Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fionna Christie Emmanuela
"Rifampisin memiliki ke1arutan yang rendah dalam medium cairan paru-paru, sehingga efikasi" "obat tidak optimal. Pada penelitian sebe1utnnya, penambahan eksipien peningkat ke1arutan seperti manitol terbukti dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi rifampisin dari sediaan serbuk inhalasi. Namun, ukuran partikel serbuk inhalasi rifampisin-manitol tersebut belum memenuhi persyaratan untuk terdeposisi di paru-paru. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sediaan serbuk inhalasi rifampisin-manitol yang memiliki sifat aerdonamis yang baik dengan adanya penambahan 30% 1-leusin, 1,5% amonium bikarbonat, atau kombinasi keduanya, dengan tetap mempertahankan kelarutan dan pe1epasan obat yang baik da1am medium cairan paru-paru. Formulasi serbuk inhalasi rifampisin-manitol dibuat dengan metode semprot kering, kemudian dikarakterisasi rendemen, kandungan lembab, ukuran partikel geometris dan aerodinamis, serta ke1arutan dan profil disolusinya da1am medium simulasi paru­ paru. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan kombinasi 30% l-1eusin dan 1,5% amonium bikarbonat pada serbuk inhalasi rifampisin-manito1 (F4) menghasilkan serbuk inhalasi dengan sifat aerodinamis yang paling baik, dengan kelarutan dan disolusi yang dapat dipertahankan dengan baik. Pengukuran menggunakan Anderson Cascade Impactor (ACI) menunjukkan diameter aerodinamis padarentang 0,57 ± 1,2Jlm hingga 11,59 ± 1,29Jlm dengan rata-rata diameter sebesar 7,76J1m, persentase serbuk teranalisis (Emitted Fraction I EF) sebesar 34,96%, dan % Fine Particle Fraction (FPF) sebesar 41,22°/o. Pengujian kelarutan memberikan hasi1 sebesar 1,51 ± 0,02 mg/mL dan persentase obat terdisolusi sebesar 20,22%" "± 1,78% yang menunjukkan penurunan berturut-turut sebanyak 0,82 dan 0,66 kali lipat" "dibandingkan formulasi rifampisin-manitol. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpu1kan bahwa formu1asi rifampisin-manitol dengan kombinasi 30% 1-leusin dan 1,5% amonium.

Poor solubility of rifampicin in the lung fluid could fail to exert an optimal therapeutic effect." "In the previous study, the addition of mannitol can be used to enhance the solubility and dissolution rate of rifampicin dry powder inhaler. However, the particle size of the previous rifampicin-mannitol dry powder does not meet the criteria to be deposited in the deep lung yet. This study aimed to produce rifampicin-mannitol dry powder inhaler with good aerodynamic properties by adding 30% of 1-leucine, 1,5% of ammonium bicarbonate, or both while maintaining a good solubility and dissolution rate of the drug in simulated lung fluid. All formulations were produced by spray drying, then characterized by their yield, moisture content, geometric and aerodynamic particle size distribution, as well as solubility and dissolution rate in simulated lung fluid. This study indicated that rifampicin-mannitol formulation with 30% addition of 1-leucine and 1,5% of ammonium bicarbonate (F4) showed the best aerodynamic properties, with good solubility and dissolution rate. Measurement using Anderson Cascade Impactor (ACI) showed aerodynamic diameter at the range from 0.57 ±" "1.26J..Lm to 11.59 ± 1.29p.m, with mean diameter of 7.76p.m, 34.96% Emitted Fraction (EF), and % Fine Particle Fraction (FPF) of 41.22%. Compared to rifampicin-mannitol formulation, the solubility and dissolution rate of F4 are decreased by 0,82 and 0,66 times to 1,51 ± 0,02 mg/mL and 20.22% ± 1.78% respectively. As a conclusion, rifampicin-mannitol dry powder inhaler with 30% addition of 1-leucine and 1.5% of ammonium bicarbonate perform the best aerodynamic properties."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Christie Emmanuela
"Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, standar pelayanan kefarmasian di apotek terdiri dari: (1) pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan, dan pelaporan; serta (2) pelayanan farmasi klinik. Pada laporan ini akan dibahas mengenai proses penyimpanan sediaan farmasi di Kimia Farma Apotek Bendungan Hilir, khususnya pembuatan label nama kotak penyimpanan yang seragam untuk setiap kelas terapi yang sama pada rak penyimpanan obat. Selain itu, dilakukan juga pembuatan informasi kategori keamanan penggunaan obat untuk ibu hamil, serta pengecekan dan perbaruan label warna penandaan waktu kadaluarsa obat-obat yang disimpan pada rak penyimpanan obat Kimia Farma Apotek Bendungan Hilir. Informasi terkait indikasi dan aturan minum obat, serta kategori keamanan penggunaan obat untuk ibu hamil masing-masing obat didapatkan melalui MIMS Online dan PIONAS. Setelah itu, dilakukan penggantian label yang lama dengan yang baru dengan tetap memperhatikan jenis sediaan, kelas terapi, dan disusun secara alfabetis serta memperhatikan penempatan obat LASA/NORUM. Sehingga dapat dipastikan bahwa pengeluaran obat di apotek dapat berjalan sesuai sistem FIFO/FEFO secara maksimal, dan pengelolaan perputaran obat di apotek dapat berjalan dengan baik.

