Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwita Oktaria
"[ABSTRAK
Latar Belakang: Umpan balik memiliki peran penting pada proses pembelajaran
seseorang. Konsep mengenai perilaku mencari umpan balik telah banyak diteliti
tetapi masih terdapat gambaran yang belum lengkap mengenai berbagai aspek
terkait perilaku mencari umpan balik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) secara mendalam.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan melalui FGD (focus group
discussion) dengan mahasiswa FK Unila Angkatan 2012, 2013 dan 2014.
Triangulasi data dilakukan melalui FGD dengan staf pengajar, wawancara dengan
ketua tim Medical Education Unit dan studi dokumen yang dilakukan selama
bulan April sampai dengan Mei 2015. Hasil FGD dan wawancara dituliskan
dalam bentuk transkrip verbatim lalu dilakukan analisis tematik dan koding.
Selanjutnya dilakukan reduksi dan penyajian data.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman mahasiswa dan staf
pengajar mengenai umpan balik masih belum tepat. Motivasi mahasiswa untuk
mencari umpan balik disebabkan oleh keinginan untuk mendapatkan informasi
yang berguna bagi dirinya dan mengontrol kesan orang lain. Faktor penghambat
tersering mahasiswa dalam mencari umpan balik kepada staf pengajar adalah rasa
segan dan takut untuk mendapatkan komentar negatif mengenai dirinya.
Mahasiswa akan mencari umpan balik kepada orang yang memiliki hubungan
kedekatan dan kredibilitas yang baik dalam konteks lingkungan yang privat.
Kesimpulan: Belum adanya pemahaman yang sama mengenai pengertian umpan
balik menyebabkan proses pencarian dan pemberian umpan balik di FK Unila
belum berjalan secara efektif. Sistem pendidikan kedokteran yang hirarkis, faktor
budaya dan kesibukan staf pengajar merupakan beberapa faktor penghambat.
Institusi perlu membuat suatu kebijakan yang bertujuan untuk menumbuhkan
kesadaran dan menciptakan atmosfer bagi mahasiswa dan staf pengajar akan arti
penting umpan balik.

ABSTRACT
Background: Feedback has many important roles in an individual learning
process. The concept of feedback-seeking behaviour has been widely studied but
there is still lack of information on the aspects related to it. This study is aimed to
explore feedback-seeking behaviour of undergraduate medical students at Faculty
of Medicine University of Lampung.
Method: This study used qualitative research methods with phenomenological
approach. Data was collected through focus group discussion (FGD) with students
in Faculty of Medicine University of Lampung class of 2012, 2013 and 2014.
Similar method was used with faculty members to triangulate the data, and also an
in-depth interview with the head of Medical Education Unit and document
analysis. The result of FGD and interview were transcribed verbatim, analysed
thematically and coded, to reduce and present the data.
Result: The results obtained in this study indicate that the understanding of
students and lecturers of feedback is still incorrect. Students are motivated to seek
feedback because they want useful information and have the desire to control the
impressions of others. One of the biggest factors that inhibit students to seek
feedback from the lecturer is their fear in getting negative comments. Students
will look for feedback from people who have close relationships with them and
good credibility in the context of a private environment.
Conclusion: The absence of a common understanding of the meaning of feedback
causes the feedback-seeking and feedback-giving process on FK Unila not run
effectively. Hierarchical system of medical education, cultural factors and
lecturers? busy schedule are some factors that hinder feedback-seeking process.
Institutions need to make a policy to raise awareness and create an atmosphere for
students and faculty members on the importance of feedback, Background: Feedback has many important roles in an individual learning
process. The concept of feedback-seeking behaviour has been widely studied but
there is still lack of information on the aspects related to it. This study is aimed to
explore feedback-seeking behaviour of undergraduate medical students at Faculty
of Medicine University of Lampung.
Method: This study used qualitative research methods with phenomenological
approach. Data was collected through focus group discussion (FGD) with students
in Faculty of Medicine University of Lampung class of 2012, 2013 and 2014.
Similar method was used with faculty members to triangulate the data, and also an
in-depth interview with the head of Medical Education Unit and document
analysis. The result of FGD and interview were transcribed verbatim, analysed
thematically and coded, to reduce and present the data.
Result: The results obtained in this study indicate that the understanding of
students and lecturers of feedback is still incorrect. Students are motivated to seek
feedback because they want useful information and have the desire to control the
impressions of others. One of the biggest factors that inhibit students to seek
feedback from the lecturer is their fear in getting negative comments. Students
will look for feedback from people who have close relationships with them and
good credibility in the context of a private environment.
Conclusion: The absence of a common understanding of the meaning of feedback
causes the feedback-seeking and feedback-giving process on FK Unila not run
effectively. Hierarchical system of medical education, cultural factors and
lecturers’ busy schedule are some factors that hinder feedback-seeking process.
