Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko
Abstrak :
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh berbagai atribut produk terhadap respons konsumen dalam peringkat preferensi ketika mereka dihadapkan pada kombinasi atribut yang dimiliki oleh telepon seluler. Penelitian ini didasarkan atas sudut pandang produsen. Untuk meningkalkan keakuratan, penelitian dilakukan terhadap satu jenis produk dan atribul-atribut nyata dari produk tersebut. Keputusan produsen untuk mengkombinasikan beberapa atribut produk dan menggabungkannya ke dalam satu model bergantung pada pengetahuan mereka akan jenis konsumen yang mereka miliki dan kebutuhannya. Sekumpulan instrumen pengukuran akan digunakan untuk meneliti tingkat kepentingan relatif dari atribut produk Analisis konjoin menunjukkan bahwa atribut produk merupakan variabel yang sangat penting dalam menentukan peringkat preferensi. Analisis kluster menunjukkan bahwa terdapat beberapa segmen konsumen yang dapat dikelompokkan berdasarkan peringkat preferensi mereka akan atribut yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesa tentang atribut mana yang paling disukai konsumen (HI) tidak diterima. Hasil penelitian menyalakan konsumen lebih menyukai atribut intrinsikproduk dibandingkan atribut ekstrinsik Sebalikrrya hipotesa tentang keberadaan kluster konsumen yang berbeda-beda (H2) diterima. Kita dapat mengenali segmen konsumen yang memiliki peringkat preferensi yang berbeda-beda dan memiliki peluang yang berbeda-beda pula. Produsen telepon genggam dapat menggunakan sumber daya yang mereka miliki dengan lebih efektif dengan adanya penelitian
The main objective of this research is to examine the influences of product attributes to consumers' response in preference ratings when they are assessing mobile phone combined attributes. The research is based from the vendors ' point of view. To increase the accuracy of this research, it runs with only one product category and the concrete properties of the product. Vendors' decision to combine product attributes and put it into a single product will be driven by how well they know their consumers and how well they know their needs. A set of measures will be developed to study the relative importance of product attributes. Conjoint analysis shows that product attributes represent a very important variable in preference ratings. Cluster analysis reveals that consumers can be differentiated based on their differences in preference ratings on different product attributes. The results of the research demonstrate that the hypothesis of the most preferred attribute (H,) is not accepted. The results show that consumer value intrinsic attributes higher than ecstrinsic attributes. On the contrary, the hypothesis of the existence of different consumer cluster (FI2) is accepted. Different consumer segments and opportunities can be distinguished on the basis of preferences for different attributes. This knowledge enables mobile phone vendors to use their resources more effectively to gain more consumers.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Eko
Abstrak :
Pengenaan pajak yang adil dan wajar idealnya berdasarkan kemampuan ekonomis Wajib Pajak, untuk itu diibutuhkan informasi yang benar dan lengkap tentang penghasilan Wajib Pajak yang bersangkutan. Agar dapat menyajikan informasi tersebut, Wajib Pajak wajib menyelenggarakan pembukuan. Namun, disadari bahwa belum semua Wajib Pajak melaksanakannya. Untuk itu Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan kegiatan usaha dan atau melakukan pekerjaan bebas dengan jumlah peredaran usaha tertentu, tidak diwajibkan untuk menyelenggarakan pembukuan. Wajib Pajak bersangkutan diberikan kemudahan dalam menghitung besamya penghasilan neto dengan cara membuat catatan peredaran bruto, dan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Norma Penghftungan Penghasilan Neto adalah angka persentase yang dipakai oleh Wajib Pajak untuk menghitung penghasilan bersih, dengan cara mengalikannya dengan peredaran bruto selama satu tahun. Sejak Tahun Pajak 2001 telah diubah beberapa angka persentase dimaksud, khusus untuk Sektor Usaha Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi, angka persentasenya naik. Disamping itu terdapat pula angka persentase yang menjadi lebih kecil untuk 31 sektor usaha tertentu, selain 118 sektor usaha yang tetap angka persentasenya. Dan hasil kajian terhadap norma penghitungan tersebut dan data SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2000 dan Tahun Pajak 2001 yang disampaikan kembali oleh 17.910 Wajib Pajak Orang Pribadi yang ada di dalam wilayah Kantor Wilayah Xvi1 Direktorat Jenderal Pajak, ternyata penerapan norma penghitungan tersebut berdampak cukup efektif dan positif terhadap pemenuhan kewajiban menyelenggarakan pembukuan, yaitu dengan cukup besarnya penambahan jumlah Wajib Pajak yang menyelenggarakan pembukuan pada Tahun Pajak 2001 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Walaupun sebenamya ketentuan norma yang cukup sederhana dan memudahkan Wajib Pajak tersebut belum sepenuhnya memenuhi prinsip keadilan, khususnya apabila dikaitkan dengan kemampuan membayar pajak oleh Wajib Pajak (ability to pay). