Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Firna
Abstrak :
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh baik secara fisik maupun kognitif karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Anak stunting tidak akan mencapai pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan kognitif optimal. Stunting di Provinsi Sulawesi Barat (33,8%) menempati urutan kedua tertinggi setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko stunting pada anak usia 6-23 bulan di Provinsi Sulawesi Barat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 552 sampel yang diperoleh dari total sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan adalah data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021. Variabel independen meliputi faktor anak, faktor orang tua, dan faktor lingkungan. Analisis bivariat menggunakan uji kai kuadrat dan multivariat menggunakan regresi logistik ganda model determinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi stunting pada anak usia 6-23 bulan sebesar 31,9%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah usia anak (OR=1,802), berat badan lahir (OR=3,08), dan panjang badan lahir (OR=2,283). Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah berat badan lahir. Anak yang memiliki riwayat BBLR berisiko 2,6 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat BBLR setelah dikontrol variabel usia anak, panjang badan lahir, dan status menyusui. ......Stunting is a condition of failure to thrive both physically and cognitively due to chronic malnutrition and repeated infections. Children with stunting will not achieve optimal height growth and cognitive development. Stunting in West Sulawesi (33,8%) is the second highest after East Nusa Tenggara Province. This study aims to analyze the risk factors of stunting in children aged 6-23 months in West Sulawesi Province. The research design used was cross sectional with 552 samples obtained from total sampling based on inclusion and exclusion criteria. The data used is Indonesian Nutrition Status Survey 2021. The independent variables included child factors, parental factors, and environmental factors. Bivariate analysis used chi-squared test and multivariate used multiple logistic regression as the determinant model. The results showed that the proportion of stunting in children 6-23 months was 31,9%. Bivariate analysis showed that the variables associated with the incidence of stunting were child’s age (OR=1,802), birth weight (OR=3,08), and birth length (OR=2,283). Multivariate analysis showed that the dominant factor associated with stunting was birth weight. Children with a history of LBW are at risk of stunting 2.6 times higher than those without a history of LBW after being controlled by child’s age, birth length, and breastfeeding status.=
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Firna
Abstrak :
Pemberian suplemen pada anak kini dianggap sebagai suatu hal yang sangat penting karena dipercaya dapat menjaga kesehatan anak. Padahal, penggunaan suplemen yang tidak tepat dapat menyebabkan keracunan. Terlebih lagi jika terjadi kelebihan dosis. Penelitian Sari (2004) menyebutkan bahwa konsumsi suplemen zat gizi anak cukup tinggi yaitu sekitar 70% anak usia sekolah mengonsumsi suplemen dalam 1 bulan terakhir. Begitu juga dengan penelitian Leiliana (2008) yang menunjukkan bahwa 64.7% anak usia sekolah mengonsumsi suplemen dalam 1 bulan terakhir. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi suplemen pada anak SD. Disain penelitian yang digunakan adalah crossectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2009 dengan sampel 115 siswa kelas IV dan V SD Islam Al Azhar 17 Bintaro Tangerang. Data yang dikumpulkan meliputi data tentang konsumsi suplemen yang didapat melalui pengisian kuesioner oleh anak dan ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 44.3% anak memiliki status gizi yang tidak normal, yaitu 6.1% gizi kurang, 21.7% gizi lebih dan 16.5% obesitas. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa bahwa 61.7% siswa mengonsumsi suplemen dalam satu bulan terakhir. Penelitian ini menyimpulkan bahwa konsumsi suplemen anak berhubungan dengan konsumsi suplemen pada ibu dan pengetahuan ibu. ......Giving supplement is believed as something important because it can keep children healthy. Inappropriate using of supplement can cause poisonous. Moreover if it consume more than the needs. Sari's research (2004) mentioned that supplement consumption is high enough, roundabout 70% children in elementary school consume of supplement in 1 lately month. Likewise, Leiliana's research (2008) indicated that 64.7% children in elementary school consume supplement in 1 lately month. Because of that, the purpose from this research is to know description and factors that related with supplement consumption in elementary school. The design of this research is crossectional. This research on Mei 2009 with 115 sample from forth and fifth grade in Al Azhar 17 Islamic Elementary School Bintaro Tangerang. Data that was collected is about supplement consumption from mother and children questionnaire. This research showed that 44.3% have abnormal nutrition states, such as 6.1% underweight, 21.7% overweight and 16.5% obesity. Beside that, this research showed that 61.7% student consume supplement in 1 lately month. This research conclude that children supplement consumption related with children supplement consumption are mother supplement consumption and mother nutrition knowledge.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library