Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indri Dwi Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah intervensi berupa coaching dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada Primagama Rotacy, sehingga berdampak pada peningkatan Organizational Citizenship Behavior (OCB). Penelitian ini dilakukan terhadap 35 karyawan (10 karyawan full time dan 25 karyawan part time) pada Primagama Rotacy, dengan menggunakan alat ukur Organizational Citizenship Behavior dari Podsakoff, MacKenzie, Moorman dan Fetter (1990) serta Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) dari Weiss, Dawis, England dan Lofquist (1967). Dengan menggunakan analisa regresi terhadap variabel OCB dan kepuasan kerja, maka diperoleh hasil 88,4% variasi skor OCB disebabkan skor kepuasan kerja dengan data seluruh karyawan dan 93,6% variasi skor OCB disebabkan skor kepuasan kerja dengan data karyawan part time. Di sisi lain, dimensi kompetensi supervisor memiliki pengaruh paling signifikan terhadap OCB. Program intervensi yang dirancang untuk meningkatkan OCB adalah coaching pada supervisor. Coaching disusun berdasarkan hard competency supervisor yang belum terpenuhi. Hasil diskusi dengan kepala cabang menyatakan bahwa intervensi ini akan menjadi salah satu cara pengelolaan karyawan di organisasi sehingga dapat memberikan kepuasan kepada karyawan dengan harapan mampu meningkatkan OCB dan jumlah konsumen.
ABSTRACT
The research aimed to determine the effect of coaching, as intervention program, to enhance employee’s job satisfaction in Primagama Rotacy, in order to improve Organizational Citizenship Behavior (OCB). Research conducted on 35 employees (10 full time employees and 25 part time employees), by using Podsakoff, MacKenzie, Moorman dan Fetter (1990), Organizational Citizenship Behavior and Weiss, Dawis, England dan Lofquist (1967), Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ). By using regression analysis to both variable, the result show that 88,4% variance of OCB’s score depend on job satisfaction’s score for all employees and the result show that 93,6% variance of OCB’s score depend on job satisfaction’s score for part time employees. On the other hand, supervisor’s competency, working condition, and compensation as job satisfaction factor, were having most significance influence among other factors. Based on this, therefore, interventions program was designed to improve OCB, which is design of coaching at supervisor. Coaching was designed depend on supervisor’s hard competency that still unfilled. Discussion with branch director showed that this intervention will one of way to manage employee in organization so that employee satisfaction will be increase and hopefully can increase OCB and amount of customer.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofita Dwi Wahyuni
Abstrak :
Restorative Justice sebagai tujuan pemidanaan dalam Putusan Pengadilan belum diatur dalam peraturan perundang-undangan. Hakim dapat menerapkannya dengan menggali nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Tujuan sanksi adat adalah untuk mengembalikan keseimbangan, keharmonisan dan kerukunan pihak yang berkonflik. Penerapan restorative justice sebagai tujuan pemidanaan dalam putusan pengadilan, menyelesaikan konflik antara pelaku, korban dan masyarakat. Penelitian ini menganalisa putusan no.21/pid.B/2009/Pn.Srln dan No.22/Pid.B/2009/Pn.Srln, kedua putusan ini telah menerapkan restorative justice sebagai tujuan pemidanaan. Penelitian ini adalah penelitian normatif dengan deskriptif analitis sebagai sifatnya. Hasil penelitian perlunya menerapkan restorative justice dalam putusan pengadilan sebagai tujuan pemidanaan. Hakim meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya dalam menjatuhkan pemidanaan.