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, agar lebih efektif, seyogyanya Direktorat Jenderal Pajak lebih meningkatkan pelaksanaan penyuluhan/sosialisasi masalah kewajiban menyelenggarakan pembukuan dan penggunaan norma kepada masyarakat terutama masyarakat Wajib Pajak, bekerjasama dengan pihak terkait dalam melaksanakan pendidikan akuntansi/pembukuan, dan juga pelaksanaan law enforcement terhadap Wajib Pajak yang seharusnya telah menyelenggarakan pembukuan tapi saat ini belum melaksanakan kewajibannya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irhantoro Eko
Abstrak :
ABSTRAK
Keberadaan TI di dalam perusahaan adalah hal yang penting. Perusahaan memandang bahwa ada nilai (value) yang diraih melalui penerapan solusi bisnis berbasis TI. Meskipun dianggap penting dan strategis, pada kenyataannya banyak perusahaan yang memandang organisasi TI mereka hanya sebagai unit bisnis yang bersifat sebagai cost center, dan bukan sebagai bagian yang ikut serta secara langsung mengalirkan pendapatan bagi perusahaan atau dengan kata lain sebagai profit center.

Untuk melakukan perubahan organisasi TI dari cost center menjadi profit center bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan pertimbangan dalam melakukan kajian transformasi termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi penerapannya, manfaat dan tantangan penerapannya, bagaimana model konseptual penerapannya, dan juga bagaimana proses transformasi itu sendiri dapat berlangsung.

Penelitian ini akan membahas tentang model konseptual organisasi TI sebagai profit center. Konsep profit center untuk organisasi TI dapat dibangun melalui penerapan intrapreneurship di dalam organisasi TI dan adanya penetapan kebijakan IT chargeback. Pemetaan model konseptual organisasi TI sebagai profit center dilakukan dengan alat bantu Business Model Canvas (BMC), yang terdiri dari sembilan elemen, yaitu: customer segments, value proposition, channels, customer relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partners, dan cost structure. Pemetaan dilakukan dengan membandingkan antara penerapan organisasi TI sebagai cost center dengan penerapannya sebagai profit center. Penelitian ini juga membahas aspek-aspek lain yang terkait dengan penerapan organisasi TI sebagai profit center, yaitu aspek manajemen, organisasi, sumber daya manusia, produk dan layanan, dan pemasaran.
ABSTRACT
The presence of IT in the company is important. The company considers that there are values achieved through the implementation of IT-based business solutions. Although considered to be strategic and important, in fact, many companies are looking at their IT organizations as cost center not as part of business unit that gives revenue stream for the company or in other word as a profit center.

It is not easy to transform the IT organization from a cost center into a profit center. There are some things to be considered in the assessment of the transformation including the factors that affect the implementation, benefits and challenges of implementation, how the conceptual model of the application, as well as how the process of transforming itself can take place.

This study discusses the conceptual model of the IT organization as a profit center. The concept of a profit center for the IT organization can be built through the application of intrapreneurship within the IT organization and the establishment of IT chargeback policy. Mapping the conceptual model of the IT organization as a profit center is done with Business Model Canvas (BMC) which consists of nine elements which are customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, and cost structure. Mapping is done by comparing the implementation of the IT organization as a cost center and as a profit center. This study also discusses other aspects related to the implementation of the IT organization as a profit center including the aspects of management, organizational, human resources, products and services, and marketing.
