Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriyah
Abstrak :
Bank Muamalat Indonesia adalah bank syariah pertama yang beroperasi di Indonesia dan menerapkan sistem bagi hasil. Masalah utama yang dihadapi adalah rendahnya kinerja Bank Muamalat Indonesia yang ditunjukkan dengan minimnya sumber daya manusia yang benar-benar memahami tentang bank syariah. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengkaji keadaan yang terjadi yang dalam hal ini adalah proses pembelajaran di Bank Muamalat Indonesia dalam upayanya meningkatkan kepuasan nasabah. Sedangkan tujuan penelitian dimaksudkan untuk melihat sejauh mama hubungan antara rendahnya kinerja dan kualitas sumber daya manusia atau variabel lain yang mempengaruhi kinerja tersebut. Penerapan aspek pembelajaran tertinggi di Bank Muamalat Indonesia adalah pada penerapan dinamika belajar. Sedangkan penerapan terendah adalah untuk aspek aplikasi teknologi. Dengan melihat persepsi nasabah terhadap layanan yang diterima dan harapan nasabah terhadap layanan yang diberikan, diperoleh hasil bahwa kualitas layanan Bank Muamalat Indonesia masih rendah dengan kesenjangan (tingkat Iayanan) (-) 0,93 serta tingkat kepuasan nasabah 77,56 % yang berarti bahwa layanan yang diberikan masih dibawah harapan nasabah, sehingga masih perlu ditingkatkan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu upaya peningkatan kinerja melalui peningkatan disiplin pembelajaran khususnya dalam menyelesaikan permasalahan yang cukup kompleks yang terjadi di Bank Muamalat Indonesia termasuk di dalamnya melakukan perubahan-perubahan yang diharuskan. Perbaikan ini dapat dilakukan melalui dinamika belajar (baik individual learning dan team learning) yang merupakan jalan terbaik dalam meningkatkan kinerja Bank Muamalat Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyah
Abstrak :
ABSTRAK
Organisasi Sosial yang bekerjasama dengan Christian Children's Fund, pada umumnya mempekerjakan tenaga pekerja sosial yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan dan atau pengalaman di bidang kesejahteraan sosial. Untuk itu kepada mereka perlu diberikan supervisi sebagai suatu mekanisme untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam memberikan pelayanan kepada keluarga-keluarga miskin dalam rangka mengentaskan masalah kemiskinan.

Dalam penlitian ini dicoba untuk dilihat apakah supervisi yang dilakukan oleh pimpinan organisasi sosial kepada para pekerja sosial telah dilaksanakan dalam organisasi sosial tersebut dan bagaimana gaya kepemimpinan supervisi dari para pimpinan organisasi sosial. Dari gaya kepemimpinan supervisi tersebut kemudian dicoba untuk dilihat pola supervisi yang diterapkan oleh pimpinan organisasi sosial tersebut.

Untuk mengetahui hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif - analitis terhadap 4 organisasi sosial. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara yang tidak berstruktur baik terhadap pimpinan organisasi sosial maupun pekerja sosial serta pihak CCF sendiri.

Dari hasil penelitian lapangan dapatlah diketahui bahwa gaya kepemimpinan supervisi dari pimpinan organisasi sosial dipengaruhi oleh asumsi para pimpinan organisasi sosial mengenai manusia dan situasi kerja di dalam organisasi sosial itu sendiri. Sedangkan untuk tingkat kematangan pekerja sosial, dari hasil penelitian ternyata hanyalah mempengaruhi gaya kepemimpinan dari pimpinan proyek PRA.

Berdasarkan unsur-unsur di atas, maka gaya kepemimpinan supervisi yang diterapkan oleh pimpinan proyek Bina Remaja, Marga Sejahtera dan Pelita Harapan adalah participating dan supporting. Sedangkan pimpinan proyek PRA menerapkan gaya kepemimpinan supervise participating dan supporting untuk pekerja sosial yang cepat tanggap dan coaching dan selling untuk pekerja sosial yang lamban.

Dari gambaran mengenai gaya kepemimpinan supervisi dari pimpinan organisasi sosial terhadap pekerja sosial serta mekanisme komunikasi yang bersifat dua arah, maka dapat diketahui bahwa pola/model supervisi yang diterapkan oleh pimpinan organisasi sosial adalah model konfrontatif untuk proyek Bina Remaja, Marga Sejahtera dan Pelita Harapan. Sedangkan pimpinan proyek PKA menerapkan model konfrontatif dan diagnostik secara bergantian tergantung pada tingkat kematangan pekerja sosial.