Restorative justice as the aim of punishment in the cout have not been set by the law. The Jusde could apply by exploring the value of living law in the society. The aim of customary sanctions is to restore balance, harmony and concord the conflicting parties. The application of restorative justice as the aim of punishment in the court, resolving the conflict between the offender, victim and society. This research analyzes the decision no.21/Pid.B/2009/Pn.Srln dan no.22/Pid.B/2009/Pn.Srln, both decisions have applied restorative justice as the aim of punishment. This research is normative research with analytical description as its character. The research result of the importance of applying restorative justice in the court decision as the aim of punishment. Judge should increase their knowledge and ability to impose punishment.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T32519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Dwi Wahyuni
Abstrak :
Latar belakang. Dermatofitosis adalah infeksi jamur yang disebabkan dermatofita, yang banyak terjadi di negara tropis dan masih menjadi masalah kesehatan kulit di masyarakat, terutama di Indonesia. Infeksi yang disebabkan dermatofita memerlukan pengobatan antijamur yang lama, dan dapat terjadi kekambuhan dan kronisitas. Oleh karena itu, uji kepekaan dermatofita terhadap antijamur sangat menunjang untuk penatalaksanaan pasien. Metode standar untuk uji kepekaan dermatofita yang diakui oleh Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) adalah metode mikrodilusi kaldu (M38-A2). Metode berbasis agar seperti metode difusi cakram adalah metode alternatif lain yang menjanjikan, karena lebih sederhana, memiliki reprodusibilitas tinggi, murah, dan lebih cepat dibandingkan metode mikrodilusi kaldu. Tujuan penelitian. Penggunaan metode difusi cakram untuk alternatif uji kepekaan dermatofita terhadap flukonazol. Metode Penelitian. Desain penelitian ini adalah studi potong lintang. Sampel diperoleh dari pasien dengan diagnosis dermatofitosis di poliklinik Departemen Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, Jakarta, selama kurun waktu November 2012- Agustus 2013 Hasil dan Pembahasan. Jumlah sampel dermatofita yang diuji adalah 40 sampel yang diisolasi dari 113 spesimen klinik, yang terdiri dari kerokan kulit, kuku, dan rambut. Dilakukan uji kepekaan terhadap flukonazol menggunakan metode difusi cakram dan metode mikrodilusi kaldu M38-A2 CLSI pada 5 spesies yaitu Trichophyton rubrum (20), Trichophyton mentagrophytes (11), Epidermophyton floccosum (4), Microsporum gypseum (3) dan Microsporum canis (2). Korelasi yang signifikan diperoleh antara diameter zona hambat (DZH) dan kadar hambat minimum (KHM) flukonazol terhadap dermatofita (r = - 705; p< 0,001). Sebaran nilai DZH terhadap KHM flukonazol pada kelima spesies dermatofita sangat bervariasi. Nilai ambang diameter zona hambat resisten Trichophyton rubrum terhadap flukonazol adalah 43 mm, dengan nilai sensitivitas 78% dan spesifisitas 55% pada kurva ROC, dengan nilai area under curve (AUC) 0,712 dan nilai p > 0,05. Kesimpulan. Metode difusi cakram dapat menjadi pemeriksaan alternatif yang mudah untuk uji kepekaan dermatofita terhadap antijamur di laboratorium klinik rutin, walaupun masih perlu diujikan kembali dengan sampel yang lebih banyak. ...... Background. Dermatophytosis is a fungal infection caused by dermatophytes, which is major public skin problems in tropical countries, particularly in Indonesia. Dermatophyte infections need long-term treatment with antifungal agents, and often become recurrent and chronic. Therefore, antifungal susceptibility testing of dermatophytes against antifungal is helpful to support patient management. The standard method for antifungal susceptibility testing of dermatophytes which is approved by Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI) is broth microdilution (M38-A2). Agar based methods such as diskdiffusion is another promising method, because it is simple, reproducible, and faster than broth microdilution. Objective. To use disk diffus ion methodas a promising antifungal susceptibilitytesting for dermatophytes against fluconazole. Methods. Design of this study is cross sectional. Samples were collected from patients with clinical diagnosis of dermatophytoses in the clinic of Dermatology and Venereology in Cipto Mangun Kusumo National Hospital Jakarta, during November 2012 to August 2013. Result and Discussion. Total of 40 dermatophytes samples were isolated from 113 clinical specimens, which were consisted of skin scrapings, nails, and hair. Susceptibility against fluconazole using the disc diffusion method and broth microdilution method CLSI M38-A2 were tested to 5 species, i.e. Trichophyton rubrum (20), Trichophyton mentagrophytes (11), Epidermophyton floccosum (4), Microsporum gypseum (3) and Microsporum canis (2). A significant correlation was found between the inhibition zone diameter (IZDs) and minimum inhibitory concentration (MICs) to fluconazole (r = - 705; p< 0,001). The distribution of inhibition zone diameter versus minimum inhibitory concentration of fluconazole on five species of dermatophytes was diversed. Threshold value of inhibition zone diameter 43 mm for Trichophyton rubrum resistance againts fluconazole, sensitivity 78% and specificity of 55% were obtained in the ROC curve, and the value of the area under the curve (AUC) 0.712, p>0.05. Conclusion. Disk diffusion could become a promising method for the antifungal susceptibility testing of dermatophytes against fluconazole in routine clinical laboratory, eventhough it still needs to be tested again with more samples.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Dwi Wahyuni
Abstrak :
[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh good governance, pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan ukuran pemerintah daerah terhadap kinerja pemerintah provinsi di Indonesia. Penelitian dilakukan terhadap 33 Pemerintah Provinsi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menyimpulkan good governance, pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan ukuran pemerintah daerah terbukti berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pemerintah Daerah di Indonesia.
