Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Edy Purnomo
Abstrak :
Provinsi Papua dan Papua Barat memperoleh kewenangan otonomi khusus melalui UU No. 21 Tahun 2001. Kewenangan otonomi khusus lebih luas dibandingkan otonomi daerah, bertujuan mengurangi kesenjangan Provinsi Papua dan Papua Barat. Dalam rangka otonomi khusus, Pemerintah memberikan penerimaan khusus yang digunakan dalam empat bidang yaitu pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan prioritas pada bidang pendidikan. Penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif, menggunakan metode analisa data berupa Cost Effectiveness Analysis serta menggunakan tehnik pemetaan hambatan untuk menjelaskan mengenai penyebab ketidakefektifan. Untuk menjelaskan pengaruh anggaran dana otsus terhadap tingkat pendidikan digunakan regresi dilakukan mengetahui pengaruh dana otsus terhadap tingkat pendidikan berupa angka melek huruf dan lama rata-rata sekolah. Sampai dengan tahun 2013, diperoleh hasil bahwa kebijakan pemberian dana dalam rangka otonomi khusus tidak efektif dalam meningkatkan pendidikan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Hal ini disebabkan oleh sejumlah permasalahan berupa permasalahan dibidang keuangan maupun permasalahan dibidang pendidikan.
......The provinces of Papua and West Papua has a special autonomy by Law No 21 of 2001 Special autonomy authority greather than local autonomy aimed to reduce the gap the provinces of Papua and West Papua By special autonomy Government gave a special reception that used for four areas education health infrastructure and people economic empowerment with priority in education This research is a qualitative and quantitative study use data analysis method of Cost Effectiveness Analysis and also use mapping barriers technique to explained the causes of the ineffectiveness The use of quantitative approaches such as regression is performed to know the influence of special autonomy fund to the level of education in the form of long literacy rate and average school Until 2013 showed that the policy grants in the framework of special autonomy is not effective in improving education in Provinces of Papua and West Papua It is caused by a number of issues such as the problems in the financial sector and the problems in education.
Depok: Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi Bisnis, 2016
T45484
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Edy Purnomo
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S33846
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
F.X. Edy Purnomo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S48799
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
M. Fauzan Edy Purnomo
Abstrak :
Analisis penerapan IMT-2000/UMTS dipilah menjadi 2 bagian: (i) analisis Iingkungan internal G-3 dan (ii) analisis lingkungan eksternal G-3, yang mencakup aspek teknis, bisnis dan regulasi dengan menggunakan metoda analisa SWOT.
Hasil analisis menyatakan bahwa pertama, penggelaran operator G-3 akan lebih balk peluang berhasilnya jika berasal dari penggabungan antara pendatang lama (operator G-2) dengan pendatang baru (newcomer). Kedua, strategi riset marketing yang terarah dan terpadu dalam menyelenggarakan layanan G-3 sangat penting dilakukan, untuk menjaga kelangsungan berbisnis operator G-3 dan menumbuhkan minat masyarakat pengguna jasa telekomunikasi terhadap layanan jasa G-3 tersebut.
Indonesia diperkirakan akan siap terjun secara komersial penuh dalam menyelenggarakan layanan IMT-2000/UMTS (wireless G-3), sekitar tahun 2010.
......
The implementation analysis of IMT-20001UMTS is divided into 2 parts: (i) internal analysis 3G environment and (ii) external analysis 3G environment, that cover technical, business and regulation aspects by using SWOT method analysis.
The result of analysis is first, implementation of 3G operator will yield better opportunities if it comes from synergy between existing players (2G Operator) and newcomers. Second, marketing research that is focused and integrated in implementing 3G service in order to sustain the business of 3G operators and to develop the interest of telecommunication users in using 3G service.
Indonesia is estimated to be ready for the implementation of IMT-2000/UMTS (wireless 3G) service in full commercial basis, by the year 2010.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5801
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
M. Fauzan Edy Purnomo
Abstrak :
Karakteristik daerah pedesaan (rural area) di Indonesia sepertinya unik dimana secara umum faktor iklim, topografi, demografi dan sosial ekonomi menyulitkan pembangunan jaringan telekomunikasi baru di daerah tersebut sehingga memerlukan biaya yang cukup banyak untuk mendapatkan sistem yang handal. Dari segi perancangan sistem yang dipergunakan, maka pemilihan sistem ARTS (Advanced Rural Telecommunication System) sangatlah menguntungkan.
Sistem ARTS sangat sesuai untuk diaplikasikan pada beragam aplikasi, seperti pada daerah yang kepadatan peianggannya rendah, pelanggan yang tersebar pada kawasan luas, daerah terisolasi (gunung dan laut) atau daerah dengan prasarana minim (keterbatasan akses )alan masuk, listrik).
Untuk lebih memperjelas kemungkinan hasil penerapan sistem ini di wilayah Indonesia, maka dibuatlah suatu model penerapan yang berlokasi di wilayah Kepulauan Seribu Jakarta berdasarkan karakteristik perangkat ARTS, konfgurasi gelombang mikro dijital dan studi banding dengan sistem konvensionai.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38817
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library