Implikasi dari pola supervisi yang bersifat konfrontatif terhadap pekerja sosial , terlihat bahwa pekerja social lebih mampu untuk mengembangkan kemampuannya serta lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sedangkan untuk pola supervisi diagnostik nampaknya membuat inisiatif dari pekerja sosial menjadi kurang berkembang.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyah
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menyoroti masalah partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa. Pembangunan desa dalam penelitian ini dibatasi pada pembangunan prasarana yang bersumber dari dana swadaya murni masyarakat. Pembangunan jenis ini baik dana, perencanaan maupun pelaksanaan merupakan tanggung jawab masyarakat desa yang bersangkutan.

Masalah partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan menarik untuk diteliti. Alasannya, pertama, mayoritas penduduk tinggal di wilayah pedesaan, sehingga keberhasilan pembangunan desa penting artinya bagi pembaunan nasional. Kedua, Garis-garis Besar Haluan Negara menyadarkan tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dan pemerintah beranggapan bahwa melalului LKMD masalah partisipasi dapat diatasi, tetapi para pengamat melihat bahea di deda partisipasi tersebut tidak ada.

Berdasarkan batasan pembangunan desa di atas, maka yang dimaksud dengan partisipasi dalam penelitian ini adalah keikutsertaan masyarakat desa dalam proses pengambilan keputusan tentang proyek pembangunan di desa (musyawarah) dan keikutsertaan mereka dalam pelaksanaan keputusan tersebut (gotong-royong). Studi partisipasi dalam pengambilan keputusan ini dibatasi pada rapat pengambilan keputusan yang melibatkan rakyat secara langsung, sedangkan untuk partisipasi dalam pelaksanaan keputusan dibatasi pada partisipasi mereka dalam proyek pembangunan jalan desa.