ABSTRACT
This study aims to examine the influence of good governance, locally-generated revenues, intergovernmental revenue, and local government size to the performance of the Local Government in Indonesia. This research is conducted on 33 Provincial Government in Indonesia. The research method used to analyze the data is multiple linear regression. The result of this study provides evidence that good governance, locally-generated revenues, intergovernmental revenue, and local government size have a significant influence on the local government performance in Indonesia. , This study aims to examine the influence of good governance, locally-generated revenues, intergovernmental revenue, and local government size to the performance of the Local Government in Indonesia. This research is conducted on 33 Provincial Government in Indonesia. The research method used to analyze the data is multiple linear regression. The result of this study provides evidence that good governance, locally-generated revenues, intergovernmental revenue, and local government size have a significant influence on the local government performance in Indonesia. ]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Octavia Dwi Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK Brown dan James, secara skematik, melalui teori pelipatan dan segmental juxtaposisi ventrodorsal embrionik menegaskan bahwa foregut primitif memiliki komponen dorsal dan ventral yang berbeda dikarenakan pelipatan sefalokaudal pada bidang-bidang primordial lempeng embrionik trilaminar. Namun masih belum jelas apakah semua segmen endodermal usus terbentuk dari komponen ventral dan dorsal akibat pelipatan sefalokaudal atau ada bagian segmen endodermal usus yang hanya terbentuk akibat pelipatan lateral embrionik. Nkx2.1 ditemukan di anterior ventral foregut sebagai salah satu penentu pola dorsoventral pada awal pembentukan foregut dan juga merupakan faktor transkripsi spesifik untuk perkembangan primordium paru. Endodermal foregut ventral bagian kaudal, yang terbentuk dari segmen embrionik rostal, merupakan endodermal primordium paru sehingga Nkx2.1 dapat menjadi kandidat penentu batas akhir pelipatan sefalokaudal sebelah sefalik. Untuk itu, perlu dipahami pola ekspresi Nkx2.1 pada proses pelipatan sefalokaudal. Desain penelitian adalah deskriptif observasional, menggunakan embrio tikus Sprague Dawley usia ED 9.5, ED10, ED10.5 dan ED1, kemudian diperiksa ekspresi protein Nkx2.1 dengan menggunakan teknik imunohistokimia. Ekspresi Nkx2.1 di foregut ventral pertama kali terlihat pada embrio ED 11 dan tidak terekspresi di seluruh usus depan bagian ventral, tetapi mempunyai pola khusus, yaitu terekspresi pada primordium tiroid, setinggi kaudal lengkung faring pertama dan pada usus depan bagian ventral setinggi jantung, mulai setinggi kanalis atrioventrikularis hingga distal sinus venosus. Batas lateral ekspresi Nkx2.1 di endodermal foregut tidak tegas. Pada batas akhir pelipatan, Nkx2.1 tidak terekspresi sehingga Nkx2.1 tidak dapat dijadikan penanda batas akhir pelipatan sefalokaudal sebelah sefalik.
