Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Widya Khorinal
"Kanker telah diketahui sebagai faktor risiko kuat penyebab tromboemboli, baik emboli paru maupun trombosis vena dalam. Emboli paru sendiri seringkali tidak bergejala padahal angka mortalitas bisa mencapai 80%. Tipe histopatologi adenokarsinoma merupakan salah satu faktor risiko yang meningkatkan kejadian emboli paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi kejadian emboli paru dan trombosis vena pada kelompok kemungkinan tinggi menurut skor Revisi Geneva dan memperoleh besar kemungkinan kejadian emboli paru (EP) serta hubungannya dengan tipe histopatologi kanker padat. Penelitian menggunakan potong lintang dan didapatkan 124 subjek diikutkan dalam penelitian ini yang terdiri atas kelompok adenokarsinoma dan non adenokarsinoma masing-masing sebesar 62 subjek. Berdasarkan skor Revisi Geneva, sebanyak 11 (8,8%) subjek termasuk ke dalam kelompok kemungkinan rendah, 96 (77,4%) subjek termasuk ke dalam kelompok kemungkinan menengah dan 17 (13,8%) subjek ke dalam kelompok kemungkinan tinggi. Kejadian tromboemboli vena pada kelompok kemungkinan tinggi mencapai 94,1% dengan 58,8% mengalami emboli paru dan trombosis vena dalam secara bersamaan, 11,8% hanya mengalami emboli paru saja dan 23,6% mengalami thrombosis vena dalam saja. Tipe histopatologi adenokarsinoma memiliki risiko 2,58 kali lebih tinggi untuk masuk kedalam kelompok kemungkinan kejadian tinggi emboli paru menurut skor Revisi Geneva bila dibandingkan pada subjek dengan tipe histopatologi non adenokarsinoma. Sebagai kesimpulan, kanker padat dengan tipe histopatologi adenokarsinoma meningkatkan kemungkinan kejadian emboli paru bila dibandingkan dengan tipe non adenokarsinoma.

Cancer is widely known as a strong risk factor of thromboembolism, which consist of two kind are pulmonary embolism and deep vein thrombosis. We mainly focused on pulmonary embolism in this research. Pulmonary embolism is often asymptomatic which the mortality rate can reach 80%. Adenocarcinoma histopathological type has been proved as one of the risk factors that increase the occurance of pulmonary embolism. This research determine the proportion of pulmonary embolism and deep vein thrombosis events in high clinical probability group based on Revised Geneva score and the correlation with solid tumor histopathological type. This research used cross sectional method with 124 subjects participated in this research which consisted of 62 patients for each of adenocarcinoma and non-adeocarcinoma group. Mean of patient age was 52 years old and the sum of female participant was larger than male. Based on Revised Geneva score, 11 (8,8%) participants were in low risk clinical probability group, 96 (77,4%) participant were in middle risk clinical probability group and the rest of 17 (13,8%) participants were in high risk clinical probability group. The total event of vena thromboembolism in high risk clinical probability group reached 94,1% whereas 58,8% got both pulmonary embolism and deep vein thrombosis simultaneously, 11,8% with pulmonary embolism alone and 23,6% with vein deep vein thrombosis alone. Subjects with histopathological type of AC were 2.58 times greater to be a high-probability group of the Revised Geneva Score compared with NAC. As the conclusion, Solid cancer with histopathological type of AC increases the likelihood of PE incidence when compared with NAC."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Widya Khorinal
"ABSTRAK
Latar Belakang. Hiperglikemia yang terjadi selama masa perawatan di rumah sakit pada pasien dengan penyakit kritis telah diketahui akan memberikan luaran klinis yang buruk bahkan dapat berujung pada kematian. Hiperglikemia yang terjadi pada pasien sindrom koroner akut (SKA) akan berakibat pada gangguan regenerasi sel endotel dan pembentukan pembuluh darah kolateral (revaskularisasi). Sayangnya, manajemen hiperglikemia sampai saat ini masih belum dicapai kata sepakat terutama perbedaan dalam menentuksn nilai potong dalam evaluasi glukosa lanjutan.
Tujuan. Untuk mengetahui pengaruh hiperglikemia selama perawatan terhadap kesintasan
(mortalitas) enam bulan pasien SKA dan mencari nilai potong ideal jntuk evaluasi lanjutan dan target kendali selama perawatan
Metodologi. Penelitian dilakukan secara kohort retrospestif pada pasien SKA di dirawat di instalasi ICCU RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, dengan melibatkan pasien yang dirawat sampai dengan Desember 2011. Pengambilan data subjek penelitian dilakukan melalui data sekunder dengan pendaraan rekam medis dan dilakukan secara konsekutif.
Hasil. Kami mendapatkan 807 pasien SKA selama periode Januari tahun 2000 sampai dengan Desember tahun 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hiperglikemia selama perawatan terjadi 242 (30 %) subjek penelitian. Hiperglikemia yang memberikan pengaruh pada kesintasan enam bulan dengan meningkatkan resiko kematian (HR 2,16 dengan IK 95% 1,77 sampai 2,63). Nilai potong glukosa darah yang memberikan kemaknaan pada kesintasan berada pada nilai 142,5 mg/dL.
Kesimpulan. Pasien dengan hiperglikemia memiliki kesintasan yang lebih buruk dibandingkan pasien tanpa hiperglikemia. Nilai glukosa darah 142,5 mg/dL dapat dipergunakan sebagai nilai potong untuk evaluasi glukosa darah lanjutan selama masa perawatan.

ABSTRACT
Background. Hyperglicemia during hospitalization especially on critically ill patients has worse clinical outcome and deadly. Patient with hyperglicemiain in acute coronary syndrome (ACS) will hamper endotelial regeneration and revascularization of coronary blood vessels. Unforrtunately, up until now rate of blood glucose cut off in hyperglycemia management had not reached any consession although we undoubtfully agree that this concept is very important in evaluation and choosing goal treatment.
Aim. To determine the impact of hyperglicemia during admission in six month mortality rate of ACS patients and the best blood glucose cut off for evaluation and goal treatment.
Method. This research used retrospective cohort on ACS patients admitted in ICCU, Cipto Mangukusumo Hospital, Jakarta, untill December 2011. Subjects' data were collected through medical records consecutively.
Results. This research found that there were 807 ACS patients admitted during Januari 2000 to December 2011 that met inclusion and exclusion criterias. Hyperglicemia during admission was found on 242 (30 %) subjects. This condition statistically proven to increase six month mortality rate (HR 2, 16 with CI 95% 1,77 till 2,63). The best rate of Blood Glucose cut of for evaluation and management was 142,5mg/dL.
Conclussion. There was significant difference mortality rate between hyperglicemia patients and non hyperglicemia.Blood glucose level on 142, 5 mg/dL could be used as cut off evaluation during admission."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T32144
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library