Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Citraresmi
Abstrak :
Masalah kecacatan cenderung meningkat terus sebagai dampak keberhasilan pembangunan di segala bidang. Peningkatan kecacatan bisa terjadi seiring transisi demografi ke arah struktur umur menua karena bertambahnya usia harapan hidup. Meningkatnya lanjut usia dapat berarti meningkatnya kelompok rentan terhadap kecacatan. Tingginya mobilitas manusia dan kemudahan transportasi meningkatkan angka kecelakaan dengan bermacam kecacatan. Pola penyakit yang mengarah kepada penyakit degeneratif, kanker, AIDS dan penyakit kronis lainnya, juga menjadi ancaman pada peningkatan kecacatan. Rehabilitasi Medik adalah salah satu upaya kesehatan guna memulihkan fungsi-fungsi tubuh kembali seperti semula sehingga seseorang dapat hidup produktif atau lebih produktif. Dengan semakin meningkatnya keinginan untuk memperoleh mutu hidup yang lebih baik, upaya rehabilitasi menjadi lebih panting. Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta saat ini mulai menjadi unit yang berperan penting dalam pelayanan dan memiliki pasar yang semakin bertambah. Dengan dijadikannya Unit Stroke Center sebagai layanan unggulan di Rumah Sakit Islam Jakarta, maka peran dari Unit Rehabilitasi Medik menjadi semakin penting dalam mendukung layanan unggulan tersebut. Namun Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta memiliki banyak pesaing yang perlu dicermati. Banyak rumah sakit yang kini sudah melengkapi diri dengan fasilitas Rehabilitasi Medik, bahkan kini mulai bermunculan Klinik Rehabilitasi Medik yang tidak tergabung dalam Rumah Sakit. Tidak adanya strategi pemasaran bagi Unit Rehabilitasi Medik dapat membuat Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta sulit untuk bersaing dengan fasilitas Rehabilitasi Medik lain. Untuk itu, dilakukan penelitian analitik deskriptif yang mengidentifikasi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan bagi Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta dengan menggunakan analisis SWOT, dan merumuskan strategi pemasaran bagi Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta. Dari hasil analisis SWOT, maka strategi yang sebaiknya dijalankan oleh Unit Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Jakarta dalam memasarkan produk layanannya untuk periode 2001 -- 2002 adalah Strategi Penetrasi Pasar. Strategi ini merupakan upaya untuk merebut market share secara agresif dengan mempromosikan produk secara intensif. Promosi produk ini harus dilakukan pada dua komponen, yaitu pasien sebagai end user dan pada dokter yang merujuk, baik dokter yang berpraktek di RSIJ maupun yang tidak berpraktek di RSIJ.
Marketing Strategy for Rehabilitation Medicine Unit at Jakarta Islamic HospitalDisability and impairment problems tend to increase as an impact of development in every sector. The increasing of disability and impairment can be happened as a result of several factors. One of those factors is demographic transition yielding older people in population because of increasing of life expectancy. Arising in the number of older people means the increasing of susceptibility to disability and impairment. Other factors are high mobility and quick access to transportation that can increase the accident rate with various disabilities. The morbidity pattern that is shifting to degenerative diseases, cancer, AIDS, and other chronic diseases, also is factor that can increase the disability and impairment. Rehabilitation medicine is one of efforts that can be done to recover body functions that can make one can live productively or more productive. Rehabilitation medicine is becoming more important as increasing of willingness to have better quality of life. Rehabilitation medicine unit at Jakarta Islamic Hospital (RSIJ) currently becomes a unit that plays important role in services and has good potential market. On the other hand, rehabilitation medicine unit RSIJ has several competitors to be aware. Rehabilitation medicine unit RSIJ will be difficult to compete because there is no marketing strategy. For that reason, a descriptive analytical study has been done using SWOT analysis to identify the opportunities, threats, strengths, and weaknesses of rehabilitation medicine unit of RSIJ. From the result of SWOT analysis, rehabilitation medicine unit of RSIJ should take market penetration strategy as marketing strategy. The strategy is an effort to take or steal market snare aggressively by promoting the product intensively. The promotion should be done to 2 components: the patients as end user, and doctors, either works in RSIJ or not.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Citraresmi
Abstrak :
Pada kejadian luar biasa tahun 2004 dilaporkan bahwa pasien-pasien DBD di Jakarta memenuhi berbagai rumah sakit sampai tak tertampung dan harus dirawat di koridor rumah sakit dengan tempat tidur tambahan. Hal serupa tidak tampak di RS dr Cipto Mangunkusumo (RSCM); meskipun terjadi peningkatan jumlah pasien DBD namun tidak sampai memerlukan penambahan tempat tidur yang berarti. Di seluruh wilayah DKI Jakarta terdapat 70 RS umum yang terdiri dari 8 RS pemerintah dan 62 RS swasta. RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, RSUD Koja, RSAB Harapan Kita, RSUD Pasar Rebo, dan RSUP Fatmawati adalah RS pemerintah yang masing-masing mewakili kelima wilayah di DKI Jakarta. RSU Sumber Wares yang berada di wilayah Jakarta Barat adalah sebuah RS swasta yang telah Iama melakukan penelitian mengenai DBD. Adanya kejadian luar biasa akan menyebabkan jumlah kasus berat bertambah, namun sangat mungkin pula terjadi overdiagnosis. Sorotan media massa yang berlebihan mengenai kejadian luar biasa DBD, di samping kebijakan pemerintah membebaskan biaya pemeriksaan, berperan dalam peningkatan jumlah pasien di berbagai rumah sakit. Untuk menghindari overdiagnosis tersebut dapat digunakan kriteria diagnosis secara klinis dan laboratorium dengan menggunakan kritena WHO tahun 1997. Tujuan penggunaan kriteria WHO adalah untuk mengidentifikasi dengan tepat pasien yang memiliki risiko timbal komplikasi akibat dengue berat (DBD dan DSS), dan juga untuk memfasilitasi triase dan penggunaan swnber daya yang terbatas secara tepat. Kriteria ini juga dapat digunakan sebagai alat epidemiologi untuk mengumpulkan data kesehatan masyarakat mengenai insiders infeksi dengue simtomatik, beratnya penyakit, dan lain-lain, yang dapat dirnanfaatkan untuk mengevaluasi program pemberantasan dan tata laksana kasus dengue. Kriteria WHO digunakan untuk menentukan kasus DBD dan tidak meliputi kasus DD, sehingga kriteria ini dapat membantu dalam menentukan CFR secara tepat dengan hanya meniasukkan kasus DBD dalam perhitungannya. Dikhawatirkan CFR yang dilaporkan saat ini meliputi pula kasus-kasus DD sehingga tampaknya terjadi penurunan dari tahun ke tahun. Dalam menghadapi KLB DBD, diperlukan peningkatan kewaspadaan dari segenap petugas kesehatan balk di tingkat puskesmas, dokter praktek perseorangan sampai rumah sakit. Maka perlu dipahami panduan yang telah ada dalam menghadapi KLB DBD agar penanganan pasien bisa dilakukan secara cepat, tepat dan efisien. Untuk itu perlu diketahui data karakteristik demografi, klinis, laboratoris serta tata laksana KLB DBD untuk dapat menjadi acuan dalam perbaikan perencanaan menghadapi KLB DBD di masa datang. Rumusan masalah Bagaimana karakteristik pasien, tata laksana dan ketepatan diagnosis demam berdarah dengue di Jakarta pada kejadian luar biasa tahun 2004?
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T58478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library