ABSTRACT Brown and James, schematically, through theory of embryonic folding and segmental ventrodorsal juxtapositioning, assert that primitive foregut has different dorsal and ventral parts because cephalocaudal folding in the fields of primordial embryonic trilaminar plate. But it is unclear whether all segments of endoderm gut is formed from the ventral and dorsal components cause cephalocaudal folding or any part endoderm segment of intestine only from embryonic lateral folding. Nkx2.1 was found in the anterior ventral foregut as one determinant of dorsoventral pattern in the early foregut formation and also a specific transcription factor for the development of lung primordium. Ventral part of caudal foregut endoderm, formed from embryonic segment rostal, is endoderm lung primordium so Nkx2.1 may be a candidate determinant cephalic part boundary marker of cephalocaudal folding. For that, we need to understand the pattern of expression of Nkx2.1 during cephalocaudal folding process. The study design was observational descriptive, using embryo rat strain Sprague-Dawley aged E9.5, E10, E 10.5 and E11, then examined the expression of Nkx2.1 protein using immunohistochemical techniques. Nkx2.1 expression in the ventral foregut first seen in embryos E11 and not expressed in the whole ventral foregut, but has a special pattern, which is expressed in the thyroid primordium, as level as caudal first pharyngeal arch and the ventral foregut at heart level, ranging as level as atrioventricularis canal to the distal venous sinuses. The lateral limits of Nkx2.1 expression in endoderm foregut indecisive. At the end of cephalocaudal folding, Nkx2.1 is not expressed so Nkx2.1 can?t be used as a cephalic part boundary marker of cephalocaudal folding.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslinda Dwi Wahyuni
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada pengukuran kinerja Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM RI dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard. Pendekatan Balanced Scorecard mengukur kinerja dari 4 perspektif yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual yang berjumlah 511 orang, dan Konsultan Hak Kekayaan Intelektual yang terdaftar berjumlah 200 orang. Sampel penelitian ini adalah 511 responden yaitu seluruh pegawai Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, 70 orang Konsultan HKI terdaftar yang dipilih sebagai responden dengan kriteria khusus yaitu yang paling banyak mendaftarkan permohonan HKI selama 2 tahun terakhir, dan 10 orang responden ahli. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa kinerja Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan pendekatan Balanced Scorecard adalah cukup baik dengan total skor 43. Hasil pengukuran skor serta bobot dari para ahli untuk keseluruhan aspek sebesar 3,29 sehingga termasuk kategori kinerja baik. Kinerja dengan nilai paling tinggi ada pada kinerja keuangan, dan kinerja kepuasan pelanggan. Sedangkan kinerja yang mendapat skor paling kecil adalah kinerja proses bisnis internal, dan kinerja pembelajaran dan pertumbuhan. Upaya-upaya stratejik untuk meningkatkan kinerja Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual harus terus dilakukan agar tingkat kinerja Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual berada pada kondisi yang lebih baik/sangat baik terutama pada kinerja proses bisnis internal dan kinerja pembelajaran dan pertumbuhan. Dari kinerja proses bisnis internal, perlu adanya peningkatan kualitas otomasi administrasi HKI, dan kerja sama antar institusi. Untuk kinerja pembelajaran dan Pertumbuhan, perlu peningkatan pengetahuan dan kesejahteraan pegawai. Dalam rangka memperbaiki pelayanan publik, Ditjen HKI dapat memberikan perhatian pada prioritas utama perbaikan layanan Ditjen HKI yang diperoleh dari unsur tingkat penting pelanggan yaitu pada unsur reliability. Prioritas selanjutnya adalah Emphaty, Responsiveness, Assurance, dan Tangibility. Kinerja keuangan juga perlu ditingkatkan agar pendapatan negara bukan pajak dapat mencapai target yang ditetapkan setiap tahunnya sehingga kinerja Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual menjadi sangat baik.