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edis Mari Eko
Abstrak :
Pendahuluan: Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS (LSL ODHA) merupakan populasi yang paling rentan tertular melalui hubungan seks anal. Penggunaan kondom secara konsisten dapat memberikan perlindungan paling efektif terhadap infeksi serta dengan penanganan stigma dan komunikasi. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas hubungan antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom pada pasangan Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode purpossive sampling dengan jumlah sampel 144 responden. Instrumen yang digunakan: HIV Berger Stigma Scale, Communication Pattern Questionnaire–Short Form (CPQ-SF) dan kuesioner penggunaan kondom dengan pengambilan data pada bulan April 2023. Rata-rata responden berusia dewasa awal 18-40 tahun. Data dianalisis dengan SPSS 27.0. Hasil: ada hubungan yang bermakna antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom pada Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS (p=0,001; α =0,05). Hasil uji chi-square antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom yang tidak konsisten (OR=0.09; 95% CI= 0.042-0,.226; p=0.001 dan OR= 0.08; 95% CI= 0.040-0,19; p=0.001). Diperlukan pengembangan intervensi yang berkontribusi lebih positif terhadap peningkatan penggunaan kondom. Uji RCT tambahan dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan di masa mendatang. Program dukungan komunikasi yang meminimalkan stigma dapat berguna bagi LSL ODHA sebagai bentuk pendekatan dukungan untuk pendidikan kesehatan tradisional yang selama ini telah dilakukan. ......Pendahuluan: Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS (LSL ODHA) merupakan populasi yang paling rentan tertular melalui hubungan seks anal. Penggunaan kondom secara konsisten dapat memberikan perlindungan paling efektif terhadap infeksi serta dengan penanganan stigma dan komunikasi. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas hubungan antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom pada pasangan Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode purpossive sampling dengan jumlah sampel 144 responden. Instrumen yang digunakan: HIV Berger Stigma Scale, Communication Pattern Questionnaire–Short Form (CPQ-SF) dan kuesioner penggunaan kondom dengan pengambilan data pada bulan April 2023. Rata-rata responden berusia dewasa awal 18-40 tahun. Data dianalisis dengan SPSS 27.0. Hasil: ada hubungan yang bermakna antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom pada Laki Seks Laki Orang Dengan HIV/AIDS (p=0,001; α =0,05). Hasil uji chi-square antara stigma dan komunikasi terhadap perilaku penggunaan kondom yang tidak konsisten (OR=0.09; 95% CI= 0.042-0,.226; p=0.001 dan OR= 0.08; 95% CI= 0.040-0,19; p=0.001). Diperlukan pengembangan intervensi yang berkontribusi lebih positif terhadap peningkatan penggunaan kondom. Uji RCT tambahan dengan desain yang lebih ketat dan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan di masa mendatang. Program dukungan komunikasi yang meminimalkan stigma dapat berguna bagi LSL ODHA sebagai bentuk pendekatan dukungan untuk pendidikan kesehatan tradisional yang selama ini telah dilakukan.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Setiono Eko
Abstrak :
Di dalam kesusastraan Rusia, Tolstoy merupakan salah seorang yang termasuk ahli dalam menyelami jiwa manusia dan mempunyai orientasi pemikiran yang jenius dalam segala bidang. Novel Rumah Tanga Yang Bahagia merupakan salah satu bukti kehebatan Tolstoy di dalam mengungkapkan keagungan cinta hati manusia yang terjadi di dunia ini. Skripsi ini bertujuan untuk menganalisa novel ini dari segi tokoh dan penokohan; yaitu sejauh mana novel ini merupakan kritik sosial. Novel Rumah Tangga Yang Bahagia ini sangat menarik untuk dibahas, karena sarat dengan informasi mengenai masalah sosial yang baik dan menarik untuk dibicarakan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi dan analisis. Nilai-nilai kemanusiaan yang sangat buruk pada masa dimana Tolstoy hidup (1828-1910), khususnya yang menyangkut harkat dan martabat manusia, Tolstoy dengan kejeliannya melihat semua itu, menjadi sumber ilham di dalam menulis novel Rumah Tanga Yang Bahaia ini.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Eko
Abstrak :