Based on the Minister of Health Regulation Number 73 about The Standards of Pharmaceutical Services in Pharmacies, the standards of pharmaceutical services in pharmacies consist of: (1) the management of pharmaceutical preparations, medical devices, and disposable medical materials, including planning, procurement, reception, storage, disposal, control, recording, and reporting; and (2) clinical pharmacy services. This report will discuss the process of storing medication at Kimia Farma Pharmacy Bendungan Hilir, specifically the labeling of storage boxes for the same therapeutic class on storage. Additionally, the pregnancy safety category information will be added, along with checking and updating the labels indicating the expiration date of drugs stored at Kimia Farma Pharmacy Bendungan Hilir. Information regarding indications, dosage, and pregnancy safety categories for each medication is obtained through MIMS Online and PIONAS. Subsequently, the old labels are replaced with new ones with the awareness of the different types of preparation, therapeutic class, and arranging them alphabetically while paying attention to the placement of Look-Alike-Sound-Alike (LASA) drugs. This ensures that drug dispensing in the pharmacy can adhere to the FIFO/FEFO system maximally, and the management of drug turnover in the pharmacy can proceed smoothly."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Christie Emmanuela
"Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang Cara Distribusi Obat yang Baik, harus ada seorang apoteker penanggung jawab (APJ) di sebuah Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang bertanggung jawab untuk memastikan mutu produk obat di sepanjang jalur distribusi agar sesuai dengan persyaratan dan tujuan penggunaannya. Dalam laporan ini telah dilakukan observasi terhadap peran apoteker di PT. Enseval Putera Megatrading Tbk (EPM) dalam melaksanakan CDOB, khususnya pada pelaksanaan kualifikasi kinerja area penyimpanan suhu terkontrol 2-8°C pada container chiller yang dilakukan dengan melakukan pemetaan suhu, studi buka tutup pintu, dan uji notifikasi alarm. Secara keseluruhan, EPM telah menerapkan CDOB dengan baik, khususnya pada manajemen mutu, bangunan dan peralatan, inspeksi diri, transportasi, dokumentasi, dan ketentuan khusus produk rantai dingin (cold chain product/ CCP). Selain itu, seorang APJ di EPM berperan dalam melakukan pengawasan, pengendalian dan pencatatan terhadap keluar-masuknya produk serta melaksanakan pekerjaan berdasarkan prosedur kerja yang berlaku sesuai standar ISO 9001, CDOB, Quality Manual, GDP, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Di sisi lain, kualifikasi kinerja yang telah dilakukan pada container chiller menunjukkan bahwa hasil pemetaan suhu memiliki rata-rata suhu terendah 4,26°C dan rata-rata suhu tertinggi 5,39°C. Kemudian, hasil studi buka tutup pintu menunjukkan dan suhu yang terbaca pada sistem sensor suhu berada pada rentang 2,9 – 4,8°C, dan hasil uji notifikasi alarm menunjukkan bahwa sensor yang terhubung ke sistem keamanan dapat membaca penyimpangan suhu saat mesin dimatikan. Alarm buzzer dan alarm pada pos keamanan dapat menyala, serta sistem dapat mengirimkan pemberitahuan penyimpangan suhu melalui whatsapp ke personel terkait dalam waktu 10 menit. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat serta peran apoteker yang dilaksanakan di Distribution Center PT. Enseval Putera Megatrading Tbk memenuhi aspek-aspek CDOB. Selain itu, kualifikasi kinerja terhadap container chiller diluluskan, dan container chiller tersebut dapat digunakan untuk menyimpan produk rantai dingin (2-8 °C).