Institutions need to make a policy to raise awareness and create an atmosphere for
students and faculty members on the importance of feedback]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Oktaria
"Perilaku mencari umpan balik merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran klinis yang mendukung pengembangan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Namun kepustakaan mengenai umpan balik menempatkan mahasiswa dalam posisi pasif dan fokus pelatihan serta penelitian lebih banyak kepada peran staf pengajar dalam memberi umpan balik dibandingkan peran aktif mahasiswa mencari umpan balik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan program intervensi untuk meningkatkan perilaku mencari umpan balik pada mahasiswa kedokteran tahap klinis, serta merancang alat ukur untuk menilai persepsi perilaku mencari umpan balik yang sesuai dengan konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Penelitian ini menggunakan mixed-method exploratory sequential yang terdiri atas tiga tahap. Tahap I merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan mengeksplorasi gambaran perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran tahap klinis dan faktor yang memengaruhinya. Data diperoleh melalui wawancara, focus group discussion (FGD), dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh menjadi dasar pengembangan program intervensi dan alat ukur pada tahap II. Tahap II melibatkan enam orang ahli untuk menelaah rancangan program intervensi dan alat ukur yang telah dibuat, dilanjutkan dengan tahap validasi proses respons dengan 30 orang mahasiswa, uji reliabilitas dan analisis butir dengan 50 orang mahasiswa dan uji validitas konstruk dengan 100 orang mahasiswa. Tahap III implementasi program intervensi yang diberi nama Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik (3M-UB), diikuti oleh 23 orang mahasiswa saat masa orientasi pra-kepaniteraan klinis dilanjutkan dengan evaluasi tiga bulan setelah program intervensi. Alat ukur persepsi perilaku mencari umpan balik terdiri atas 10 butir pernyataan dan dua faktor dengan nilai α-Cronbach 0,913. Hasil implementasi menunjukkan bahwa Program 3M-UB meningkatkan pemahaman dan sikap mahasiswa terhadap perilaku mencari umpan balik, namun tidak didapatkan peningkatan skor persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik tiga bulan sesudah intervensi. Penelitian ini menghasilkan Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik, sebuah program intervensi edukasi yang menekankan pentingnya peran aktif peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan umpan balik sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pembentukan identitas profesional. Selain itu dihasilkan pula alat ukur untuk menilai persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik yang valid dan reliabel. Intervensi untuk mengubah perilaku mencari umpan balik tidak cukup dilakukan satu kali dalam masa pendidikan, perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan tidak hanya peserta didik, tetapi juga staf pengajar serta konteks lingkungan.

Perilaku mencari umpan balik merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran klinis yang mendukung pengembangan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Namun kepustakaan mengenai umpan balik menempatkan mahasiswa dalam posisi pasif dan fokus pelatihan serta penelitian lebih banyak kepada peran staf pengajar dalam memberi umpan balik dibandingkan peran aktif mahasiswa mencari umpan balik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan program intervensi untuk meningkatkan perilaku mencari umpan balik pada mahasiswa kedokteran tahap klinis, serta merancang alat ukur untuk menilai persepsi perilaku mencari umpan balik yang sesuai dengan konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Penelitian ini menggunakan mixed-method exploratory sequential yang terdiri atas tiga tahap. Tahap I merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan mengeksplorasi gambaran perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran tahap klinis dan faktor yang memengaruhinya. Data diperoleh melalui wawancara, focus group discussion (FGD), dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh menjadi dasar pengembangan program intervensi dan alat ukur pada tahap II. Tahap II melibatkan enam orang ahli untuk menelaah rancangan program intervensi dan alat ukur yang telah dibuat, dilanjutkan dengan tahap validasi proses respons dengan 30 orang mahasiswa, uji reliabilitas dan analisis butir dengan 50 orang mahasiswa dan uji validitas konstruk dengan 100 orang mahasiswa. Tahap III implementasi program intervensi yang diberi nama Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik (3M-UB), diikuti oleh 23 orang mahasiswa saat masa orientasi pra-kepaniteraan klinis dilanjutkan dengan evaluasi tiga bulan setelah program intervensi. Alat ukur persepsi perilaku mencari umpan balik terdiri atas 10 butir pernyataan dan dua faktor dengan nilai α-Cronbach 0,913. Hasil implementasi menunjukkan bahwa Program 3M-UB meningkatkan pemahaman dan sikap mahasiswa terhadap perilaku mencari umpan balik, namun tidak didapatkan peningkatan skor persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik tiga bulan sesudah intervensi. Penelitian ini menghasilkan Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik, sebuah program intervensi edukasi yang menekankan pentingnya peran aktif peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan umpan balik sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pembentukan identitas profesional. Selain itu dihasilkan pula alat ukur untuk menilai persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik yang valid dan reliabel. Intervensi untuk mengubah perilaku mencari umpan balik tidak cukup dilakukan satu kali dalam masa pendidikan, perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan tidak hanya peserta didik, tetapi juga staf pengajar serta konteks lingkungan.

