cabang ilmu ini mempelajari banyak aspek fundamental dalam pengobatan. Farmakologi Biokimiawi dan Molekuler menggunakan metode biokimia, biofisika, biologi seluler dan molekuler dalam upaya mengungkap mekanisme kerja obat dan memahami bagaimana sel bereaksi terhadap obat. Pemahaman farmakodinamik suatu obat dan patofisiologi penyakit merupakan ikhwal yang sangat panting untuk pemberian terapi obat yang optimal dan individual.
Dengan selesainya pemetaan genom manusia pada bulan April 2003, maka era baru kedokteran telah dimulai. Teknik biologi molekuler membantu kita dalam mengidentifikasi fungsi yang belum diketahui dari gen tertentu, peran gen pada penyakit, mensintesis protein manusia (seperti sitokin) yang diperlukan dalam kultur sel untuk pengobatan, diagnostik dan pengembangan obat. Berikut ini disajikan sejumlah perkembangan baru dalam farmakologi biokimia dan biologi molekuler serta pandangan ke masa depan farmakologi dasar dalam menyambut datangnya era kedokteran molekuler. Saya mulai dengan pengembangan obat, karena segala penelitian yang dilakukan pada akhirnya bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan umat manusia, salah satunya adalah penyediaan obat yang efektif dan aman. Berikutnya saya akan membahas farmakogenetik karena pengetahuan ini merupakan landasan cara pengobatan yang lebih terarah dan efisien, terutama mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar dan variasi etnik yang tinggi. Terakhir akan dibahas perkembangan terapi gen sebagai salah satu alternatif pengobatan penyakit.
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0158
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Franciscus D. Suyatna
Abstrak :
Kurkumin, bahan aktif tanaman kurkuma diduga bermanfaat dalam pengobatan penyakit hati. Dalam penelitian terdahulu, diperlihatkan efek protektif kurkumin terhadap peroksidasi lipid dan swelling mitokondria yang diisolasi dari hati tikus karena pemberian t-butilhidroperoksida (t-BuOOH). Dalam penelitian ini, pemberian t-BuOOH 90 M menyebabkan mitokondria tidak dapat membentuk potensial transmembran (m). Kegagalan pembentukan potential transmembran diduga berhubungan dengan transisi permeabilitas dan apoptosis. Dari 3 dosis kurkumin yang dicoba (0,5 M, 2,5 M dan 5,0 M), ternyata kurkumin dosis 2,5 M dapat mencegah kegagalan pembentukan potensial transmembran akibat t-BuOOH (79,13 + 6,28%). Pemeriksaan elektroforesis protein mitokondria menunjukkan kurkumin 1000 M dapat mencegah agregasi protein yang terjadi akibat t-BuOOH. Dari penelitian ini diperlihatkan efek proteksi kurkumin terhadap kerusakan sistem pembentukan energi dan protein mitokondria yang disebabkan oleh t-BuOOH. (Med J Indones 2007; 16:139-45)
Curcumin, an active ingredient of curcuma plant has been thought to be beneficial in the treatment of liver diseases. In the previous studies, we have shown the protective effects of curcumin against lipid peroxidation and swelling of the rat liver mitochondrial preparation induced by tert-butylhydroperoxide (t-BuOOH). In the present study, the administration of t-BuOOH of 90 M caused the mitochondria failed to generate a transmembrane potential (m). Of 3 doses of curcumin administered (0.5 M, 2.5 M dan 5.0 M) the maximum protective effect against failure to generate a transmembrane potential caused by t- BuOOH was obtained by 2.5 M of curcumin (79.13 + 6.28%). Further, curcumin of 1000 M could prevent protein aggregation formation caused by t-BuOOH in the electrophoretogram. This study shows the protective effects of curcumin against damaged of energy production system and protein of the mitochondria caused by t-BuOOH. (Med J Indones 2007; 16:139-45
Medical Journal of Indonesia, 2007
MJIN-16-3-JulySept2007-139
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library