According to Regulation of The Indonesian Food and Drug Authority (BPOM) Number 6 of The Year 2020 about Good Distribution Practices for Drugs, there must be a responsible pharmacist in a Pharmaceutical Distributor who is accountable for ensuring the quality of drug products along the distribution chain to comply with requirements and intended use. This report presents observations on the role of pharmacists at PT. Enseval Putera Megatrading Tbk (EPM) in implementing Good Distribution Practices, particularly in the performance qualification of the controlled temperature storage area of 2-8°C in the chiller room. This was done through temperature mapping, door open-close studies, and alarm notification tests. Overall, EPM has successfully implemented Good Distribution Practices, especially in quality management, infrastructure and equipment, self-inspection, transportation, documentation, and specific requirements for cold chain products (CCP). Additionally, a responsible pharmacist at EPM plays a role in supervising, controlling, and documenting the flow of products, while complying with ISO 9001, Good Distribution Practices, Quality Manual, GDP, and relevant regulations. The performance qualification conducted on the chiller room indicated that the temperature mapping results had an average low temperature of 4.26°C and an average high temperature of 5.39°C. The door open-close study showed that the temperature recorded by the sensor system ranged from 2.9°C to 4.8°C, and the alarm notification test indicated that the security system could detect temperature deviations when the machine was turned off. The alarm buzzer and security alarm were triggered, and the system could send the notifications via WhatsApp to relevant personnel within 10 minutes. Based on the informations, it can be concluded that the storage and distribution processes of the products, as well as the role of pharmacists carried out at the Distribution Center 1 of PT. Enseval Putera Megatrading Tbk are comply with the aspects of Good Distribution Practices. Furthermore, the performance qualification of the chiller container has been approved, and the chiller container can be used to store cold chain products (2-8°C)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Christie Emmanuela
"Salah satu faktor yang berperan dalam menjaga stabilitas dan mutu produk obat adalah bahan pengemasnya. Sehingga, bahan pengemas juga perlu disimpan dan disalurkan dengan cara yang tepat, salah satunya dengan mengontrol suhu penyimpanannya. Selain itu, sumber daya manusia yang mengelola tempat penyimpanannya juga perlu senantiasa menjaga kualitas produk obat yang dihasilkan. Dalam upaya memaksimalkan mutu produk, ketersediaan tenaga kerja juga perlu dipertimbangkan agar personil tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan. Dengan alasan tersebut, pada laporan ini dilaksanakan pemetaan suhu tempat penyimpanan bahan pengemas serta analisis beban kerja staf warehouse PT. Kalbio Global Medika. Kegiatan pemetaan suhu dilakukan pada periode November – Desember 2022 dengan mengikuti prosedur pemetaan suhu berdasarkan SOP yang berlaku di PT. Kalbio Global Medika, sedangkan analisis beban kerja dilakukan dengan mengumpulkan daily log, kemudian dilakukan pengolahan data, dan dilakukan analisis terkait tingkat produktivitas, keseragaman data, kecukupan data, serta beban kerja. Berdasarkan hasil pemetaan suhu, seluruh titik pengujian memiliki variasi suhu yang memenuhi kriteria ≤30°C baik pada kondisi empty load corridor maupun maximum load. Jika suatu saat terjadi kondisi power failure, area penyimpanan masih dapat mempertahankan suhunya pada ≤30°C selama daya listrik dapat kembali normal atau dapat dialihkan dalam waktu 1 menit. Di sisi lain, analisis beban kerja telah dilakukan dengan data yang cukup dan seragam. Hasil analisis menunjukkan bahwa keempat staf warehouse memiliki tingkat produktivitas yang tinggi, dengan staf D yang memiliki produktivitas tertingi. Pada laporan ini, dapat disimpulkan bahwa Hasil pemetaan suhu menunjukkan bahwa variasi suhu di area penyimpanan bahan pengemas warehouse PT. Kalbio Global Medika dengan adanya AHU (air handling unit) memenuhi kriteria ≤30°C dan dapat digunakan untuk menyimpan bahan pengemas yang memiliki syarat penyimpanan ≤30°C. Selain itu, analisis beban kerja menunjukkan bahwa keempat staf warehouse memiliki beban kerja diatas 100% dengan yang tertinggi adalah staf D dengan beban kerja 120,33%.

