Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Wahyuningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Verba smatrjet', melihat, memandang, mengawasi, menonton, nampak, awas. Vidjet, 'melihat mengalami ' , slusat', 'mendengarkan, mengikuti', ' slysat', mendengar' termasuk ke dalam verba yang memperlihatkan 'proses'. Makna proses dari semua verba biasanya tidak tergantung dari makna leksikal.

Verba smatrjet' dalam hubunganmya dengan objek memakai kata depan HA na dan kata depan B v untuk kegiatannya yang tidak lama dan mempunyai makna kegiatan yang dilakukan 'sekilas'. Sedangkan untuk kegiatan yang memerlukan waktu lama tidak memerlukan kata depan, dan mempunyai makna kegiatan yang dilakukan ' sungguh-sungguh' . Dari hasil analisis didapat ada penyimpangan yang terjadi apabi1a verba smatrjet' digunakan dalam bahasa puisi. Sedangkan penyimpangan makna dalam pemakaian verba slysat' dan vidjet', disebabkan oleh pengaruh konteks kalimat.
1989
S15160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nike Dwi Wahyuningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Pemanenan air hujan adalah kegiatan menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi yang bertujuan untuk pengunaan masa depan agar terpenuhi kebutuhan air manusia. Di negara maju seperti Korea Selatan, Texas (U.S), Australia, Jerman dan Singapura sudah menggunakan sistem panen air hujan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Faktor yang mempengaruhi kualitas limpasan air hujan dalam sistem pemanenan air hujan yaitu material komponen pemanenan air hujan dan faktor eksternal lainnya seperti kondisi klimatologi, intensitas curah hujan dan periode hari kering. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas limpasan air hujan pada variasi jenis atap, faktor-faktor yang mempengaruhi dan potensi pemanfaatannya di pemukiman kawasan industri. Penelitian ini menggunakan 3 jenis atap full scale yaitu jenis atap asbes, genteng dan seng, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 10 kali dengan metode komposit. Jenis atap genteng memiliki kualitas limpasan air hujan terbaik dibanding jenis atap asbes dan seng. Faktor internal seperti jenis material atap dan kemiringan atap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas limpasan air hujan. Intensitas curah hujan yang tinggi dan periode hari kering yang panjang menyebabkan semakin tinggi konsentrasi kontaminan dalam limpasan air hujan. Pemanfaatan limpasan air hujan menjadi air bersih untuk kebutuhan sanitasi perlu dilengkapi dengan unit pengolahan yang sederhana.
ABSTRACT
Rainwater harvesting is the activity of collecting rainwater locally and storing it through various technologies that aim to use in the future to meet water needs in various human activities. Developed countries such as South Korea, Texas (U.S), Australia, Germany and Singapore have used rainwater harvesting systems to meet clean water needs. Factors that affect the quality of rainwater runoff in the rainwater harvesting system are rainwater harvesting components and other external factors such as climatological conditions including the intensity of rainfall and dry days. This study aims to analyze the quality of rainwater runoff on the type of roof variation, the influenced factors and potential utilization of rainfall runoff in residential industrial estates. This study uses 3 types of full-scale roofs consisted of asbestos roofs, tile and zinc, with 10 times sampling using the composite method. The tile roof type has the best quality of rainwater runoff compared to the type of asbestos roof and zinc. Internal factors such as the type of roofing material and the slope of the roof have a significant influence on the quality of rainwater runoff. The high intensity of rainfall and long dry period causes higher concentrations of contaminants in rainwater runoff. The utilization of rainwater runoff into clean water for sanitation needs to be equipped with a simple processing unit.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rutiana Dwi Wahyuningsih
Abstrak :
Abstract. Social accountability has been believed as an approach to overcome the deficit of the formal accountability (both horizontal and vertical accountability). Social accountability is percieved as a public accountability which is initiated by and aimed for the society. Several studies found the effectiveness of social accountability in encouraging a more transparent government and a wider public involvement. Those studies identified variables which contribute to the social accountability, i.e. the degree of government openness; the density of community organizations and their advocation capability; social, political, and cultural environment; and the public information accessibility. Data for this paper is collected through in-depth interviews and focused group discussion with the major players in the budget policy making process, including local government officers, members of local house of representatives (DPRD), and activists of the local community groups in the Regency of Karanganyar. This paper argues that despite its effectiveness, social accountability also produce some counterproductive excesses. The term social accountability paradox is used in this paper to represent the abuse of social accountability and it risks. This paper aims to identify the practices of social accountability abuse in the local budget policymaking process, with the case of the Regency of Karanganyar. Based on the study, there are some requirement to be fulfilled In order to increase the social accountability of the public budget policy making process, i.e. (1) revision of regulations to encourage a more transparency in the budget public information; (2) the development of community-based monitoring and dialogues forums; and (3) the increasing of the capability of community groups in conducting social accountability audit.