Feedback-seeking behavior is a crucial component of the clinical learning process that supports the development of professionalism among medical students. However, existing literature on feedback often positions students as passive recipients, with the focus of training and research predominantly placed on the role of clinical teachers in providing feedback, rather than on students' active role in seeking it. This study aims to develop an intervention program to enhance feedback-seeking behavior among clinical-phase medical students, as well as to design a measurement instrument to assess perceptions of feedback-seeking behavior that aligns with the context of medical education in Indonesia.This research employed a mixed-methods exploratory sequential design, comprising three phases. Phase I was a qualitative study using a phenomenological approach to explore feedback-seeking behavior among clinical-phase medical students and the factors influencing it. Data were collected through interviews, focus group discussions (FGDs), and document analysis. The findings from this phase yielded the development of the intervention program and the instrument in Phase II. In Phase II, six experts reviewed the draft of the intervention program and the measurement instrument. This was followed by response process validation with 30 students, reliability testing and item analysis with 50 students, and construct validity testing with 100 students. Phase III involved the implementation of the intervention program, entitled the Seek, Receive, and Respond to Feedback Program, which was delivered to 23 students during the pre-clinical clerkship orientation, followed by an evaluation three months after the intervention. The feedback-seeking perception instrument consists of 10 items grouped into two factors, with a Cronbach’s alpha value of 0.913. Implementation results indicated that the program improved students’ understanding and attitudes toward feedback-seeking behavior; however, there was no improvement in perception scores regarding feedback-seeking behavior three months after intervention. This study resulted in the development of the Seek, Receive, and Respond to Feedback Program, an educational intervention emphasizes the importance of students’ active role in seeking and utilizing feedback as part of the learning process and the formation of professional identity. Additionally, a valid and reliable instrument to assess perceptions of feedback-seeking behavior was produced. Interventions aimed at changing feedback-seeking behavior should not be limited to a single occurrence during the educational journey but must be continuous and involve not only students, but also clinical teachers and the broader learning environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Oktaria
"Perilaku mencari umpan balik merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran klinis yang mendukung pengembangan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Namun kepustakaan mengenai umpan balik menempatkan mahasiswa dalam posisi pasif dan fokus pelatihan serta penelitian lebih banyak kepada peran staf pengajar dalam memberi umpan balik dibandingkan peran aktif mahasiswa mencari umpan balik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan program intervensi untuk meningkatkan perilaku mencari umpan balik pada mahasiswa kedokteran tahap klinis, serta merancang alat ukur untuk menilai persepsi perilaku mencari umpan balik yang sesuai dengan konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Penelitian ini menggunakan mixed-method exploratory sequential yang terdiri atas tiga tahap. Tahap I merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan mengeksplorasi gambaran perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran tahap klinis dan faktor yang memengaruhinya. Data diperoleh melalui wawancara, focus group discussion (FGD), dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh menjadi dasar pengembangan program intervensi dan alat ukur pada tahap II. Tahap II melibatkan enam orang ahli untuk menelaah rancangan program intervensi dan alat ukur yang telah dibuat, dilanjutkan dengan tahap validasi proses respons dengan 30 orang mahasiswa, uji reliabilitas dan analisis butir dengan 50 orang mahasiswa dan uji validitas konstruk dengan 100 orang mahasiswa. Tahap III implementasi program intervensi yang diberi nama Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik (3M-UB), diikuti oleh 23 orang mahasiswa saat masa orientasi pra-kepaniteraan klinis dilanjutkan dengan evaluasi tiga bulan setelah program intervensi. Alat ukur persepsi perilaku mencari umpan balik terdiri atas 10 butir pernyataan dan dua faktor dengan nilai α-Cronbach 0,913. Hasil implementasi menunjukkan bahwa Program 3M-UB meningkatkan pemahaman dan sikap mahasiswa terhadap perilaku mencari umpan balik, namun tidak didapatkan peningkatan skor persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik tiga bulan sesudah intervensi. Penelitian ini menghasilkan Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik, sebuah program intervensi edukasi yang menekankan pentingnya peran aktif peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan umpan balik sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pembentukan identitas profesional. Selain itu dihasilkan pula alat ukur untuk menilai persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik yang valid dan reliabel. Intervensi untuk mengubah perilaku mencari umpan balik tidak cukup dilakukan satu kali dalam masa pendidikan, perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan tidak hanya peserta didik, tetapi juga staf pengajar serta konteks lingkungan.