One of the factors that play a role in maintaining the stability and quality of drug products is their packaging material. Therefore, the packaging material also needs to be stored and distributed properly, one of which is by controlling its storage temperature. In addition, the personnel who is responsible for the storage area need to consistently ensure the quality of the products. To ensure product quality, the availability of the workforce should also be considered to prevent personnel from being burdened with excessive responsibilities. For these reasons, this report includes thermal mapping of the packaging material storage area and an analysis of the workload of the warehouse staff at PT. Kalbio Global Medika. The thermal mapping was conducted on November - December 2022 based on the thermal mapping procedure based on the applicable SOP at PT. Kalbio Global Medika. Meanwhile, workload analysis was carried out by collecting daily logs, then processing the data and performing an analysis related to productivity level, data consistency, data sufficiency, and workload. The temperature mapping results show that all testing points have temperature variations that meet the criteria of ≤30°C, both in the empty load corridor and at maximum load conditions. In case of a power failure, the storage area can still maintain its temperature at ≤30°C as long as the electrical power can return to normal or be redirected within 1 minute. On the other hand, workload analysis has been conducted with sufficient and consistent data. The analysis results show that all four warehouse staff members have a high level of productivity, with staff member D having the highest productivity. In this report, it can be concluded that the thermal mapping results show that temperature variations in the packaging material storage area of PT. Kalbio Global Medika's warehouse, with the presence of an Air Handling Unit (AHU), meet the criteria of ≤30°C and can be used to store packaging materials with a storage requirement of ≤30°C. Furthermore, the workload analysis indicates that all four warehouse staff members have workloads exceeding 100%, with staff member D having the highest workload at 120.33%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Christie Emmanuela
"Berdasarkan data Kementerian Kesehatan yang diambil dari Riskesdas tahun 2018, prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 1,5% dan DKI Jakarta mencapai 1,9% yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan serta menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, khususnya pada usia-usia produktif. Puskesmas Kecamatan Cengkareng sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama memiliki peran untuk menyelanggarakan pelayanan kuratif. Dalam hal ini, Puskesmas Kecamatan Cengkareng melaksanakan Program Rujuk Balik (PRB) dan melayani empat dari sembilan penyakit kronis, khususnya penyakit gagal jantung. Pada laporan ini akan dievaluasi pola penyakit gagal jantung kongestif serta kesesuaian terapi yang diterima oleh pasien PRB BPJS Kesehatan periode bulan Januari 2023 dengan tatalaksana terapi gagal jantung kongestif yang berlaku di Indonesia. Evaluasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data pasien BPJS Kesehatan periode bulan Januari 2023, kemudian dilakukan seleksi dan pengolahan data untuk melihat pola penyakit dan terapi yang diterima. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pola penyakit gagal jantung kongestif pada peserta PRB BPJS Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Periode Bulan Januari 2023, yaitu terdapat 52,27% pria dan 47,73% wanita, dengan 4,55 % pasien diantaranya memiliki komplikasi diabetes mellitus. Selain itu, terdapat ketidaksesuaian terapi yang diberikan pada pasien dengan tatalaksana terapi gagal jantung kongestif yang berlaku di Indonesia, yaitu adanya penggunaan miniaspi, nifedipin, dan amlodipine, serta pemberian bisoprolol, miniaspi, dan spironolakton secara monoterapi.

