Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ati Dwi Kurniati
Abstrak :
Pengertian kompetensi menurut Peraturan Ketua LAN Nomor 9 Tahun 2005, adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan kerja, karakteristik, sikap dan perilaku yang mutlak widyaiswara untuk mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Kegiatan widyaiswara yang ada selama ini tidak lepas dari kegiatan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Cilandak yang tertuang dalam POA BBPK Cilandak. Tugas widyaiswara adalah memberikan pendidikan dan pelatihan dalam proses pembelajaran di kelas dan di luar kelas. Setiap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari widyaiswara merupakan bagian dari penerapan kompetensi yang sesuai dengan standar kompetensi yang ada untuk setiap jenis jabatan. Namun, dari hasil rekapitulasi evaluasi widyaiswara tahun 2006 yang dinilai oleh peserta latih, diperoleh hasil bahwa metoda pengajaran kurang menarik (20,59%), kurang kreatif dan inovatif (8,82%), modul sulit dimengerti (5,88%), perlu pengetahuan yang up to date (2,94%), agar lebih banyak praktek (5,88%), metode kurang sistematis (11,76%), widyaiswara tidak tepat dalam penyampaian materi (26,47%), dan widyaiswara kurang memanfaatkan waktu (17,65%). Disamping itu juga dari hasil telaah dokumen terhadap tingkat keterlibatan diperoleh data selama tahun 2006, yaitu hanya 15,24% widyaiswara dilibatkan dalam kegiatan diklat yang diselenggarakan di BBPK Cilandak. Oleh karena itu, perlunya dukungan berupa sistem informasi widyaiswara yang bertujuan menyimpan data widyaiswana untuk diolah dalam suatu sistem aplikasi, sehingga dihasilkan informasi berupa indikator pelaksanaan tugas yang berbasis kompetensi, dan penyajian informasi dalam bentuk tabel dan grafik. Metodologi yang digunakan adalah berdasarkan system development life cycle (SDLC) yang terdiri dari tahap pre-analisis sistem, analisis sistem, perancangan sistem dan ujicoba sistem. Pengujian sistem hanya dilakukan di laboratorium dengan menggunakan data simulasi. Pengumpulan data dan informasi dengan teknik wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Unit kerja yang menjadi obyek penelitian adalah widyaiswara BBPK Cilandak. Informan yang memberikan data dan informasi adalah Kepala BBPK Cilandak, Koordinator Widyaiswara, staf bagian kepegawaian, dan sekretaris widyaiswara. Dalam pelaksanaannya masih ditemui kendala diantaranya adalah sulitnya melengkapi input data karena rnemerlukan koordinasi dengan bagian kepegawaian. Selain itu, belum tersedia basis data untuk penelusuran spesialisasi yang dimiliki widyaiswara dan data diklat yang pernah diikuti widyaiswara. Pemanfaatan komputer belum optimal, hanya dipergunakan untuk mengetik, ketepatan waktu pengiriman dan kelengkapan laporan rendah, serta belum ada Standard Operating Procedure (SOP) untuk peningkatan kornpetensi widyaiswara. Untuk itu perlu dirancang suatu model sistem informasi widyaiswara berbasis kompetensi yang dilengkapi dengan basis data spesialisasi, data diklat yang pernah diikuti, dan data pengalaman mengajar/mendidik/melatih. Sebagai hasil dari penelitian ini adalah terbentuknya prototipe Sistem Informasi Widyaiswara Berbasis Kompetensi (SIWBK) di BBPK Cilandak yang diharapkan dapat menyediakan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan. Komponen proses dalam SIWBK ini terdiri dari matriks dimensi kompetensi, analisis hasil penilaian rating kompetensi, yang kemudian dilakukan perhitungan indikator kompetensi dalam bentuk persentase. Kegiatan pengukuran kompetensi atau assessment centre dilakukan setiap triwulan dengan tanggung jawab pelaksana adalah tim penilai (assessor) yang memenuhi kriteria penilaian yang ditetapkan. Agar pelaksanaan sistem informasi ini dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan, dibutuhkan komitmen dan kebijakan pendukung dari pimpinan, termasuk mekanisme umpan balik serta monitoring dan evaluasi. ......Understanding of competency according to rule of Chief of LAN RI Number 9 year 2005, is a package of knowledge, skills, characteristic and attitude whose absolutely provide by widyaiswara in their capability to do their task and responsibility professionally. Until now, all widyaiswara activities were part of BPPK Cilandak activities as noted in POA BPPK Cilandak. Widyaiswara's task is to provide education and training in learning process in the class and outdoor. Every main task and function of widyaiswara is part of applying competency as followed competency standard available for every position. However, the result from evaluation of widyaiswara recapitulation in year 2006 valued by trainees, showed that teaching method was less attractive (20,59%), less creative and innovative (8,82%), module not understandable (5,88%), the knowledge was not up-to-date (2,94%), less practical (5,88%), method was not systematic (11,76%), less effectiveness in teaching (26,47%), and less efficient (17,65%). Also from observed report resulted that in year 2006, only 15,24% of widyaiswara that involved in diklat activities held at BPPK Cilandak. Therefore, needed support in form of information system for widyaiswara to collect all data of widyaiswara, and get process by an application system to get information in form of indicator task working based on competency, and presented in form of table and graphic. Methodology used for this scheme was based on system development life cycle (SDLC) which is consist of pre-analysis system, analysis system, planning system and trial system. Testing system done only in laboratory using simulation data. Data and information collected by interviewing, observation, and documents analysis. The object of this study was widyaiswara of BPPK Cilandak. Data and information also collected from Chief of BPPK Cilandak, Widyaiswara coordinator, Staff from human resource, and widyaiswara secretary. There is obstacles like data input hardly