Sifat penelitian adalah deskriptif-analitis. Dengan demikian, selain bertujuan untuk menggambarkan partisipasi masyarakat desa dalam proses pengambilan keputusan tentang proyek pembangunan dan partisipasi dalam pelaksanaan keputusan tentang proyek pembangunan. juga untuk melihat hubungan variabel. Variabel-variabel tersebut adalah status sosial ekonomi, dukungan terhadap kepemimpinan kepala desa, keterlibatan dalam organisasi, keterlibatan psikologis dengan variabel partisipasi dalam proses pengambilan keputusan tentang proyek pembangunan.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyah
Abstrak :
ABSTRAK
Lembaga Kesejahteraan Masyarakat Budi Asih merupakan salah satu Lembaga Sosial yang bekerjasama dengan Chnstian Children's lund, yang melalui program-program nya dan bantuannya dalam bidang keuangan berusaha untuk mengatasi kemiskinan di pedesaan Dalam penelitian ini dicoba untuk dilihat apakah telah terjadi perubahan pada keluarga yang menerima bantuan atau dengan lain perkataan apakah tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya telah tercapai 7 Untuk mengetahui hal tersebut di atas, maka dilaku kanlah penelitian yang bersifat evaluasi terhadap 68 orang responden Pengumpulan data dilakukan dengan mela lui wawancara berstruktur baik terhadap responden, pengurus Yayasan dan Koordinator Pekerja Sosial Dari hasil penelitian dapatlah diketahui bahwa dan berbagai tujuan yang ingin dicapai, ternyata belum seluruhnya dapat dicapai Adapun yang sudah tercapai adalah peningkatan pendapatan, perbaikan di bidang kesehatan, dan hal-hal yang berhubungan dengan motivasi dasar seperti kepercayaan terhadap hidup yang lebih baik, arti menabung dan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan. Sedangkan pemilikan lahan ternyata belum dapat dilihat perubahannya karena memerlukan waktu yang cukup lama, demikian pula dengan pemilikan rumah Secara keseluruhan hasil penelitian ini memperlihat kan bahwa dengan adanya bantuan tersebut sangat dirasakan manfaatnya, karena setiap program direncanakan berdasarkan pada apa yang diinginkan oleh si penerima bantuan dan merekapun tidak hanya ditempatkan sebagai obyek tapi terlebih-lebih sebagai subyek.
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyah
Abstrak :
Pemborosan atau ketidakefisienan dalam industri konstruksi di Indonesia merupakan masalah yang belum teratasi secara signifikan. Kendala yang sering terjadi adalah adanya in-effisiensi pada proses pelaksanaan proyek yang disebabkan oleh banyaknya aktivitas non value added atau sering disebut dengan pemborosan (waste) yang dapat merugikan perusahaan, seperti transportasi, menunggu, atau tenaga kerja yang menganggur. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemborosan (waste) pada industri konstruksi sekaligus meningkatkan value adalah dengan mengadopsi teori produksi pada industri manufaktur yaitu Lean Production kepada industri konstruksi yang selanjutnya disebut Lean Construction (Konstruksi Ramping). Dengan metode VSM (Value Stream Map) memungkinkan waste teridentifikasi, sehingga dapat menghasilkan solusi yang tepat. ......Inefficiency is the main thread in construction industry, specifically in Indonesia. It becomes a major issue that -until now-, remains unsolved. The problem occurs frequently is an inefficiency in the project implementation phase. This problem is generated by so many non-value-added activites usually named waste that definitely can reduce the profit. For examaple of waste is : transportation from one place to another place, waiting on the line, or even an idle labor. There are some efforts have done to reduce waste, at the same time to increase the value-added in construction industry. One of them is to adopt production theory, the famous one is to apply Lean Production. Later, it is called Lean Construction. To identify waste, there are several tools can be used, one of them is Value Stream Map. With Value Stream Map (VSM) it is easy to identify the waste, so at the end it is easy to find the proper solutions.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52150
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurin Nadzifatil Fitriyah
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Vitrifikasi merupakan suatu teknik untuk menjaga sel dari kerusakan saat proses simpan beku tanpa adanya pembentukan kristal es. Keberhasilan vitrifikasi ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jenis dan konsentrasi krioprotektan. Telah banyak penelitian vitrifikasi oosit dengan menggunakan berbagai macam jenis krioprotektan, namun belum diperoleh hasil yang optimal.Tujuan: untuk mengetahui efek sukrosa dan trehalosa pada medium kriopreservasi terhadap morfologi, permeabilitas membran mitokondria, dan apoptosis oosit mencit strain DDY setelah simpan bekuMetode: Mencit Mus musculus albinus betina strain DDY usia 8 minggu disuperovulasi dengan 10 IU Gonadotropin dan diinduksi dengan10 IU hCG. Lima belas jam kemudian, oosit dikoleksi, lalu divitrifikasi dengan menggunakan Equilibrium Solution ES yaitu 7,5 DMSO dan 7,5 Ethylene Glycol EG , dan Vitrification Solution VS yang terdiri dari: VS1 berupa 16,5 DMSO ditambah 16,5 EG ditambah 0,5 M sukrosa, sedangkan VS2 berupa 16,5 DMSO ditambah 16,5 EG ditambah 0,5 M trehalosa. Selanjutnya oosit diletakkan di dalam cryotop dan dimasukkan ke dalam nitrogen cair. Warming dilakukan dengan memasukkan oosit pada Warming Solution WS yakni: WS1a berupa 0,3 M sukrosa dan WS1b berupa 0,15 M sukrosa, sedangkan WS2a berupa 0,3 M trehalosa dan WS2b berupa 0,15 M trehalosa. Oosit yang telah di-warming lalu dianalisis morfologinya, permeabilitas membran mitokondria, dan apoptosisnya.Hasil: Pada kelompok medium sukrosa, didapatkan 85.7 oosit dengan morfologi normal, rasio intensitas pendaran merah per hijau 3.57, dan 84.6 oosit dengan TUNEL negatif. Di lain pihak, pada kelompok medium trehalosa, didapatkan 93.1 oosit dengan morfologi normal, rasio intensitas pendaran merah per hijau 3.79, dan 92.3 oosit yang TUNEL negatif.Kesimpulan: Trehalosa memiliki efek yang lebih baik pada oosit setelah simpan beku dibandingkan sukrosa