Perilaku mencari umpan balik merupakan salah satu elemen penting dalam proses pembelajaran klinis yang mendukung pengembangan profesionalisme mahasiswa kedokteran. Namun kepustakaan mengenai umpan balik menempatkan mahasiswa dalam posisi pasif dan fokus pelatihan serta penelitian lebih banyak kepada peran staf pengajar dalam memberi umpan balik dibandingkan peran aktif mahasiswa mencari umpan balik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan program intervensi untuk meningkatkan perilaku mencari umpan balik pada mahasiswa kedokteran tahap klinis, serta merancang alat ukur untuk menilai persepsi perilaku mencari umpan balik yang sesuai dengan konteks pendidikan kedokteran di Indonesia. Penelitian ini menggunakan mixed-method exploratory sequential yang terdiri atas tiga tahap. Tahap I merupakan studi kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan mengeksplorasi gambaran perilaku mencari umpan balik mahasiswa kedokteran tahap klinis dan faktor yang memengaruhinya. Data diperoleh melalui wawancara, focus group discussion (FGD), dan studi dokumen. Hasil yang diperoleh menjadi dasar pengembangan program intervensi dan alat ukur pada tahap II. Tahap II melibatkan enam orang ahli untuk menelaah rancangan program intervensi dan alat ukur yang telah dibuat, dilanjutkan dengan tahap validasi proses respons dengan 30 orang mahasiswa, uji reliabilitas dan analisis butir dengan 50 orang mahasiswa dan uji validitas konstruk dengan 100 orang mahasiswa. Tahap III implementasi program intervensi yang diberi nama Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik (3M-UB), diikuti oleh 23 orang mahasiswa saat masa orientasi pra-kepaniteraan klinis dilanjutkan dengan evaluasi tiga bulan setelah program intervensi. Alat ukur persepsi perilaku mencari umpan balik terdiri atas 10 butir pernyataan dan dua faktor dengan nilai α-Cronbach 0,913. Hasil implementasi menunjukkan bahwa Program 3M-UB meningkatkan pemahaman dan sikap mahasiswa terhadap perilaku mencari umpan balik, namun tidak didapatkan peningkatan skor persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik tiga bulan sesudah intervensi. Penelitian ini menghasilkan Program Mencari, Menerima dan Merespons Umpan Balik, sebuah program intervensi edukasi yang menekankan pentingnya peran aktif peserta didik dalam mencari dan memanfaatkan umpan balik sebagai bagian dari proses pembelajaran dan pembentukan identitas profesional. Selain itu dihasilkan pula alat ukur untuk menilai persepsi mengenai perilaku mencari umpan balik yang valid dan reliabel. Intervensi untuk mengubah perilaku mencari umpan balik tidak cukup dilakukan satu kali dalam masa pendidikan, perlu dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan tidak hanya peserta didik, tetapi juga staf pengajar serta konteks lingkungan.

Feedback-seeking behavior is a crucial component of the clinical learning process that supports the development of professionalism among medical students. However, existing literature on feedback often positions students as passive recipients, with the focus of training and research predominantly placed on the role of clinical teachers in providing feedback, rather than on students' active role in seeking it. This study aims to develop an intervention program to enhance feedback-seeking behavior among clinical-phase medical students, as well as to design a measurement instrument to assess perceptions of feedback-seeking behavior that aligns with the context of medical education in Indonesia.This research employed a mixed-methods exploratory sequential design, comprising three phases. Phase I was a qualitative study using a phenomenological approach to explore feedback-seeking behavior among clinical-phase medical students and the factors influencing it. Data were collected through interviews, focus group discussions (FGDs), and document analysis. The findings from this phase yielded the development of the intervention program and the instrument in Phase II. In Phase II, six experts reviewed the draft of the intervention program and the measurement instrument. This was followed by response process validation with 30 students, reliability testing and item analysis with 50 students, and construct validity testing with 100 students. Phase III involved the implementation of the intervention program, entitled the Seek, Receive, and Respond to Feedback Program, which was delivered to 23 students during the pre-clinical clerkship orientation, followed by an evaluation three months after the intervention. The feedback-seeking perception instrument consists of 10 items grouped into two factors, with a Cronbach’s alpha value of 0.913. Implementation results indicated that the program improved students’ understanding and attitudes toward feedback-seeking behavior; however, there was no improvement in perception scores regarding feedback-seeking behavior three months after intervention. This study resulted in the development of the Seek, Receive, and Respond to Feedback Program, an educational intervention emphasizes the importance of students’ active role in seeking and utilizing feedback as part of the learning process and the formation of professional identity. Additionally, a valid and reliable instrument to assess perceptions of feedback-seeking behavior was produced. Interventions aimed at changing feedback-seeking behavior should not be limited to a single occurrence during the educational journey but must be continuous and involve not only students, but also clinical teachers and the broader learning environment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library