complete because of less coordination among staffs and database for determination widyaiswara specialization is not available. Also usage of computers still not optimal yet; low in accuracy and delivery report; and no SOP to increase competency of widyaiswara. Therefore, there's a need to develop a scheme of information system for widyaiswara based on competency and complete with data base of specialization, kind of diklat they've been in, and data of teaching/training experience. The result of this study was created a prototype of Information System for Widyaiswara Based on Competency (SIWBK) at BPPK Cilandak which can provide accurate, punctual and relevant information. The components involved in the process consist of matrix of competency dimension, study analysis of competency rating which needed in measurement of competency indicator in percentage. Competency assessment conducts every three months with assessor team as the person in charge. To make the system goes well, a commitment and support policy, including feedback mechanism, monitoring and evaluation will needed.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kurniati
Abstrak :
Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, begitu banyak masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan, diantaranya masalah diplomasi modern yang sama sekali baru bagi bangsa Indonesia. Meskipun menurut ukuran kondisi dan situasi waktu itu masalah mempertahankan kelangsungan hidup negara lebih banyak menyangkut bidang kesiap-siagaan fisik, namun unsur diplomasi sebagai salah Satu alat untuk mempertahankan negara menduduki tempat yang juga sangat menentukan. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melihat sejauh mana keberhasilan perjuangan diplomasi Indonesia di forum PBB. terutama setelah agresi militer II Belanda hingga pengakuan kedaulatan. Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan, berupa buku-buku, dokumen, artikel majalah, Surat kabar, hasil-hasil sidang PBB, Serta wawancara. Masalah pertikaian Indonesia dengan Belanda telah masuk agenda PBB sejak: bulan Juli 1947 hingga bulan Desember 1949. Pengajuan masalah ini ke forum EBB, karena Pemerintah Indonesia beranggapan, bahwa masalah pertikaiannya dengan Belanda tenting siapa yang berdaulatan terhadap wilayah Indonesia, tidak dapat lagi diselesaikan melaui perundingan bilateral dengan Pemerintah Belanda. Dari hasil panelitian penulis, penulis melihat bahwa ada dua tahap perjuangan diplomasi Indonesia di PBB. Tahap pertama dari bulan Juli 1947 hingga Juli 1948, yang ternyata tidak berhasii. Ketidakberhasilan tersebut disebabkan adanya Perang Dingan antara Amerika Serikat dengan sekutu-sekutunya yang beraliran demokrasi berhadapan dengan Uni Soviet dan kelompoknya, yang berpahamkan komunis, yang melanda juga situasi persidangan di PBB. Akibatnya, usaha Indonesia untuk menggunakan PBB sebagai media panyelesaian pertikaiannya dengan Belanda dalam prakteknya selaluterbentur oleh kepentingan nasiona1 dari kedua negara adikuasa, tersebut, dan pada akhirnya juga mempengaruhi sikap yang harus diambil negara-negara anggota PBB 1ainnya. Dalam perkembangan kemudian, terutama setelah Belanda melancarkan agresi militernya yang kedua dan kemampuan Indonesia menumpas pemberontakan komunis di Madiun, Indonesia baru dapat menggunakan forum PBB secara efektif. Keberhasilan tersebut juga dipengaruhi oleh kemampuan delegasi Indonesia di luar negeri, khususnya di Amerika Serikat (PBB) membentuk suatu pendapat masyarakat dunia yang mendukung perjuanggan Indonesia melawan Belanda. Serangan Umum 1 Maret 1949 yang mengejutkan dunia internasional. Dan tak kalah pentingnya adalah kemampuan Indonesia memanfaatkan situasi Penang Dingin yang mengakibatkan perubahan sikap Amerika Serikat dari pasif' menjadi lebih aktif mendukung Indonesia dan mendesak Belanda agar mau berunding kembali kesemua faktor di atas akhirnya memudahkan Indonesia menggunakan PBB sebagai media diplomasina, guna menyelesaik.an pertikaiannya dengan Belanda rea1isasinya adalah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada bulan Desember 1949 melalui konperensi Meja Bundar yang diadakan di negeri Belanda.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kurniati
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang gambaran penerapan sistem proteksi aktif, pasif, keselamatan jiwa, serta sistem tanggap darurat kebakaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerapan sistem proteksi aktif, pasif, keselamatan jiwa, serta sistem tanggap darurat kebakaran yang dilihat berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum yang dilengkapi dengan standar National Fire Protection Association. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif melalui metode observasi, telaah dokumen, dan wawancara tidak terstruktur untuk mengetahui penerapan sistem proteksi di plant paper mesin (PM) B. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem proteksi aktif, pasif, keselamatan jiwa, serta sistem tanggap darurat kebakaran belum seluruhnya memenuhi standar.
This research discusses about overview the application of active and passive protection systems, life safety, and emergency response of fire at plant paper machine (PM) B. The purpose of this study is to describe the application of active protection systems, passive, life safety, fire and emergency response are seen based on the Minister of Public Works, incorporating the National Fire Protection Association standards. This research used descriptive research through observation, review of documents, and unstructured interviews to determine the application of protection system at plant paper machine (PM) B. The conclusions of this research are the active and passive protection systems, life safety, and emergency response of fire at plant paper machine (PM) B have not fully complied the standards.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library