ABSTRACT
Background Vitrification is a cryopreservation method used in assisted reproductive technology ART . Vitrification preserves cells and prevents from cryodamage by eliminating ice crystal formation. The successful of vitrification depends on type and concentration of cryoprotectant. Although there are many researches about oocyte vitrification, there are still no appropriate kind and composition of cryoprotectant which give the optimum result.Aim This research was aimed to analyze the effect of sucrose and trehalose as cryoprotectant on morphology, mitochondrial membrane potential, and apoptotic status of mice oocyte DDY strain after cryopreservationMethod DDY female mice 8 weeks old were superovulated with 10 IU Gonadotropin Gonal F followed by 10 IU Pregnil 48 hours later. Oosit were collected 15 hrs after Pregnyl injection and cumulus cell were removed. Cumulus free oocytes were vitrified in two different Vitrification Solution VS VS1 16,5 DMSO, 16,5 EG, and 0,5 M sucrose in HM, VS2 16,5 DMSO, 16,5 EG, and 0,5 M trehalose in HM using cryotop. Two steps warming was performed with Warming Solution WS WS1a 0,3 M sucrose and WS1b 0,15 M sucrose, besides WS2a 0,3 M trehalose and WS2b 0,15 M trehalose . Then, the warmed oocytes was analyzed based on morphology, mitochondrial membrane potential and their apoptotic status.Result The sucrose group showed 85.7 oocytes with normal morphology, 3.57 fluorescence red per green intensity, and 84.6 negative TUNEL oocytes. While, trehalose group showed 93.1 oocytes with normal morphology, 3.79 fluorescence red per green intensity, and 92.3 negative TUNEL oocytes.Conclusion Trehalose has better effect for oocytes in vitrification than sucrose.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiqotul Fitriyah
Abstrak :
Burdah Keliling merupakan ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Madura dengan tujuan menolak wabah To’on yang terjadi pada awal abad 19 M. Burdah Keliling merupakan ritual yang dijalankan atas perintah Kiai. Kiai merupakan pioner utama dalam skala prioritas kepatuhan masyarakat Madura. Kepatuhan terebut membuat masyarakat melaksanakan ritual Burdah Keliling untuk mengusir wabah dan tolak bala. Namun, seiring berjalannya waktu, wabah mulai menghilang. Fasilitias kesehatan mulai tersebar merata paska kemerdekaan Republik Indonesia membuat masyarakat meninggalkan ritual Burdah Keliilng. Oleh karena itu, saat ini ritual Burdah Keliling hanya dilaksanakan di beberapa pesantren dengan latar belakang budaya Madura. Penelitian ini berfokus pada pengelolaan dan fungsi ritual Burdah Keliling di pesantren Salafiyah Syafiiyah. Pesantren Salafiyah Syafiiyah merupakan pesantren dengan budaya Madura yang menjalankan ritual Burdah Keliling selama empat generasi. Penelitian ini mengkaji pengelolaan ritual Burdah Keliling dalam empat generasi yang berbeda. Perbedaan pengelolan berdampak terhadap pelaksanaan ritual Burdah Keliling yang telah berjalan selama satu abad. Hal tersebut juga mempengaruhi pemahaman mengenai fungsi ritual Burdah Keliling yang bergeser selama empat kepengasuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan tradisi lisan. Data diperoleh melali wawancara, penyebaran angket secara langsung maupun melalui google form, serta penelusuran pustaka yang berkaitan dengan pengelolaan dan fungsi ritual Burdah Keliling. Pelaksanaan ritual Burdah Keliling yang telah berjalan selama 110 tahun menandakan bahwa ritual tersebut merupakan bagian penting dari kehidupan budaya pesantren Salafiyah Syafiiyah. ......Burdah Keliling is a ritual carried out by the Madurese people with the aim of rejecting the To'on plague in the early 19th century. Burdah Keliling was carried out on the orders of the Kiai. Kiai are the main pioneers in the Madurese community compliance priority scale. Based on the obedience of the community, they carry out the Burdah Keliling ritual to ward off the plague and reject reinforcements. However, as time went on, the plague began to disappear. Health facilities began to be built evenly after the independence of Republic of Indonesia made people leave Burdah Keliilng ritual. Therefore, Burdah Keliling ritual is currently carried out in a few pesantren with a Madurese cultural background. This research focuses on the management and function of the Burdah Keliling ritual in the pesantren Salafiyah Syafiiyah. Pesantren Salafiyah Syafiiyah is a Islamic boarding school with a Madurese culture that carries out the Burdah Keliling ritual for four generations. This research examines the management of the Burdah Keliling ritual in four different generations. The management differences has an impact on the implementation of Burdah Keliling ritual that has been running for a century. This also affects the understanding of the function of Burdah Keliling ritual which shifts during the four generation. This research were use qualitative methods with an oral tradition approach. Data were collected through interviews, direct distribution of questionnaires or via google form, and literature researches related to the management and function of Burdah Keliling ritual. The performance of Burdah Keliling ritual that has been running for 110 years indicates that this ritual is an important part of the cultural life of pesantren Salafiyah Syafiiyah. Keywords: Function, Management, Islamic Boarding School, Burdah Keliling Ritual, Plague