This research focuses on performance measurement using Balanced Scorecard approach at Directorate General of Intellectual Property Rights Department of Law and Human Rights Indonesia. Balanced Scorecard approach measures 4 different perspectives such as learning and growth perspective, internal business process perspective, customer perspective, and financial perspective. The research population are 511 employees of Directorate General of Intellectual Property Rights, and 200 Intellectual Property Consultants. The research sampels are 511 respondents, all of Directorate General of Intellectual Property Rights employee, 70 Intellectual Property Consultants who are selected based on the number of application during these two years, 10 expert respondents who are 1 Director General of Intellectual Property Rights, 2 Directors, 5 Head of Sub Directorate, and 2 examiners (1 senior paten examiner and 1 senior trademark examiner). The result of this research can be concluded that Directorate General of Intellectual Property Rights performance using Balanced Scorecard approach is quite good with total score 43. Performance measure based on the expert judge is good with total score 3,29. The highest scores are in financial performance, and customer performance. The lowest scores are internal business process performance and learning and growth performance. The strategic efforts to enhance Directorate General of Intellectual Property Rights performance should be remain continually so the level of performance can achieve best conditions, mainly to internal business process performance and learning and growth performance. For internal business process performance, needs to improve the quality of intellectual property administration automation, and cooperation among the institutions. For learning and growth performance needs to improve employee?s knowledge and welfare. In the effort to improve the quality of public service, Directorate General of Intellectual Property Rights should pay attention on first priority of improvement that is reliability. Next priorities are Emphaty, Responsiveness, Assurance, and Tangibility. Financial performance needs to be improved so that Directorate General of Intellectual Property Rights can achieve target on Country Income Besides Tax annually so financial performance will be best.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 24915
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siska Dwi Wahyuni
Abstrak :
Sistem pori pada reservoir karbonat sangat kompleks dibanding sistim pori pada batuan klastik. terdapat tiga jenis klasifikasi tipe pori pada batuan karbonat, yaitu Interparticle, Stiff dan Crack. Kompleksitas tipe pori tersebut dapat menyebabkan perubahan kecepatan gelombang-P sebesar 40%, serta membuat pengkarakterisasian reservoir karbonat menjadi hal yang sulit ketika estimasi gelombang S dilakukan hanya dengan tipe pori dominan saja (interparticle). Oleh karena itu, pemodelan modulus elastis batuan dengan memperhitungkan kompleksitas tipe pori pada batuan karbonat menjadi hal yang penting. Differential Effective Medium (DEM) merupakan salah satu metoda pemodelan modulus elastis batuan yang memperhitungkan heterogenitas tipe pori pada batuan karbonat dengan melakukan penambahan inklusi tipe pori sedikit demi sedikit kedalam material induk (host material) hingga proporsi materi yang diinginkan tercapai. Selain modulus elastis yang telah memperhitungkan heterogenitas tipe pori, pada penelitian ini juga dihasilkan jenis pori sekunder, persentase dari tipe pori primer dan sekunder, serta estimasi kecepatan gelombang shear. ......Pore system in the carbonate reservoirs are very complex than the pore system on clastic rocks . There are three types of classification of pore types in carbonate rocks , the interparticle , Stiff and Crack . The complexity of the pore types can cause changes in P-wave velocity by 40 % , as well as create a carbonate reservoir characterization becomes difficult when the S wave estimation is done only with the type of dominant pore ( interparticle ) . Therefore , modeling the elastic moduli of rock taking into account the complexity of type pores in carbonate rocks become essential. Differential Effective Medium ( DEM ) is a method of modeling the elastic moduli of rock that takes into account the heterogeneity of types of pores in carbonate rocks by adding a pore -type inclusions little by little into the parent material ( host material ) until the proportion of the material is reached. In addition to the elastic moduli which has taken into account the heterogenity of pore type. This research also produced the type of secondary pores , percentage of primary and secondary pore types , and the estimation of shear wave velocity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wahyuni
Abstrak :