Abstrak. Akuntabilitas sosial dalam perkembangan wacana akuntabilitas diyakini sebagai pendekatan untuk menambal defisit akuntabilitas formal, baik akuntabilitas horisontal maupun akuntabilitas vertikal. Akuntabilitas sosial adalah akuntabilitas publik yang secara langsung atau tidak langsung diinisiasi masyarakat atau ditujukan kepada masyarakat. Banyak studi menemukan bahwa akuntabilitas sosial efektif untuk mendorong pemerintah lebih transparan dan membuka ruang pelibatan publik lebih luas. Variabel yang ditemukan berkontribusi membangun akuntabilitas sosial adalah derajad keterbukaan pemerintah; densitas organisasi/kelompok komunitas dan tingkat kapasitasnya melakukan advokasi; lingkungan sosial, politik, dan budaya, serta keterbukaan akses informasi publik. Data untuk tulisan ini dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan diskusi terfokus dengan para aktor utama yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan anggaran, baik dari pemerintah, DPRD, dan kelompok warga/komunitas lokal di Kabupaten Karanganyar. Tulisan ini berpendapat bahwa di samping keefektifannya, akuntabilitas sosial juga menimbulkan beberapa dampak yang kontraproduktif. Tulisan ini menggunakan istilah paradoks akuntabilitas untuk mewakili penyalahgunaan dan resiko dari akuntabilitas sosial. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktek penyalahgunaan akuntabilitas sosial dalam proses penganggaran daerah, dengan kasus di Kabupaten Karanaganyar. Berdasar hasil dari kajian ini, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk meningkatkan akuntabilitas sosial dalam proses penganggaran daerah, yaitu: (1) revisi kebijakan untuk mendorong transparansi informasi anggaran daerah; (2) pengembangan forum monitoring dan dialog berbasis masyarakat; dan (3) peningkatan kapabilitas kelompok warga masyarakat untuk melakukan audit akuntabilitas sosial.
universitas sebelas maret, faculty of political and science, 2014
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rutiana Dwi Wahyuningsih
Abstrak :
Abstract. In the case of Karanganyar Regency, this study identify that al­though the public aspire to have an adequate understanding about the APBD, the access for obtaining the information is very limited. Data collection methods used in this research were: (1) documents study on the Local Government Development Plan (RKPD) and the Regional Budget (APBD); (2) semi open-ended questionnaires; (3) in-depth interviews; and (4) focus group discussions. The data then analyzed using descriptive analysis and interpretive analysis methods. This paper recognizes the potency of ICT in developing the forum for public access and deliberation related to the budget information; while also identifies the challenges facing the implementation of ICT for the local budget accountability and the development of budget information literacy among the public.

Abstrak. Dalam kasus di Kabupaten Karanganyar, penelitian ini mengidentifikasi bahwa, walaupun masyarakat berkeinginan untuk memiliki pemahaman mengenai APBD, akses untuk mendapatkan informasi mengenai APBD sangat terbatas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) studi literature pada dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD); (2) kuesioner semi-terbuka; (3) wawancara mendalam; dan (4) focus group discussions. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis intepretasi. Dari penelitian ini didapatkan bahwa potensi TIK dalam mengembangkan forum untuk akses publik dan musyawarah berkaitan dengan informasi anggaran; dan juga mengidentifikasi tantangan yang dihadapai dalam mengimplementasikan ICT untuk akuntabilitas anggaran daerah dan pengembangan informasi literasi anggaran di masyarakat.
Faculty of Social and Political Sciences Universitas Sebelas Maret, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyuningsih
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk mencari tahu keefektifan penggunaan Randall ESL Cyber Listening Lab terhadap pemahaman menyimak siswa dikelas sebelas di SMA PRISMA kota Serang. Peneliti menggunakan penelitian quantitative dengan menggunakan design true experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada dikelas sebelas di SMA PRISMA Kota Serang. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI IPS 1 sebagai kelas experimental dan XI IPS II sebagai kelas kontrol. Masing-masing kelas terdiri dari 20 siswa adalah kelas X Mipa 4 sebagai kelas experimental dan X Mipa 3 sebagai kelas kontrol. Instrument dalam penelitian ini menggunakan tes menyimak. itu bisa disimpulkan bahwa null hypothesis diterima. Bisa disimpulkan bahwa Randall ESL Cyber Listening Lab effective sebagai media terhadap siswa dalam pemahaman menyimak dikelas sebelas di SMA PRISMA Kota Serang.
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2018
400 BEBASAN 5:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library