Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Sekarastri
Abstrak :
Kehamilan dapat terjadi kapan saja selama terdapat proses konsepsi pada pasangan yang berada di rentang usia prakonsepsi 15-44 tahun. Kehamilan tidak diinginkan, kehamilan berisiko, serta angka kematian ibu dan bayi merupakan beberapa contoh dari permasalahan akibat perencanaan kehamilan yang kurang baik. Kesehatan prakonsepsi berperan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak dengan melakukan perencanaan kehidupan reproduksi yang matang. Studi deskriptif ini dilakukan secara konsekutif kepada 398 mahasiswa Universitas Indonesia untuk mengetahui gambaran kesadaran diri dan pengetahuan mereka tentang kesehatan prakonsepsi. Hasilnya didapat sebagian besar mahasiswa 75,4 -72,9 merasa sedikit hingga cukup menyadari perilaku/faktor yang berbahaya bagi kehamilan dan hal yang berdampak baik bagi kehamilan. Pengetahuan mahasiswa menunjukkan tingkat pengetahuan yang kurang baik yakni 46,87 95 CI 26.41, 28,90 dengan variasi skor 7 sampai 98 . Mahasiswa menunjukkan pengetahuan yang baik pada indikator penyalahgunaan zat yakni alkohol, rokok, kokain dan marijuana dan asupan asam folat. Pengetahuan mahasiswa kurang pada indikator bahaya produk herbal, jarak aman antar kehamilan dan peningkatan berat badan yang dianjurkan selama hamil. Berdasarkan penelitian ini perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan prakonsepsi pada mahasiswa.
Pregnancy can occur any time as long as there is a conception between couples at the preconception age range 15 44 years. Unwanted pregnancies, high risk pregnancies, and maternal and infant mortality are examples of problems due to poor pregnancy planning. Preconceptional health plays a role in improving maternal and child health by conducting a well prepared reproductive life planning. This descriptive study was conducted consecutively to 398 students in the University of Indonesia to find out their selfawareness and preconception health knowledge. The result is that most students 75.4 72.9 feel slight to moderately aware of the behaviors factors that are harmful to pregnancy and that are good for pregnancy. Overall student showed a low knowledge level that is 46,87 from total score 95 CI 26.41, 28,90 with variation 7 until 98. Students are highly aware on substance abuse harmness indicators ie alcohol, cigarettes, cocaine and marijuana and the benefit of folic acid suplementation. Student knowledge is low on herbal product consumption, safe distance between each pregnancy and weight gain recommendation during pregnancy. Based on this research, there should be an effort to increase awareness and knowledge about preconception health among students.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Sekarastri
Abstrak :
Agitasi merupakan salah satu gejala yang paling sering dialami lansia dengan neuropsikiatri demensia. Perilaku yang dapat diamati dari gejala agitasi adalah vokalisasi menyimpang, agitasi motorik, agresivitas dan perilaku menolak perawatan. Faktor yang umum menjadi penyebab penurunan fungsi kognitif pada lansia proses menua, pengaruh internal seperti pendidikan, kehidupan sosial, dan sikap; kesehatan fisik dan mental; efek medikasi; serta faktor lingkungan dan merokok. Penanganan agitasi selama ini mengutamakan pemberian agen antipsikotik yang banyak memberikan efek samping bagi lansia. Karya ilmiah ini menjelaskan asuhan keperawatan untuk penanganan agitasi nonfarmakoterapi dengan terapi multisensori Snoezelen. Asuhan keperawatan diberikan selama 5 minggu dengan 14 kali sesi terapi. Hasilnya terdapat efek yang signifikan terhadap penurunan gejala agitasi. Efek jangka panjang kurang signifikan pada klien dengan kerusakan kognitif dan mental berat. ......Agitation is one of the most frequently experienced by elderly with neuropsychiatric dementia. Avoidable behaviors from symptoms of agitation are aberrant vocalization, motor agitation, aggressiveness and behavior to refuse treatment. Common factors cause a decrease in cognitive function in aging processes, internal influences such as education, social life, and attitudes, physical and mental health, medicinal effect, and Environmental factors and smoking. Agitation management has prioritized giving antipsychotic agents that provide side effects for the elderly. This scientific work explains nursing care for the handling of nonfarmacotherapy agitation with Snoezelen multisensory therapy. Nursing care is given for 5 weeks with 14 therapy sessions. A significant effect on decreasing the effect of agitation. Long-term effects are less significant for clients with severe cognitive and mental damage.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library