Penurunan massa tulang akan terus terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Osteopenia atau berkurangnya densitas (kepadatan) tulang merupakan prediktor awal akan terjadinya osteoporosis (keropos tulang) di waktu yang akan datang. Penyebab osteopenia salah satunya adalah karena kebiasaan dalam mengkonsumsi makanan. Kebiasaan makan pada diet vegetarian (tidak mengkonsumsi daging hewani) berbeda dengan kebiasaan makan masyarakat pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran osteopenia dan faktor? faktor yang berhubungan dengan osteopenia pada kelompok vegetarian umur 20-35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat. Faktor?faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah osteopenia (variabel dependen), umur, jenis kelamin, IMT (Indeks Massa Tubuh), pengetahuan tentang osteoporosis, jenis vegetarian, lama vegetarian, kebiasaan olah raga, kebiasaan merokok, konsumsi makanan sumber kalsium, konsumsi susu dan hasil olahannya, konsumsi kacang-kacangan dan hasil olahannya, konsumsi sayuran dan buah-buahan konsumsi kafein, konsumsi alcohol dan konsumsi suplemen. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, FFQ, pengukuran tinggi badan dan berat badan serta pemeriksaan tulang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi osteopenia pada kelompok vegetarian umur 20-35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira Jakarta Barat sebesar 34,5 %. Faktor-faktor yang berhubungan dengan osteopenia adalah jenis kelamin dan pengetahuan. Faktor-faktor yang tidak berhubungan secara signifikan adalah umur, IMT (Indeks Massa Tubuh), jenis vegetarian, lama vegetarian, kebiasaan olah raga, kebiasaan merokok, konsumsi makanan sumber kalsium, konsumsi susu dan hasil olahannya, konsumsi kacang-kacangan dan hasil olahannya, kebiasaan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, konsumsi kafein, konsumsi alkohol dan konsumsi suplemen. Namun pada penelitian ini, terdapat kecendrungan proporsi osteopenia lebih besar pada IMT < 18 kg/m2, lama vegetarian > 5 tahun, pernah merokok, tidak olah raga, konsumsi sumber kalsium/hari ≤ median (≤ 4,47), tidak mengkonsumsi susu, konsumsi kafein/hari > median (> 0,34), konsumsi alkohol dan tidak mengkonsumsi suplemen. Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan seperti peningkatan pengetahuan secara optimal bagi kelompok vegetarian laki-laki dan perempuan dalam mencegah terjadinya osteopenia dan osteoporosis dikemudian hari, dengan mengkonsumsi makanan sumber kalsium seperti susu dan hasil olahannya, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti susu kedele, sayuran dan buah-buahan. Olah raga yang dianjurkan untuk pencegahan osteopenia dan osteoporosis adalah olah raga dengan pembebanan (weight-bearing exercises) 3-5 kali seminggu selama 30-45 menit, dilakukan pagi hari di luar ruangan (outdoor) yang cukup Vitamin D dari sinar matahari serta batasi konsumsi makanan atau minuman penghambat penyerapan kalsium seperti kafein (teh, kopi, soda), alkohol dan kebiasaan merokok.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nassha Andita Dwi Wahyuni
Abstrak :
Tesis ini menganalisis pengaruh sensualitas iklan, asal model dalam iklan khususnya model yang berasal dari negara Indonesia, Amerika dan Korea Selatan serta tingkat etnosentrisme pada konsumen, selanjutnya akan dilihat pengaruhnya pada sikap konsumen terhadap iklan (attitude toward the ad), sikap konsumen terhadap merk (attitude toward the brand) serta niat pembelian (purchase intention) dari konsumen. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan merupakan riset konklusif yang bersifat kausal dimana bertujuan untuk menguji hipotesis dan khususnya untuk memeriksa hubungan antara variabel-variabel dependen dan independen yang diuji. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan sensualitas iklan, asal model dalam iklan dengan tingkat etnosentrisme konsumen pada attitude toward the ad, attitude toward the brand baik pada iklan yang menggunakan model dari Indonesia, Amerika maupun Korea Selatan. Namun pada purchase intention, terdapat pengaruh yang signifikan antara penggunaan sensualitas iklan, asal model dalam iklan dengan tingkat etnosentrisme konsumen. ...... This thesis analyzes the influence of sex in advertising, model’s country of origin especially the origin of the model in the ad derived from Indonesia, the United States and Korea as well as the level of consumer’s ethnocentrism, on consumer attitudes toward the ad, attitude toward the brand and purchase intention. This study used quantitative methods and was a conclusive research with causal type, which its objective was to test the hypothesis and especially to verify the relationship between its independent and dependent variables. The results of this study indicate that there is no significant relationship between the use of sex in advertising, model’s country of origin and consumer ethnocentrism on attitude toward the ad, attitude toward the brand on the advertisement that use the model from Indonesia, United States and South Korea. But in the purchase intention, there is a significant influence in the use of sex in advertising, model’s country of origin and consumer ethnocentrism.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>