Pemanfaatan energi listrik semakin meningkat dari tahun ke tahun dan meluas aplikasinya, sehingga energi listrik kini menjadi energi penukar yang umum digunakan dalam berbagai bidang. Fenomena ini menyebabkan pembangkit-pembangkil bekerja dengan sistem interkoneksi untuk penyediaan kebutuhan listrik yang besar dengan keandalan tinggi. Dalam suatu sistem tenaga listrik dengan interkoneksi banyak pembangkit, masalah stabilitas dalam menyalurkan daya listrik sangat penting. Gangguan pada sistem tenaga listrik dapat menyebahkan gangguan stabilitas sistem secara keseluruhan. Gangguan yang sifatnya kecil biasanya dapat diatasi oleh sistem itu sendiri. Namun gangguan yang cukup besar dan atau terjadi dalam waktu cukup lama dapat menyebabkan sistem menjadi tidak stabil yang mengakibatkan daya listrik tidak dapat tersalurkan ke beban dan sistem dimatikan unluk keamanan. Tulisan ini membahas tentang perbaikan stabilitas sistem tenaga listrik dengan koordinasi metode pengkatuban cepat (fast valving) dan kendalt eksitasi pada pembangkit serempak yang-ter-interkoneksi dengan sistem. Dengan metode pengendalian terkoordinasi ini, pembangkit diharapkan dapat bertahan pada gangguan yang lebih panjang dan kembali ke stabilitasnya seperti keadaan sebelum gangguan sehingga sistem secara keseluruhan dapat kembali stabil. Pengendalian terkoordinasi dilakukan dengan mentup katub masukan secara cepat sehingga daya mekanik masukan sistem berkurang, dan mengatur eksitasi sehingga daerah akselerasi yang terbentuk berkurang dan sebaliknya daerah deselerasi menjadi bertambah, dan pembangkit dapat distabilkan kembali. Hasil dari koordinasi pengendalian ini adalah pembangkit yang kembali dapat distabilkan setelah melewati satu atau dua putaran tidak serempak.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianturi, Reinol Eko
Abstrak :
3207 HD merupakan salah satu jenis baja tahan karat dua fasa (austenit-ferit) dalam kelompok hyper-duplex yang digunakan dalam lingkungan korosi yang sangat tinggi dan juga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi. Dengan sifat tersebut hyper-duplex 3207 digunakan pada keadaan ultra-deepwater. Akan tetapi, baja tahan karat hyper-duplex 3207 rentan terserang korosi sumuran pada lingkungan klorida. Penelitian ini mempelajari korosi sumuran dari samperl hyper-duplex 3207 dengan parameter seperti laju korosi, ketahanan korosi dan morfologi sumuran yang terbentuk pada beberapa temperatur untuk melihat temperatur kritis terjadinya korosi sumuran (critical pitting temperature). Keseluruhan pengujian dilakukan dalam larutan 6% FeCl3 sebagai larutan elektrolit referensi, yang dikenal sebagai corrosion accelerator. Pengujian dilakukan dengan metode polarisasi potentiodynamic, , Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dan weight loss. Hasil dari pengujian menunjukkan nilai critical pitting temperature dari sampel baja tahan karat hyper-duplex 3207 adalah 85 OC pada keadaan 899 mV sebagai potensial kritis terjadinya sumuran, rapat arus yang terjadi sebesar 239.970 μA/cm2 dan tahanan dari lapisan pasif sebesar 80.3Ω. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa laju korosi dari sampel hyper-duplex 3207 adalah 2.486 mm/yr pada larutan 6% FeCl3. Penelitian dilanjutkan dengan menggunakan metode weight loss pada larutan yang sama selama 96 jam, pada temperatur 85 OC terjadi sumuran sebanyak 18 pits/cm2. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa fasa yang rentan terserang korosi sumuran adalah fasa ferit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58450
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Parulian, Eko
Abstrak :
Latar belakang: Kelainan kornea merupakan salah satu penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di Indonesia. Penanganan gangguan penglihatan karena kornea terhambat karena terbatasnya jumlah donor kornea. Pendekatan rumah sakit yang dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, dan perilaku tenaga kesehatan terhadap pelayanan donor kornea dapat menjadi strategi mengatasi kekurangan donor kornea. Tujuan: Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku perawat di Rumah Sakit dr. Cipto Mangukusumo (RSCM) terhadap pelayanan donor kornea. Metode penelitian: Pemilihan subjek menggunakan teknik quota sampling dan pengisian kuesioner yang teruji validitas dan reliabilitasnya. Hasil: Terdapat 422 responden dengan proporsi unit instalasi gawat darurat, ruang rawat inap intensif, ruang rawat inap non intensif, rawat jalan, dan ruang operasi secara berurutan sebesar 8,3%, 13,7%, 50%, 16,6%, dan 11,4%. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang (55,4%), sikap positif (50,2%), dan perilaku baik (59,5%). Terdapat hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap responden terhadap perilaku, namun tidak terdapat hubungan antara faktor demografi dengan perilaku. Usia ≤ 36 tahun, pengetahuan baik, dan sikap positif merupakan faktor prediktor perilaku baik. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku perawat RSCM terhadap pelayanan donor kornea di rumah sakit. ......Background: Corneal blindness is one of the leading cause of blindness and visual disturbances in Indonesia. The management of corneal blindness in Indonesia is impeded by the rarity of corneal donor. Hospital approach affected by knowledge, attitude, and practice of health workers could be a strategy to improve the scarcity of corneal donor. Purpose: Determine the knowledge, attitude, and practice of nurses in RSCM toward hospital corneal procurement Methods: Subjects are chosen by quota sampling and surveyed with a valid and reliable questionnaire. Results: There were 422 respondents with the proportion of emergency ward, intensive care, non-intensive care, polyclinics of 8.3%, 13.7%, 50%, 16.6%, and 11.4% respectively. Most of the respondent were lacking in knowledge (55.4%), had positive attitude (50.2%), and had good practice (59.5%). There were significant correlation between knowledge and attitude towards practice but no significant correlation found between demographic factors to practice. Age ≤ 36 years old, good knowledge, and positive attitudes are predictor factors for good practice. Conclusion: There were correlation between knowledge and attitude of health workers in RSCM towards practice of corneal donor procurement in hospital.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edis Mari Eko
Abstrak :
Praktik Keperawatan Spesialis merupakan suatu proses yang penting untuk pendidikan profesi dalam rangka penerapan peran perawat spesialis yang berdampak pada upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Praktek ini dilakukan serta dikembangkan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui berbagai penelitian. Pendekatan Teori yang dipakai dalam praktek ini menggunakan Teori Keperawatan Henderson dan Teori Sosial Kognitif Bandura yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dan Rumah Sakit Persahabatan Jakarta. Tiga kompetensi yang harus dicapai dalam praktik residensi ini adalah memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan Teori Keperawatan Henderson, melaksanakan praktik keperawatan berdasarkan bukti ilmiah (Evidence Based Nursing), dan melaksanakan proyek inovasi keperawatan yang bermanfaat bagi Rumah Sakit Persahabatan. Mahasiswa Ners Residensi Keperawatan telah memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan Teori Henderson pada satu kasus utama yang ditangani beserta 30 kasus resume pasien HIV/AIDS dengan berbagai infeksi oportunistik. Sebagai peneliti, Mahasiswa Residensi telah menerapkan Teknik Relaksasi Benson dalam upaya penurunan kelelahan pada pasien HIV/AIDS. Sedangkan sebagai inovator telah dilakukannya pendidikan kesehatan dengan media yang inovatif yaitu melalui akses barcode video edukasi untuk meningkatkan pengetahuan pasien SLE. Pelaksanaan proyek inovasi ini menunjukkan manfaat yang sangat signifikan bagi peningkatan pengetahuan yang akan  meningkatkan efikasi diri pada pasien SLE. ......Nursing Specialist Practice is an important process of professional education in order to apply the role of specialist nurses which has an impact on efforts to improve the quality of nursing services. This practice is carried out and developed based on science and technology through various studies. Henderson Theory Approach and Bandura's Cognitive Social Theory at Persahabatan Hospital, Jakarta. The three competencies that must be achieved in this residency practice are providing nursing care using a nursing theory approach, implementing nursing practice based on scientific evidence (evidence-based nursing practice), and carrying out nursing innovation projects that are useful for the land where the residency is practiced. As nursing care providers, residency students have provided nursing care using Henderson Theory approach in 1 main managed case and 30 resume cases of HIV/AIDS patients with various opportunistic infections. As researchers, residency students have applied the Benson Relaxation o Technique to HIV/AIDS patients. Meanwhile, as an innovator, innovative knowledge education has been carried out related to improve knowlwdge the other immune case with SLE patient in which educational media has also been formed to be barcoded and the results of implementing this innovation project show very significant benefits for increasing knowledge in improve self efficacy.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library