Based on data from the Ministry of Health taken from the 2018 Basic Health Research, the prevalence of heart disease based on diagnoses in Indonesia has reached 1.5%, and in DKI Jakarta it reached 1.9%. This continues to increase each year and has become the leading cause of death in Indonesia, particularly among the productive age group. Puskesmas Kecamatan Cengkareng, as a primary healthcare facility, plays a role in providing curative services. In this context, Puskesmas Kecamatan Cengkareng implements the Program Rujuk Balik (PRB) and serves four out of nine chronic diseases, particularly congestive heart failure. This report will evaluate the pattern of congestive heart failure diseases and the appropriateness of the therapy received by PRB patients under the BPJS Health program in January 2023. This evaluation is conducted by collecting data from BPJS Health patients in January 2023, followed by data selection and processing to observe disease patterns and the therapies received. The results show that the pattern of congestive heart failure in BPJS Health PRB participants at Puskesmas Kecamatan Cengkareng during January 2023 consists of 52.27% males and 47.73% females, with 4.55% of patients having complications of diabetes mellitus. Furthermore, there are discrepancies in the therapy provided to patients compared to the management of congestive heart failure therapy that is applicable in Indonesia. This includes the use of Miniaspi, nifedipine, and amlodipine, as well as the administration of bisoprolol, Miniaspi, and spironolactone as monotherapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Christie Emmanuela
"Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, peresepan obat menggunakan kombinasi beberapa jenis terapi hingga polifarmasi yang rasional sangat umum terjadi dan seringkali dibutuhkan dalam perawatan pasien di rumah sakit, khususnya pada pasien geriatri atau pada pasien dengan multidiagnosa. Namun, penggunaan kombinasi beberapa jenis terapi dalam jangka panjang atau penggunaan obat yang tidak rasional mungkin saja menyebabkan Acute kidney injury (AKI) atau gangguan ginjal akut. Maka dari itu, peran farmasis dalam ruang lingkup rumah sakit, khususnya dalam pelayanan rawat inap sangat diperlukan. Pada laporan ini akan dibahas mengenai peran apoteker dalam melaksanakan telaah informasi obat yang berpotensi menyebabkan Drug Induced AKI (DI-AKI), serta pemantauan terapi obat (PTO) di Rumah Sakit Universitas Indonesia periode bulan Maret tahun 2023. Berdasarkan literatur, beberapa golongan obat dapat memicu AKI, yaitu antibiotik (khususnya golongan aminoglikosida), antifungal, antiviral, kemoterapi, analgesik (khususnya golongan NSAID), antimaniac, calcineurin inhibitor, bifosonat, antidiabetes, antihipertensi, dan golongan lain misalnya proton pump inhibitor (PPI), dan diuretik. Penggunaan beberapa obat tersebut secara bersamaan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya DI-AKI. Berdasarkan hasil PTO, dugaan DI-AKI pada pasien dapat disebabkan oleh efek samping penggunaan ramipril (golongan ACEI). Namun, hal ini perlu dikonfirmasi kembali menggunakan Algoritma Naranjo.

In the process of providing healthcare services, prescribing drugs using combinations of various therapies up to rational polypharmacy is a common occurrence and often necessary in-patient care at hospitals, especially for geriatric patients or those with multiple diagnoses. However, the prolonged use of a combination of therapies or irrational drug use can potentially lead to Acute Kidney Injury (AKI) or acute kidney dysfunction. Hence, the role of pharmacists within the hospital setting, particularly in inpatient care, is crucial. This report will discuss the role of pharmacists in conducting reviews of drug information that may potentially lead to Drug-Induced AKI (DI-AKI), as well as Drug Therapy Monitoring at the Universitas Indonesia Hospital on March 2023. Based on literature, several classes of drugs can induce AKI, including antibiotics (especially aminoglycosides), antifungals, antivirals, chemotherapy, analgesics (particularly NSAIDs), antimaniacs, calcineurin inhibitors, bisphosphonates, antidiabetic medications, antihypertensives, and other groups such as proton pump inhibitors (PPIs) and diuretics. Concurrent use of some of these drugs can increase the risk of DI-AKI. Based on the Drug Therapy Monitoring results, the suspicion of DI-AKI in patients could be attributed to the side effects of using ramipril (an ACE inhibitor). However, this needs to be confirmed using the Naranjo Algorithm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library