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Ainul Fitriyah
Abstrak :
Pelacakan kontak COVID-19 merupakan salah satu solusi preventif untuk memperlambat penyebaran virus. Beberapa negara telah menerapkan pelacakan kontak manual dan juga pelacakan digital menggunakan aplikasi smartphone. Pada penelitian ini dibangun perangkat sistem pelacakan kontak COVID-19 berbasis kedekatan menggunakan teknologi BLE (Bluetooth Low Energy) berfokus pada pelacakan dan pengendalian penyebaran virus di komunitas lokal. Perangkat terdiri dari perangkat pengirim sinyal (tag) dan perangkat penerima sinyal (scanner). Misalkan perangkat sistem diterapkan di sebuah pabrik, tag akan digunakan oleh karyawan dengan diletakkan di saku depan baju karyawan pabrik atau dikaitkan di baju. Tag akan secara terus-menerus mengirimkan sinyal yang akan terbaca oleh scanner. Sinyal yang diterima ini dengan format receive signal strength indicator (RSSI) akan digunakan untuk menghitung jarak antara scanner dan tag. Kemudian jarak tersebut akan digunakan untuk menentukan titik koordinat dari tag dengan perhitungan menggunakan algoritma trilateration. Setelah itu jarak antar tag dapat diperoleh, namun dengan adanya fluktuasi sinyal tidak dapat diperoleh titik koordinat yang sebenarnya. Sedangkan informasi kedekatan masih bisa diperoleh dengan menyaring data jarak yang kurang dari nilai ambang jarak, 2 meter, kemudian membandingkan data tersebut dengan data keseluruhan pada selang waktu yang ditentukan, sehingga menghasilkan nilai persentase. Persentase yang tinggi, diatas 80%, menunjukkan adanya kedekatan antar tag. ...... COVID-19 contact tracing is a preventive solution to slow the spread of the virus. Several countries have implemented manual contact tracing as well as digital tracking using smartphone applications. A proximity-based COVID-19 contact tracing system device using BLE (Bluetooth Low Energy) technology focuses on tracking and controlling the spread of the virus in local communities. The device consists of a signal sending device (tag) and a signal receiving device (scanner). Suppose a system device is implemented in a factory, the tag will be used by employees by placing it in the front pocket of the factory employee's clothes or hooked on the shirt. The tag will continuously send a signal that will be read by the scanner. This received signal with the receive signal strength indicator (RSSI) format will be used to calculate the distance between the scanner and the tag. Then the distance will be used to determine the coordinate point of the tag with calculations using the trilateration algorithm. After that, the distance between tags can be obtained, while with signal fluctuation the actual coordinate point cannot be obtained, but proximity information can still be obtained by filtering distance data at a specified time interval which is less than the threshold value of the distance, 2 meters, then comparing the data with the overall data, resulting in a percentage value. A high percentage, above 80%, indicates the closeness between tags.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaerin Nabila Fitriyah
Abstrak :
Obesitas anak merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan saat ini. Salah satu kontributor obesitas pada anak saat ini yaitu konsumsi berlebih minuman manis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2018. Variabel independen utama penelitian yaitu konsumsi minuman manis dan variabel kovariat yaitu demografi, pola hidup dan konsumsi, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, dan pekerjaan ibu. Desain studi penelitian ini yaitu cross-sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Data penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar dengan jumlah sampel sebesar 841 anak usia 10 – 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta pada tahun 2018 yaitu sebesar 13,4%. Hasil penelitian belum dapat membuktikan hubungan yang signifikan antara konsumsi minuman manis dengan obesitas pada anak usia 10 – 12 tahun di DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimalisasi program unit kesehatan sekolah oleh pemerintah serta dukungan dari anggota keluarga dalam pelaksanaan pola makan gizi seimbang dan aktivitas fisik dapat membantu pencegahan obesitas pada anak. ...... Childhood obesity is a significant public health problem currently. One of the biggest contributors to childhood obesity is excessive sugar-sweetened beverages consumption. The aim of the study was to determine the association between sugar-sweetened beverages consumption and obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta based on Riskesdas 2018 data. The main independent variable was sugar-sweetened beverages consumption and covariate variables were demographics, lifestyle and consumptions pattern, father’s education, mother’s education, father’s occupation and mother’s occupation. This study used cross-sectional design with bivariate and stratification analysis. This study used Basic Health Research data with total sample of 841 children aged 10 – 12 years. The results showed that the prevalence of obesity among children aged 10 – 12 years in DKI Jakarta was 13,4%. The results of the study have not been able to prove a significant relationship between the consumption of sugar-sweetened beverages and obesity in children aged 10-12 years in DKI Jakarta (PR=0,93; 95%CI: 0,58 – 1,49; p=0,99). Optimization of school health program as well as support from family members in implementing a balanced nutritional diet and physical activity can help prevent obesity in children.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>