Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arifianita Febrina Putri
"Seiring dengan perkembangan layanan pembayaran digital, penggunaan mobile payments menjadi populer sebagai salah satu alternatif pembayaran tradisional. Mobile payments memberikan kemudahan bagi konsumen untuk dapat menyelesaikan transaksi melalui perangkat seluler tanpa dibatasi waktu dan lokasi. Popularitas mobile payment tidak didukung dengan kesadaran publik bahwa transaksi non-tunai lebih baik dibandingkan dengan transaksi tunai. Data Bank Indonesia menunjukkan bahwa penggunaan uang tunai masih mendominasi sebesar 76% dari seluruh transaksi di Indonesia. Oleh karena itu, kondisi tersebut menjadi tujuan penelitian ini untuk dapat memahami faktor yang memengaruhi niat individu menggunakan berkelanjutan metode pembayaran melalui mobile payment. Penelitian ini menggunakan kerangka model Technological Personal Environmental (TPE) dan Technology Continuance Theory (TCT) dengan fokus utama pada faktor lingkungan. Penelitian ini sebagai studi deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang dilakukan untuk menguji hipotesis faktor niat penggunaan berkelanjutan mobile payment. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara online dengan jumlah sampel 443 responden. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk proses pengolahan data dengan menggunakan Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan yang memengaruhi niat individu untuk menggunakan secara berkelanjutan layanan mobile payment adalah Additional Value (AV), Normative (NR), Credibility (CR), Lifestyle Compatibility (LC), Facilitating Conditions (FC).

As the development of digital payments, the use of mobile payment has gained growing popularity as an alternative to traditional payments. Mobile payment help customer to complete payment transactions through mobile devices without time and location limitation. Popularity of mobile payment transactions in Indonesia is not supported by public awareness that non-cash transactions are better than cash transactions. Data from Bank Indonesia showed that 76% transactions in Indonesia still use cash as their payment method. Therefore, a study aim to determine factors that influence the intention of individuals to use mobile payment methods is needed. This study proposed a research model that combines two well known theory: Technological Personal Environmental (TPE) model and Technology Continuance Theory (TCT) to examine the impact of environmental factors in mobile payment continuance adoption. Data was obtained empirically from 443 consumers by using online questionnaire. Then, the data was used to test the research model by using covariance based SEM (CB-SEM). The results mainly showed that environmental factors is significantly influence the sustainability usage of mobile payment in Indonesia. The study also found determinant factors that affect sustainability usage of mobile payment which are are Additional Value (VA), Normative (NR), Credibility (CR), Lifestyle Compatibility (LC), Facilitating Conditions (FC)."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febrina Putri
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2010
S10492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Medonna Febrina Putri
"Tesis ini membahas mengenai penilaian risiko kesehatan berdasarkan task analysis pada
aktivitas well services industri pengeboran minyak bumi di PT X Tahun 2019. Penelitian
ini adalah penelitian semikuantitatif dengan desain deskriptif berdasarkan HRA model
PT Pertamina (2018) berdasarkan factor tingkat pajanan dan tingkat. Langkah awal yang
dilakukan adalah dengan mengidentifikasi aktivitas well services berdasarkan task yang
ada pada SOP dan JSA, walkthrough survey dan menilai risiko. Berdasarkan penilaian
risiko kesehatan didapatkan tingkat risiko tinggi (high) untuk bahaya bising terhadap SEG
floorman, driller, derrickman, dan mechanic dan bahaya ergonomi terhadap SEG
floorman, driller, derrickman, dan operator dozer. PT AB dan PT CD perlu melakukan
pengendalian tambahan terhadap bahaya bising dan bahaya ergonomi antara lain:
Hearing Loss Prevention Program (HLPP), audit terhadap SOP & peralatan, melakukan
pengukuran dosis personal bahaya bising, pembatasan jam kerja, pengukuran audiometri,
melakukan supervisi dilapangan terhadap pengunaan earplug, pengunaan double earplug
& earmuff, melakukan sosialisasi bahaya bising secara konsisten, menyediakan perancah
(scafolding) pada aktivitas nipple up & nipple down horse head, melakukan pelatihan
posisi tubuh yang ergonomi serta menambahkan Ergonomic Postur Assessment sebagai
salah satu item dalam pemeriksaan kesehatan berkala. Bahaya gas H2S terhadap SEG
floorman, driller dan derrickman dan bahaya gas CO terhadap SEG mechanic
mendapatkan tingkat risiko medium, sehingga perlu dilakukan pemantauan implementasi
pengendalian yang sudah ada serta pengendalian tambahan secara konsisten. Selanjutnya
bahaya getaran mendapatkan tingkat risiko low terhadap SEG mechanic dan bahaya gas
O2 terhadap SEG floorman, driller, derrickman, mechanic dan operator Dozer
mendapatkan tingkat risiko very low, oleh karena itu PT AB dan PT CD melalui HES
departemen perlu melakukan monitoring secara berkala dan konsisten terhadap
impelementasi pengendalian yang sudah ada. Selain itu hasil penelitian ini juga
menyarankan bahwa identifikasi potensi bahaya lainnya seperti pencahayan, radiasi
gamma, heat stress, welding fume, bahaya biologi dan bahaya psikososial pada pekerjaan
well services berdasarkan task analysis.

This thesis discusses the health risk assessment based on task analysis on the well services
activities of the petroleum drilling industry at PT X 2019. This research is a
semiquantitative study with a descriptive design based on the HRA model of PT
Pertamina (2018) bases factor exposure level and hazard level. The first step is to identify
performed the task well services based on SOP and JSA, walkthrough survey and risk
assessment. Based on the health risk assessment, there is a high risk level for noise
hazards to similar exposure group (SEG) floorman, driller, derrickman, and mechanic
and ergonomic hazards to floorman, driller, derrickman, and dozer operators. PT AB
and PT CD need to conduct additional controls for noise hazards and ergonomic hazards,
including: Hearing Loss Prevention Program, auditing SOPs & equipment, measuring
personal dose of noise hazards, limiting working hours, audiometric measurements,
conducting field supervision of the use of earplugs, using double earplugs and earmuffs,
disseminating noise hazards consistently, providing scaffolding for Nipple Up and Nipple
Down Horse Head activities, conducting ergonomic body position training, and adding
Ergonomic Posture Assessment as an item in periodic health checks. The hazard of H2S
gas to the SEG floorman, driller and derrickman and the danger of CO gas to the SEG
mechanic has a medium level of risk, it is necessary to monitor the implementation of
existing controls as well as additional controls consistently. Furthermore, the vibration
hazard gets a low risk level for the SEG mechanic and the danger of O2 gas against the
SEG floorman, driller, derrickman, mechanic and Dozer operators get a very low risk
level, therefore PT AB and PT CD through the HES department need to monitor regularly
and consistently the implementation of existing controls. In addition, the results of this
study also suggest that the identification of other potential hazards such as lighting,
gamma radiation, heat stress, welding fume, biological hazards and psychosocial
hazards in well-service work based on task analysis
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library